Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PATOFISIOLOGI
DEHIDRASI, EDEMA, ASIDOSIS DAN ALKALOSIS

OLEH :
NAMA : NIZAR WAHYUDI
NIM : P07134019060

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MATARAM
DIII ATLM
2019/2020
BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Kekurangan volume cairan terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang sama
ketika mereka berada dalam cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum terhadap air
tetap sama. Hal ini seharusnya tidak dikacaukan dengan istilah dehidrasi yang mengacu pada
semata-mata hilangnya air dengan peningkatan kadar natrium serum FVD mungkin timbul
sendiri atau dalam kombinasi dengan ketidakseimbangan yang lain kecuali ketidakseimbangan
yang timbul bersama, sama konsentrasi elektrolit serum tetap tidak berubah.
Edema, pada umumnya, berarti pembengkakan. Ini secara khas terjadi ketika cairan dari
bagian dalam pembuluh-pembuluh darah merembes keluar pembuluh darah kedalam jaringan-
jaringan sekelilingnya, menyebabkan pembengkakan. Ini dapat terjadi karena terlalu banyak
tekanan dalam pembuluh-pembuluh darah atau tidak ada cukup protein-protein dalam aliran
darah untuk menahan cairan dalam plasma (bagian dari darah yang tidak megandung segala sel-
sel darah).
Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau
terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH
darah. Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung
basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH
darah.Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu
akibat dari sejumlah penyakit.Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari
adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi
metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan
alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan
asam atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan
oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.

1.2 Rumusan Masalah


1. apakah yang dimaksud dengan dehidrasi ?
2. apa itu edema ?
3. apa yang dimaksud dengan asidosis dan alkalosis ?

1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui apa itu dehidrasi ?
2. untuk memahami maksud dari edema ?
3. Untuk mengetahui apa itu asidosis dan alkaliosis ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dhidrasi

1. pengertian
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih
banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah
yang sama (dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium lebih banyak daripada air (dehidrasi
hipotonik). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari
145 mEq/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).
Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135 – 145 mEq/L) dan
osmolalitas efektif serum (270 – 285 mosmol/liter). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan
rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum
(kurang dari 270 mosmol/liter).
2. ETIOLOGI
1. Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan
2. Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang
keluar.
3. Air seni akan tampak lebih pekat dan berwarna gelap.
3. KLASIFIKASI
Berdasarkan klasifikasi dehidrasi WHO, maka dehidrasi dibagi tiga menjadi
dehidrasi ringan, sedang dan berat :
1. Dehidrasi Ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan) Gejala :
- Muka memerah
- Rasa sangat haus
- Kulit kering dan pecah-pecah
- Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
- Pusing dan lemah
- Kram otot terutama pada kaki dan tangan
- Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
2. Dehidrasi Sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat
badan) Gejala:
- Gelisah, cengeng
- Kehausan
- Mata cekung
- Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali
keposisi semula.
Komponen tunggal terbesar dlam tubuh adalah air.Air adalah pelarut bagi semua zat
terlarut dalm tubuh baik dalm suspensi maupun larutan.Air tubuh total (total water
body/TBW) (yaitu persentase dari berat tubuh total yang tersusun atas air) jumlahnya
bervariasi sesuai dengan jenis kelamin,umur,dan kandungan lemak dalam tubuh.Air
membentuk sekitar 60% berat badan seorang pria dan sekitar 50% berat badan wanita.Pada
orang tua TBW menyusun sekitar 45% sampai 50% berat badan (Narins,1994).Lemak pada
dasranya bebas air,sehingga lemak yang makin sedikit akan mengakibatkan tingginya
persentase air dari berat badan orang itu.Sebaliknya jaringan otot memiliki kandungan air
yang tinggi.Oleh karena itu dibandingkan dengan orang kurus,orang gemuk mempunyai
TBW yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan berat badannya.Wanita umumnya secara
proporsional mempunyai lebih banyak lemak dan lebih sedikit otot jika dibandingkan dengan
pria,sehingga jumlah TBW juga lebih sedikit dibandingkan dengan berat badannya.
Dehidrasi adalah umum diantara pasien-pasien dewasa dengan diare akut yang mempunyai
jumlah-jumlah feces yang besar, terutama ketika pemasukan dari cairan dibatasi oleh
kelesuan atau dihubungkan dengan mual dan muntah. Adalah juga umum pada bayi-bayi dan
anak-anak muda yang mengembangkan viral gastroenteritis atau infeksi bakteri.
Meskipun jarang terjadi, komplikasi dehidrasi dapat terjadi disebabkan oleh infeksi
rotavirus. Dehidrasi yang tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan bagi anak.
Rotavirus adalah virus yang sering menyebabkan gastroenteritis akut (infeksi saluran
pencernaan) pada anak, yang ditandai dengan muntah, diare, demam, dan nyeri perut.
Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan penurunan
volume darah (hipovolemia) sampai kematian bila tidak ditangani dengan tepat.

B. EDEMA
Edema adalah Akumulasi abnormal cairan dalam ruang intertisial ataurongga tubuh.
Munculnya beberapa penyakit edema atau kelebihan cairan dalamtubuh merupakan salah
satu gejalanya. Beberapa contoh penyakit di antaranyaadalah gagal jantung, gagal ginjal, dan
penyakit liver. Sedangkan Dehidrasi adalahgangguan dalam keseimbangan cairan atau air
pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan
(misalnya minum). Gangguankehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan
keseimbangan zat elektrolittubuh. Dehidarasi dapat terjadi karena : Kekurangan zat natrium,
Kekurangan air,Kekurangan natrium dan air Pencegahan Edema Dapat dilakukan dengan :
Mengurangi konsumsimakanan yang tinggi kadar natriumnya, tidak berdiri atau duduk
terlalu lama ,Polamakan yang sehat, Hindari stress, Kurangi berat badan berlebih
(obesitas) ,Olahraga secara teratur, Konsumsi antioksidan. Sedangkan Dehidrasi
dicegahdengan melakukan beberapa upaya : Lingkungan, Olahraga, Umur.
Edema menurut Arthur C. Guyton menunjukkan adanya cairan berlebihan pada
jaringan tubuh. Pada banyak keadaan, edema terutama terjadi pada kompartemen cairan
estraselular, tapi juga dapat melibatkan cairan intracelular. (Menurut buku ajar fisiologi
kedokteran).
1) Edema Intraseluler
Terjadinya pembengkakan intraseluler, karena dua kondisi, yaitu :
1. Depresi sistem metabolik jaringan
2. Tidak adanya nutrisi sel yang adekuat
Bila aliran darah ke jaringan menurun, pengiriman oksigen dan nutrisi berkurang.
Jika aliran darah menjadi sangat rendah untuk mempertahankan metabolisme jaringan
normal, maka pompa ion membran sel menjadi tertekan. Bila ini terjadi, ion natrium yang
biasanya masuk ke dalam sel tidak dapat lagi di pompa keluar dari sel, dan kelebihan natrium
dalam sel menimbulkan osmosis air dalam sel, sehingga edema dapat terjadi pada jaringan
yang meradang.
2) Edema Ekstraseluler
Edema ini terjadi bila ada akumulasi cairan yang berlebihan dalam ekstraseluler.
Terjadinya pembengkakan ekstraseluler, karena dua kondisi yaitu :
1. Kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisial dengan melintasi
kapiler.
2. Kegagalan limpatik untuk mengembalikan cairan dari interstisiuim ke dalam
darah.
Penyebab klinis akumulasi cairan interstisial yang paling sering adalah filtrasi cairan
kapiler yang berlebihan.
Ketika terjadinya edema pada jaringan subkutan yang berdekatan dengan rongga
potensial, cairan edema biasanya juga akan terkumpul di rongga potensial, yang disebut
efusi. Rongga abdominal merupakan tempat paling mudah untuk terjadinya penggumpalan
cairan efusi, dan pada keadaan ini, efusi disebut ASITES. Rongga potensial lainnya, seperti
rongga pleura, rongga perikardial, dan rongga sendi, dapat sangat membengkok bila ada
edema bersifat negatif sama seperti yang dijumpai pada jaringan subkutan jarang yang juga
bersifat negatif (subatmosferik).
PENCEGAHAN / PENATALAKSANAAN
Edema dapat dicegah atau diobati dengan cara sebagai berikut :
1. Istirahat yang cukup
Pada saat istirahat/tidur, kaki ditinggikan
2. Diit
Penggunaan garam dikurangi
3. Dapat diberikan sedativa atau obat-obat antihypertensif (apabila oedema terus
berlanjut).
Faktor lain yang dapat mencegah edema menurut Arthur C. Guyton yaitu sebagai
berikut :
1. Faktor yang dihasilkan oleh compliance jaringan yang rendah pada tekanan negatif
besarnya sekitar 3 mmHg.
2. Faktor yang dihasilkan oleh peningkatan aliran limfe ialah sekitar 7 mmHg.
3. Faktor yang disebabkan oleh bersihan protein dari ruang interstisial adalah 7 mmHg

C. Pengertian Asidosis dan Alkalosis Respiratoris


Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam
(atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah
metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau
respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis
metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam
atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan
oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.
 Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan
karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan
yang lambat.
Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam
darah.Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah
menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
Penyebab :
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida
secara adekuat.Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-
paru,seperti:
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot
dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan. Selain itu, seseorang dapat
mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan
pernafasan.
 Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah
menjadi rendah.
Penyebab :
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu
banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.penyebab
hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.Penyebab lain dari alkalosis
respiratorik adalah:
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.
Pengobatan :
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat
pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan
penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu
meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida
yang dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan
nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya
selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika
kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi
kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
 Keseimbangan Asam Basah Dalam Darah
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan
tubuh lainnya. Satuan derajat keasaman adalah pH:
 pH 7,0 adalah netral
 pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
 pH dibawah 7,0 adalah asam.
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa
kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara 7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH
yang sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa
darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang
biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga ph
bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH
yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa)
berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih
banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak
bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam
aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida. Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari
metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa
karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan
(dihembuskan).pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan
dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat,
kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan
menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam.Dengan
mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru
mampu mengatur pH darah menit demi menit.
 Keseimbangan Asam Basah Dalam Tubuh
Kesimbangan asam basah dalam tubuh yaitu :
 Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen dalam tubuh
 Kadar normal ion hidrogen (H) arteri adalah: 4x10-8 atau pH = 7,4 (7,35 – 7,45)
 Asidosis = asidemia → kadar pH darah <7,35 Alkalemia = alkalosis → kadar pH darah
>7,45
 Kadar pH darah <6,8 atau >7,8 tidak dapat diatasi oleh tubuh

BAB III
PENUTUP

a) KESIMPULAN
 Kekurangan volume cairan terjadi akibat hilngnya cairan tubuh dan lebih cepat terjadi
jika disatukan dengan penurunan masukan cairan FVD mungkin terjadi semata-mata
akibat masukan yang tidak adekuat jika penurunan masukan berlangsung lama.
Kekurangan cairan yang tidak normal bisa terjadi akibat muntah-muntah, diare,
berkeringat dan penurunan masukan seperti pada adanya mual atau ketidakmampuan
untuk memperoleh cairan.
 Edema adalah Akumulasi abnormal cairan dalam ruang intertisial atau rongga tubuh.
Munculnya beberapa penyakit edema atau kelebihan cairan dalam tubuh merupakan salah
satu gejalanya. Beberapa contoh penyakit di antaranyaadalah gagal jantung, gagal ginjal,
dan penyakit liver. Sedangkan Dehidrasi adalahgangguan dalam keseimbangan cairan
atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada
pemasukan (misalnya minum). Gangguankehilangan cairan tubuh ini disertai dengan
gangguan keseimbangan zat elektrolittubuh.
 Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan
karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau
pernafasan yang lambat.
   Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena

pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam
darah menjadi rendah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim.2012.Dehidrasi.http://smadapalapare.com/dehidrasi.html diakses tanggal
23 Mei 2012
2. https://www.scribd.com/doc/91150278/Makalah-Edema-Dehidrasi
3. http://kusumaimelda.blogspot.com/2013/06/asidosis-dan-alkalosis.html

Anda mungkin juga menyukai