Anda di halaman 1dari 7

Khutbah Jumat

"MENYAMBUT WAJIB HALAL 2024"

Khutbah Pertama

ُ ‫ات َو ْاﻟ َﺑ َر َﻛ‬


‫ َو ِﺑ َﺗ ْو ِﻓ ْﯾ ِﻘ ِﮫ َﺗ َﺗ َﺣ ﱠﻘ ُق ْاﻟ َﻣ َﻘﺎﺻِ ُد‬،‫ﺎت‬ ُ ‫ َو ِﺑ َﻔﺿْ ﻠِ ِﮫ َﺗ َﺗ َﻧ ﱠز ُل ْاﻟ َﺧﯾ َْر‬،‫ﺎت‬ُ ‫ اﻟﱠ ِذيْ ِﺑ ِﻧﻌْ َﻣ ِﺗ ِﮫ َﺗ ِﺗ ﱡم اﻟﺻﱠﺎﻟ َِﺣ‬E ِ ِ ‫ْاﻟ َﺣﻣْ ُد‬
.ُ‫ْك َﻟ ُﮫ َوأَ ْﺷ َﮭ ُد أَنْ ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ًدا َﻋ ْﺑ ُدهُ َو َرﺳ ُْوﻟُ ُﮫ َﻻ َﻧ ِﺑﻲﱠ َﺑﻌْ دَ ه‬ َ ‫ أَ ْﺷ َﮭ ُد أَنْ َﻻ إِ َﻟ َﮫ إِ ﱠﻻ ﷲُ َوﺣْ دَ هُ َﻻ َﺷ ِرﯾ‬.‫ﺎت‬ ُ ‫َو ْاﻟ َﻐﺎ َﯾ‬
‫ َﻓ َﯾﺎ‬،‫ أَﻣﱠﺎ َﺑﻌْ ُد‬.‫اﻟطﺎھ ِِرﯾ َْن‬ ‫ﺻﺣْ ِﺑ ِﮫ اﻟﻣ َُﺟﺎ ِھ ِدﯾ َْن ﱠ‬ َ ‫ﺎركْ َﻋ َﻠﻰ َﺳ ﱢﯾ ِد َﻧﺎ ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ٍد َو َﻋ َﻠﻰ آﻟِ ِﮫ َو‬ ِ ‫ﺻ ﱢل َو َﺳﻠﱢ ْم َو َﺑ‬ َ ‫اﻟﻠﮭم‬
َ ‫ َﯾﺎ أَ ﱡﯾ َﮭﺎ اﻟﱠذ‬.‫ﺎﻋ ِﺗ ِﮫ َﻟ َﻌﻠﱠ ُﻛ ْم ُﺗ ْﻔﻠِﺣ ُْو َن‬ ُ
‫ﷲ َﺣ ﱠق‬ َ ‫ِﯾن آ َﻣ ُﻧوا ا ﱠﺗﻘُوا ﱠ‬ َ ‫ﷲ َو َط‬ ِ ‫ﱠﺎي ِﺑ َﺗ ْﻘ َوى‬ َ ‫اﻟﺣﺎﺿِ ر ُْو َن أ ْوﺻِ ْﯾ ُﻛ ْم َوإِﯾ‬ َ ‫آ ﱡﯾ َﮭﺎ‬
‫اﻟزا ِد اﻟ ﱠﺗ ْﻘ َوى‬
‫ َو َﺗ َزوﱠ ُدوا َﻓﺈِنﱠ َﺧﯾ َْر ﱠ‬،‫ُون‬ َ ‫ﱠ‬
َ ‫ ُﺗ َﻘﺎ ِﺗ ِﮫ َو َﻻ َﺗﻣُو ُﺗنﱠ إِﻻ َوأ ْﻧ ُﺗ ْم ﻣُﺳْ ﻠِﻣ‬.
‫ﷲ اﻟرﱠ ﺣْ َﻣ ِن اﻟرﱠ ِﺣﯾ ِْم‬ ِ ‫ ِﺑﺳْ ِم‬،‫ﺎن اﻟرﱠ ِﺟﯾ ِْم‬ ِ ‫ْط‬َ ‫ ﻣ َِن اﻟ ﱠﺷﯾ‬E ِ ‫ َﻓ َﻘ ْد َﻗﺎ َل ﷲُ َﺗ َﻌﺎ َﻟﻰ ﻓِﻲ ِﻛ َﺗ ِﺎﺑ ِﮫ ْاﻟ َﻛ ِرﯾ ِْم أَﻋ ُْو ُذ ِﺑﺎ‬:
َ ‫ﷲ اﻟﱠذِي أَﻧ ُﺗم ِﺑ ِﮫ ﻣ ُْؤ ِﻣ ُﻧ‬
‫ون‬ َ ‫ﷲُ َﺣ َﻼ ًﻻ َط ﱢﯾﺑًﺎ َوا ﱠﺗﻘُوا ﱠ‬ ‫َو ُﻛﻠُوا ِﻣﻣﱠﺎ َر َز َﻗ ُﻛ ُم ﱠ‬

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saat ini kita dapat melaksanakan ibadah Jumat di masjid ini
dalam keadaan sehat wal 'afiat. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada uswah dan
qudwah kita Nabi Agung Muhammad SAW.

Sungguh nikmat yang Allah berikan bagi kita begitu melimpah tak terkira. Di antara nikmat-
nikmat tersebut adalah Allah memberikan anugerah kepada para hamba-Nya berupa
banyak sekali kekayaan alam yang ada di bumi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup kita
sehari-hari. Allah Ta’ala berfirman,

ً ‫ش َﻗﻠ‬
َ ‫ِﯾﻼ َﻣﺎ َﺗ ْﺷ ُﻛر‬
‫ُون‬ ِ ْ‫َو َﻟ َﻘ ْد َﻣ ﱠﻛ ﱠﻧﺎ ُﻛ ْم ﻓِﻲ ْاﻷَر‬
َ ‫ض َو َﺟ َﻌ ْﻠ َﻧﺎ َﻟ ُﻛ ْم ﻓِﯾ َﮭﺎ َﻣ َﻌ ِﺎﯾ‬
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan
bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS. Al-
A’raf: 10)

Atas luasnya karunia Allah SWT yang diturunkan di bumi ini, Allah SWT memberikan
petunjuk bagi kita dan mewajibkan kita mencari rejeki dengan cara yang halal, serta
mengonsumsi dan menggunakan apa-apa yang halal, baik itu makanan, minuman,
pakaian ataupun produk yang lainnya.
Melalui afirman-firman-Nya di dalam Al-Quran, Allah SWT dengan sangat jelas dan tegas
menyatakan kewajiban bagi kita untuk mencari rejeki, serta menggunakan dan
mengonsumsi apa-apa yang halal. Allah Ta’ala berfirman,

ٌ‫ت ٱﻟ ﱠﺷ ۡﯾ َط ٰـ ِنۚ إِ ﱠﻧ ُﮫ ۥ َﻟ ُﻛمۡ َﻋ ُد ۟ ﱞو ﻣ ِﱡﺑﯾن‬ ُ ‫ض َﺣ َﻠ ٰـ ۟ﻼً َط ﱢﯾ ۟ ًﺑﺎ َو َﻻ َﺗ ﱠﺗ ِﺑﻌُو ْا ُﺧ‬


ِ ‫ط َوٲ‬ ِ ‫َﯾ ٰـٓﺄ َ ﱡﯾ َﮭﺎ ٱﻟ ﱠﻧﺎسُ ُﻛﻠُو ْا ِﻣﻣﱠﺎ ﻓِﻰ ۡٱﻷَ ۡر‬
(١٦٨)
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik ,dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan
itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 168).

Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman,


ٰ َ ‫ﷲ ﺣ ٰﻠ ًﻼ َط ﱢﯾﺑ ًۖﺎ وﱠ ا ْﺷ ُﻛر ُْوا ﻧﻌْ ﻣ‬ ٰ
ِّ ‫ت‬
‫ﷲ ِانْ ُﻛ ْﻧ ُﺗ ْم ِاﯾﱠﺎهُ َﺗﻌْ ُﺑ ُد ْو َن‬ َ ِ َ ُ ّ ‫َﻓ ُﻛﻠُ ْوا ِﻣﻣﱠﺎ َر َز َﻗ ُﻛ ُم‬
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah dikaruniakan Allah kepada
kamu dan syukurilah nikmat Allah, jika benar kamu hanya menyembahNya semata-
mata” (An-Nahl: 114)
ٰ ّ ٰ ‫َو ُﻛﻠُ ْوا ِﻣﻣﱠﺎ َر َز َﻗ ُﻛ ُم‬
َ ّ ‫ﷲُ َﺣ ٰﻠ ًﻼ َط ﱢﯾﺑًﺎ ۖوﱠ ا ﱠﺗﻘُوا‬
ْٓ ‫ﷲ اﻟﱠذ‬
‫ِي اَ ْﻧ ُﺗ ْم ِﺑﮫٖ ﻣ ُْؤ ِﻣ ُﻧ ْو َن‬
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya” (Al-Maidah:
88)

Begitu juga larangan untuk mengonsumsi barang yang haram juga sangat tegas
dinyatakan dalam Al-Qur’an. Misalnya di dalam firman:
ٰ
‫ﷲ ِﺑﮫٖ َو ْاﻟ ُﻣ ْﻧ َﺧ ِﻧ َﻘ ُﺔ َو ْاﻟ َﻣ ْوﻗُ ْو َذةُ َو ْاﻟ ُﻣ َﺗ َر ﱢد َﯾ ُﺔ‬ِ ّ ‫ت َﻋ َﻠ ْﯾ ُﻛ ُم ْاﻟ َﻣ ْﯾ َﺗ ُﺔ َواﻟ ﱠد ُم َو َﻟﺣْ ُم ْاﻟ ِﺧ ْﻧ ِزﯾ ِْر َو َﻣﺂ ا ُ ِھ ﱠل ﻟ َِﻐﯾ ِْر‬
ْ ‫ﺣُرﱢ َﻣ‬
ۗ‫ب َواَنْ َﺗﺳْ َﺗ ْﻘﺳِ ﻣ ُْوا ﺑ ْﺎﻻَ ْز َﻻ ۗم ٰذﻟِ ُﻛم ِﻓﺳْ ٌق‬ ِ ‫ﺻ‬ ُ ‫َواﻟ ﱠﻧطِ ﯾ َْﺣ ُﺔ َو َﻣﺂ اَ َﻛ َل اﻟ ﱠﺳ ُﺑ ُﻊ ا ﱠِﻻ َﻣﺎ َذ ﱠﻛ ْﯾ ُﺗ ۗ ْم َو َﻣﺎ ُذ ِﺑ َﺢ َﻋ َﻠﻰ اﻟ ﱡﻧ‬
ْ ِ ِ
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi
nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan” (Al-Maidah:3).

Allah SWT juga telah memberikan petunjuk bagi kita dengan menjadikan perkara yang
halal itu jelas, dan yang haram itu jelas. Hadits dari Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu,
mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋ َﻠ ْﯾ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َم‬ َ ‫ﷲ‬ ِ ‫ت َرﺳ ُْو َل‬ ُ ْ‫ْن ﺑَﺷِ ﯾ ٍْر َرﺿِ َﻲ ﷲُ َﻋ ْﻧ ُﮭ َﻣﺎ َﻗﺎ َل َﺳ ِﻣﻌ‬ ِ ‫َﻋنْ أَ ِﺑﻲ َﻋ ْﺑ ِد‬
ِ ‫ﷲ اﻟ ﱡﻧﻌْ َﻣ‬
ِ ‫ﺎن ﺑ‬
‫ﺎس رواه‬ ٌ ‫ إِنﱠ ْاﻟ َﺣﻼَ َل َﺑﯾﱢنٌ َوإِنﱠ ْاﻟ َﺣ َرا َم َﺑﯾﱢنٌ َو َﺑ ْﯾ َﻧ ُﮭ َﻣﺎ أُﻣ ُْو ٌر ُﻣ ْﺷ َﺗ ِﺑ َﮭ‬:ُ‫َﯾﻘُ ْول‬
ِ ‫ﺎت ﻻَ َﯾﻌْ َﻠ ُﻣﮭُنﱠ َﻛ ِﺛ ْﯾ ٌر ﻣ َِن اﻟ ﱠﻧ‬
‫اﻟﺑﺧﺎري وﻣﺳﻠم‬
“Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir r.a, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat
perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang
banyak” (HR Bukhari Muslim).

Dengan penjelasan tersebut maka jelaslah bahwa mengonsumsi produk halal merupakan
kewajiban bagi kita sebagai umat Islam. Selalu mengonsumsi yang halal juga menjadi
bukti ketaatan dan ketakwaan kita pada Allah SWT. Oleh karena itu, setiap muslim
haruslah memiliki kepedulian dan kesadaran terhadap status kehalalan produk yang
dikonsumsi. Sebelum kita mengonsumsi atau menggunakan suatu produk, kita harus
memastikan apakah produk tersebut halal, syubhat atau haram. Adapun cara paling
mudah bagi kita untuk memastikan status kehalalan suatu produk adalah dengan melihat
apakah produk tersebut telah bersertifikat halal.

Demikianlah gambaran sederhana konsep halal bagi kita. Saat ini, persoalan halal bukan
saja terkait barang atau produk apa yang dikonsumsi, tetapi juga terkait apa saja yang
digunakan, dipakai, digunakan dan dimanfaatkan oleh kita semua.

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jumat Rahimakumullah,

Kita bersyukur, saat ini gaya hidup halal semakin tumbuh di kalangan generasi muda.
Para ibu dan remaja perempuan kita juga mulai tertarik dengan produk kosmetik halal.
Masyarakat juga semakin menaruh perhatian kepada kuliner halal sebagai pilihan.
Perusahaan-perusahaan dan pelaku usaha juga semakin menyadari pentingnya standar
halal atas produknya, dan berkompetisi untuk menyediakan bahan halal atau produk halal
bagi konsumen mereka. Bahkan produk-produk luar negeri yang masuk ke Indonesia pun
amat menyadari pentingnya bersertifikat halal, karena “pasar” Indonesia yang mayoritas
muslim membutuhkan kepastian akan kehalalan produk-produk tersebut.

Penyediaan makanan-minuman di restoran, rumah makan, atau pusat-pusat kuliner


Indonesia yang menyajikan konsumsi halal semakinbanyak di setiap daerah. Begitu pula
dengan tren busana muslim yang sudah menjamur di berbagai kota dan pusat
perbelanjaan yang memajang busana halal. Di bidang pariwisata pun saat ini mulai
dikampanyekan pariwisata halal (halal tourism/moslem friendly tourism). Sejalan dengan
itu, produk-produk syariah juga semakin berkembang, seperti perbankan dan keuangan
syariah, asuransi syariah, takaful, dan sebagainya. Haji dan umrah juga menjadi pemantik
ekonomi syariah dan bisnis halal. Selain itu, kita juga memiliki potensi zakat, sedekah,
wakaf dan sebagainya yang mendukung pengembangan ekonomi syariah dan industri
produk halal di Indonesia.

Perkembangan ini tentu merupakan realitas yang sangat baik bagi kita semua.
Kecenderungan ini juga berimplikasi positif dalam mendorong tumbuhnya pengembangan
ekosistem halal di Indonesia yang semakin bervariasi dan lebih menjanjikan.

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,

Sebagai masyarakat muslim yang hidup di Indonesia sebagai rumah besar kita, tentu kita
juga sangat bersyukur bahwasanya negara kita memberikan perhatian yang begitu besar
terhadap perkara kehalalan produk yang dikonsumsi oleh warga negaranya. Kehadiran
pemerintah dalam mengurusi perkara kehalalan produk ini diawali dengan lahirnya
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Undang-undang ini
menegaskan bahwa seluruh produk yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah
Indonesia wajib bersertifikat halal. Undang-undang ini kemudian disempurnakan lagi
dengan lahirnya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yang
didalamnya juga mengatur penyelenggaraan Jaminan Produk Halal. Penyelenggaraan
Jaminan Produk Halal ini juga memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu untuk memberikan
kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan Produk Halal bagi
masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan produk. Dan juga untuk
meningkatkan nilai tambah bagi pelaku usaha untuk memproduksi dan menjual produk
halal.

Dalam konteks inilah maka pada akhir tahun 2017 Pemerintah telah membentuk sebuah
lembaga bernama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) di bawah
Kementerian Agama. BPJPH adalah kepanjangan tangan pemerintah yang bertugas untuk
memastikan dan menjamin bahwa produk yang beredar dan diperdagangkan di tengah
masyarakat benar-benar memenuhi standar kehalalan sesuai syariat Islam. Caranya
adalah dengan melakukan sertifikasi halal produk, yang diterapkan pada produk berupa
barang dan/atau jasa yang terkait dengan makanan, minuman, obat, kosmetik, produk
kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik, serta barang gunaan yang dipakai,
digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat.

Hadirnya BPJPH tentu harus kita syukuri bersama-sama, terlebih di zaman di mana
teknologi berkembang begitu pesat seperti sekarang. Implementasi teknologi dalam
industri dan aktivitas produksi saat ini telah menjadi hal biasa. Intervensi teknologi yang
sedemikian maju ini di satu sisi merupakan kemajuan yang mempermudah dan
mempercepat aktivitas produksi, namun intervensi teknologi ditambah luasnya cakupan
bahan dan kompleksnya proses produksi di sisi lain juga menjadi tantangan berupa
semakin tingginya titik kritis kehalalan suatu produk. Oleh karena itulah, diperlukan suatu
mekanisme sertifikasi halal sebagai cara yang tepat dan akurat sesuai ketentuan syariat
untuk memastikan kehalalan suatu produk, dari yang diproduksi secara sederhana hingga
yang diproduksi dengan teknologi tingkat tinggi. Di sinilah pentingnya sertifikasi halal
sebagai mekanisme untuk memastikan status kehalalan suatu produk, yang dengan itu
diperoleh jaminan kehalalan produk berupa sertifikat halal. Adanya sertifikat halal dan
label Halal Indonesia pada kemasan produk yang telah bersertifikat itulah, maka kita
semua sebagai konsumen menjadi terbantu untuk dengan lebih mudah mengenali mana
produk yang berstatus halal.

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jumat Rahimakumullah,

Dalam konteks mewujudkan perlindungan bagi masyarakat dalam mengonsumsi dan


menggunakan produk halal inilah, pemerintah akan segera memberlakukan kewajiban
bersetifikat halal ini, tepatnya terhitung mulai 17 Oktober 2024 mendatang. Wajib Halal
2024 ini selain sebagai bentuk pelaksanaan amanat Undang-undang, juga merupakan
bentuk perlindungan pemerintah kepada masyarakat untuk dapat menjalankan dan
memelihara ketaatannya terhadap perintah agama. Hal ini sejalan dengan komitmen
bangsa Indonesia yang tertuang dalam konstitusi Dasar Negara kita untuk menjamin
kemerdekaan setiap warganya untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Wajib Halal yang dimulai pada 17 Oktober 2024 ini diberlakukan bagi produk makanan,
minuman, jasa penyembelihan dan hasil sembelihan. Juga, bagi bagi produk yang berupa
bahan baku, bahan tambahan pangan, dan bahan penolong untuk produk makanan dan
minuman. Artinya, sejak tanggal tersebut maka produk-produk tersebut wajib memiliki
sertifikat halal.
Wajib Halal 2024 ini merupakan kelanjutan dari implementasi regulasi Jaminan Produk
Halal yang diawali dengan penerapan kebijakan penahapan pertama kewajiban sertifikasi
halal yang telah dimulai sejak 17 Oktober 2019 lalu. Kurun 5 tahun penahapan ini
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi pelaku usaha untuk mengurus sertifikat
halal. Setelah 5 tahun penahapan diterapkan, maka selanjutnya wajib halal mulai
diterapkan pada 17 Oktober 2024.

Untuk mewujudkan Wajib Halal 2024 inilah, pemerintah melalui BPJPH bersama dengan
para pemangku kepentingan lainnya terus mengajak para pelaku usaha untuk bersegera
melaksanakan kewajiban sertifikasi halal.

Sidang Jumat yang berbahagia,

Dalam upaya menyambut berlakunya Wajib Halal 2024 ini, Pemerintah akan mengadakan
Kampanye Wajib Halal 2024 esok hari, Sabtu 18 Maret 2024 di 1.000 titik di seluruh
Indonesia. Sebagai umat Muslim, tentu kita wajib mendukung suksesnya gerakan
Kampanye Wajib Halal 2024 ini, sebagai bentuk syiar bagi seluruh pihak dan masyarakat
luas dalam mewujudkan perlindungan atas keterjaminan kehalalan produk yang beredar
dan dikonsumsi atau digunakan oleh masyarakat.

Sebagai warga negara, tentu kita juga berkewajiban untuk mendukung upaya pemerintah
ini. Sebab, agama Islam mengajarkan kita untuk taat dan patuh kepada pemimpin kita,
kepada umara yang memegang kewenangan sah untuk mengatur urusan kenegaraan
untuk kemaslahatan dan kemakmuran bangsa.

Kewajiban taat kepada pemimpin ini Allah perintahkan melalui firman:


ٰ ۤ ۤ
ِ َ‫ﷲ َواَ طِ ﯾْـﻌُوا اﻟرﱠ ﺳ ْ ُٰو َل َوا ُ وﻟِﻰ ْاﻻ‬
‫ﻣْر ِﻣ ْﻧ ُﻛ ْم ۚ َﻓ ِﺎ نْ َﺗ َﻧﺎ َزﻋْ ُﺗ ْم ِﻓﻲْ َﺷﻲْ ٍء‬ َ ّ ‫ٰﯾـﺎ َ ﱡﯾ َﮭﺎ اﻟﱠ ِذﯾ َْن ٰ ٰا َﻣ ُﻧ ْوا اَطِ ﯾْـﻌُوا‬
‫اﻻ ﺧ ِِر ۗ ٰذﻟ َِك َﺧ ْﯾ ٌر وﱠ اَﺣْ َﺳنُ َﺗﺄْ ِوﯾ ًْﻼ‬
ٰ ْ ‫ َوا ْﻟ َﯾ ْـوم‬E
ِ ِ ّ ‫ﷲ َوا ﻟرﱠ ﺳ ُْو ِل ِانْ ُﻛ ْﻧـ ُﺗ ْم ُﺗ ْؤ ِﻣ ُﻧ ْو َن ِﺑﺎ‬ ِ ّ ‫َﻓ ُر ﱡد ْوهُ ِا َﻟﻰ‬
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil
amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya),
jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 59)

Sidang Jumat rahimakumullah,

Untuk mewujudkan ekosistem halal yang kuat, diperlukan juga dukungan kesadaran
masyarakat akan pentingnya produk halal dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam Ayat Al
Quran Surat Al Baqarah ayat 168 sebagaimana khatib bacakan di awal khutbah ini,
perintah memakan yang halal bukan hanya ditujukan bagi umat muslim atau mukmin saja,
tapi ayat tersebut menyeru 'yaa ayyuhannaas' sebagai perintah bagi seluruh umat
manusia.

Bahkan dalam perkembangannya, halal kini telah menjadi standar kualitas produk
premium, sebagai produk yang higienis, bersih, sehat, dan aman dikonsumsi oleh
siapapun. Halal kemudian telah menjelma menjadi sebuah standar produk yang
digunakan oleh masyarakat dunia dalam aktivitas perdagangan dunia, yang
diperhitungkan oleh siapapun, baik itu muslim maupun non muslim.
Sebagai bukti bahwa halal bahkan telah menjadi perhatian dunia, saat ini industri produk
halal telah dikembangkan oleh banyak negara yang penduduknya nonmuslim, atau
bahkan oleh negara yang tidak mengatur soal agama sekalipun. Realitas ini tentu
memberikan setidaknya dua pelajaran bagi kita. Pertama, produk halal memiliki kualitas
yang tidak terbantahkan oleh siapapun. Kedua, produk halal memiliki potensi ekonomi
yang sangat besar, yang jika kita tidak concern mengembangkan produk halal maka tentu
kita juga akan kehilangan peluang besar tersebut. Alangkah ironis jika kita sebagai negeri
dengan penduduk mayoritas mulim terbesar dunia, justru tertinggal dalam hal produk halal
ini.

Berangkat dari urgensitas produk halal yang sedemikian besar itulah pemerintah
khususnya melalui BPJPH Kementerian Agama terus melakukan sosialisasi dan edukasi
bagi masyarakat akan pentingnya sertifikasi halal. Pemerintah bahkan telah melakukan
berbagai upaya untuk memudahkan pelaku usaha dalam melaksanakan kewajiban
sertifikasi halal. Pelaksanaan sertifikasi halal saat ini juga semakin cepat dan lebih mudah.
Pengajuan sertifikasi halal dapat dilakukan secara online sehingga dapat dilakukan dari
mana saja dan kapan saja.

Bahkan, khususnya bagi pelaku usaha mikro dan kecil yang memenuhi persyaratan,
pemerintah telah menyiapkan program Sertifikasi Halal Gratis atau Program Sehati melalui
mekanisme self declare. Dalam melaksanakan sertifikasi halal, pelaku UMK juga
dipermudah karena didampingi oleh Pendamping Proses Produk Halal. Tahun ini, BPJPH
memberikan 1 juta quota sertifikasi halal gratis yang dapat diikuti oleh pelaku UMK. Pelaku
usaha juga dapat memperoleh sertifikasi halal gratis melalui fasilitasi dari Kementerian/
Lembaga, BUMN/BUMD, Pemda, CSR, Ormas, dan lain sebagainya.

Seluruh upaya tersebut dilakukan oleh pemerintah semata-mata untuk mewujudkan


kemaslahatan umat, yang berupa kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian
ketersediaan Produk Halal bagi masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan
produk. Juga, untuk meningkatkan nilai tambah bagi pelaku usaha untuk memproduksi
dan menjual produk halal. Semoga Allah SWT meridhoi upaya kita bersama ini dan
menjadikan negeri kita baldatun thayyibatun warrobun ghofur. Aamiin.

‫ت َو ﱢ‬
ْ‫ َو َﺗ َﻘ ﱠﺑ ْل ِﻣ ﱢﻧﻲ‬.‫اﻟذ ْﻛ ِر ْاﻟ َﺣ ِﻛﯾ ِْم‬ ِ ‫ َو َﻧ َﻔ َﻌﻧِﻲ َو ِاﯾﱢﺎ ُﻛ ْم ﺑﻣﺎ ﻓﯾﮫ ﻣ َِن اﻵ َﯾﺎ‬.‫آن ْاﻟ َﻌظِ ﯾ ِْم‬ ِ ْ‫ﺎر َك ﷲُ ﻟِﻲ َو َﻟ ُﻛ ْم ﻓِﻲ ْاﻟﻘُر‬ َ ‫َﺑ‬
َ ‫َو ِﻣ ْﻧ ُﻛ ْم ﺗ‬
‫ َﻓﺎﺳْ َﺗ ْﻐ ِﻔر ُْوا ِا ﱠﻧ ُﮫ ھ َُو ْا َﻟﻐﻔُ ْو ُر اﻟرﱠ ِﺣ ْﯾ ُم‬.‫ِﻼو َﺗ ُﮫ ِا ّﻧ ُﮫ ھ َُو اﻟ ﱠﺳ ِﻣ ْﯾ ُﻊ ْا َﻟﻌﻠِ ْﯾ ُم‬

Khutbah Kedua

َ ‫ َوأَ ْﺷ َﮭ ُد أَنْ ﻻَ ِا َﻟ َﮫ إِﻻﱠ ﷲُ َوﷲُ َوﺣْ دَ هُ ﻻَ َﺷ ِرﯾ‬.ِ‫ﻠﻰ َﺗ ْو ِﻓ ْﯾ ِﻘ ِﮫ َو ِاﻣْ ِﺗ َﻧﺎ ِﻧﮫ‬


‫ْك‬ َ ‫ﻠﻰ إِﺣْ َﺳﺎ ِﻧ ِﮫ َواﻟ ﱡﺷ ْﻛ ُر َﻟ ُﮫ َﻋ‬ َ ‫ َﻋ‬E ِ ‫اَ ْﻟ َﺣﻣْ ُد‬
‫ﺻ ﱢل َﻋ َﻠﻰ َﺳ ﱢﯾ ِد َﻧﺎ ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ٍد ِو َﻋ َﻠﻰ‬ َ ‫َﻟ ُﮫ َوأَ ْﺷ َﮭ ُد أنﱠ َﺳﯾﱢدَ َﻧﺎ ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ًدا َﻋ ْﺑ ُدهُ َو َرﺳ ُْوﻟُ ُﮫ اﻟ ﱠداﻋِ ﻰ‬
َ ‫ اﻟﻠ ُﮭ ﱠم‬.ِ‫إﻟﻰ ِرﺿْ َوا ِﻧﮫ‬
‫اَﻟِ ِﮫ َواَﺻْ َﺣ ِﺎﺑ ِﮫ َو َﺳﻠﱢ ْم َﺗﺳْ ﻠِ ْﯾﻣًﺎ ﻛِﺛﯾْرً ا‬
‫ﻣْر َﺑدَ أَ ِﻓ ْﯾ ِﮫ ِﺑ َﻧ ْﻔﺳِ ِﮫ‬ ‫ﷲ ِﻓ ْﯾ َﻣﺎ أَ َﻣ َر َوا ْﻧ َﺗﮭ ُْوا َﻋﻣﱠﺎ َﻧ َﮭﻰ َواﻋْ َﻠﻣ ُْوا أَنﱠ َ‬
‫ﷲ أَ َﻣ َر ُﻛ ْم ِﺑﺄ َ ٍ‬ ‫أَﻣﱠﺎ َﺑﻌْ ُد َﻓﯾﺎ َ اَ ﱡﯾ َﮭﺎ اﻟ ﱠﻧﺎسُ ِا ﱠﺗﻘُوا َ‬
‫ﺻﻠﱡ ْوا‬ ‫ﻠﻰ اﻟ ﱠﻧ ِﺑﻰ ﯾﺂ اَ ﱡﯾ َﮭﺎ اﻟﱠ ِذﯾ َْن آ َﻣ ُﻧ ْوا َ‬ ‫ُﺻﻠﱡ ْو َن َﻋ َ‬ ‫ﷲ َو َﻣﻶ ِﺋ َﻛ َﺗ ُﮫ ﯾ َ‬ ‫َو َﺛـ َﻧﻰ ِﺑ َﻣﻶ ِﺋ َﻛ ِﺗ ِﮫ ِﺑﻘُ ْدﺳِ ِﮫ َو َﻗﺎ َل َﺗﻌﺎ َ َﻟﻰ إِنﱠ َ‬
‫َﻋ َﻠ ْﯾ ِﮫ َو َﺳﻠﱢﻣ ُْوا َﺗﺳْ ﻠِ ْﯾﻣًﺎ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋ َﻠ ْﯾ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َم َو َﻋ َﻠﻰ آﻟِ ِﮫ‬ ‫ﱢك َو َرﺳ ُْوﻟ َِك ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ٍد َ‬ ‫ِك و َﻧ ِﺑﯾ َ‬ ‫ﺎركْ َﻋ َﻠﻰ َﻋ ْﺑد َ‬ ‫ﺻ ﱢل َو َﺳﻠﱢ ْم َو َﺑ ِ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم َ‬
‫َ‪.‬وأَﺻْ َﺣ ِﺎﺑ ِﮫ أَﺟْ َﻣ ِﻌﯾ َْن‬
‫ت إِ ﱠﻧ َك َﺳ ِﻣ ْﯾ ٌﻊ َﻗ ِرﯾْبٌ‬ ‫ت اﻷَﺣْ َﯾﺎ ِء ِﻣ ْﻧ ُﮭ ْم َو ْاﻷَﻣْ َوا ِ‬ ‫ت َو ْاﻟﻣُﺳْ ﻠِ ِﻣﯾ َْن َو ْاﻟﻣُﺳْ ﻠِ َﻣﺎ ِ‬ ‫اﻏ ِﻔرْ ﻟ ِْﻠﻣ ُْؤ ِﻣ ِﻧﯾ َْن َو ْاﻟﻣ ُْؤ ِﻣ َﻧﺎ ِ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم ْ‬
‫ﺻ َﻣ ُد اﻟﱠذِى َﻟ ْم َﯾﻠ ِْد َو َﻟ ْم‬ ‫ت اﻷَ َﺣ ُد اﻟ ﱠ‬ ‫ﷲُ ﻻَ إِ َﻟ َﮫ إِﻻﱠ أَ ْﻧ َ‬ ‫ت ﱠ‬ ‫ُﻣ ِﺟﯾْبُ اﻟ ﱠد َﻋ َواتِ‪ .‬اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم إِ ﱠﻧﺎ َﻧﺳْ ﺄَﻟُ َك أَ ﱠﻧﺎ َﻧ ْﺷ َﮭ ُد أَ ﱠﻧ َك أَ ْﻧ َ‬
‫ﺎن َو َﻻ َﺗﺟْ َﻌ ْل ِﻓﻲْ ﻗُﻠُ ْو ِﺑ َﻧﺎ ﻏِ ًّﻼ‬ ‫اﻏ ِﻔرْ َﻟ َﻧﺎ َو ِﻹِ ْﺧ َوا ِﻧ َﻧﺎ اﻟﱠ ِذﯾ َْن َﺳ َﺑﻘُ ْو َﻧﺎ ِﺑ ْﺎﻹِ ْﯾ َﻣ ِ‬ ‫ﯾُو َﻟ ْد َو َﻟ ْم َﯾ ُﻛنْ َﻟ ُﮫ ُﻛﻔُ ًوا أَ َﺣ ٌد‪َ .‬ر ﱠﺑ َﻧﺎ ْ‬
‫ﻟِﻠﱠ ِذﯾ َْن آ َﻣ ُﻧوا َر ﱠﺑ َﻧﺎ إِ ﱠﻧ َك َرءُوفٌ َرﺣِﯾ ٌم‬
‫ور‪َ ،‬و َﺟ ﱢﻧ ْﺑ َﻧﺎ‬ ‫ت إِ َﻟﻰ اﻟ ﱡﻧ ِ‬ ‫اﻟظﻠُ َﻣﺎ ِ‬‫ات َﺑ ْﯾ ِﻧ َﻧﺎ‪َ ،‬واھْ ِد َﻧﺎ ُﺳ ُﺑ َل اﻟﺳ َﱠﻼم‪َ ،‬و َﻧﺟﱢ َﻧﺎ ﻣ َِن ﱡ‬
‫ِ‬ ‫وﺑ َﻧﺎ‪َ ،‬وأَﺻْ ﻠِﺢْ َذ َ‬ ‫اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم أَﻟﱢفْ َﺑﯾ َْن ﻗُﻠُ ِ‬
‫وﺑ َﻧﺎ‪َ ،‬وأَ ْز َوا ِﺟ َﻧﺎ‪َ ،‬و ُذرﱢ ﯾﱠﺎ ِﺗ َﻧﺎ‪،‬‬ ‫ﺎر َﻧﺎ‪َ ،‬وﻗُﻠُ ِ‬ ‫ْﺻ ِ‬‫ﺎركْ َﻟ َﻧﺎ ﻓِﻲ أَﺳْ ﻣَﺎﻋِ َﻧﺎ‪َ ،‬وأَﺑ َ‬ ‫ِش َﻣﺎ َظ َﮭ َر ِﻣ ْﻧ َﮭﺎ َو َﻣﺎ َﺑ َط َن‪َ ،‬و َﺑ ِ‬ ‫ْاﻟ َﻔ َواﺣ َ‬
‫ت اﻟ ﱠﺗوﱠ ابُ اﻟرﱠ ﺣِﯾ ُم‬ ‫َو ُﺗبْ َﻋ َﻠ ْﯾ َﻧﺎ إِ ﱠﻧ َك أَ ْﻧ َ‬
‫ﺻ َﻼ ُح ْاﻹِﺳْ َﻼ ِم َو ْاﻟﻣُﺳْ ﻠِ ِﻣﯾ َْن‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم أَﻋِ ْﻧ ُﮭ ْم‬ ‫ﺻ َﻼ ُﺣ ُﮭ ْم َو َ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم أَﺻْ ﻠِﺢْ وُ َﻻ َة أُﻣ ُْو ِر َﻧﺎ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم َو ﱢﻓ ْﻘ ُﮭ ْم ﻟِ َﻣﺎ ِﻓ ْﯾ ِﮫ َ‬
‫َﻋ َﻠﻰ ْاﻟ ِﻘ َﯾ ِﺎم ِﺑ َﻣ َﮭﺎﻣ ِِﮭ ْم َﻛ َﻣﺎ أَ َﻣرْ َﺗ ُﮭ ْم َﯾﺎ َربﱠ ْاﻟ َﻌﺎ َﻟ ِﻣﯾ َْن‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم أَ ْﺑﻌ ِْد َﻋ ْﻧ ُﮭ ْم ِﺑ َطﺎ َﻧ َﺔ اﻟﺳ ْﱡو ِء َو ْاﻟ ُﻣ ْﻔﺳِ ِدﯾ َْن َو َﻗرﱢ بْ‬
‫ُ‬
‫إِ َﻟﯾ ِْﮭ ْم أَھْ َل ْاﻟ َﺧﯾ ِْر َواﻟ ﱠﻧﺎﺻِ ِﺣﯾ َْن َﯾﺎ َربﱠ ْاﻟ َﻌﺎ َﻟ ِﻣﯾ َْن اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم أَﺻْ ﻠِﺢْ وُ َﻻ َة أﻣ ُْو ِر ْاﻟﻣُﺳْ ﻠِ ِﻣﯾ َْن ِﻓﻲْ ُﻛ ﱢل َﻣ َﻛ ٍ‬
‫ﺎن‬
‫َر ﱠﺑ َﻧﺎ َھبْ َﻟ َﻧﺎ ِﻣنْ أَ ْز َوا ِﺟ َﻧﺎ َو ُذرﱢ ﯾﱠﺎ ِﺗ َﻧﺎ ﻗُرﱠ َة أَﻋْ ﯾ ٍُن َواﺟْ َﻌ ْﻠ َﻧﺎ ﻟ ِْﻠ ُﻣ ﱠﺗ ِﻘﯾ َْن إِ َﻣﺎﻣًﺎ‪َ .‬ر ﱠﺑ َﻧﺎ آ ِﺗ َﻧﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱡد ْﻧ َﯾﺎ َﺣ َﺳ َﻧ ًﺔ َوﻓِﻲ‬
‫ﺻﺣْ ِﺑ ِﮫ و َ َﻣنْ َﺗ ِﺑ َﻌ ُﮭ ْم ِﺑﺈِﺣْ َﺳ ٍ‬
‫ﺎن‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋ َﻠﻰ َﻧ ِﺑ ﱢﯾ َﻧﺎ ﻣ َُﺣ ﱠﻣ ٍد َو َﻋ َﻠﻰ آﻟِ ِﮫ َو َ‬ ‫ﺎر‪َ .‬و َ‬ ‫اب اﻟ ﱠﻧ ِ‬ ‫ْاﻵﺧ َِر ِة َﺣ َﺳ َﻧ ًﺔ َو ِﻗ َﻧﺎ َﻋ َذ َ‬
‫إِ َﻟﻰ َﯾ ْو ِم اﻟ ّدﯾْن‪َ .‬وآ ِﺧ ُر دَ ﻋْ َوا َﻧﺎ أَ ِن ْاﻟ َﺣﻣْ ُد ‪َ E‬ربﱢ ْاﻟ َﻌﺎ َﻟ ِﻣﯾ َْن‬

‫)‪(Humas BPJPH Kemenag RI - 2023‬‬

Anda mungkin juga menyukai