Nim : 030117854 Kelas : Khusus Akuntansi (Semester VII) Mata Kuliah : Teori Akuntansi
1. Pengertian pajak tangguhan
Pajak tangguhan adalah beban pajak (deferred tax expense) atau manfaat pajak (deferred tax income) yang dapat memberikan pengaruh menambah atau mengurangi beban pajak tahun bersangkutan. 2. Cara hitung pajak tangguhan PT. Jaya Raya adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan makanan, a. Data penjualan tahun 2016 sebesar Rp30.500.000.000. b. Data penjualan tahun 2017 sebesar Rp31.000.000.000. c. Laba komersial tahun 2017 sebesar Rp2.000.000.000. d. Koreksi fiskal negatif atas biaya penyusutan sebesar Rp100.000.000, karena biaya penyusutan menurut akuntansi pajak (fiskal) diakui lebih besar dari pada akuntansi komersial. e. Laba fiskal (pajak) sebesar 2.000.000.000-100.000.000 = 1.900.000.000 (Rp1,9 Milyar). f. Pajak penghasilan PPh Badan terutang sebesar Rp1.900.000.000 × 25% = Rp475.000.000. Apabila tidak ada koreksi fiskal atas penyusutan PPh Badan terutang sebesar Rp2.000.000.000 × 25% = Rp500.000.000. Jadi, kewajiban pajak yang harus ditanggung sebesar Rp500.000.000 – Rp475.000.000 = Rp25.000.000. Jika tarif pajak diterapkan pada laba Komersial (Laba Akuntansi) dengan Penghasilan Kena Pajak (Laba Pajak), maka hasilnya besar kemungkinan akan berbeda. Perbedaan ini yang disebut dengan istilah Pajak Tangguhan. 3. Contoh pelaporan pajak tangguhan di laporan keuangan Aset dan kewajiban pajak yang ditangguhkan harus disajikan secara terpisah dari asset atau kewajiban pajak terkini serta disajikan dalam unsur non current (tidak lancer) dalam neraca. Sementara beban atau penghasilan (manfaat) pajak yang ditangguhkan harus disajikan terpisah dengan beban pajak kini dalam laporan laba rugi perusahaan. Aset pajak dan kewajiban pajak harus disajikan secara terpisah dari aset dan kewajiban lainnya dalam neraca.