A
DENGAN ASAM URAT DUSUN 3 DESA POOWO BARAT
KEC. KABILA
NIM : 711490122089
NERS LANJUTAN
2023
A. Definisi
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak
dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal
monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya
kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari
hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena
penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Artritis gout adalah
suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis
akut disebabkan karena reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal
monosodium urat monohidrat.
B. Etiologi
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin
atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia.
Hyperuricemia pada penyakit ini disebabakan oleh :
a. Nyeri hebat
b. Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang
c. Sakit kepala
d. Demam
Gangguan kronik berupa :
a. Serangan akut
b. Hiperurisemia yang tidak diobati
c. Terdapat nyeri dan pegal
d. Pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi (penumpukan
monosodium asam urat dalam jaringan)
D. Klasifikasi
Gout mempunyai empat peringkat yang nyata, yaitu:
1. Asimptomatik
2. Akut
3. Interkritikal
4. Kronik
Dalam peringkat pertama (Asimptomatik), aras asid uric plasma bertambah,
tetapi tanpa sebarang gejala. Serangan gout menandakan peringkat kedua (Akut).
Serangan- serangan yang tidak parah biasanya hilang dengan cepat, manakala
serangan- serangan yang pernah berlangsung beberapa hari atau juga beberapa
minggu.
Selepas serangan pertama, pesakit itu masuk peringkat interkritikal atau jarak
waktu yang bebas daripada gejala. Periode ini mungkin berlangsung selama beberapa
bulan tau juga tahun. Kebanyakan pesakit gout mengalami serangan kedua dalam
enam bulan hingga 2 tahun serangan pertama.
E. Manifestasi Klinis
Gejala awal dari artritis gout adalah panas, kemerahan dan pembengkakan pada
sendi yang tipikal dan tiba-tiba. Persendian yang sering terkena adalah persendian kecil
pada basis dari ibu jari kaki. Beberapa sendi lain yang dapat terkena ialah pergelangan
kaki, lutut, pergelangan tangan, jari tangan, dan siku. Pada serangan akut penderita
gout dapat menimbulkan gejala demam dan nyeri hebat yang biasanya bertahan
berjam-jam sampai seharian, dengan atau tanpa pengobatan. Seiring berjalannya waktu
serangan artritis gout akan timbul lebih sering dan lebih lama.
Secara klinis ditandai dengan adnya artritis,tofi dan batu ginjal. Yang penting
diketahui bahwa asm urat sendiri tidak akan mengakibatkan apa-apa. Yang
menimbulkan rasa sakit adalah terbentuk dan mengendapnya kristal monosodium urat.
Pengendapannya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Oleh sebab itu, sering terbentuk
tofi pada daerah-daerah telinga,siku,lutut,dorsum pedis,dekat tendo Achilles pada
metatarsofalangeal digiti 1 dan sebagainya. Pada telinga misalnya karena
permukaannya yang lebar dan tipis serta mudah tertiup angin,kristal-kristal tersebut
mudah mengendap dan menjadi tofi. Demikian pula di dorsum pedis,kalkaneus karena
sering tertekan oleh sepatu. Tofi itu sendiri terdiri dari kristal-kristal urat yang
dikelilingi oleh benda-benda asing yang meradang termasuk sel-sel raksasa. Serangan
sering kali terjadi pada malam hari. Biasanya sehari sebelumnya pasien tampak segar
bugar tanpa keluhan. Tiba-tiba tengah malam terbangun oleh rasa sakit yang hebat
sekali. Daerah khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari sebelah
F. Patofisiologi
Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3 tahapan. Tahap
pertama disebut tahap artritis gout akut. Pada tahap ini penderita akan mengalami
serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan
dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga
kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan
tidak melakukan pemeriksaan lanjutan.
Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intermiten. Setelah
melewati masa gout interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala, penderita akan
memasuki tahap ini, ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya
penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang
satu dan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama
makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak.
Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini
terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini
akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut
sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang
merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan
kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar
dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya
yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme
serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
3. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram
vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen
antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan
membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan
sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajin fungsi muskuluskletal dapat menunjukan
:
H. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan lab yang dilakukan pada penderita gout didapatkan kadar
asam urat yang tinggi dalam darah ( >6 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum
pria 8 mg% dan pada wanita 7mg%. Sampai saat ini, pemeriksaan kadar asam urat
terbaik dilakukan dengan cara enzimatik. Kadang-kadang didapatkan leukositosis
ringan dan LED yang meninggi sedikit. Kadar asam urat dalam urin juga tinggi
(500mg%/liter per 24jam). Pemeriksaan radiografi pada serangan artritis gout pertama
adalah non spesifik. Kelainan utama radiografi pada long standing adalah inflamasi
asimetri, arthritis erosive yang kadang-kadang disertai nodul jaringan lunak.
I. Penatalaksanaan Medis
Fase akut.
2. Fenilbutazon.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati
artritis gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping,
maka kolkisin digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup
efektif.
1. Golongan urikosurik
a. Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat
dalam serum.
b. Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.
c. Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
d. Benzbromaron.
2. Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin
menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.
3. Dilakukan pembedahan
jika ada tofi yang sudah mengganggu gerakan sendi,karena tofi tersebut sudah
terlalu besar.
J. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Diet rendah purin.
2. Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging
kambing) serta banyak minum.
3. Tirah baring.
4. Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
K. Komplikasi
1. Radang sendi akibat asam urat (gouty arthritis)
Komplikasi hiperurisemia yang paling dikenal adalah radang sendi (gout). Telah
dijelaskan sebelumnya bahwa, sifat kimia asam urat cenderung berkumpul di cairan
sendi ataupun jaringan ikat longgar. Meskipun hiperurisemia merupakan faktor
resiko timbulnya gout, namun, hubungan secara ilmiah antara hiperurisemia dengan
serangan gout akut masih belum jelas. Atritis gout akut dapat terjadi pada keadaan
konsentrasi asam urat serum yang normal. Akan tetapi, banyak pasien dengan
hiperurisemia tidak mendapat serangan atritis gout.
Keluhan utama serangan akut dari gout adalah nyeri sendi yang amat sangat yang
disertai tanda peradangan (bengkak, memerah, hangat dan nyeri tekan). Adanya
peradangan juga dapat disertai demam yang ringan. Serangan akut biasanya
Biasanya persendian ibu jari kaki dan bagian lain dari ekstremitas bawah merupakan
persendian yang pertama kali terkena. Persendian ini merupakan bagian yang
umumnya terkena karena temperaturnya lebih rendah dari suhu tubuh dan kelarutan
monosodium uratnya yang berkurang. Trauma pada ekstremitas bawah juga dapat
memicu serangan. Trauma pada persendian yang menerima beban berat tubuh
sebagai hasil dari aktivitas rutin menyebabkan cairan masuk ke sinovial pada siang
hari. Pada malam hari, air direabsobsi dari celah sendi dan meninggalkan sejumlah
MSU.
Serangan gout akut berikutnya biasanya makin bertambah sesuai dengan waktu.
Sekitar 60% pasien mengalami serangan akut kedua dalam tahun pertama, sekitar
78% mengalami serangan kedua dalam 2 tahun. Hanya sekitar 7% pasien yang tidak
mengalami serangan akut kedua dalam 10 tahun.
Pada gout yang menahun dapat terjadi pembentuk tofi. Tofi adalah benjolan dari
kristal monosodium urat yang menumpuk di jaringan lunak tubuh. Tofi merupakan
komplikasi lambat dari hiperurisemia. Komplikasi dari tofi berupa nyeri, kerusakan
dan kelainan bentuk jaringan lunak, kerusakan sendi dan sindrom penekanan saraf.
Gout dapat merusak ginjal, sehingga pembuangan asam urat akan bertambah buruk.
Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan
dari sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat
pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 10 |
7
ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan
gangguan ginjal kronik.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada sendi-sendi
lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien menanggulanginya, adakah
riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang diperoleh
b. Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan, demam
subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi.
c. Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan masalah-
masalah yang terkait dengan psikososialnya.
d. Pemeriksaan diagnostik
a) Asam urat meningkat
b) Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut)
c) Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat
d) Pemeriksaan urin
e) Rontgen
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Intervensi dan Rasioanl
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 11 |
7
atau terhindar bantalan. Istirahat dapat
dari nyeri menurunkan metabolisme
setempat dan mengurangi
pergerakan sendi yang terjadi.
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 12 |
7
tongkat.
4. usahakan untuk
meningkatkan kembali pada
aktivitas yang normal.
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 13 |
7
Evaluasi merupakan hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan asuhan
keperawatan.
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 14 |
7
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES MANADO
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
TAHUN 2023
b. Umur : 69 tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Pedagang
h. Komposisi keluarga :
i. Tipe Keluarga:
Middle Age yang terdiri dari suami, istri sementara anak-anaknya sudah tidak tinggal
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 15 |
7
j. Genogram :
k. Sifat Keluarga
Rata – rata kebiasaan tidur anggota keluarga 6 – 7 jam sehari dan ada gangguan
b) Kebiasaan rekreasi
Keluarga biasa berekreasi kadang-kadang jika berada dengan anak dan cucunya
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 16 |
7
Gorontalo/Indonesia
Keluarga Tn. S.A menganut agama islam, keluarga sering mengikuti pengajian di
sekitar komplek perumahanya, sholat rutin 5 waktu, keluarga sangat menjunjung tinggi
agamanya.
Keluarga saat ini masuk kedalam tahap ke– VI yaitu keluarga yang
Ayah tidak ada riwayat penyakit apapun dan tidak memiliki keluhan oleh keluarga.
Dari pihak bapak dan ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular dan tidak menular
C. LINGKUNGAN
Rumah semi permanen dengan luas bangunan rumah 10 x 15 meter, 3 kamar tidur, 1
Sumur
d. Pembuangan sampah
Dibakar
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 17 |
7
e. Pembuangan air limbah
Mempunyai jamban pribadi dan jarak sepitank dengan air bersih kurang lebih 10 meter
Lingkungan sekitar rumah bersih, bangunan rumah berada di pinggir jalan, lingkungan
sekitar rumah bersih, jarak antara rumah antara rumah satu dengan rumah yang lain
tidak langsung menggunakan telepon genggam ketika salah satu anggota keluarga tidak
Keluarga memiliki smartphone untuk berkomunikasi dan hiburan, serta 1 unit TV yang
digunakan bersama.
D. SOSIAL
Keluarga tinggal di lingkungan yang padat penghuni, lokasi bangunan rumah berada di
pinggir jalan ,dapat dilewati oleh roda dua dan roda empat, keluarga saling bertegur
Tn. S.A dan keluarga sudah menempati rumah tersebut lebih dari 5 tahun
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 18 |
7
Keluarga selalu aktif dan baik dalam kegiatan dalam masyarakat
E. STRUKTUR KELUARGA
Tn. S.A dan keluarga berkomunikasi secara langsung, atau secara verbal dengan tidak
Struktur keluarga yang dimiliki keluarga Tn. S.A adalah kekeluargaan, dibuktikan
dengan setiap mengambil keputusan selalu didiskusikan bersama-sama terlebih dahulu
sebelum mencapai kesepakatan.
Tn. S.A sebagai kepala keluarga yang membimbing istri sebagai anggota keluarga
Anggota keluarga sangat menghargai nilai dan norma dalam bermasyarakat sesuai
dengan keyakinan yang dianut yaitu islam dan budaya asal yaitu gorontalo.
F. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif dalam keluarga terjalin dengan baik. Tn. S.A dan keluarga saling
menghargai, saling mencintai dan saling menghargai hak dan kwajiban masing masing
anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi terjalin dengan baik. Seluruh anggota keluarga mampu bersosialisasi
dengan baik dengan lingkungan sekitar tempat tinggal dan lingkungan kerja
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 19 |
7
c. Fungsi perawatan kesehatan
c. Fungsi reproduksi
Tn. S.A dan istri mempunyai 2 orang anak yang telah pisah rumah
d. Fungsi ekonomi
Tn. S.A dan istri selalu bekerjasama untuk mencukupi kebutuhan keluarga dengan
Tn. S.A dan istri mengatakan saat ini tidak mencemaskan apapun.
Keluarga mampu merespon stresor yang muncul dengan bersama secara positif
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 20 |
7
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga selalu berdiskusikan masalah untuk mendapatkan solusi. Namun lebih sering
atau beribadah.
a). Ayah
Tn.S.A tidak memiliki riwayat penyakit menular, mengaku belum pernah dirawat
di Rumah Sakit
b). Ibu
b. Keluarga berencana
c. Imunisasi
d. Tumbuh kembang
Kelima anaknya memiliki tahap pertumbuhan dan perkembangan yang baik dan
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 21 |
7
Tn S.A dan Ny. A.S mengatakan bahwa anak mereka tidak mengalami
a) TD : 130/ 80 mmHg
b) N : 84x/m
c) RR : 20x/m
d) Suhu : 36,5 C
4). Kepala : Bentuk kepala bulat, tidak ada ketombe, tidak ada nyeri tekan.
sternum mulai dari sela iga 3 sampai sela iga 5 terdengar pekak
- P : normal
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 22 |
7
- A : bising usus 12x/m
8). Ekstremitas : Klien mengatakan nyeri pada bagian tangan atau kaki jika
penyakit asam urat kambuh, ia merasakan jika pada pagi hari yang dirasakan hilang
timbul
a) TD : 110/80 mmHg
b) N : 82x/m
c) RR : 18x/m
d) Suhu : 36 ̊C
a) Rambut : Rambut berwarna putih dan terdapat uban, tidak ada ketombe
tidak rontok.
bau
d) Telinga : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada nyeri
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 23 |
7
- P : terdengar pekak
- I : warna kulit simetris, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada
jejas
8). Ekstremitas : Tn. S.A tidak ada nyeri pada bagian ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah
- HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga Bpk.AH adalah kesehtanya membaik, dan seluruh anggota keluarga
dapat menerapkan perilaku yang sehat di dalam keluarganya.
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 Data Subjectif: Defisit Pengetahuan
- Keluarga mengatakan Tn.
S.A menderita asam urat
- Tn.S.A mengatakan jarang
pergi ke puskesmas untuk
berobat
- Ibu A.S mengatakan Tn.S.A
tidak teratur mengkonsumsi
obatnya
DO:
- Pemeriksaan asam urat
Tn.S.A, 9 mg/dl
TD : 130/ 80 mmHg
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 24 |
7
N : 84x/m
RR : 20x/m
Suhu : 36,5 C
-
2 Data Subjektif: Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak
Edektif
1. Keluarga mengatakan Tn. S.A
menderita asam urat
2. Keluarga hanya merawat Tn. S.A
dirumah ketika sakitnya kambuh
3. Keluarga mengatakan Tn. S.A
tidak teratur mengkonsumsi
obatnya
4. Keluarga jarang membawa Tn.
S.A ke puskesmas ketika
sakitnya kambuh
DO:
- Pemeriksaan asam urat Tn. S.A, 9
mg/dl
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 25 |
7
SKALA PRIORITAS MASALAH
Keluarga memerlukan
1. Sifat masalah tindakan segera untuk
Aktual: 3 1
2/3x1=2/3 memperoleh perawatan
Resiko: 2
dan pengobatan
Potensial: 1
1/2x2=1
2. Kemungkinan Sumber-sumber dan
masalah dapat diubah
2 tindakan dapat
Mudah: 2
dijangkau oleh keluarga
Sebagian: 1
Tidak dapat: 0
Skor 2 4/3
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 26 |
7
Masalah 2: Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
Skor Total
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 27 |
7
Catatan :
Setelah ditentukan skor dari tiap criteria kemudian dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus di bawah untuk menetapkan nilai masalah. Skor dibagi angka tertinggi
dikalikan bobot, jumlahkan skornya. Skor tertinggi merupakan prioritas diagnosis yang akan di
atas terlebih dahulu.
Skor x Bobot
= Nilai masalah
Skala Tertinggi
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 28 |
7
memahami tentang
Terapeutik
asam urat
2. Diskusikan cara
Kelurga dapat perawatan di rumah
merawat anggota
keluarganya yang Edukasi
terkena asam urat 3. Anjurkan keluarga
secara optimal terlibat dalam
perawatan
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 29 |
7
IMPLEMENTASI EVALUASI
Edukasi
5. Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
6. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 30 |
7
IMPLEMENTASI EVALUASI
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 31 |
7
CATATAN PERKEMBANGAN
Edukasi
5. Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
6. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 32 |
7
(Anshori & Iswati, 2017). Sampel penelitian adalah 44
orang.
I (Intervention) Tindakan yang dilakukan yaitu terapi akupresure pada pasien
gout artritis
C (Comparison) Berdasarkan hasil analisis dari Tabel 4 terlihat bahwa antara
variabel skala nyeri pre test dan post test dilakukan terapi
akupresur dengan nilai Z sebesar -5,354 dengan nilai Sig
sebanyak 44 orang. (2- tailed), yaitu 0,00 <0,05.
O (Outcome) Berdasarkan intervensi yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa sebelum dilakukan terapi akupresur
pada responden mayoritas data nyeri berat dan minoritas
ringan. Setelah diberikan terapi akupresur pada responden
didapatkan mayoritas nyeri ringan dan minoritas nyeri
berat. Terdapat pengaruh penggunaan terapi akupresur
terhadap penurunan nyeri artritis gout pada lansia. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam
melakukan terapi akupresur dalam mengatasi nyeri sendi
pada lansia
S (Study) Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain
quasi eksperimen dengan one group pretest posttest design.
Analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 33 |
7
p-ISSN 2615-286X | e-ISSN 2798-5075
DOI 1052646
Prasanti Andriani2
Dosen Program Studi Ners, Fakultas Kesehatan, Universitas Harapan Bangsa
pra.adriani@gmail.com
ABSTRAK
Pendahuluan: Lansia akan mengalami risiko kesehatan akibat adanya proses menua sehingga
terjadi penurunan fungsi tubuh yang akan mengakibatkan rentan terkena penyakit tidak menular.
Salah satunya ialah asam urat dimana keluhan utama yang muncul ialah nyeri, beberapa pengobatan
dapat digunakan untuk mengatasi asam urat baik secara farmakologi dan non farmakologi. Pada
pengobatan farmakologi dapat menggunakan obat golongan OAINS dan penurun asam urat,
sedangkan pada pengobatan non farmakologi dapat menggunakan terapi akupresur untuk membantu
menurunkan keluhan yang terjadi. Akupresur mampu memunculkan rasa nyaman, meningkatkan
sirkulasi darah dan menurunkan nyeri yang muncul pada persendian. Tujuan: dilakukan penelitian
ini adalah untuk melihat adanya dampak pemberian terapi akupresur pada lanjut usia dengan
diagnosa medis asam urat. Metode Penelitian : menggunakan desain experimental one group
pretest-post test dimana memberikan implementasi akupresur selama 15-30 menit yang diberikan 1
kali dalam sehari selama 3 hari berturut-turut yang debelumnya skala nyeri (numerik) diukur
menggunakan format yang telah di sediakan dengan mean sebelum diberikan terapi akupresur.
Hasil: penelitian menunjukkan adanya penurunan skala nyeri diamana pada hari pertama terukur
nyeri sedang (6) dan setelah diberikan terapi skala nyeri turun menjadi nyeri sedang (4), pada hari
kedua ditemukan nyeri sedang (4) sebelum diberikan terapi dan turun menjadi nyeri ringan (3)
setelah diberikan terapi, kemudian pada hari ketiga nyeri berada di nyeri ringan (3) sebelum
diberikan terapi dan turun menjadi nyeri ringan (2).
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 34 |
7
Kata Kunci: Terapi Akupresur, Nyeri, Asam Urat
ABSTRACT
Introduction: The elderly will experience health risks due to the aging process so that there is a
decrease in body functions which will make them vulnerable to non-communicable diseases. One of
them is gout where the main complaint that arises is pain, several treatments can be used to treat
gout both pharmacologically and non-pharmacologically. In pharmacological treatment, NSAIDs
and uric acid-lowering drugs can be used, while in non-pharmacological treatment, acupressure
therapy can be used to help reduce complaints that occur. Acupressure is able to create a sense of
comfort, increase blood circulation and reduce pain that appears in the joints. Purpose: This study
was conducted to see the impact of giving acupressure therapy to the elderly with a medical
diagnosis of gout. Research Method: using an experimental one group pretest-post test design
which provides the implementation of acupressure for 15-30 minutes which is given once a day for 3
consecutive days, before which the pain scale (numeric) was measured using the format provided
with the mean before given acupressure therapy. Results: the study showed a decrease in the pain
scale where on the first day moderate pain was measured (6) and after being given therapy the pain
scale decreased to moderate pain (4), on the second day moderate pain was found (4) before being
given therapy and decreased to mild pain ( 3) after being given therapy, then on the third day the
pain was in mild pain (3) before being given therapy and it went down to mild pain (2).
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 35 |
7
Vadilla rachma zein : Pengaruh Terapi Akupresur Dalam Menurunkan Nyeri Pada Lansia
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 36 |
7
PENDAHULUAN terserang sakit salah satunya penyakit
tidak menular (degeneratif)
Berdasarkan UU nomor 13 tahun 1998
(Kuswandono,
lansia merupakan seseorang yang
2019). Penyakit tidak menular yang terjadi
memiliki usia 60 (enam puluh) tahun
pada lansia salah satunya ialah asam urat.
keatas (Statistik, 2020). Perkembangan
Asam urat atau biasa disebut dengan gout
jumlah lansia semakin tahun juga
merupakan salah satu penyakit yang
mengalami peningkatan yang sangat
terjadi akibat adanya peningkatan kadar
pesat baik itu pada skala dunia maupun
asam urat serum atau biasa disebut
di indonesia sendiri. Data WHO
hiperurisemia yang terjadi berangsur-
menunjukkan kelompok lansia pada tahun
angsur lamanya (kronis) sehingga
2020 mengalami peningkatan yang sangat
menyebabkan terjadinya disposisi kristal
cepat sebanyak 11% dari 6.9 milyar
MSU pada persendiran (IRA, 2018).
penduduk di dunia dan bahkan jumlahnya
Didapati hampir 90% penderita akan
menyamai total kelompok balita (Kiik et
mengalami gejala pertama dimana nyeri
al., 2018). Sedangkan di indonesia jumlah
pada persendian dan sendi antara ruas
lansia telah melebihi 7% dari jumlah total
tulang telapak kaki dengan jari- jari kaki
penduduk (Kemenkes, 2017).
(Afnuhazi, 2019).
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 38 |
7
Sentani Nursing Journal
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 39 |
7
format asuhan keperawatan lansia tahun 2008 dimana penyebab penyakit
(pengkajian-evaluasi) yang telah di pada kelompok dewasa berasal dari luar
tentukan oleh universitas harapan bangsa . tubuh, yang mana hal ini terjadi sebaliknya
Sebelum data diambil peneliti melakukan pada kelompok lanjut usia yaitu penyebab
wawancara, pengkajian head to toe dan adanya penyakit berasal dari dalam tubuh,
mengukur skala nyeri (numerik) hal ini dikarenakan adanya penurunan
menggunakan format yang telah tersedia fungsi organ tubuh yang diakibatkan
selama 30 menit, kemudian menganalisa dari kerusakan sel-sel tubuh itu sendiri
data, menarik diagnosa, menentukan (menua). Pada lansia akan mengalami
luaran dan menyusun intervensi (rencana penurunan mulai dari hormon, enzim dan
keperawatan) sesuai panduan SDKI zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh
(standar diagnosa keperawatan indonesia), sehingga lansia mudah seali terserang
SLKI (standar luaran keperawatan infeksi (Nasir,
indonesia) dan SIKI (standar intervensi
keperawatan indonesia) dan melakukan 2019).
implementasi 3 x 24 jam dengan Selain itu tingkat pendidikan
memberikan terapi akupresur sebanyak 1 seseorang juga mempengaruhi
kali dalam 3 hari, selama 15-30 menit. pengetahuan dan wawasan yang dimiliki
Kemudian peneliti akan seseorang. Hal ini dijelaskan pada
mengevaluasiskala nyeri pada subyek penelitian sebelumnya dimana rendahnya
penelitian apakah terjadi perubahan skala pendidikan seseornag menjadikan
nyeri setelah diberikan terapi akupresur. kurangnya dalam mengakses isnformasi
kesehatan bagi suatu keluarga (Hargi,
2013; Nurlaeli, 2020).
Vadilla rachma zein : Pengaruh Terapi
Akupresur Dalam Menurunkan Nyeri Berdasarkan hasil pengkajian yang
Pada Lansia dilakukan pada tanggal 1 November 2021,
didapati Ny. S mengeluh sendi kaki dan
Dengan Asam Urat Di Balai Pelayanan tangan terasa nyeri, pada pengkajian nyeri
Sosial Dewanata Cilacap dan mengukur skala nyeri menggunakan
skala numerik diperoleh : nyeri akan
HASIL DAN PEMBAHASAN
terasa saat melakukan aktivitas, nyeri yang
Karakteristik dialami seperti menusuk-nusuk, adanya
Responden nyeri mengakibatkan subyek tidak dapat
melakukan aktivitas berat, skala nyeri
Didapat subyek bernama Ny. S menunjukkan angka 6 (nyeri sedang)
berjenis
dan waktu munculnya nyeri ialah kadang-
kelamin perempuan dan berusia 65 tahun. kadang. Hal ini selaras pada penelitian
Ny. S memeiliki pendidikan terakhir SD. Rusita tahun
Pada umumnya asam urat sering terjadi
pada usia lanjut dimana seseorang yang 2016 yang menyatakan adanya kadar asm
berusia lebih dari 60 tahun. Seperti yang urat yang tinggi dan terjadi berangsur
disampaikan oleh penelitian Maryam dkk lamanya dapat menjadikan adanya
pembentukan kristal urat yang terbentuk
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 40 |
7
pada akan terjadi terus menerus dan yang sering terasa nyeri ialah pangkal ibu
menumpuk yang akan menjadikan jari kaki, lutut, sendi pergelangan kaki,
rusaknya jaringan dan akan memunculkan tangan dan siku (Marlinda & Putri, 2019).
rasa nyeri dan peradangan. Beberapa sendi
Diperkuat oleh peneliti lainnya dimana untuk mengurangi nyeri, disini peneliti
terdapat 13 orang yang memiliki keluhan memberikan terapi akupresur. Peneliti
utama adanya nyeri pada sendi tubuh, 10 juga memberikan tindakan edukasi
dari terkait strategi meredakan nyeri serta
melakukan tindakan kolaboratif seperti
13 orang lansia mengaku nyeri berada melakukan konsultasi terhadap
pada skala sedang dan 3 orang lainnya petugas kesehatan lainnya (PPNI,
berada pada skala berat (Asmarani, 2018). 2016b).
Adanya gejala nyeri yang timbul ternyata
pada enelitian sebelumnya Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap
mengungkapkan dapat mempengaruhi
aktivitas fisik pasien (terbatas), sehingga Nyeri yang Dialami
mengakibatkan adanya ketidakmampuan Setelah dilakukan implementasi
seseorang dalam memenuhi kebutuhan terapi akupresur 15-30 menit setiap 1
sehati-hari dan cenderung membuthkan hari sekali
bantuan orang lain (Seran et al., 2016) selama 3 hari berturut-turut didapat adanya
6
Analisa Data
penurunan skala nyeri dimana pada hari
Melihat data yang diperoleh, peneliti 5
h
melakukan analisa data dan pertama (13 januari 2022) subyek masi
n mengeluhkan nyeri, setelah dilakuka
4
menentukan diagnosa sesuai dengan
Skala Nyeri
t
panduan SDKI. Diagnosa yang
a pengkajian subyek menyatakan bahwa saa
merujuk pada masalah tersebut ialah
nyeri akut berhubungan degan agen 3
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 41 |
7
qualitas nyeri seperti tertusuk-tusuk,
tempat terasa sendi kaki akantetapi nyeri
di sendi tangan sudah mulai berkurang,
skala nyeri sebelum dilakukan
implementasi adalah 4 (nyeri sedang),
namun setelah dilakukan implementasi
menjadi skala 3 (nyeri ringan) dan waktu
munculnya nyeri sudah jarang-jarang
hanya kalau berjalan lama dan
mengangkat beban berat saja Pada hari
ketiga (15 januari 2022) subyek masih
mengeluhkan nyeri akan tetapi saat ini
sudah mulai membaik jarang sekali
muncul nyeri, dimana setelah dilakukan
pengkajian nyeri Ny. S menyatakan bahwa
saat ini penyebab nyeri akan Nyeri
bertambah ketika beraktivitas berat dan
lama, qualitas nyeri seperti tertusuk-tusuk,
tempat terasa nyeri pada sendi kaki dan
pada tangan sudah mulai
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 42 |
7
Sentani Nursing Journal
Ny.S
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 43 |
7
menyeimbangkan energi qi dalam tubuh
sehingga mampu mengatasi, mengurangi
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 44 |
7
Vadilla rachma zein : Pengaruh Terapi Akupresur Dalam Menurunkan Nyeri Pada Lansia
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 45 |
7
The Effectiveness of the Use of Kurniyawan, E. H. (2016). Narrative
Acupressure Therapy on Reducing Review: Terapi Komplementer
Alternatif Akupresur dalam
the Pain Scale of Gout Arthritis in the Menurunkan Tingkat Nyeri.
Elderly at the Guna Budi Bakti
Foundation Nursing Home. Sjik.Org, Kuswandono, E. (2019). Hubungan
Perilaku Olahraga terhadap
10(1), 1280–1286. Hipertensi pada Lansia di Puskesmas
https://doi.org/10.30994/sjik.v10i1.7 Sidomulyo Pekanbaru. Ensiklopedia
84 of Journal, 1(4), 147–152.
Kiik, S. M., Sahar, J., & Permatasari, H. PPNI. (2016b). Standar intervensi
(2018). Peningkatan kualitas hidup keperawatan indonesia : definisi dan
lanjut usia (lansia) di kota depok tindakan keperawatan, Edisi 1
cetakan II. DPP PPNI.
dengan latihan keseimbangan. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 21(2), 109– Pribadi, T., Rahma, A., & Yulendasari, R.
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 46 |
7
Urat Pada Klien Asam Urat Di
Poncowarno Kecamatan Kalirejo
Lampung Tengah. Jurnal Kreativitas
Pengabdian Kepada Masyarakat
(Pkm), 4(3), 515–519.
https://doi.org/10.33024/jkpm.v4i3.2
842
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 47 |
7
https://ejournal.stikesjypr.ac.id/index.php/snj P a g e 48 |
7