Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN CRITICAL APPRAISAL

Critical Appraisal (Kajian Kritis) adalah suatu proses evaluasi

secara cermat dan sistematis untuk memutuskan apakah suatu tulisan

penelitian atau majalah ilmiah layak dipercaya. Hal ini merupakan salah

satu kemampuan dasar yang penting bagi seorang klinisi untuk dapat

mengetahui dan menggunakan data-data penelitian yang dapat dipercaya

dan efisien.

Critical appraisal adalah telaah kritis dimana para klinisi mampu

menilai secara efisien apakah suatu literatur kedokteran dapat digunakan

untuk menjawab pertanyaan klinis dan mampu menilai metodologi

penelitian yang digunakan dalam penelitian tertentu sehingga dapat

diputuskan apakah hasil penelitian tersebut dapat diterima atau tidak.

Criticals appraisal menjadi suatu keharusan bagi seorang klinisi

(ex. Dokter) untuk menerapkan pengetahuan baru dalam praktek sehari-

hari. Criticals appraisal digunakan untuk menilai validitas (kebenaran) dan

kegunaan dari suatu artikel atau journal ilmiah. Adapun evaluasi dari

critical appraisal ini meliputi ;

1. Relevansi

2. Peneliti : pakar, pemula, tempat

3. Sponsor : sumber dana

4. Rancangan penelitian : sesuai dengan tujuan penelitian

5. Perfomance penelitian : keandalan definisi operasional, alat


6. Prosedur menganalisa data

7. Pembahasan

8. Kesimpulan

B. TUJUAN CRITICAL APPRAISAL

Critical appraisal berfungsi sebagai berikut:

 Secara sistematik mengevaluasi literature ilmiah

 Dapat memilih literature yang akan diambil

 Memutuskan artikel manakah yang akan mempengaruhi pekerjaan

yang akan dilakukan

 Memisahkan penghalang antara peneliti dengan hasil penelitian

 Mendukung perkembangan dari Evidence Based Medicine

C. KELEBIHAN CRITICAL APPRAISAL

Kelebihan critical appraisal adalah:

 Merupakan metode yang sistematis utk menilai hasil, validitas, dan

kegunaan dari publikasi artikel ilmiah.

 Jalan untuk mengurangi jurang antara riset dengan praktis.

 Mendorong penilaian objektif tentang kegunaan sebuah informasi

ilmiah.

 Critical appraisal merupakan keterampilan yang tidak sulit dikuasai

dan dikembangkan.
D. KEKURANGAN CRITICAL APRAISAL

Kekurangan critical appraisal adalah:

 Membutuhkan banyak waktu, terutama pada awal.

 Tidak selalu memberikan jawaban yang mudah.

 Mengurangi semangat, terutama bila akses terhadap hasil

penelitian yang baik pada bidang tertentu sangat terbatas.

E. LANGKAH-LANGKAH UJI CRITICAL APPRAISAL

Secara formal penilaian kritis (critical appraisal) perlu

dilakukan terhadap kualitas bukti-bukti yang dilaporkan oleh artikel

riset pada jurnal. Penilaian kritis kualitas bukti dari artikel riset

meliputi penilaian tentang validitas (validity), kepentingan

(importance), dan kemampuan penerapan (applicability) bukti bukti

klinis tentang etiologi, diagnosis, terapi, prognosis, pencegahan,

kerugian, yang akan digunakan untuk pelayanan medis individu

pasien, disingkat “VIA”.1

1. Validity

Setiap artikel laporan hasil riset perlu dinilai kritis tentang

apakah kesimpulan yang ditarik benar (valid), tidak mengandung

bias. Bias adalah kesalahan sistematis (systematic error) yang

menyebabkan kesimpulan hasil riset yang salah tentang akurasi

tes diagnosis, efektivitas intervensi, akurasi prognosis, maupun

kerugian/ etiologi penyakit.1


Validitas (kebenaran) bukti yang diperoleh dari sebuah riset tergantung

dari cara peneliti memilih subjek/ sampel pasien penelitian, cara

mengukur variabel, dan mengendalikan pengaruh faktor ketiga yang

disebut faktor perancu (confounding factor). Untuk memperoleh hasi

riset yang benar (valid), maka sebuah riset perlu menggunakan

desain studi yang tepat.1

2. Importance

Bukti yang disampaikan oleh suatu artikel tentang intervensi medis

perlu dinilai tidak hanya validitas (kebenaran)nya tetapi juga apakah

intervensi tersebut memberikan informasi diagnostik ataupun

terapetik yang substansial, yang cukup penting (important), sehingga

berguna untuk menegakkan diagnosis ataupun memilih terapi yang

efektif.1

Suatu tes diagnostik dipandang penting jika mampu

mendiskriminasi (membedakan) pasien yang sakit dan orang yang

tidak sakit dengan cukup substansial, sebagaimana ditunjukkan oleh

ukuran akurasi tes diagnostik. Suatu intervensi medis yang mampu

secara substantif dan konsisten mengurangi risiko terjadinya hasil

buruk (bad outcome), atau meningkatkan probabilitas terjadinya hasil

baik (good outcome), merupakan intervensi yang penting dan berguna

untuk diberikan kepada pasien. Suatu intervensi disebut penting

hanya jika mampu memberikan perubahan yang secara klinis


maupun statistik signifikan, tidak bisa hanya secara klinis

signifikan atau hanya secara statistik signifikan.

Ukuran efek yang lazim digunakan untuk menunjukkan manfaat

terapi dalam mencegah risiko terjadinya hasil buruk adalah absolute

risk reduction (ARR), relative risk reduction (RRR), dan number

needed to treat (NNT). Ukuran efek yang lazim digunakan untuk

menunjukkan manfaat terapi dalam meningkatkan kemungkinan

terjadinya hasil baik adalah absolute benefit increase (ABI), relative

benefit increase (RBI), dan number needed to treat (NNT).

Setiap intervensi medis di samping berpotensi memberikan

manfaat juga kerugian (harm). Ukuran efek yang digunakan untuk

menunjukkan meningkatnya risiko terjadi kerugian oleh suatu

intervensi medis adalah rasio risiko (RR), odds ratio (OR),

absolute risk increase (ARI), relative risk increase (RRI), dan

number needed to harm (NNH).

3. Applicability

Bukti yang valid dan penting dari sebuah riset hanya berguna jika

bisa diterapkan pada pasien di tempat praktik klinis. ‗Bukti terbaik‘ dari

sebuah setting riset belum tentu bisa langsung diekstrapolasi

(diperluas) kepada setting praktik klinis dokter. Untuk memahami

pernyataan itu perlu dipahami perbedaan antara konsep efikasi (efficacy)

dan efektivitas (effectiveness). Efikasi (efficacy) adalah bukti tentang


kemaknaan efek yang dihasilkan oleh suatu intervensi, baik secara

klinis maupun statistik, seperti yang ditunjukkan pada situasi riset yang

sangat terkontrol. Situasi yang sangat terkontrol sering kali tidak sama

dengan situasi praktik klinis sehari-hari. Suatu intervensi menunjukkan

efikasi jika efek intervensi itu valid secara internal (internal validity),

dengan kata lain intervensi itu memberikan efektif ketika diterapkan

pada populasi sasaran (target population).

DAFTAR PUSTAKA

Walfie, Galdy. 2014. Critical Appraisal dan Uji Diagnostik. Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dira dkk. 2012. Critical Appraisal Of CPG. Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

Anda mungkin juga menyukai