Anda di halaman 1dari 8

Dunia, Ladang Beramal

khotbahjumat.com/1303-dunia-ladang-beramal.html

Jika kita keluar rumah, kita akan menyaksikan bahwa kebanyakan manusia –mungkin
juga diri kita– memandang dunia sebagai tujuan hidupnya. Belum yang kita saksikan di
kota-kota baik di pinggiran jalan, di kendaraan; di bus-bus, kereta maupun lainnya. Kita
akan menyaksikan bahwa yang terlintas di benaknya hanyalah “Bagaimana caranya
agar bisa hidup enak di dunia ini”, tidak lebih dari itu. Seakan-akan tidak pernah
terlintas di hati ini bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan bahwa Allah
menjadikan dunia ini sebagai ladang untuk beramal. Kita akan melihat manusia
bermegah-megahan dalam segala hal sampai tidak sempat lagi beramal. (Redaksi,
www.khotbahjumat.com)

***

‫ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ‬

KHUTBAH PERTAMA

1/8
َ ‫ﺎت أَ ْﻋ َﻤﺎﻟِﻨَﺎ َﻣ ْﻦ ﯾَ ْﻬ ِﺪ ِه اﷲُ َﻓ‬
‫ﻼ‬ ِ َ‫ِﻦ ُﺷ ُﺮ ْو ِر أَ ْﻧ ُﻔ ِﺴﻨَﺎ َو َﺳﯿﱢﺌ‬
ْ ‫ُﻮ ُذ ﺑِﺎﷲِ ﻣ‬ ُ ‫إِ ﱠن ْاﻟ َﺤ ْﻤ َﺪ ﷲِ ﻧَ ْﺤ َﻤ ُﺪ ُه َوﻧَ ْﺴﺘَ ِﻌ ْﯿﻨُ ُﻪ َوﻧَ ْﺴﺘَ ْﻐﻔ‬
ْ ‫ِﺮ ُه َوﻧَﻌ‬

َ ‫ْﻚ ﻟَ ُﻪ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ﻣ‬
‫ُﺤﻤﱠﺪاً َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه‬ َ ‫ﻻ َﺷﺮﯾ‬ ُ ‫ِي ﻟَ ُﻪ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َ َ ﱠ‬
ِ َ ‫ﻻ إِﻟ َﻪ إِﻻ اﷲ َو ْﺣ َﺪ ُه‬ َ ‫ِﻞ َﻓ‬
َ ‫ﻼ َﻫﺎد‬ ْ ‫ُﻀ ﱠﻞ ﻟَ ُﻪ َو َﻣ ْﻦ ﯾ‬
ْ ‫ُﻀﻠ‬ ِ‫ﻣ‬
‫ َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ‬.

“‫ُﻮن‬ ْ ‫ﻻ َوأَﻧﺘُﻢ ﻣ‬
َ ‫ﱡﺴﻠِﻤ‬ ‫ﻻ ﺗَﻤُﻮﺗُ ﱠﻦ إ ﱠ‬
ِ
‫ﻮا ﱠ‬
َ ‫اﷲ َﺣ ﱠﻖ ﺗُ َﻘﺎﺗِ ِﻪ َو‬ ْ ‫ﻮا اﺗﱠ ُﻘ‬ َ ‫”ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ‬.
ْ ُ‫ِﯾﻦ آ َﻣﻨ‬

ً ‫اﺣ َﺪ ٍة َو َﺧﻠَ َﻖ ِﻣ ْﻨ َﻬﺎ َز ْو َﺟ َﻬﺎ َوﺑَ ﱠﺚ ِﻣ ْﻨ ُﻬ َﻤﺎ ر َﺟ‬


َ ‫ﺎﻻ َﻛﺜِﯿﺮاً َوﻧ‬
“‫ِﺴﺎء‬ ِ ٍ ‫ﱠﻜ ُﻢ اﻟﱠﺬِي َﺧﻠَ َﻘ ُﻜﻢ ﱢﻣﻦ ﻧﱠ ْﻔ‬
ِ ‫ﺲ َو‬ ُ ‫ﻮا َرﺑ‬ ُ ‫ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﻨﱠ‬
ْ ‫ﺎس اﺗﱠ ُﻘ‬
ُ ‫ﺎن َﻋﻠَﯿ‬
ً‫ْﻜ ْﻢ َرﻗِﯿﺒﺎ‬ ‫اﻷ ْر َﺣﺎ َم إ ﱠن ﱠ‬
َ ‫اﷲ َﻛ‬ َ ‫ﻮن ﺑ ِﻪ َو‬ُ ‫” َواﺗﱠ ُﻘ ْ ﱠ ﱠ‬.
ِ ِ َ ‫ﻮا اﷲ اﻟﺬِي ﺗَ َﺴﺎءﻟ‬

‫ُﻄ ْﻊ ﱠ‬
“َ‫اﷲ‬ ِ ‫ِﺮ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ُذﻧُﻮﺑَ ُﻜ ْﻢ َو َﻣﻦ ﯾ‬
ْ ‫ِﺢ ﻟَ ُﻜ ْﻢ أَ ْﻋ َﻤﺎﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﯾَ ْﻐﻔ‬ ً ‫اﷲَ َو ُﻗﻮﻟُﻮا َﻗ ْﻮ‬
ْ ‫ ﯾ‬. ً‫ﻻ َﺳﺪِﯾﺪا‬
ْ ‫ُﺼﻠ‬ ‫ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا اﺗﱠ ُﻘﻮا ﱠ‬
َ ‫ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ‬
ً‫ﺎز َﻓ ْﻮزاً َﻋ ِﻈﯿﻤﺎ‬
َ ‫” َو َر ُﺳﻮﻟَ ُﻪ َﻓ َﻘ ْﺪ َﻓ‬

‫أﻣﺎ ﺑﻌﺪ‬

Jama’ah Jumat rahimakumullah


Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-
benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya
shallallahu ‘alaihi wa sallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya
shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Jama’ah Jumat yang semoga dimuliakan Allah


Jika kita keluar rumah, kita akan menyaksikan bahwa kebanyakan manusia –mungkin
juga diri kita– memandang dunia sebagai tujuan hidupnya. Belum yang kita saksikan di
kota-kota baik di pinggiran jalan, di kendaraan; di bus-bus, kereta maupun lainnya. Kita
akan menyaksikan bahwa yang terlintas di benaknya hanyalah “Bagaimana caranya
agar bisa hidup enak di dunia ini”, tidak lebih dari itu. Seakan-akan tidak pernah
terlintas di hati ini bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan bahwa Allah
menjadikan dunia ini sebagai ladang untuk beramal. Kita akan melihat manusia
bermegah-megahan dalam segala hal sampai tidak sempat lagi beramal. Allah berfirman:

2} ‫{ َﺣﺘﱠﻰ ُز ْرﺗُ ُﻢ ْاﻟ َﻤ َﻘﺎﺑِ َﺮ‬1} ‫ﺎﻛ ُﻢ اﻟﺘﱠ َﻜﺎﺛُ ُﺮ‬


ُ ‫}أَْﻟ َﻬ‬

2/8
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu-sampai kamu masuk ke dalam kubur.”
(QS. At Takaatsur: 1-2)

Ketika azan dikumandangkan mereka masih saja sibuk dengan pekerjaannya, tanpa
mempedulikan seruan adzan. Padahal tentang dunia ini, Allah Ta’ala berfirman,

‫ْﺚ أَ ْﻋ َﺠ َﺐ‬
ٍ ‫ﻻ ِد َﻛ َﻤﺜَ ِﻞ َﻏﯿ‬ َ ‫ال َو ْا‬
َ ‫ﻷ ْو‬ َ ‫ﺎﺧ ٌﺮ ﺑَ ْﯿﻨَ ُﻜ ْﻢ َوﺗَ َﻜﺎﺛُ ٌﺮ ﻓِﻲ ْا‬
ِ ‫ﻷ ْﻣ َﻮ‬ ٌ ‫اﻋﻠَﻤُﻮا أَﻧﱠ َﻤﺎ ْاﻟ َﺤﯿَ ُﺎة اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ ﻟَﻌ‬
ُ ‫ِﺐ َوﻟَ ْﻬ ٌﻮ َو ِزﯾﻨَ ٌﺔ َوﺗَ َﻔ‬ ْ
ْ ‫ِﺮٌة ﱢﻣ َﻦ اﷲِ َو ِر‬
ٌ ‫ﺿ َﻮ‬
‫ان‬ َ ‫اب َﺷﺪِﯾ ٌﺪ َو َﻣ ْﻐﻔ‬ َ ‫ﻮن ُﺣ َﻄﺎ ًﻣﺎ َوﻓِﻲ ْا‬
ٌ ‫ﻷ ِﺧ َﺮ ِة َﻋ َﺬ‬ ُ ‫ﺮا ﺛُ ﱠﻢ ﯾَ ُﻜ‬ ‫ُﺼ َﻔ‬ ُ ‫ﺎر ﻧَﺒَﺎﺗُ ُﻪ ﺛُ ﱠﻢ ﯾَ ِﻬ‬
ْ ‫ﯿﺞ َﻓﺘَ َﺮا ُه ﻣ‬ َ ‫ْاﻟ ُﻜ ﱠﻔ‬
ْ ُ َ‫ﻻ َﻣﺘ‬
‫ﺎاﻟ َﺤﯿَ ُﺎة اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺂ إ ﱠ‬
ْ ‫َو َﻣ‬
ِ ‫ﺎع اﻟ ُﻐ ُﺮ‬
‫ور‬ ِ

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan saling berbangga dalam kekayaan dan anak keturunan,
seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di
akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.
Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS. Al Hadiid
: 20)

Di ayat lain, Allah berfirman:

‫ﻷ ْﻧ َﻌﺎ ُم َﺣﺘﱠﻰ إِ َذآ‬ ُ ‫ض ِﻣﻤﱠﺎ ﯾَ ْﺄ ُﻛ ُﻞ اﻟﻨﱠ‬


َ ‫ﺎس َو ْا‬ َ ُ َ‫ﺎﺧﺘَﻠَ َﻂ ﺑ ِﻪ ﻧَﺒ‬
ِ ‫ﺎت ْاﻷ ْر‬ ِ ْ ‫اﻟﺴ َﻤﺂ ِء َﻓ‬
‫ِﻦ ﱠ‬ َ َ‫إِﻧﱠ َﻤﺎ َﻣﺜَ ُﻞ ْاﻟ َﺤﯿَﺎ ِة اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َﻛ َﻤﺂ ٍء أ‬
َ ‫ﻧﺰ ْﻟﻨَﺎ ُه ﻣ‬

‫ﺼﯿ ًﺪا‬ ً ‫ْﻼ أَ ْو ﻧَ َﻬ‬


َ َ‫ﺎرا َﻓ َﺠ َﻌ ْﻠﻨ‬
ِ ‫ﺎﻫﺎ َﺣ‬ ً ‫ﺎﻫﺂ أَ ْﻣ ُﺮﻧَﺎ ﻟَﯿ‬
َ َ‫ون َﻋﻠَ ْﯿ َﻬﺂ أَﺗ‬ ُ ‫ازﯾﱠﻨَ ْﺖ َو َﻇ ﱠﻦ أَ ْﻫﻠُ َﻬﺂ أَﻧﱠ ُﻬ ْﻢ َﻗﺎد‬
َ ‫ِر‬ ‫ض ُز ْﺧ ُﺮ ُﻓ َﻬﺎ َو ﱠ‬ َ ‫أَ َﺧ َﺬ ِت ْا‬
ُ ‫ﻷ ْر‬

َ ‫ﺎت ﻟِ َﻘ ْﻮ ٍم ﯾَﺘَ َﻔ ﱠﻜ ُﺮ‬ َ ‫ﺼ ُﻞ ْا‬ َ ‫ﺲ َﻛ َﺬﻟ‬ َ ‫َ ﱠ‬


‫ون‬ ِ َ‫ﻷﯾ‬ ‫ِﻚ ﻧُ َﻔ ﱢ‬ ِ ‫َﻛﺄن ﻟ ْﻢ ﺗَ ْﻐ َﻦ ﺑِ ْﺎﻷ ْﻣ‬

“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia itu, adalah seperti air yang Kami
turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanaman-
tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. hingga
apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan berhias, dan permliknya mengira
bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), tiba-tiba datanglah
kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan laksana
tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang
berfikir.” (QS. Yunus : 24)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ْ ُ‫ﻻ ﻣ ِْﺜ ُﻞ َﻣﺎ ﯾَ ْﺠ َﻌ ُﻞ أَﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ أ‬


‫ َﻓ ْﻠﯿَ ْﻨ ُﻈ ْﺮ ﺑِ َﻢ ﯾَ ْﺮ ِﺟ ُﻊ؟‬. ‫ﺻﺒُ َﻌ ُﻪ ﻓِﻲ ْاﻟﯿَ ﱢﻢ‬ ‫اﻵﺧ َﺮ ِة إ ﱠ‬
ِ ِ ‫َﻣﺎ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ ﻓِﻲ‬

3/8
“Dunia dibanding akhirat, tidak lain seperti salah seorang di antara kamu
menyelupkan jarinya ke dalam lautan (kemudian diangkat), lalu lihatlah yang
menempel darinya?” (HR. Muslim)

Hikmah di Balik Musibah

Kaum muslimin, jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah


Berbagai macam bencana, musibah, kecelakaan, dan kematian yang kita lihat seharusnya
membuat diri kita berhenti dari sikap ini “Mengerahkan pikiran dan tenaga hanya untuk
meraih kenikmatan dunia”, karena pada bencana, musibah, kecelakaan, dan kematian
terdapat bukti nyata akan fananya dunia dan tidak pantasnya dijadikan sebagai tempat
tujuan.

Cara Pandang yang Salah

Kaum muslimin, jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah


Sebenarnya, tidak mengapa meraih kesenangan dunia, hanya saja yang menjadi masalah
adalah ketika sibuk dengan dunia sampai lupa dengan akhirat. Shalat lima waktu dan
ibadah-ibadah lainnya yang sesungguhnya manusia diciptakan untuk itu malah
ditinggalkan dan tidak menggunakan kenikmatan yang ada untuk itu. Nampaknya, untuk
orang yang seperti ini hanya maut saja yang dapat membuatnya menyadari kelalaiannya.
Allah Ta’ala berfirman,

‫ﯾﺐ َﻓﺄَ ﱠ‬ ْ
‫ﺻ ﱠﺪ َق‬ ٍ ‫ﻮل َر ﱢب ﻟَ ْﻮﻵ أَ ﱠﺧ ْﺮﺗَﻨِﻲ إِﻟَﻰ أَ َﺟ ٍﻞ َﻗ ِﺮ‬ ُ ‫ِﻲ أَ َﺣﺪ‬
َ ‫َﻛ ُﻢ ْاﻟ َﻤ ْﻮ ُت َﻓﯿَ ُﻘ‬ َ ‫ْﻞ أَن ﯾَﺄﺗ‬ َ ‫َوأَﻧﻔ ُِﻘﻮا ﻣِﻦ ﻣ‬
ُ َ‫ﱠﺎر َز ْﻗﻨ‬
ِ ‫ﺎﻛﻢ ﱢﻣﻦ َﻗﺒ‬
َ ُ‫ﯿﺮ ﺑِ َﻤﺎ ﺗَ ْﻌ َﻤﻠ‬
‫ﻮن‬ ٌ ِ‫َﺧ َﺮ اﷲُ ﻧَ ْﻔ ًﺴﺎ إِ َذا َﺟﺂ َء أَ َﺟﻠُ َﻬﺎ َواﷲُ َﺧﺒ‬
‫{ َوﻟَﻦ ﯾُﺆ ﱢ‬10} ‫ﯿﻦ‬
َ ‫ِﺤ‬ ‫َوأَ ُﻛﻦ ﱢﻣ َﻦ ﱠ‬
ِ ‫اﻟﺼﺎﻟ‬
{11}

“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata (menyesali):
“Wahai Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan aku sedikit waktu lagi, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”–
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan seseorang apabila telah datang
waktunya. Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Munaafiquun : 10-
11)

Akibatnya ia pun menyesal, karena terlena oleh dunia dan tidak sempat beramal.

Sungguh sangat sedikit sekali orang yang memiliki pandangan “Dunia adalah ladang
tempat beramal” sebagai persiapan menuju negeri yang kekal, yaitu akhirat. Padahal
inilah pandangan yang benar terhadap dunia yang seharusnya dimiliki oleh setiap insan.

4/8
Oleh karena itu, ia pun menjadikan berbagai fasilitas yang ada sebagai sarana untuk
memperbanyak amal shalih.

Dunia adalah jembatan menuju akhirat, di dunia ia bisa memperbanyak bekal, yaitu
takwa. Dunia adalah tempat ibadah, tempat shalat, tempat puasa, tempat bersedekah,
tempat berjihad, dan tempat ia berlomba-lomba dengan saudaranya untuk menggapai
kebaikan (surga).

ْ ‫ َوﺑِ ُﺴﻨﱠ ِﺔ َﺳﯿﱢ ِﺪ اﻟﻤ‬،‫آن اﻟ َﻌ ِﻈﯿ ِْﻢ‬


َ ‫ُﺮ َﺳﻠِﯿ‬
‫ْﻦ‬ ِ ‫ﺎﻟﻘ ْﺮ‬ ُ ‫ِﻲ اﷲُ َوإﯾ‬
ُ ِ‫ﱠﺎﻛ ْﻢ ﺑ‬ َ ‫ﻧَ َﻔ َﻌﻨ‬.
ِ

‫ِﺮ ْوهُ؛ إِﻧﱠ ُﻪ ُﻫ َﻮ‬ ْ ‫ َﻓ‬،‫ِﻦ ُﻛ ﱢﻞ َذ ْﻧ ٍﺐ‬


ُ ‫ﺎﺳﺘَ ْﻐﻔ‬ ْ ‫ْﻦ ﻣ‬
َ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ‬
ْ ‫ْﻊ اﻟﻤ‬ َ ‫ َوﻟ‬،‫ِﻲ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ‬
ِ ‫ِﺠ ِﻤﯿ‬
َ ‫اﻟﺠﻠِﯿ‬
ْ ‫ْﻞ ﻟ‬ ُ ‫ َوأَ ْﺳﺘَ ْﻐﻔ‬،‫أَُﻗ ْﻮ ُل َﻗ ْﻮﻟِﻲ َﻫ َﺬا‬
َ ‫ِﺮ ُه اﻟ َﻌ ِﻈ ْﯿ َﻢ‬

َ ‫…اﻟ َﻐ ُﻔ ْﻮ ُر‬
‫اﻟﺮ ِﺣ ْﯿ ُﻢ‬

KHUTBAH KEDUA

،‫ار‬ َ ‫ َوأَ ْﺷ ُﻜ ُﺮ ُه َﻋﻠَﻰ ﻧِ َﻌ ِﻤ ِﻪ اﻟﻐ‬،‫ار‬


ِ ‫ِﺰ‬ ْ ‫ أَ ْﺣ َﻤ ُﺪ ُه ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ َﻋﻠَﻰ َﻓ‬،‫ﺎر‬
ِ ‫ﻀﻠِ ِﻪ اﻟ ِﻤ ْﺪ َر‬
‫ﱠ‬
ِ ‫اﻟﺮ ِﺣﯿ ِْﻢ اﻟ َﻐﻔ‬
َ ،‫ﱠﺎر‬ ِ ‫ﻟﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱢﷲ اﻟ َﻮ‬
ِ ‫اﺣ ِﺪ اﻟ َﻘﻬ‬ َ َ‫ا‬

ْ ‫ُﺤﻤﱠﺪاً َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ اﻟﻤ‬


‫ُﺼ َﻄ َﻔﻰ‬ َ ‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ﻧَﺒِﯿﱠﻨَﺎ ﻣ‬،‫ﱠﺎر‬
ُ ‫اﻟﺠﺒ‬ َ ‫َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن ﱠﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠﻻ اﷲ َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ َﺷﺮﯾ‬
ُ ‫ْﻚ ﻟَ ُﻪ اﻟ َﻌ ِﺰﯾ‬
َ ‫ْﺰ‬ ِ ِ ِ
َ ْ َ‫ َوأ‬،‫ار‬ َ ‫ َوإ ْﺧ َﻮﻧِ ِﻪ‬،‫اﻷ ْﻃ َﻬﺎر‬
َ ‫ْﻦ‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ‬
ِ َ‫ﺻ َﺤﺎﺑُ ُﻪ اﻷ ْﺧﯿ‬
‫ َو َﻣ ْﻦ ﺗَﺒِ َﻌ ُﻬ ْﻢ‬،‫ﺎر‬ ِ ‫ْﺮ‬
َ ‫اﻷﺑ‬ ِ َ ‫اﻟﻄﯿﱢﺒِﯿ‬ َ ،‫ُﺨﺘَﺎر‬
ْ ‫اﻟﻤ‬
َ ‫ِﺐ اﻟﻠَﯿ‬
‫ْﻞ َواﻟﻨﱠ َﻬﺎر‬ ُ ‫ﺎن َﻣﺎ ﺗُ َﻌﺎﻗ‬
ٍ ‫ﺑِﺈِ ْﺣ َﺴ‬

Petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Dalam Menjalani Hidup


di Dunia

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ٍ ِ‫ﯾﺐ أَ ْو َﻋﺎﺑِ ُﺮ َﺳﺒ‬


‫ﯿﻞ‬ ٌ ‫ُﻛ ْﻦ ﻓِﻲ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َﻛﺄَﻧﱠ َﻚ َﻏ ِﺮ‬

“Jadilah kamu di dunia seakan-akan sebagai orang asing atau orang yang sedang
melakukan perjalanan.” (HR. Bukhari)

Kaum muslimin, jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah


Yakni janganlah Anda cenderung kepada dunia, jangan Anda jadikan sebagai tempat
tujuan, jangan sampai terlintas dalam diri Anda bahwa Anda akan kekal di situ, jangan
berlebihan terhadapnya, jangan sampai hati Anda bergantung kepadanya, jangan sampai
Anda disibukkan oleh selain tujuan Anda yang sebenarnya di dunia ini (yaitu
memperbanyak bekal).

5/8
Cukuplah kiranya teladan kita Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagai contoh terdepan dalam
berpandangan seperti ini, Ibnu Mas’ud radhiallahu
‘anhu berkata:

‫ﯿﺮ َﻓ َﻘﺎ َم َو َﻗ ْﺪ أَﺛﱠ َﺮ ﻓِﻲ‬


ٍ ‫ﺼ‬ِ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻬﻢ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻋﻠَﻰ َﺣ‬ ‫ﻮل ﱠ‬
َ ِ‫اﷲ‬ ُ ‫ﻧَﺎ َم َر ُﺳ‬

‫ﺎل َﻣﺎ ﻟِﻲ َو َﻣﺎ ﻟِﻠ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ‬ ‫ﻮل ﱠ‬


َ ‫اﷲِ ﻟَ ِﻮ اﺗﱠ َﺨ ْﺬﻧَﺎ ﻟَ َﻚ ِو َﻃﺎ ًء َﻓ َﻘ‬ َ ‫َﺟ ْﻨﺒِ ِﻪ َﻓ ُﻘ ْﻠﻨَﺎ ﯾَﺎ َر ُﺳ‬

َ ‫اﺳﺘَ َﻈ ﱠﻞ ﺗَ ْﺤ َﺖ َﺷ َﺠ َﺮ ٍة ﺛُ ﱠﻢ َر‬
‫اح َوﺗَ َﺮ َﻛ َﻬﺎ‬ ٍ ‫َﻣﺎ أَﻧَﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ إِﱠﻻ َﻛ َﺮاﻛ‬
ْ ‫ِﺐ‬

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di atas


tikar. Ketika bangun, tikar itu memberikan bekas pada
badan bagian samping beliau. Lalu kami berkata,
“Wahai Rasulullah, bolehkah kami membuatkan untukmu kasur?” Beliau menjawab,
“Apa kepentinganku terhadap dunia ini! Aku di dunia ini hanyalah seperti orang yang
menaiki kendaraan sedang berteduh sebentar di bawah sebuah pohon, kemudian akan
pergi meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi)

Amr bin Harits radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika wafatnya tidak meninggalkan satu dinar, satu dirham, budak laki-laki maupun
budak perempuan, dan tidak meninggalkan apa-apa selain seekor bighal putih (kuda yang
lahir dari perkawinan kuda dan keledai) yang biasa ditungganginya, senjatanya, dan
tanahnya yang disedekahkan untuk ibnus sabil.” (HR. Bukhari)

Sungguh indah ucapan penyair berikut,

‫َﻃﻠﱠُﻘﻮا اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َو َﺧ ُﺎﻓﻮ ْاﻟ ِﻔﺘَﻨَﺎ‬ ‫اِ ﱠن ِﷲِ ِﻋﺒَﺎ ًدا ُﻓ َﻄﻨَﺎ‬

‫ِﺤ ﱟﻲ َو َﻃﻨًﺎ‬ َ ‫اَﻧﱠ َﻬﺎ ﻟَﯿ‬


َ ‫ْﺴ ْﺖ ﻟ‬ ْ ‫ﻧَ َﻈ ُﺮ ْوا ِﻓ ْﯿ َﻬﺎ َﻋﻠِﻤ‬
‫ُﻮا‬

‫ﺎل ِﻓﯿْﻬﺎَ ُﺳ ُﻔﻨًﺎ‬ َ ‫ِﺢ ْا‬


ِ ‫ﻻ ْﻋ َﻤ‬ َ ‫َﺟ َﻌﻠُ ْﻮ َﻫﺎ ﻟُ ﱠﺠ ًﺔ َواﺗﱠ َﺨ ُﺬ ْوا‬
َ ‫ﺻﺎﻟ‬

“Sesungguhnya Allah memiliki hamba yang cerdas,

Mereka melepaskan dunia dan takut akan terfitnah,

Mereka melihat dunia itu dengan sebenarnya,

Maka sadarlah mereka bahwa ia tidak pantas

dijadikan tempat menetap,

6/8
Mereka pun menjadikan dunia sebagai samudera,

dan menjadikan amal yang shalih sebagai bahtera.”

Oleh karena itu sudah sepantasnya kita memiliki sikap Zuhud terhadap dunia.

Nasehat Ulama Tentang Zuhud

Kaum muslimin, jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah


Ali bin Abi Thalib berkata, “Sesungguhnya dunia akan pergi meninggalkan dan akhirat
akan datang menyongsong. Masing-masing dari keduanya memiliki anak-anak, jadilah
kalian anak-anak akhirat, jangan menjadi anak-anak dunia, karena sesungguhnya hari ini
adalah (waktu) beramal dan belum dihisab, sedangkan nanti adalah hisab dan tidak lagi
bisa beramal.”

Abdullah bin ‘Aun berkata, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu menjadikan untuk
dunia ini sisanya (dari bekerja) untuk akhirat, namun kamu menjadikan untuk akhirat
kamu sisanya (dari bekerja) untuk duniamu.”

‫ﺻﻠﱡﻮا َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱢﻤُﻮا ﺗَ ْﺴﻠِﯿ ًﻤﺎ‬ َ ‫ﻮن َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﯾَﺂأَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ‬
َ ‫ِﯾﻦ َءا َﻣﻨُﻮا‬ َ ‫ُﺼﻠﱡ‬ َ ‫إِ ﱠن اﷲَ َو َﻣ‬
َ ‫ﻼﺋِ َﻜﺘَ ُﻪ ﯾ‬

‫ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬


ِ ‫ْﺮ‬ ِ ‫ َو َﻋﻠَﻰ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬
َ ‫آل إِﺑ‬ ِ ‫ْﺮ‬ َ ‫ﺻﻠﱠﯿ‬
َ ‫ْﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ‬ َ ‫ َﻛ َﻤﺎ‬،ٍ‫ُﺤ ﱠﻤﺪ‬
َ ‫آل ﻣ‬ َ ‫ﺻ ﱢﻞ َﻋﻠَﻰ ﻣ‬
ِ ‫ َو َﻋﻠَﻰ‬،ٍ‫ُﺤ ﱠﻤﺪ‬ َ ‫اﻟﻠﻬﻢ‬

‫ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬


ِ ‫ْﺮ‬ ِ ‫ َو َﻋﻠَﻰ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬
َ ‫آل إِﺑ‬ َ ‫ﺎر ْﻛ َﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ‬
ِ ‫ْﺮ‬ َ َ‫ َﻛ َﻤﺎ ﺑ‬،ٍ‫ُﺤ ﱠﻤﺪ‬
َ ‫آل ﻣ‬ َ ‫ﺎر ْك َﻋﻠَﻰ ﻣ‬
ِ ‫ َو َﻋﻠَﻰ‬،ٍ‫ُﺤ ﱠﻤﺪ‬ ِ َ‫اﻟﻠﻬﻢ ﺑ‬

ِ ‫ِﻦ ْاﻟ َﺨ‬


َ ‫ﺎﺳ ِﺮﯾ‬
‫ْﻦ‬ ْ ‫ َرﺑﱠﻨَﺎ َﻇﻠَ ْﻤﻨَﺎ أَ ْﻧ ُﻔ َﺴﻨَﺎ َوإِ ْن ﻟَ ْﻢ ﺗَ ْﻐـﻔ‬،‫ﺎت‬
َ ‫ِـﺮ ﻟَﻨَﺎ َوﺗَ ْﺮ َﺣ ْﻤﻨَﺎ ﻟَﻨَ ُﻜﻮﻧَ ﱠﻦ ﻣ‬ ْ ‫ْﻦ َو ْاﻟﻤ‬
ِ ‫ُﺴﻠِ َﻤ‬ ْ ‫ِـﺮ ﻟ ِْﻠﻤ‬
َ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ‬ ْ ‫اﻟﻠﻬﻢ‬
ْ ‫اﻏـﻔ‬

َ ‫ اﻟﻠﻬﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَ ْﺴﺄَﻟُ َﻚ ْاﻟ ُﻬﺪَى َواﻟﺘﱡ َﻘﻰ َو ْاﻟ َﻌ َﻔ‬.‫ﺎر‬


، ‫ﺎف‬ َ ‫َرﺑﱠﻨَﺎ آﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َوﻓِﻲ ْاﻵ ِﺧ َﺮ ِة َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َو ِﻗﻨَﺎ َﻋ َﺬ‬
ِ ‫اب اﻟﻨﱠ‬
‫َﻋ َﻮاﻧَﺎ‬ ِ ‫ َو‬.‫ْﻊ َﺳ َﺨ ِﻄ َﻚ‬
ْ ‫آﺧ ُﺮ د‬ َ ْ ُ َ َ
ِ ‫ال ﻧِ ْﻌ َﻤﺘِﻚ َوﺗَ َﺤ ﱡﻮ ِل َﻋﺎ ِﻓﯿَﺘِﻚ َوﻓ َﺠﺎ َء ِة ﻧِﻘ َﻤﺘِﻚ َو َﺟ ِﻤﯿ‬ ْ ‫ُﻮ ُذ ﺑِ َﻚ ﻣ‬
ِ ‫ِﻦ َز َو‬ ْ ‫ اﻟﻠﻬﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَﻌ‬.‫َو ْاﻟ ِﻐﻨَﻰ‬

‫ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬


َ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َو‬
َ ‫ﺻﻠﻰ اﷲ َﻋﻠَﻰ ﻧَﺒِﯿﱢﻨَﺎ ﻣ‬ َ ‫أَ ِن ْاﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ﷲ َر ﱢب ْاﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ‬.
َ ‫ َو‬.‫ْﻦ‬

Download Naskah Materi Khutbah Jum’at


[download id=”119″]

Info Naskah Khutbah Jum’at

7/8
Marwan bin Musa

Maraaji’: Riyaadhush Shalihin dll.

Kata kunci: beramal.

Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

SPONSOR hubungi: 081 326 333 328


DONASI hubungi: 087 882 888 727
Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah
Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial
Keterangan lebih lengkap: Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur

8/8

Anda mungkin juga menyukai