Anda di halaman 1dari 7

‫‪Jangan Pernah Tinggalkan Sholat‬‬

‫‪khotbahjumat.com/797-jangan-pernah-tinggalkan-sholat.html‬‬

‫‪Peliharalah semua sholat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah‬‬
‫]‪(dalam shalatmu) dengan khusyu’ (QS. Al-Baqarah: 238). [Redaksi KhotbahJumat.com‬‬

‫‪KHUTBAH JUM’AT PERTAMA‬‬

‫ﺎم َواﻟﺘﱠ ْﻜ ِﺮﯾ ِْﻢ‪،‬‬ ‫ﱠﻦ َﺧﻠَ َﻖ ﺑِ ْ ِ ْ‬ ‫ﺎن ﻓِﻲ أَ ْﺣ َﺴ ِﻦ ﺗَ ْﻘ ِﻮﯾ ٍْﻢ‪َ ،‬و َﻓ ﱠ‬
‫ﻀﻠَ ُﻪ َﻋﻠَﻰ َﻛﺜِﯿ ٍ‬
‫ْﺮ ِﻣﻤ ْ‬ ‫ْاﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﷲِ َر ﱢب ْاﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َ َ ْ‬
‫ْﻦ َﺧﻠ َﻖ ِ‬
‫اﻹ ْﻧ َﺴ َ‬
‫ﺎﻹﻧ َﻌ ِ‬
‫ﻻ ُر ﱠد ﻓِﻲ ْاﻟ َﻬ َﻮان َو ْاﻟ َﻌ َﺬاب ْ َ‬
‫اﻷﻟِﯿ ِْﻢ‪،‬‬ ‫ﺎت اﻟﻨﱠ ِﻌﯿْﻢ‪َ ،‬وإ ﱠ‬ ‫ﻀﯿ ُ‬
‫ْﻞ ﻓِﻲ َﺟﻨﱠ ِ‬ ‫ﻫﺬا اﻟﺘﱠ ْﻔ ِ‬
‫اﺳﺘَ َﻤ ﱠﺮ ﻟَ ُﻪ َ‬ ‫اﺳﺘَ َﻘﺎ َم َﻋﻠﻰ َﻃ َ‬
‫ﺎﻋ ِﺔ اﷲِ ْ‬ ‫َﻓﺈِ ِن ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ُﺤ ﱠﻤ ًﺪا َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ َﺷ ِﻬ َﺪ ﻟَ ُﻪ‬
‫ﻼ ُق ْاﻟ َﻌﻠِﯿ ِْﻢ‪َ ،‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ﻣ َ‬
‫ْﻚ ﻟَ ُﻪ َو ُﻫ َﻮ ْاﻟ َﺨ ﱠ‬
‫ﻻ َﺷﺮﯾ َ‬ ‫َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َ َ ﱠ ُ‬
‫ﻻ إِﻟ َﻪ إِﻻ اﷲ َو ْﺣ َﺪ ُه َ ِ‬
‫ْﺞ اﻟ َﻘ ِﻮﯾ ِْﻢ‬ ‫َ ﱠ‬
‫ﺎر ْوا َﻋﻠﻰ اﻟﻨﻬ ِ‬ ‫ْﻦ َﺳ ُ‬ ‫ﺻ َﺤﺎﺑِ ِﻪ اﻟﱠ ِﺬﯾ َ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َوأَ ْ‬ ‫َرﺑﱡ ُﻪ ﺑِ َﻘ ْﻮﻟِﻪِ‪َ } :‬وإِﻧﱠ َﻚ ﻟَ َﻌﻠﻰ ُﺧﻠُ ٍﻖ َﻋ ِﻈﯿ ِْﻢ{ َ‬
‫ْﺮا‪ ،‬أَ ﱠم ﺑَ ْﻌ ُﺪ‬
‫ُﺴﺘَ ِﻘﯿ ِْﻢ‪َ ،‬و َﺳﻠﱠ َﻢ ﺗَ ْﺴﻠِﯿْﻤﺎً َﻛﺜِﯿ ً‬
‫اط اﻟﻤ ْ‬
‫اﻟﺼ َﺮ ِ‬
‫‪َ :‬و ﱢ‬
‫ﺻ َﻮ ِر ُﻛ ْﻢ‪َ ،‬وإِﻧﱠ َﻤﺎ ﯾَ ْﻨ ُﻈ ُﺮ إِﻟَﻰ ُﻗﻠُ ْﻮﺑِ ُﻜ ْﻢ‬
‫ﻻ ﯾَ ْﻨ ُﻈ ُﺮ إِﻟَﻰ ُ‬‫ْﺤﺎﻧَ ُﻪ َ‬ ‫ُﻮا أَ ﱠن اﷲَ ُﺳﺒ َ‬ ‫اﻋﻠَﻤ ْ‬
‫ﺎﻟﻰ َو ْ‬ ‫ﺎس‪ ،‬اﺗﱠ ُﻘ ْﻮا اﷲَ ﺗَ َﻌ َ‬ ‫أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﻨﱠ ُ‬
‫َوأَ ْﻋ َﻤﺎﻟ ُ‬
‫ِﻜ ْﻢ‬

‫‪Ma’asyiral muslimin rahimakumullah‬‬

‫اﻟﺼ َﻼ ِة ْاﻟ ُﻮ ْﺳ َﻄﻰ َو ُﻗﻮﻣُﻮا ﻟِﻠﱠـ ِﻪ َﻗﺎﻧِﺘ َ‬


‫ِﯿﻦ‬ ‫اﻟﺼﻠَ َﻮ ِ‬
‫ات َو ﱠ‬ ‫َﺣﺎﻓ ُ‬
‫ِﻈﻮا َﻋﻠَﻰ ﱠ‬

‫‪1/7‬‬
Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah
(dalam shalatmu) dengan khusyu’. (QS. Al-Baqarah: 238).

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala karunia,
hidayah dan berjuta kenikmatan tak terhingga yang telah Dia anugerahkan kepada kita
semua.

Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah


shalallahu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarga, sahabat, dan semua orang yang
mengikutnya hingga hari kemudian.

Selanjutnya marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dengan sebenar-benar takwa, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya.

Kaum muslimin ‘azzakumullah

Di zaman yang semakin dekat dengan hari akhir ini, kita menyaksikan suatu fenomena
memprihatinkan yang menimpa kaum muslimin, yaitu sebuah realita banyaknya orang
yang mengaku beragama Islam namun tidak memahami hakikat agama Islam yang
dianutnya, bahkan tingkah laku keseharian mereka sangatlah jauh dari nilai-nilai Islam itu
sendiri.

Di antaranya adalah banyaknya kaum muslimin di masa sekarang yang mulai


meremehkan dan menyia-nyiakan salat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani
meninggalkannya dengan sengaja dan terang-terangan. Padahal dalam Agama Islam,
salat memiliki kedudukan yang tidak bisa ditandingi oleh ibadah lainnya. Keistimewaan
tersebut tergambar dengan peristiwa isra’ dan mi’raj dimana Rasullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam menerima wahyu perintah salat. Setelah beliau sampai di Sidratul Muntaha,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berbicara langsung kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam. Yang demikian itu menunjukkan bahwa betapa agung kedudukan ibadah salat
dalam Islam, karena ia adalah tiang agama, di mana agama ini tidak akan tegak kecuali
dengannya. Dalam suatu hadis sahih Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ُ ‫َر ْأ‬
ِ ‫ِر َو ُة َﺳﻨَﺎ ِﻣ ِﻪ‬
ِ ‫اﻟﺠ َﻬﺎ ُد ﻓِﻲ َﺳﺒِﯿ‬
ِ‫ْﻞ اﷲ‬ ْ ‫اﻟﺼ َﻼ ُة َوذ‬ ْ ‫اﻹ ْﺳ َﻼ ُم َو َﻋﻤ‬
َ ‫ُﻮ ُد ُه‬ ِ ‫س اﻷ ْﻣ ِﺮ‬

“Pokok agama adalah Islam (berserah diri), tiangnya adalah salat, dan puncaknya adalah
jihad di jalan Allah.” (HR. At-Tirmidzi no. 26160).

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Salat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan setelah ikhlas dan tauhid,
sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

‫ِﻚ ِد ْﯾﻨُ ْﺎﻟ َﻘﯿﱢ َﻤ ِﺔ‬


َ ‫ااﻟﺰ َﻛﻮ َة َو َذﻟ‬
‫ُﺆﺗُ ْﻮا ﱠ‬
ْ ‫اﻟﺼﻠَﻮ َة َوﯾ‬
‫ُﻮا ﱠ‬ َ ‫ْﻦ ﻟَ ُﻪ اﻟ ﱢﺪﯾ‬
ْ ‫ْﻦ ُﺣﻨَ َﻔﺂ َء َوﯾُ ِﻘ ْﯿﻤ‬ َ ‫ِﺼﯿ‬ ‫ِﺮ ْوا إ ﱠ‬
ْ ‫ﻻ ﻟِﯿَ ْﻌﺒُ ُﺪ ْوااﷲَ ﻣ‬
ِ ‫ُﺨﻠ‬ ُ
ِ ُ ‫َو َﻣﺂ أﻣ‬

2/7
“Dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
(QS. Al-Bayyinah: 5)

Dan sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam,

‫ُﺆﺗُﻮا‬ َ ‫اﻟﺼ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ًﺪا َر ُﺳ ْﻮ ُل ﱠ‬


َ ‫ﻻ اﷲﱠُ َوأَ ﱠن ﻣ‬
ّ ‫ﻻ إﻟﻪ إ‬ َ َ ‫ِﺮ ُت أَ ْن أُ َﻗﺎﺗ‬
ْ ‫ِﻞ اﻟﻨﱠ َ ﱠ‬ ْ ‫أُﻣ‬
ْ ‫ َوﯾ‬،‫ﻼ َة‬ ‫ َوﯾُ ِﻘ ْﯿﻤُﻮا ﱠ‬، ‫اﷲ‬ ِ ِ َ ‫ﺎس َﺣﺘﻰ ﯾَﺸ َﻬ ُﺪ ْوا أ ْن‬
‫ َو ِﺣ َﺴﺎﺑُ ُﻬ ْﻢ َﻋﻠَﻰ اﷲ‬،‫ﻼ ِم‬ ْ ‫ﱠ ﱢ‬
َ ‫اﻹ ْﺳ‬ َ َ َ ‫ َﻓﺈِ َذا َﻓ َﻌﻠُ ْﻮا َذﻟ‬،‫اﻟﺰ َﻛﺎ َة‬.
‫ﱠ‬
ِ ‫ُﻮا ِﻣﻨﱢ ْﻲ ِد َﻣﺎ َء ُﻫ ْﻢ َوأ ْﻣ َﻮاﻟ ُﻬ ْﻢ إِﻻ ﺑِ َﺤﻖ‬
ْ ‫ﺼﻤ‬
َ ‫ َﻋ‬،‫ِﻚ‬

“Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwasanya
tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,
kemudian mendirikan salat dan menunaikan zakat. Apabila mereka melakukan itu, maka
mereka menjaaga darah dan harta mereka dariku kecuali dengan hak Islam, dan
perhitungan mereka diserahkan kepada Allah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Salat juga merupakan amal pertama kali yang akan dihisab di Hari Kiamat kelak, seperti
tersebut dalam hadis dari sahabat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

ْ ‫ َوإِ ْن َﻓ َﺴﺪ‬،‫ﺻﻠُ َﺤ ْﺖ َﻓ َﻘ ْﺪ أَ ْﻓﻠَ َﺢ َوأَ ْﻧ َﺠ َﺢ‬


‫َت َﻓ َﻘ ْﺪ‬ َ ‫ َﻓﺈِ ْن‬،‫ﻼﺗُ ُﻪ‬
َ‫ﺻ‬ ْ ‫ﺎﺳ ُﺐ ﺑِ ِﻪ ْاﻟ َﻌ ْﺒ ُﺪ ﯾَ ْﻮ َم ْاﻟ ِﻘﯿَﺎ َﻣ ِﺔ ﻣ‬
َ ‫ِﻦ َﻋ َﻤﻠِ ِﻪ‬ َ ‫إِ ﱠن أَ ﱠو َل َﻣﺎ ﯾ‬
َ ‫ُﺤ‬
‫ﺎب َو َﺧ ِﺴ َﺮ‬ َ
َ ‫ﺧ‬.

“Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal seorang hamba pada Hari Kiamat
adalah salat. Apabila salatnya baik, maka ia telah berbahagia dan sukses, tetapi apabila
salatnya jelek, maka ia telah celaka dan rugi.” (HR. At-Tirmidzi, no. 413)

Di samping itu, salat adalah wasiat terakhir Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
kepada umatnya, sebagaimana telah diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwasanya ia
berkata,

‫ﻼ َة َو َﻣﺎ َﻣﻠَ َﻜ ْﺖ أَ ْﯾ َﻤﺎﻧُ ُﻜ ْﻢ‬


َ ‫اﻟﺼ‬ َ ‫اﻟﺼ‬
‫ﻼ َة ﱠ‬ ‫اﷲ ﱠ‬‫ﺻﯿﱠ ِﺔ َر ُﺳ ْﻮ ِل ﱠ‬
ِ ‫آﺧ ِﺮ َو‬ َ ‫ َﻛ‬.
ْ ‫ﺎن ﻣ‬
ِ ‫ِﻦ‬

“Wasiat terakhir Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah ‘Kerjakanlah salat,


Kerjakanlah salat, dan tunaikanlah kewajiban kalian terhadap budak-budak yang kalian
miliki.” (HR. Ahmad, no. 25944)

Hadirin yang Dirahmati Allah

3/7
Inilah gambaran agungnya kedudukan ibadah salat dalam agama Islam yang kita anut.
Alquran dan Sunah yang sahih memberikan ancaman keras bagi orang yang
meninggalkan salat. Dalam surat Al-Mudatstsir ayat 42-43 Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,

َ ‫ُﺼﻠﱢ‬
‫ﯿﻦ‬ َ ‫ َﻗﺎﻟُﻮا ﻟَ ْﻢ ﻧَ ُﻚ ﻣ‬.‫ﺎﺳﻠَ َﻜ ُﻜ ْﻢ ﻓِﻲ َﺳ َﻘﺮ‬
َ ‫ِﻦ ْاﻟﻤ‬ َ ‫َﻣ‬

“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (Neraka)?” Mereka menjawab, “Kami
dahulu (di dunia) tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat.”

Adapun di dalam Sunah disebutkan bahwa orang yang meninggalkan salat diancam akan
dikumpulkan bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf. Beliau shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ِﻆ َﻋﻠَ ْﯿ َﻬﺎ ﻟَ ْﻢ ﯾَ ُﻜ ْﻦ ﻟَ ُﻪ ﻧُ ْﻮ ٌر َو‬


‫ﻻ‬ ْ ‫ُﺤﺎﻓ‬
َ ‫ َو َﻣ ْﻦ ﻟَ ْﻢ ﯾ‬،ِ‫ُﺮ َﻫﺎﻧًﺎ َوﻧَ َﺠﺎ ًة ﯾَ ْﻮ َم ْاﻟ ِﻘﯿَﺎ َﻣﺔ‬
ْ ‫َﻣ ْﻦ َﺣﺎ َﻓ َﻆ َﻋﻠَ ْﯿ َﻬﺎ َﻛﺎﻧَ ْﺖ ﻟَ ُﻪ ﻧُ ْﻮ ًرا َوﺑ‬
ٍ َ‫ْﻦ َﺧﻠ‬
‫ﻒ‬ ُ َ ‫ و َﻫﺎ َﻣ‬،‫ِﺮ َﻋ ْﻮ َن‬ ُ ‫ﺎن ﯾَ ْﻮ َم ْاﻟ ِﻘﯿَﺎ َﻣ ِﺔ َﻣ َﻊ َﻗ‬
ْ ‫ َوﻓ‬،‫ﺎر ْو َن‬ َ ‫ َو َﻛ‬،‫ﻻ ﻧَ َﺠﺎٌة‬
َ ‫ﺎن َو‬
ٌ ‫ُﺮ َﻫ‬
ِ ‫ َوأﺑَ ﱢﻲ ﺑ‬،‫ﺎن‬ َ ْ ‫ﺑ‬.

“Barangsiapa yang menjaganya (salat fardhu) maka pada Hari Kiamat dia akan
memperoleh cahaya, bukti nyata (yang akan membelanya), dan keselamatan. Dan
barangsiapa yang tidak menjaganya, maka dia tidak memiliki cahaya, bukti nyata (yang
akan membelanya), dan keselamatan, serta pada Hari Kiamat dia akan (dikumpulkan)
bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, no. 6540, Ad-
Darimi, no. 2721, Sahih Ibnu Hibban, no. 1476. Syu’aib al-Arna’uth mengatakan
‘Isnadnya sahih.’ Didhaifkan oleh al-Albani di dalam Dhaif al-Jami no. 2851).

Jama’ah Jum’at hafizhakumullah

Lantas, apa hukum orang yang meninggalkan salat?

Seluruh ulama umat Islam sepakat bahwa orang yang meninggalkan salat karena
mengingkari kewajibannya adalah kafir. Namun kemudian mereka berbeda pendapat
tentang orang yang meninggalkan salat tanpa mengingkari kewajibannya. Di antara
mereka ada yang berpendapat bahwa ia telah kafir dan keluar dari Islam. Sementara
yang lain menyatakan bahwa hukumnya masih berada di bawah kesyirikan dan
kekafiran.

Para ulama juga berbeda pendapat tentang hukuman yang layak bagi orang yang
meninggalkan salat. Sebagian mereka berpendapat bahwa hukumannya adalah didera
dan dipenjara, sedangkan yang lain mengatakan bahwa ia harus dibunuh sebagai hukum
had baginya, bukan karena murtad.

4/7
Akan tetapi jamaah sekalian, terlepas dari perbedaan pendapat para ulama tentang
hukum dan hukuman bagi orang yang meninggalkan salat dengan sengaja, hendaknya
seorang muslim merasa takut apabila keislamannya diperdebatkan oleh para ulama
dengan sebab meninggalkan salat. Meski seharusnya sudah cukup bagi kita untuk
merasa takut jikalau meninggalkan salat dikarenakan ancaman yang begitu keras dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Sehingga Ibnu Qayyim berkata, “Orang yang meninggakan salat telah berbuat dosa
besar daripada berzina, mencuri, dan minum khamar. Orang yang meninggalkan salat
akan mendapatkan hukuman dan kemurkaan Allah di dunia dan di Akhirat.” (Kitab Ash-
Shalah wa Hukmu Tarikiha, Hal. 9).

Salat adalah kebutuhan batin seorang hamba, layaknya makan dan minum sebagai
kebutuhan lahirnya. Sehari saja manusia tidak makan, maka badannya akan terasa
lemas dan tidak berdaya. Makan adalah hajat manusia dan penopang kesehatan
badannya. Kebutuhan jasmani terhadap makanan harus dipenuhi, sebagaimana
kesehatan rohani juga harus dipenuhi. Kebutuhan hati kita harus dipenuhi dengan
banyak berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan di antaranya adalah dengna
mengerjakan salat.

Hadirin rahimakumullah

Perhatikanlah orang-orang yang tidak salat! Hidupnya tidak mengalami ketenangan,


meskipun secara lahiriyah hidupnya kaya raya dan mempunyai harta yang berlimpah,
namun mereka sama sekali tidak mengalami ketenangan dan tidak juga kenyamanan.
Berbeda dengan orang yang salat, ia merasa tenang dan bahagia. Melaksanakan salat
dapat menenangkan hati, karena di dalam salat mengandung dzikrullah (mengingat
Allah) dan itu mebawa kepada ketenangan batin, sebagaimana Firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala,

ُ ُ‫ِﻦ ْاﻟ ُﻘﻠ‬


‫ﻮب‬ ‫ِﻛ ِﺮ اﷲِ ﺗَ ْﻄ َﻤﺌ ﱡ‬ َ َ‫ِﻛ ِﺮ اﷲِ أ‬
ْ ‫ﻻﺑِﺬ‬ ْ ‫ِﻦ ُﻗﻠُﻮﺑُﻬُﻢ ﺑِﺬ‬ َ ‫اﻟﱠﺬ‬
‫ِﯾﻦ َءا َﻣﻨُﻮا َوﺗَ ْﻄ َﻤﺌ ﱡ‬

“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Jiwa orang yang melakukan salat akan mengalami ketenangan dan akan mendapatkan
thuma’ninah dalam hidup. Berbeda dengan orang yang enggan salat. Hidupnya
mengalami was-was, tidak tentang, ketakutan, dan selalu diganggu oleh setan.

Tunaikanlah salat karena ajal begitu dekat. Laksanakanlah perintah-Nya selagi amal
masih dicatat. Segeralah bertaubat sebelum pintu-Nya tertutup rapat. Jadilah hamba
yang taat demi meraih surga-Nya yang penuh dengan nikmat.

ْ ‫ أَُﻗ ْﻮ ُل َﻗ ْﻮﻟ‬.‫اﻟﺬ ْﻛ ِﺮ ْاﻟ َﺤ ِﻜﯿ ِْﻢ‬


‫ِﻲ ﻫﺬا‬ ِ َ‫ِﻦ ْاﻵﯾ‬
‫ﺎت َو ﱢ‬ ُ ‫ِﻲ َوإﯾ‬
َ ‫ﱠﺎﻛ ْﻢ ﺑِ َﻤﺎ ِﻓ ْﯿ ِﻪ ﻣ‬ ْ ِ ‫ِﻲ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻓِﻲ ْاﻟ ُﻘ ْﺮ‬
ِ ْ ‫ َوﻧَ َﻔ َﻌﻨ‬،‫آن اﻟ َﻜ ِﺮﯾ ِْﻢ‬ ْ ‫ﺎر َك اﷲ ﻟ‬
َ َ‫ﺑ‬
‫ِﻲ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ‬ ُ ‫َوأَ ْﺳﺘَ ْﻐﻔ‬
ْ ‫ِﺮ اﷲَ ﻟ‬

5/7
KHUTBAH JUM’AT KEDUA

َ ‫ﱠﺌﺎت أَ ْﻋ َﻤﺎﻟِﻨَﺎ َﻣ ْﻦ ﯾَ ْﻬ ِﺪ ِه اﷲُ َﻓ‬


‫ﻼ‬ ِ ‫ِﻦ ُﺷ ُﺮ ْو ِر أَ ْﻧ ُﻔ ِﺴﻨَﺎ َو َﺳﯿ‬
ْ ‫ُﻮ ُذ ﺑِﺎﷲِ ﻣ‬ ُ ‫إِ ّن ْاﻟ َﺤ ْﻤ َﺪ ِﷲِ ﻧَ ْﺤ َﻤ ُﺪ ُه َوﻧَ ْﺴﺘَ ِﻌ ْﯿﻨُ ُﻪ َوﻧَ ْﺴﺘَ ْﻐﻔ‬
ْ ‫ِﺮ ُه َوﻧَﻌ‬
ُ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲ‬
َ ‫ﺪا َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ َو‬‫ُﺤﻤ‬
َ ‫ﻻ اﷲُ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ّن ﻣ‬
ّ ‫ﻻ إﻟ َﻪ إ‬ َ ْ َ َ َ ‫ﻼ َﻫﺎد‬ ْ ‫ُﻀ ّﻞ ﻟَ ُﻪ َو َﻣ ْﻦ ﯾ‬
ْ ‫ُﻀﻠ‬
ِ ِ َ ‫ِي ﻟ ُﻪ أﺷ َﻬ ُﺪ أ ْن‬ َ ‫ِﻞ َﻓ‬ ِ‫ﻣ‬

ً ‫َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﺗَ ْﺴﻠِ ْﯿ ًﻤﺎ َﻛﺜِﯿ‬


‫ْﺮا‬

Ma’asyiral muslimin a’azzanallah waiyyakum

Jika meninggalkan salat memang perkara yang boleh disepelekan atau ditolerir, niscaya
orang yang sedang sakit tidak akan diperintahkan untuk mengerjakannya. Logika
manakah yang membenarkan diperbolehkannya meninggalkan salat bagi orang yang
sehat, sementara orang yang sakit saja diwajibkan untuk mengerjakannya? Ini
menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan salat cenderung menuruti hawa
nafsunya, mengikuti keinginan syahwat, serta mengabaikan jalan yang lurus dan sesuai
dengan logika akal manusia.

Bagaimana pun keadaan yang kita alami, maka salat wajib kita lakukan. Baik ketika sehat
ataupun sedang sakit, dalam keadaan safar maupun bermukim. Salat wajib yang lima
waktu harus tetap dikerjakan, bagaimana pun kondisi kita.

Oleh sebab itu hadirin sekalian, dalam khutbah yang singkat ini khatib ingin menasihati
khatib pribadi dan jamaah sekalian janganlah sekali-kali kita meremehkan salat apalagi
meninggalkannya. Jadilah kita termasuk hamba-hamba Alah yang selalu menjaga salat,
karena kita tidak tahu berapa umur kita yang tersisa. Berapa pun panjangnya usia kita,
namun kita meyakini bahwa kita pasti akan meninggalkan dunia yang fana ini. Dan setiap
orang yang mengadakan perjalanan pasti membutuhkan bekal. Sementara perjalanan
yang satu ini adalah perjalanan yang sangat panjang dan tidak akan kembali lagi.
Barangsiapa yang dalam perjalanan tersebut tidak memiliki bekal, maka ia berarti telah
menderita kerugian yang tak akan tergantikan dan tidak ada bandingannya. Bagaimana
seseorang selalu lalai, sementara usianya berlalu bagaikan awan yang berarak di
angkasa. Tiba-tiba saat ia dipanggil untuk memenuhi janji yang tidak dapat ditunda-tunda
(kematian), maka ia pun kemudian mencari bekal, hanya saja yang ia dapati cuma tanah
yang menghimpitnya, sementara ia tidak mendapatkan orang yang dapat
menyelematkannya atau menolongya, wal’iyadzu billah.

Mudah-mudahan Allah memberikan kita petunjuk untuk melaksanakan salat yang lima
waktu dan melaksanakan kebaikan sesuai dengan syariat. Mudah-mudahan Allah
menjadikan hari-hari kita penuh dengan amal saleh yang akan membawa kita kepada
kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah senantiasa
memberikan hidayah pada segala urusan kita dan memberikan petunjuk kepada kita
semua dalam menapaki jalan-Nya yang lurus, jalan orang-orang yang Allah berikan
nikmat kepada mereka, jalan para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada, serta
orang-orang yang saleh, bukan, jalan orang-orang tersesat.

6/7
‫اﻫ ْﯿ َﻢ‪ ،‬إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‪.‬‬
‫ْﺮ ِ‬ ‫اﻫ ْﯿ َﻢ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬
‫آل إِﺑ َ‬ ‫ْﺮ ِ‬ ‫ﺻﻠﱠﯿ َ‬
‫ْﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ َ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﻛ َﻤﺎ َ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬
‫آل ﻣ َ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َ‬
‫ﺻ ﱢﻞ َﻋﻠَﻰ ﻣ َ‬
‫اﻫ ْﯿ َﻢ‪ ،‬إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ‬
‫ْﺮ ِ‬ ‫اﻫ ْﯿ َﻢ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬
‫آل إِﺑ َ‬ ‫ﺎر ْﻛ َﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ َ‬
‫ْﺮ ِ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﻛ َﻤﺎ ﺑَ َ‬
‫آل ﻣ َ‬ ‫ﺎر ْك َﻋﻠَﻰ ﻣ َ‬
‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬ ‫َوﺑَ ِ‬
‫ْﺐ‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ِرﻧَﺎ‬ ‫ات‪ ،‬إِﻧﱠ َﻚ َﺳ ِﻤﯿ ٌ‬
‫ْﻊ َﻗ ِﺮﯾ ٌ‬ ‫ﻷ ْﺣﯿَﺎ ِء ِﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ َو ْا َ‬
‫ﻷ ْﻣ َﻮ ِ‬ ‫ﺎت ْا َ‬ ‫ْﻦ َو ْاﻟﻤ ْ‬
‫ُﺆ ِﻣﻨَ ِ‬ ‫ﺎت‪َ ،‬و ْاﻟﻤ ْ‬
‫ُﺆ ِﻣﻨِﯿ َ‬ ‫ْﻦ َو ْاﻟﻤ ْ‬
‫ُﺴﻠِ َﻤ ِ‬ ‫ِﺮ ﻟ ِْﻠﻤ ْ‬
‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬ ‫ْ‬
‫اﻏﻔ ْ‬
‫اﺟﺘِﻨَﺎﺑَ ُﻪ‪َ .‬رﺑﱠﻨَﺎ آﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َوﻓِﻲ ِ‬
‫اﻵﺧ َﺮ ِة‬ ‫ار ُز ْﻗﻨَﺎ ْ‬ ‫ﺎﻋ ُﻪ‪َ ،‬وأَ ِرﻧَﺎ ْاﻟﺒَ ِ‬
‫ﺎﻃ َﻞ ﺑﺎَ ِﻃ ً‬
‫ﻼ َو ْ‬ ‫ْاﻟ َﺤ ﱠﻖ َﺣ ‪‬ﻘﺎ َو ْ‬
‫ار ُز ْﻗﻨَﺎ اﺗﱢﺒَ َ‬
‫ﺎن َرﺑ َ‬
‫ﱢﻚ‬ ‫ْﺤ َ‬ ‫اﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ﻟ ِْﻠﻤُﺘﱠﻘ َ‬
‫ِﯿﻦ إِ َﻣﺎ ًﻣﺎ‪ُ .‬ﺳﺒ َ‬ ‫اﺟﻨَﺎ َو ُذ ﱢرﯾﱠﺎﺗِﻨَﺎ ُﻗ ﱠﺮ َة أَ ْﻋﯿ ٍ‬
‫ُﻦ َو ْ‬ ‫اب اﻟﻨﱠﺎر‪َ .‬رﺑﱠﻨَﺎ َﻫ ْﺐ ﻟَﻨَﺎ ﻣ ْ َ‬
‫ِﻦ أ ْز َو ِ‬ ‫ِ‬ ‫َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َو ِﻗﻨَﺎ َﻋ َﺬ َ‬
‫ْﻦ َو ْاﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱠﷲِ َر ﱢب ْاﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ﻼ ٌم َﻋﻠَﻰ ْاﻟﻤ ْ‬
‫ُﺮ َﺳﻠِﯿ َ‬ ‫ﺼ ُﻔ ْﻮ َن‪َ ،‬و َﺳ َ‬ ‫‪.‬ر ﱢب ْاﻟﻌ ﱠ‬
‫ِﺰ ِة َﻋﻤﱠﺎ ﯾَ ِ‬ ‫َ‬
‫اﻟﺼ َ‬
‫ﻼ َة‬ ‫ِﻢ ﱠ‬ ‫ﱠ َ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَﻰ ﻣ َ‬
‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َو َ‬
‫ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ‪َ .‬وأﻗ ِ‬ ‫َو َ‬

‫‪7/7‬‬

Anda mungkin juga menyukai