Anda di halaman 1dari 17

REFRESHING

ANTENATAL CARE (ANC)

Pembimbing :

dr. Aranda Tri S, Sp.OG

Oleh :
Harishal Aryaputra
2013730147

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI & GINEKOLOGI


RS.ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat
dan hidayah Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul
ANTENATAL CARE tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kepaniteraan di
Stase Kebidanan dan Kandungan.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Refreshing ini masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan guna perbaikan dalam pembuatan laporan kasus berikutnya.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
bagi para pembaca.

Jakarta, Agustus 2018

Penulis

Asuhan Antenatal / Antenatal Care (ANC)

2
 Definisi Asuhan Antenatal

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan


obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.1
Sementara American Academy of Pediatrics dan American College of
Obstetricians and Gynecologist (1997) mendefinisikan asuhan antenatal
sebagai: “ suatu program perawatan antepartum komprehensif yang melibatkan
pendekatan terpadu perawatan medis dan dukungan psikososial yang secara
optimal dimulai sebelum konsepsi dan meluas ke periode antepartum”.2

 Tujuan ANC
1. Membangun rasa saling percaya antara klien dengan petugas kesehatan.
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya.
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya.
4. Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan resiko tinggi.
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan untuk menjaga kualitas
kehamilan dan merawat bayi.
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya.

 PROSEDUR ASUHAN PRENATAL (ANC)

 Jadwal Kunjungan Asuhan Antenatal


Jika kehamilan termasuk resiko tinggi, perhatian dan jadual kunjungan
harus lebih ketat.1
Namun, jika kehamilan normal jadual asuhan cukup empat kali. Dalam
bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode
angka K yang menyerupakan singakatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal
yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan
sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan
antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan
antenatal pada usia kehamilan di atas 36 minggu.

Pemeriksaan Rutin dan Penelusuran Penyakit Selama Kehamilan


Identifikasi dan Riwayat Kesehatan

3
 Data Umum Pribadi
- Nama
- Usia
- Alamat
- Pekerjaan ibu/suami
- Lamanya menikah
- Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
 Keluhan Saat Ini
- Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu
- Lamanya mengalami gangguan tersebut
 Riwayat Haid
- Hari pertama haid terakhir (HPHT)
- Usia kehamilan dan taksiran persalinan (rumus Naegele)
 Riwayat Kehamilan dan Persalinan
- Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas sebelumnya
- Cara persalinan
- Jumlah dan jenis kelamin anak hidup
- Berat badan lahir
- Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan
- Informasi saat persalinan atau keguguran terakhir
 Riwayat Kehamilan Saat Ini
- Identifikasi kehamilan
- Identifikasi penyakit (preeklamsia dan hipertensi dalam kehamilan)
- Penyakit lain yang diderita
- Gerakan bayi dalam kandungan
 Riwayat Penyakit dalam Keluarga
- Diabetes Mellitus, Hipertensi, atau hamil kembar
- Kelainan Bawaan
 Riwayat Penyakit Ibu
- Penyakit yang pernah diderita
- DM, HDK, ISK
- Penyakit jantung
- Infeksi virus berbahaya
- Alergi obat atau makanan tertentu
- Pernah mendapat tranfusi darah dan indikasi tindakan tersebut
- Inkompatibilitas Rhesus
- Paparan sinar X
 Riwayat Penyakit yang Memerlukan Pembedahan
- Dilatasi dan kuretase

4
- Reparasi vagina
- Seksio sesaria
- Serviks inkompeten
- Operasi non ginekologi
 Riwayat Mengikuti Program Keluarga Berencana
 Riwayat Imunisasi
 Riwayat Menyusui

Pemeriksaan
 Keadaan Umum
- Tanda vital
- Pemeriksaan jantung dan paru
- Pemeriksaan payudara
- Kelainan otot dan rangka serta neurologik
 Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi
- Bentuk dan ukuran abdomen
- Parut bekas operasi
- Tanda-tanda kehamilan
- Gerakan janin
- Varises atau pelebaran vena hernia
- Edema
 Palpasi
- Tinggi fundus
- Punggung bayi
- Presentasi
- Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas panggul
 Auskultasi
- 10 minggu dengan Doppler
- 20 minggu dengan Fetoskop Pinard
 Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pada trimester I/II

Laboratorium
 Pemeriksaan

5
- Analisis urin rutin
- Analisis tinja rutin
- Hb, MCV
- Golongan darah
- Hitung jenis sel darah
- Gula darah
- HBsAg virus
- Antibodi rubella
- HIV/VDRL
 Ultrasonografi-rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk identifikasi
kelainan janin.

 Gejala- gejala dan Tanda Bahaya Pada Kehamilan

Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya


10-12% kehamilan yang disertai penyulit atau berkembang menjadi kehamilan
yang patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak
karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh terjadi secara bertahap dan
berangsur-angsur.

Deteksi dini gejala dan tanda bahya selama kehamilan merupakan upaya
terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan
ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyakit
penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai
upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan
dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya.

 Perdarahan
Perdarahan pada usia kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20
minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar10-20% kehamilan
akan berakhir dengan keguguran (60-80%) disebabkan oleh kelainan
kromosom yang ditemui pada spermatozoa atau ovum. Penyebab yang sama
dapat menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran
pembesaran uterus yang diatas norma, pada umumnya disebabkan oleh mola
hidatidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan yang
tidak jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia
kehamilan, dan adanya massa di adneksa biasanya disebabkan oleh
kehamilan ektopik.
Perdarahan kehamilan lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnya
disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait

6
dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang menjadi tempat
implantasi palsenta tersebut.

 Preeklampsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu disertai
dengan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan
preeklamsia. Data atau informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum
hamil akan sangat membantu petugas kesehatan untuk membedakan
hipertensi kronis (yang sudah ada sebelumnya) dengan preeklamsia. Gejala
dan tanda preeklamsia adalah:
 Hiperrefeleksia.
 Sefalgia yang tidak sembuh dengan pengobatan umum.
 Gangguan penglihatan; skotoma, penglihatan kabur, berkunang-
kunang.
 Nyeri epigastrik.
 Oliguria.
 Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolik 10-20 mmHg di
atas normal.
 Proteinuria
 Edema menyeluruh

 Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum


Bila hal tersebut terjadi pada kehamilan trimester ke dua atau ke tiga dan
disertai dengan riwayat dan tanda-tanda di bawah ini, maka diagnosisnya
mengarah kepada solusio plasenta, baik jenis revealed atau consealed :
 Trauma abdomen
 Preeklampsia
 Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan
 Bagian-bagian janin sulit diraba
 Uterus tegang dan nyeri
 Janin mati dalam rahim.

 Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai


Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius selama
kehamilan adalah sebagai berikut:
 Muntah berlebihan selama kehamilan
 Disuria
 Menggigil atau demam

7
 Ketuban pecah dini
 Uterus lebih besar atau lebih kecil dari kehamilan sesungguhnya

 Kunjungan Berkala Asuhan Antenatal


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan secara berkala dan teratur. Bila kehamilan normal, julah kunjungan
cukup empat kali : satu kali pada trimester I, satu kali trimester II, dan dua kali
pada trimester III. Hal ini dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi
petugas kesehatan untuk mengenali secara dini berbagai penyulit atau gangguan
kesehatan yang terjadi pada ibu hamil. Beberapa penyakit atau penyulit tidak
segera timbul secara bersamaan dengan terjadinya kehamilan (misalnya,
hipertensi dalam kehamilan) atau baru akan menampakkan gejala pada usia
kehamilan tertentu (misalnya, perdarahan antepartum yang disebabkan oleh
plasenta previa). Selain itu, upaya memberdayakanibu hamil dan keluarganya
tentang proses kehamilan dan masalahnya melalui penyuluhan atau konseling
dapat berjalan efektif apabila tersedia cukup waktu untuk melaksanakan
pendidikan kesehatan yang diperlukan. Dari satu kunjungan ke kunjungan
berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan :
 Keluhan yag dirasakan oleh ibu hamil
 Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
o Umum
 Tekanan darah
 Respirasi
 Nadi
 Suhu
o Abdomen
 Tinggi fundus uteri
 Letak janin (seteah 34 minggu)
 Presentasi janin
 Denyut jantung janin
o Pemeriksaan tambahan
 Proteinuria
 Glukosuria
 Keton
 Menilai kesejahteraan janin
o Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan risiko tinggi
dapat dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan
informasi, baik yang diperoleh dari ibu hamil maupun
pemeriksaan oleh petugas kesehatan. Pemeriksaan yang
memerlukan peralatan canggih umumnya dilakukan dengan

8
peralatan pencatat denyut jantung janin (kardiotokografi) dan
peralatan ultrasonografi yang disebut dengan pemeriksaan profil
biofisik janin (biophysic profile). Berbagai jenis pemeriksaan
tersebut adalah :
 Pengukuran tinggi fundus uteri terutama > 20 minggu
yang akan disesuaikan dengan usia kehamilan saat
pemeriksaan dilakukan. Tinggi fundus yang normal sama
dengan usia kehamilan.
 Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12
jam)
 Gerakan janin
 Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam
dikaitkan dengan hipoksia berat atau janin meninggal
 Denyut jantung janin
 Ultrasonografi
o Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan di
atas, juga dilakukan pula pemeriksaan tentang :
 Penilaian besar janin, letak dan presentasi
 Penilaian luas panggu
 Edukasi Kesehatan Bagi Ibu Hamil
Tidak semua ibu hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan konselig
kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang
kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas.
Kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi bagi petugas kesehatan untuk
memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu hamil dan keluarganya
termasuk rencana persalinan (di mana, penolong, dana, pendamping, dan
sebagainya) dan cara merawat bayi. Beberapa informasi penting tersebut adalah
sebagai berikut.

Nutrisi yang Adekuat Bagi Ibu Hamil


 Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap arinya adalah
2.500 kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang dapat
memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara
rinci dan bahasa yang dimengerti oleh para ibu hamil dan keluarganya.
Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini
merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia. Jumlah
pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama
hamil.

9
 Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari.
Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-
kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein
dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia, dan edema.
 Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium
dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot
dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adaah susu, keju,
yogurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebaban
riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu.
 Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan
oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran
oksigen melalui hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Untuk
menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat
besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari terutama setelah trimester
kedua. Bila tidak ditemukan anemia pemberian besi per minggu cukup
adekuat. Zat besi yang diberikan dapat berupa ferrous gluconate, frroue
furnarate, atau ferrous sulphat. Kekurangan zat besi pada ibu hamil
dapat menyebaban anemia defisiensi zat besi.
 Asam folat
Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi
pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil
adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.

Perawatan Payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat secara
berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk
mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktierus, sebaikya
dilakukan secara hati-hati dan benar karena pengurutan yang salah dapat
menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi kondisi seperti pada uji
kesejahteraan janin menggunakan uretonika. Basuhan lembut setiap hari pada
areola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area
tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan
dapat menggunakan campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara meegang,
sensitif, dan menjadi lebih berat, maka sebaiknya gunaan penopang payudara
yang sesuai (brassiere).

10
Perawatan Gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu pada
trimester pertama dan ketiga. Penjadawlan untuk trimester pertama terkait
dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga
kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga. Sementara itu, pada trimester
ketiga, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin
sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi
ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu
hamil sagat rentan terhadap terjadinya carries dan gingivitis.

Kebersihan Tubuh dan Pakaian


Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomik pada
perut, area genitalia,/lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit
menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya
gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam di
dalam bathtub dan melakukan vaginal douche. Gunakan pakaian yang longgar,
bersih dan nyamandan hindarkan sepatu berhak tinggi dan alas kaki yang keras
(tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerakan tubuh ringan,
misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari. Jangan melakukan pekerjaan
rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat menimbulkan
keluhan yang berlebihan. Beristirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari
dan 2 jam di siang hari. Ibu tidak dianjurkan untuk melakukan kebiasaan
merokok selama hamil karena dapat menimbulkan vasospasme yang berakibat
anoksia janin, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas, kelainan
kongenital, dan solutio plasenta.

Standar 10 T Pelayanan Antenatal Care terdiri dari : (Depkes RI,


2009)

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan


2. Pemeriksaan tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)

11
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan

Standar asuhan minimal kehamilan termasuk dalam "14T".


1) Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil
dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan
berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu
mulai TM II. Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT
(Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah
hubungan antara tinggi badan dan berat badan. Ada rumus tersendiri untuk
menghitung IMT anda yakni :

IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm))2


Tabel 2.4 Klasifikasi Nilai IMT
Kategori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
Sumber : (Prawirohadjo, 2013)

Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan bertahap,
bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambha berat badan 0,4 kg. Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg
gizi baik 0,3 kg. Indeks masa tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui
penambahan optimal, yaitu:
a) 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg
b) 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg
c) Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg. (Sari, Ulfa, & Daulay,
2015)

12
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga
panggul.
2) Ukur Tekanan Darah (T2)
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung. Pemeriksaan
tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau
rendah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 120/80 mmHg.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah
menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di
bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan
gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam
minggu yang dicantumkan dalam HPHT.
4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet ini mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang
diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi
kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan
kebutuhannya meningkat seiring pertumbuhan janin. Zat besi ini penting untuk
mengkompensasi penigkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan
untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin.
5) Pemberian Imunisasi TT (T5)
Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun kekebalan
sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin
kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Pemberian
imunisasi tetanus toxoid (TT) artinya pemberian kekebalan terhadap penyakit
tetanus kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
Umur kehamilan mendapat imunisasi TT :
a) Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk
mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005).

13
b) TT1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan
pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000).
Jadwal Imunisasi TT :
Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan
imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali
(suntikan) selama kehamilan (pertama pada saat kunjungan antenatal dan kedua
pada empat minggu kemudian)Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan
TT 2 minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001 ; Depkes RI, 2000) . (Sari, Ulfa, &
Daulay, 2015)

Lama % Ja
Antigen Interval
perlindungan Perlindungan dwal
- Pemberi
TT 1 Pada kunjungan - an
antenatal pertama Imunisas
3 tahun
TT 2 4 minggu setelah 80 i Tetanus
TT1 Toksoid
5 tahun
TT 3 6 bulan setelah 95
TT2
10 tahun S
TT 4 1 tahun setelah 99
TT3 umber :
25 tahun/seumur
TT 5 1 taun setelah TT4 99
hidup
(Saifuddi
n dalam Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)
6) Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan
cara Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama kali,
lalu periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya
untuk mendeteksi Anemia pada ibu hamil.
7) Pemeriksaan Protein urine (T7)
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu
hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan pada ibu
hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan protein
urin ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklampsia.

14
8) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) (T8)
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) adalah
untuk mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit menular seksual, antara
lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil
spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan postif, ibu hamil
dilakukan pengobatan/rujukan. Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janin
pada kehamilan < 16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan
premature, cacat bawaan.
9) Pemeriksaan urine reduksi (T9)
Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Melitus Gestasioal.
Diabetes Melitus Gestasioal pada ibu dapat mengakibatkan adanya penyakit
berupa pre-eklampsia, polihidramnion, bayi besar.
10) Perawatan Payudara (T10)
Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2
kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11) Senam Hamil ( T11 )
Senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam
mempersiapkan persalinan. Adapun tujuan senam hamil adalah memperkuat dan
mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot dasar
panggul, memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi dan
relaksasi.
12) Pemberian Obat Malaria (T12)
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu
hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan
darah yang positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni
kehamilan muda dapt terjadi abortus, partus prematurus juga anemia.
13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah
endemis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang manusia.

15
14) Temu wicara / Konseling ( T14 ).(Pantiawati & Suryono, 2010).

Jenis Pemeriksaan Pelayanan Standar Antenatal Terpadu 17T


Sumber : (Kementrian Kesehatan RI, 2015)

Jenis Trimester Trimester


No Trimester I Keterangan
Pemeriksaan II III
Keadaan
1    Rutin
Umum
2 Suhu Badan    Rutin
Tekanan
3    Rutin
Darah
4 Berat Badan    Rutin
5 LILA  Rutin
6 TFU   Rutin
Presentasi
7   Rutin
Janin
8 DJJ   Rutin
Pemeriksaan
9   Rutin
HB
Golongan
10  Rutin
Darah
11 Protein Urin · · · Rutin
Gula Atas
12 · · ·
Darah/reduksi indikasi
Darah Atas
13 · · ·
Malaria indikasi
Atas
14 BTA · · ·
indikasi
Atas
15 Darah Sifilis · · ·
indukasi
Atas
16 Serologi HIV · · ·
indikasi
Atas
17 USG · · ·
indikasi

16
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu kebidanan cetakan ke-3. Jakarta : PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo
.
Rukiah, A. Y., Yulianti, L., Maemunah, & Susilawati, L. (2013). Asuhan
Kebidanan Kehamilan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta
Selatan : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D. (2015). Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan. Bogor: IN MEDIA.

Depkes RI. 2009


Kemenkes RI. 2015

17

Anda mungkin juga menyukai