Anda di halaman 1dari 2

A. Sejarah Intelegensi Robert J.

Stenberg

Robert J. Stenberg lahir pada tanggal 8 Desember 1949 di kota Newark,


New Jersey. Sejak kecil Stenberg sudah memiliki minat terhadap kecerdasan, di
dorong oleh pengalamannya tentang pengujian kecerdasan di sekolah dasar yang
menumbuhkan minatnya untuk membuat tes kecerdasan sendiri sebagai proyek
sains bersama teman-temannya di kelas 7. Secara kebetulan Stenberg menemukan
tangga nada Stanford-Binet di perpustakaan setempat, dan dengan tidak sopan
karena tidak disengaja, Stenberg mulai memberikan tes tersebut kepada teman-
teman sekelasnya. Kemudian tidak lama setelah itu muncul pengujiannya sendiri
yang dinamakan Sternberg Test of Mental Abilities (STOMA), karena itulah
kemudian pada tahun-tahun berikutnya ia banyak menerbitkan teori-teori yang
berpengaruh besar dalam dunia psikologi (Jonathan Plucker, 2016).

Menurut Robert Stenberg kecerdasan (intelligence) adalah kemampuan


mengenai seberapa baik individu untuk menyikapi perubahan di sepanjang
kehidupannya, dengan memanfaatkan keterampilan mental supaya biasa
menerima kelemahan mereka. Perilaku intelegen bersifat relatif sesuai dengan
sosial dan budaya dimana individu berada, artinya lingkungan sangat
mempengaruhi intelegensi individu (Bagus Triyanto, 2015). Stenberg dikenal
dengan konsep triarki-nya, dimana ia mengemukakan bahwa intelegensi terdiri
dari tiga faktor yang berbeda. Teori ini berusaha menjelaskan secara terpadu
hubungan antara intelegensi dan dunia internal seseorang atau mekanisme mental
yang mendasari perilaku mental individu, intelegensi dan dunia eksternal individu
atau penggunaan mekanisme mental sehari-sehari guna mencapai kesesuaian
dengan lingkungan, dan intelegensi dan pengalaman atau peranan perantara antara
dunia eksternal dan internal dalam hidup individu.

Sesuai dengan fungsinya, teori Stenberg ini berisikan tiga sub teori, yaitu
konteks (contextual), pengalaman (experience) serta komponen (componential)
(Azwar, 2017). Teori Stenberg ini erat kaitannya pada pendekatan kognitif,
adapun subteori konteks berusaha menjelaskan dan menunjukkan perilaku-
perilaku yang dianggap perilaku intelegen pada lingkungan budaya tertentu, yaitu
intelegensi komponen-komponen intelegensi manusia menurut Stenberg
terorganisasikan atas Metakomponen (Metacomponents), komponen performansi
(performance companents), dan komponen penerimaan pengetahuan (knowledge-
acqusition companents).

Referensi

Azwar, S. 2017. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

https://www.intelltheory.com/sternberg.shtml. Di akses pada 30 Oktober 2020.

Triyanto, Bagus. 2015. Hitung Sendiri IQ Anda. Jakarta: PT. Bentang Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai