Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL APPRAISAL

NURSING HOME PATIENTS WITH DIABETES: PREVALENCE, DRUG


TREATMENT AND GLYCEMIC CONTROL

(Disusun dalam rangka memenuhi tugas individu sebagai penggati UTS


Mata Kuliah Evidence Based Practice Of Nursing)

ELFA LAILATUL IZZA


NIM. 131714153047

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Saya mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa saya reproduksi jika makalah

yang dikumpulkan hilang atau rusak.

Makalah ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan karya orang lain

kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorang pun yang

membuatkan makalah ini untuk saya.

Jika di kemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, saya bersedia

mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Surabaya, 01 Oktober 2017

Elfa Lailatul Izza

NIM. 131714153047

ii
LEMBAR PENILAIAN

Penilaian Critical Appraisal

Nama Mata Ajar : Evidence Based Practice of Nursing

Nama Tugas : Critical Appraisal

Nama Mahasiswa : Elfa Lailatul Izza

Nim :131714153047

Jumlah Kata :1560

N Aspek Bobot Kriteria penilaian


o yang
dinilai

1 Pendahul 10% Menjelaskan topik, tujuan, dan alat yang digunakan untuk
uan mengkritisi jurnal. Memberikan deskripsi singkat makalah dan
deskripsi singkat jurnal yang ditelaah secara spesifik dan relevan

2 Kritik 80% Deskripsi dan kritik jurnal/artikel menggunakan alat kritik (tool
Artikel yang tepat):

Analisa tidak logis Sangat koheren dan logis

Pemilihan tool Tool tepat

yang tidak sesuai

Ide susah dipahami Ide lugas dan jelas

3 Kesimpu 10% Menyimpulkan makalah dan menuliskan refleksi atas kritik jurnal
lan

4 Penguran 5% Nilai akan mendapatkan pengurangan jika kriteria berikut tidak


gan nilai terpenuhi :

Jumlah kata kurang atau lebih dari batas toleransi 5% dari 1500

Tidak mengikuti aturan penulisan referensi dengan benar

Penulisan bahasa Indonesia yang tidak baik dan benar, termasuk


tanda baca.

iii
Catatan : Makalah tidak akan dinilai jika terbukti bukan karya
sendiri

Nilai Total :

Komentar dosen

....................................................................................................................................

...................................................................................................................................

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
LEMBAR PENILAIAN ................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


BAB 2 CRITICAL APPRAISAL ..................................................................... 3
BAB 3 KESIMPULAN .................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 11


LAMPIRAN

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia. Tidur yang berkualitas dapat

membantu proses penyembuhan dari penyakit. Gangguan tidur sering terjadi pada

pasien yang dirawat di CCU (Coronary Care Unit). Gangguan ini disebabkan oleh

faktor lingkungan seperti kebisingan, tindakan medis karena nyeri, dan

ketidaknyamanan. Selain itu stres psikologi akibat penyakit yang berbahaya

(mengancam nyawa) dan komplikasi penyakit menyebabkan pasien berisiko

mengalami gangguan tidur. Hasil survey yang dilakukan di Shahrekord-Iran

menunjukkan bahwa 51% pasien congestive heart failure mengalami gangguan

tidur (Babaii et.al., 2015).

Gangguan tidur dapat disebabkan oleh masalah kardiovaskular seperti

peningkatan tekanan darah dan denyut jantung (heart rate). Oleh karena itu,

meningkatkan kualitas tidur pada pasien jantung sangat penting. Penggunaan obat

obatan sedatif dan hipnotik dapat meningkatkan kualitas tidur dengan signifikan.

Namun, obat- obatan farmakologi biasanya menyebabkan efek samping. Terapi

komplementer seperti aromaterapi, relaksasi otot, dan penggunakan eye mask dan

earplug juga dapat meningkatkan kualitas tidur pasien tanpa menyebabkan efek

samping (Babaii et.al., 2015).

Eye mask merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk

meningkatkan kualitas tidur. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui

efektifitas pemakaian eye mask dalam meningkatkan kualitas tidur pasien penyakit

1
2

jantung. Namun penelitian yang telah dilakukan perlu dikritisi dan ditelaah sebelum

diputuskan hasil penelitian tersebut untuk diaplikasikan secara lokal atau tidak.

Critical appraisal dimaksudkan untuk menilai derajad kevalidan dan

kelayakan sebuah artikel jurnal penelitian untuk diterapkan secara lokal dengan

menggunakan tool yang sesuai dengan desain penelitian.

TOOL yang digunakan dalam mengkritisi artikel ini adalah CASP (Critical

Appraisal Skills Programme) untuk desain RCT (Randomized Controlled Trial)

karena desain penelitian yang dikaji menggunakan desain RCT. Hasil critical

appraisal digunakan sebagai bukti dasar ilmiah (Scientific evidence) dalam

Evidence Based Of Nursing sebagai pedoman dalam melakukan Evidence Based

Practice.

Makalah disajikan dalam 3 BAB yang terdiri dari BAB 1 Pendahuluan,

BAB 2 Critical Appraisal yang menelaah artikel sesuai dengan tool yang

digunakan, dan BAB 3 Kesimpulan.


3

BAB 2

CRITICAL APPRAISAL

A. Are the results of the trial valid?

1. Did the trial address a clearly focused issue?

Yes. Masalah pada penelitian ini dapat dilihat pada bagian

conclusion dan pendahuluan jurnal. Rumusan masalah yang diangkat

adalah apakah pengaruh kombinasi terapi music dan senam kaki terhadap

lansia dengan diabetes di rumah sakit Hua Dong. Masalah penelitian

dapat difokuskan dengan PICO framework. PICO framework pada

penelitian ini adalah :

Populasi : Klien lansia sebanyak 72 orang yang ada di rumah sakit

Hua Dong sejak April 2013 sampai Oktober 2013

Intervensi : Memberikan latihan senam kaki yang dikombinasikan

dengan terapi musik.

Comparation : Memberikan latihan senam kaki

Outcome : Peningkatan sirkulasi darah pada daerah ektremitas

bawah.

Berdasarkan PICO framework, penelitian ini termasuk dalam

penelitian eksperimental yang bertujuan untuk menilai pengaruh

kombinasi terapi music dan senam kaki pada lansia yang mengalami

diabetes. Rancangan studi pada penelitihan ini sudah tepat yaitu

menggunakan Randomized Control Trial (RCT).


4

Menurut Wood & Haber (2010), desain eksperimental dengan RCT

(randomisasi, manipulasi, dan kelompok kontrol) merupakan desain yang

paling kuat untuk mengukur hubungan sebab akibat yang menunjukkan

adanya perbedaan efek perlakuan antara dua grup. Tujuan penelitian ini

sesuai dengan desain yang digunakan yaitu mengkaji efek kombinasi terapi

music dengan senam kaki pada lansia yang mengalami diabetes di rumah

sakit Hua Dong.

Melalui PICO framework dapat diidentifikasi populasi dalam penelitian ini

adalah klien lansia dengan diabetes yang ada di rumah sakit Hua Dong

selama April 2013 sampai dengan Oktober 2013. Intervensi yang diberikan

adalah kombinasi terapi musik dengan senam kaki yang dibandingkan

dengan kelompok kontrol yang hanya mendapat senam kaki. Hasil yang

didapatkan terjadi peningkatan sirkulasi darah pada daerah kaki yang lebih

baik pada kelompok intervensi.

2. Was the assignment of patients to treatments randomized?

Yes. Penelitian ini merupakan randomized controlled trial yang dilakukan

pada klien di rumah sakit Hua Dong selama periode April 2013 sampai

dengan Oktober 2013.

Sebanyak 72 lansia diatas 60 tahun terpilih menjadi reponden yang

disesuaikan dengan Wagner Classification Scale of Diabetic Foot dengan

nilai level 0 yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 34 kelompok intervensi

dan 38 kelompok kontrol. .


5

Pemilihan klien di dasarkan dengan kriteria ekslusi dan inklusi Kriteria

eksklusi termasuk kriteria yang ada Tidak dapat berjalan secara mandiri,

mereka yang memiliki nyeri tungkai bawah, radang sendi parah, sistem

saraf dan penyakit kardiovaskular, serta komplikasi lainnya yang

membatasi aktivitas fisik dan disfungsi kognitif. Kelompok perlakuan

diberikan intervensi selama 15 menit perhari dengan durasi waktu 6 bulan,

sedangkan kelompok kontrol hanya diberi senam kaki. Setelah intervensi

selesai klien diberikan kuesioner, pemeriksaan ankle brachial index dan

peak velocity of dorsal artery untuk mengukur keadekuatan sirkulasi darah.

Setelah itu dilakukan uji statistic. Hasil yang didapatkan sirkulasi darah

kelompok intervensi lebih baik dari kelompok kontrol.

3. Were patients, health workers and the study personnel blinded?

Yes .Each patient continued to receive standard treatment and care from

their physicians throughout this study yang berarti peneliti sendiri yang

tidak terlibat secara langsung terhadap pemberian intervensi. Bila perawat

ruangan terlibat dalam pemberian intervensi kepada kelompok manipulasi,

maka perlakuan yang diberikan tidak bisa terjamin sama (Wood & Haber,

2010). Pada klien, patients were not blind to the study karena sebelum

dilakukan penelitian pasien telah diberikan informed consent tentang tujuan

penelitian, prosedur penelitian, dan efek samping perlakuan. Sedangkan

dari segi study personnel (outcome assessor) tidak dilaporkan blinded atau

tidak.
6

4. Were the groups similar at the start of the trial?

Yes. Hasil analisa statistic dengan menggunakan independent T test atau x2

test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap umur,

pengetahuan, BMI, ankle brachial index, dan blood flow (P> 0.05).

Menurut Wood & Haber (2010) Keterbatasan penelitian eksperimental

adalah peneliti tidak akan bisa melakukan random berdasarkan usia, jenis

penyakit, atau level income tertentu

5. Aside from the experimental intervention, were the groups treated

equally?

Yes. Kedua kelompok berada dalam satu rumah sakit dan mendapatkan

pelayanan keperawatan dan modifikasi lingkungan yang sama. Menurut

Wood & Haber (2010) Experimental procedures may be disruptive to the

usual routine of the setting yang artinya bisa menjadi faktor bias yang bisa

mempengaruhi hasil penelitian.

6. Were all of the patients who entered the trial properly accounted for at its

conclusion?

Yes. Sebanyak 72 responden dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 34 kelompok

perlakuan dan 38 kelompok kontrol. Diantara kedua kelompok tidak ada

satupun yang keluar atau dikeluarkan atau berhenti selama proses

penelitian. Sehingga jumlah responden mulai awal hingga akhir penelitian

tetap 72 responden.
7

B. What are the results?

1. How large was the treatment effect?

Penelitian ini mengukur tingkat pengetahuan , ankle brachial index dan

peak velocity of dorsal artery. Analisis data dipaparkan dengan jelas dalam

bentuk table dan narasi yang dilengkapi dengan hasil uji statistik. Hasil post

intervensi pada tingkat pengetahuan ( p<0.001), ankle brachial index

(p<0.013) dan peak velocity of dorsal artery (p<0.001) daripada kelompok

kontrol.

2. How precise was the estimate of the treatment effect?

Tingkat kesalahan 5% atau p value = 0.05 sedangkan tingkat ketelitian (CI)

tidak dilaporkan. Hasil akhir menunjukkan terjadi peningkatan aliran darah

yang adekuat pada ekstremitas bawah.

Keterbatasan jurnal dari segi isi meliputi ketidakmampuan peneliti

menghindari faktor bias yaitu tidak dilakukan pengkajian kemampuan

mendengar responden, tidak dikaji tentang penggunaan obat, dan kebiasaan

olahraga.

C. Will the results help locally?

1. Can the results be applied in your context? (or to the local population?)

Yes. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini terjangkau untuk

diaplikasikan secara local. Sampel sebanyak 72 responden dengan 36

responden setiap kelompok yang memenuhi kriteria inklusi memenuhi sarat

minimal untuk bias digeneralisasikan. Menurut Grove, Burns, & Platt

(2013) penelitian ini berada di level 2 dari 7 level derajad evidence.


8

2. Were all clinically important outcomes considered?

Yes. Hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan sebagai nursing

intervention untuk meningkatkan sirkulasi darah pada ektremitas bawah,

pencegahan luka pada kaki, pencegahan kelainan tulang pada kaki, dan

peningkatan pengetahuan klien dengan diabetes, selain terjangkau latihan

senam kaki kombinasi musik tidak menimbulkan efek samping yang

merugikan. Faktor faktor yang mempengaruhi hasil penelitian telah

dijelaskan pada penelitian ini sehingga bias dijadikan acuan pada penelitian

selanjutnya. Jawaban atas pertanyaan pada penelitian ini telah telah

terjawab dan tertulis pada bagian hasil dan pembahasan yang disajikan

dalam bentuk tabel dan narasi secara jelas, singkat, dan informatif.

3. Are the benefits worth the harms and costs?

Yes. Kombinasi terapi music dengan senam kaki merupakan salah satu

terapi non farmakologis untuk meningkatkan sirkulasi darah ke kaki dalam

rangka mencegah terjadinya kelainan kaki baik dalam integritas kulit

maupun tulang pada klien dengan diabetes dengan biaya yang relative

murah.
9

BAB 3

KESIMPULAN

Penelitian ini merupakan original research yang ingin membuktikan

bahwa kombinasi terapi music dan senam kaki pada klien dengan diabetes

meningkatkan sirkulasi darah ke ekstremitas bawah di rumah sakit Hua Dong.

Penelitian ini mengukur tingkat pengetahuan , ankle brachial index dan peak

velocity of dorsal artery. Analisis data dipaparkan dengan jelas dalam bentuk table

dan narasi yang dilengkapi dengan hasil uji statistik. Hasil post intervensi pada

tingkat pengetahuan ( p<0.001), ankle brachial index (p<0.013) dan peak velocity

of dorsal artery (p<0.001) daripada kelompok kontrol.

Jurnal ini menjelaskan latar belakang, tujuan, metode, prosedur, analisis

data, hasil, pembahasan, dan kesimpulan dalam bentuk narasi dan tabel dengan

singkat, jelas, dan mudah dipahami. Penulisan metode penelitian diawali dengan

menggambarkan jenis desain, kriteria inklusi dan eksklusi, jumlah sampel dan

teknik sampling, cara pengumpulan data, dan pengukuran menggunakan tingkat

pengetahuan, ankle brachial index dan peak velocity of dorsal artery. Pertanyaan

penelitian telah terjawab dengan jelas pada bagian conclusion dan discussion.

Desain yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian. Desain RCT

berada pada level 2 dari 7 level derajad evidence dengan non blind RCT dapat

menurunkan kekuatan desain. Faktor bias pada penelitian ini yaitu tidak dilakukan

pengkajian kemampuan mendengar responden, tidak dikaji tentang penggunaan

obat, dan kebiasaan olahraga.


10

Berdasarkan hasil telaah kritis di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

ini valid, hasil penelitian menunjukkan kombinasi terapi music dan senam kaki

meningkatkan sirkulasi darah ke ekstremitas bawah dan bisa dipertimbangkan

untuk diaplikasikan secara lokal.

.
11

DAFTAR PUSTAKA

Burls, A. (2011). Critical Appraisal Skills Programme (CASP): Making Sense Of


Evidence about Clinical Effectiveness. Diakses 04 Oktober 2016. Website:
http://www.casp-uk.net/casp-tools-checklists.

Babaii, A., Adib-Hajbaghery, M., Hajibagheri, A. (2015). Effect of Using Eye


Mask on Sleep Quality in Cardiac Patient: Randomised Controlled Trial.
Nurs Midwifery Stud, 4(4):e28332.. Diakses 25 September 2016, dari NCBI
database. Website: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc.

Grove, S.K., Burns, N., & Gray, J.R. (2013). Practice Of Nursing Research;
Appraisal, Syntesis, and Generation of Evidence. (7th. ed). USA: Elseiver.

Wood, G. L. & Haber, Judith. (2010). Nursing Research Methods and Critical
Appraisal for Evidence-Based Practice. (7th ed). China: Elseiver.

Anda mungkin juga menyukai