Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : TERMOREGULASI

Oleh :
IRIS ISWANDHA

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : TERMOREGULASI

A. DEFINISI
Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia
mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu
tubuh dapat diperhatikan secara konstan yang diatur oleh hipotalamus yang
terletak daintara hemisfer otak. Mekanisme fisiologis dan perilaku mengatur
keseimbangan antara panas yang hilang dan dihasilkan atau lebihsering
disebut sebagai termoregulasi. Mekanisme tubuh harus mempertahankan
hubungan antara produksi panas dan kehilangan panas agar suhu tubuh tetap
konstan dan normal. Hubungan ini diatur oleh neurologis dan kardiovaskular
(Potter dan Perry, 2010).
Normalnya suhu tubuh berkisar 360-370C, suhu tubuh dapat diartikan
sebagai keseimbangan antara panas yang diproduksi dengan panas yang hilang
dari tubuh. Kulit merupakan organ tubuh yang bertanggung jaawab untuk
memelihara suhu tubuh agar tetap normal dengan mekanisme tertentu.
Produksi panas dapat meningkat atau menurun, hal ini dipengaruhi oleh
berbagai sebab, misalnya penyakit atau stress. Suhu tubuh yang terlalu ekstrim
baik panas maupun dingin dapat memicu kematian (Hidayat, 2008).

B. ETIOLOGI
Termoregulasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, daintaranya
sebagai berikut :
1. Usia
Suhu tubuh bayi dapat berespon secara drastic terhadap perubahan
suhu lingkungan. Bayi baru lahir mengeluarkan lebih dari 30% panas
tubuhnya melalui kepala oleh karena itu perlu menggunakan penutup
kepala untuk mencegah pergerakan panas. Regulasi tubuh bayi baru lahir
berkisar 35,50-37,10C. Regulasi tubuh baru mencapai kestabilan saat
pubertas. Pada lansia suhu tubuh normal akan terus menurun karena lansia
lebih sensitive terhadap suhu yang ekstrim karena kemunduran mekanisme
kontrol, terutama pada kontrol vasomotor (kontrol vasokonstriksi dan
vasodilatasi), penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan
metabolisme.
2. Olahraga
Aktivitas otot membutuhkan lebih banyak jumlah darah serta
peningkatan pemecahan karbohidrat dan lemak. Berbagai olahraga
meningkatkan metabolisme dan dapat meningkatkan produksi panas
sehigga terjadi peningkatan suhu tubuh. Olahraga berat yang lama, seprti
lari jarak jauh dapat meningkatkan suhu tubuh untuk sementara sampai
410C.
3. Kadar Hormon
Umumnya wanita memiliki flutuasi suhu tubuh yang lebih besar.
Hal ini dikarenakan adanya variasi hormone saat siklus mentruaasi. Kadar
progesterone naik turun sesuai siklus menstruasi. Perubahan suhu tbuh
juga terjadi pada wanita yang sudah menopause dikarenakan
ketidakstabilan pengaturan vasomotor dalam vasodilatasi dan
vasokonstriksi.
4. Irama Sirkadian
Suhu tubuh yang normal berubah 0,50-10C selama periode 24 jam.
Suhu terendah diantara pukul 01.00-04.00 dini hari. Pada siang hari suhu
tubuh meningkat dan mencapai maksimal pada pukul 18.00 dan menurun
kembali saat dini hari. Secara umum, irama suhu sirkadian tidak berubah
sesuai usia.
5. Stress
Stress fisik maupun emosional dapat menigkatkan suhu tubuh
meliputi stimulasi hormonal dan saraf. Perubahan fisiologis tersebut
meningkatkan panas.

6. Lingkungan
Lingkungan memengaruhi suhu tubuh tanpa mekanisme
kompensasi yang tepat, suhu tubuh manusia akan berubah mengikuti suhu
lingkungan. Suhu lingkungan lebih berpengarh terhadap anak-anak dan
lansia karena mekanisme regulasi suhu mereka kurang efisien.

C. MANIFESTASI KLINIS
Perubahan suhu tubuh direntang normal memengaruhi set point
hipotalamus. Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas yang
berlebihan, pengeluaran panas yang berlebih, produksi panas minimal. Sifat
perubahan tersebut memengaruhi masalah klinis yang dialami klien :
1. Demam
2. Kelebihan akibat panas
3. Hipertermia
4. Hipotermia
5. Heatstroke

D. PATOFISIOLOGI
Suhu tubuh kita dalam keadaan normal dipertahankan dikisaran 36,8 0C
oleh pusat pengatur suhu didalam otak yaitu hipotalamus. Dalam pengaturan
suhu tersebut selalu menjaga keseimbangan antara jumlah panas yang
diprodeksi tubuh dari metabolism dengan panas yang dilepas melalui kulit dan
paru-paru sehingga tubuh dapat mempertahankan dalam kisaran normal.
Walaupun demikian, suhu tubuh dapat memiliki fluktuasi harian,yaitu sedikit
lebih tinggi pada sore hari jika dibandingkan pagi harinya.
Demam dapat disebabkan oleh gangguan otak akibat bahan toksin yang
memengaruhi pusat pengaturan suhu, zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu tubuh sehingga demam disebut
pirogen. Zat pirogen dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain.
Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksin yang dihasilkan
dari degenerasi jaringan tubuh yang menyebabkan demam. Mekanisme
demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Pada
mekanisme ini bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit
darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh
sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh
yang disebut juga zat pitogen leukosit. Zat ini ketika sampai di hipotalamus
akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan temperature suhu
dalam waktu 8-10 menit. Zat ini juga menginduksi untuk membangkitkan
reaksi demam.
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium :
a. Pemeriksaan darah lengkap, untuk mengidentifikasi kemungkinan
terjadinya risiko infeksi.
b. Pemeriksaan urine
c. Uji widal, untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum pasien
yang disangka menderita thypoid.
d. Pemeriksaan elektrolit, Na, K, Cl.
e. Uji tourniquet
f. Pemeriksaan SGOT dan ISGPT
2. Pemerksaan biopsy, dilakukan pada tempat-tempat yang dicurigai dan
dapat dilakukan pemeriksaan seperti angiografi, autografi, atau limfangi
giografi.

G. PENATALAKSANAAN
1. Mengawasi kondisi pasien (monitor suhu berskala 4-6 jam).
2. Berikan motivasi untuk minum banyak.
3. Tidur yang cukup agar metabolism berkurang.
4. Kompres dengan air hangat pada dahi, dada, ketiak, dan lipatan paha.
5. Pemberian obat antipiretik aeperti, paracetamol, asetaminofen untuk
membantu dalam penurunan panas.
6. Pemberian antibiotic sesuai indikasi.
7. Ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal, menggunakan pakaian yang
tidak tebal, dan memberikan kompres.
8. Terapi keperawatan nonfarmakologis juga dapat digunakan untuk
menurunkan demam dengan cara peningkatan penegeluaran panas melalui
evaporasi, konduksi, konveksi, dan radiasi.
9. Tindakan keperawatan mandiri meningkatkan kenyamanan, menurunkan
kebutuhan metabolic, dan member nutrisi untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan energi.
ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : TERMOREGULASI

A. Pengkajian
1. Pengkajian identitas pasien
Meliputi pengkajian nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, tanggal masuk RS, tanggal
pengkajian, no. RM, diagnose medis, alamat klien, identitas
penanggung jawab (nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan
hubungan dengan klien).
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama :
b. Riwayat penyakit sekarang
1) Hipertermi : pola demam
 Terus-menerus : tingginya menetap >24 jam, bervariasi (1-
20C).
 Intermitten : demam memuncak secara berseling dengan
suhu normal.
 Remitten : demam memuncak dan turun tanpa kembali
ke tingkat suhu normal.
 Relaps : periode episode dengan diselingi dengan
tingkat suhu normal, episode demam dengan normotermia
dapat memanjang lebih dari 24 jam. Mulai timbulnya
panas, berapa lama, waktu, upaya untuk mengurangi.
2) Hipotermi :hipotermia aksidental biasanya terjadi secara
berangsur-angsur dan tidak diketahui selama beberapa jam.
Ketika suhu tbuh turun menjadi 350C, klien mengalami
gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan
tidak mampu menelan. Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4 0C,
frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan darah turun, kulit
menjadi sianotik.
c. Riwayat kesehatan lalu
1) Hipertermi : sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala
lain yang menyertai demam (missal, mual, muntah, nafsu
makan, eliminasi, nyeri otot dan sendi, dll), apakah menggigil,
gelisah atau kedinginan.
2) Hipotermi : tanyakan suhu pasien sebelumnya, sejak kapan
timbul gejala gemetar, hilang ingatan, depresi dan gangguan
menelan.
d. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetic atau
tidak.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum, TB, BB, suhu tubuh.
b. TTV
c. Inspeksi dan palpasi, kulit dan turgor
d. Perubahan tingkah laku, bingung, disorientasi, gelisah disertai sakit
kepala, nyeri otot lemah, letih.
e. Kaji kenyamanan dan kesejahteraan klien, tentukan fase demam :
kedinginan, stabil, serangan demam.
4. Data Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostic
b. Terapi

B. Diagnose Keperawatan
1. Risiko Ketidakseimbangan suhu tubuh (00005)
2. Hipertermia (00007)
3. Hipotermia (00006)
C. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


.
1 (00005) Risiko Tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan (3740) Perawatan Demam
Keseimbangan Suhu Tubuh selama . . . x24 jam diaharapkan pasien
mampu : Aktivitas-aktivitas :
Definisi : rentan mengalami (374001) Pantau suhu dan TTV lainnya
kegagalan mempertahankan Kontrol Resiko (1922) (374002) Monitor warna kulit dan suhu
suhu tubuh dalam Indikator : (374006) Tutup pasien dengan
parameter normal, yang (19221) Mengidentifikasi faktor risiko selimut/pakaian ringan tergantung fase
dapat mengganggu hipertermia ditingkatkan dari skala 2 demam (yaitu memberikan selimut hangat
kesehatan. (jarang menunjukkan) ke skala 4 (sering untuk fase dingin, menyediakan
menunjukkan). pakaian/linen tempat tidur ringan untuk
Faktor Risiko :  (192201) mengenali faktor resiko demam dan fase bergejolak)
- Agen farmaseutikal individu terkait hipertemia (374008) Fasilitasi istirahat
- Dehidrasi ditingkatkan dari skala 2 (jarang (374010) Mandikan passion dengan spons
- Gangguan yang menunjukkan) ke skala 4 (sering hangat dengan hati-hati yaitu berikan untuk
mempengaruhi regulasi menunjukkan). pasien dengan suhu yang sangat tinggi,
suhu  (192202) mengidentifikassi tanda dan tidak memberikannya selama fase dingin
- Perubahan laju gejala hipertermia ditingkatkan dari dan hindari agar pasien tidak mengigil.
metabolism skala 2 (jarang menunjukkan) ke skala
- Suhu lingkungan 4 (sering menunjukkan).
ekstrem  (192222) memonitor lingkungan
terkait faktor yang meningkatkan suhu
tubuh ditingkatkan dari skala 2 (jarang
menunjukkan) ke skala 4 (sering
menunjukkan).
2 (00007) Hipertermia Setelah dilakukan tindakan keperawatan (3900) Pengaturan suhu
selama . . . x 24 jam diharapkan pasien
Definisi : suhu inti tubuh mampu : Aktivitas-aktivitas :
diatas kisaran normal Termoregulasi (0800) (390001) monitor suhu paling tidak setiap 2
dimulai karena kegagalan  (080001) peningkatan suhu kulit jam sesuai kebutuhan.
termoregulasi. ditingkatkan dari skala 2 (cukup berat) (390004) monitor tekanan darah, nadi, dan
sampai skala 4 (ringan). respirasi sesuai kebutuhan.
Batasan Karakteristik :  (080014) dehidrasi ditingkatkan dari (390005) monitor suhu dan warna kulit.
 Hipotensi skala 2 (cukup berat) sampai skala 4 (390006) monitor dan laporkan adanya
 Kejang (ringan). tanda dan gejala dari hipertemia dan
 Kulit kemerahan  (080003) sakit kepala ditingkatkan hipotermia.
 Terasa hangat dari skala 2 (cukup berat) sampai (390018) sesuaikan suhu lingkungan untuk
 Letargi skala 4 (ringan). kebutuhan pasien.
 Takikardia (390019) berikan medikasi yang tepat untuk
mencegah atau mengontrol menggigil.
 Takipnea
(390017) gunakan matras pendingin,
 Vasodilatasi
selimut yang mensirkulasikan air, mandi air
 Apnea hangat, kantong es/bantalan gel, dan
kateterisasi pendingin intravskuler untuk
Faktor yang berhubungan : menurunkan suhu tubuh sesuai kebutuhan.
 Agen farmaseutikal
 Aktivitas berlebih
 Dehidrasi
 Iskemia
 Pakaian yang tidak
sesuai
 Peningkatan laju
metabolism
 Penurunan perspirasi
 Penyakit
 Sepsis
 Suhu lingkungan tinggi
 Trauma
3 (00006) Hipotermia Setelah dilakukan tindakan keperawatan (3800) Perawatan hipetermia, Perawatan
selama . . . x 24 jam diharapkan pasien hipotermia.
Definisi : suhu inti tubuh mampu :
dibawah normal dimulai Aktivitas-aktivitas :
karena kegagalan Termoregulasi (0800) - Monitor suhu pasien, menggunkan alat
termoregulasi.  (080009) merasa merinding saat pengukur dan rute yang paling tepat.
dingin. - Bebaskan pasien dari lingkungan yang
Faktor yang berhubungan :  (080011) menggigil saat dingin. dingin.
 Agen farmaseutikal  (080012) denyut nadi radial. - Bebasskan pasien dari pakaian yang
 Berat badan ekstrem  (080013) tingkat pernapasan dingin dan basah.
 Ekonomi rendah  (080018) penurunan suhu kulit - Berikan pemanas pasif (missal,
 Kerusakan hipotalamus  (080006) mengantuk selimut, penutup kepala, pakaian
 Konsumsi alcohol hangat).
 (080007) perubahan warna kulit
 Kurang pengetahuan  (080023) radang dingin - Berikan pemanas eksternal aktif
pemberian asuhan (missal, bantalan penghangat yang
tentang pencegahan ditempatkan pada daeraha trunikal
hipotermia. sebelum ekstremitas, botol yang berisi
air hangat, pemanas air, lampu radiasi,
 Kurang suplai lemak
bantalan penghangat dan pemanas
subkutan
udara).
 Lingkungan bersuhu
- Berikan pemanas internal aktif atau
rendah
pemanas inti (missal, cairan IV yang
 Malnutrisi hangat, oksigen humidifier yang
hangat, bypass kardiopulmonal,
hemodialisa, pemanas arteri vena
continue, dan lavage rongga tubuh).
- Monitor warna dan suhu kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M dkk. 2015. Nursing Intervention Classification (NIC) Sixth


Edition.

Hidayat, A. Azis Alimul. 2012. Pengatur Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2.


Jakarta : Salemba Medika.

Moorhead, Sve, dkk. 2015. Nursing Outcom Classification (NOC) Fifth Edition.

Nanda International. 2018. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-


2020. Jakarta: EGC.

Potter, Patricia A. Perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai