Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TERAPI MODALITAS SENAM REMATIK

DI SUNGAI LULUT KABUPATEN BANJAR

Tugas Ini Bertujuan Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Gerontik


Program Profesi Ners

Disusun Oleh :
Nazila Rahmatina, S.Kep
1914901110051

PROGRAM STUDI PROFESI NERS A


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
TAHUN 2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit sendi/rematik/encok adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik pada sendi-
sendi tubuh. Gejala klinik penyakit sendi/ rematik berupa gangguan nyeri pada persendian
yang disertai kekakuan, merah, dan pembengkakan yang bukan disebabkan karena
benturan/kecelakaan dan berlangsung kronis. Gangguan terutama muncul pada waktu pagi
hari. Didefinisikan sebagai penyakit sendi/rematik/encok jika pernah didiagnosis menderita
penyakit sendi/rematik/encok oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan) atau ketika
bangun tidur pagi hari pernah menderita salah satu gejala: sakit/nyeri atau merah atau kaku
atau bengkak di persendian yang timbul bukan karena kecelakaan.

Prevalensi penyakit sendi berdasarkan wawancara yang didiagnosis nakes meningkat


seiring dengan bertambahnya umur, demikian juga yang didiagnosis nakes atau gejala.
Prevalensi tertinggi pada umur ≥75 tahun (33% dan 54,8%). Prevalensi yang didiagnosis
nakes lebih tinggi pada perempuan (13,4%) dibanding laki-laki (10,3%) demikian juga
yang didiagnosis nakes atau gejala pada perempuan (27,5%) lebih tinggi dari laki-laki
(21,8%). Prevalensi lebih tinggi pada masyarakat tidak bersekolah baik yang didiagnosis
nakes (24,1%) maupun diagnosis nakes atau gejala (45,7%). Prevalensi tertinggi pada
pekerjaan petani/nelayan/buruh baik yang didiagnosis nakes (15,3%) maupun diagnosis
nakes atau gejala (31,2%). Prevalensi yang didiagnosis nakes di perdesaan (13,8%) lebih
tinggi dari perkotaan (10,0%), demikian juga yang diagnosis nakes atau gejala di
perdesaan (27,4%), di perkotaan (22,1%). Kelompok yang didiagnosis nakes, prevalensi 97
tertinggi pada kuintil indeks kepemilikan terbawah (15,4%) dan menengah bawah (14,5%).
Demikian juga pada kelompok yang terdiagnosis nakes atau gejala, prevalensi tertinggi
pada kuintil indeks kepemilikan terbawah (32,1%) dan menengah bawah (29,0%).
Untuk itu, saya mengambil masalah kesehatan lansia dengan rematik untuk diberikan
terapi modalitas karena masalah rematik didapatkan presentasi yang lebih besar di antara
masalah lain yang belum pernah dilakukan terapi modalitas.
Data mengenai masalah rematik diperoleh dengan metode wawancara dengan
menggunakan pertanyaan terbuka. Masalah atau keluhan yang sering dialami oleh lansia
terkait dengan gejala rematik yaitu nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta
adanya pembengkakan sendi dan gangguan gerak. Menurut Purwostuti (2009) Reumatik
dapat mengakibatkan perubahan otot hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada
bagian yang menderita tidak dilatih untuk mengaktifkan fungsi otot, untuk itu maka perlu
dilakukan terapi aktivitas kelompok untuk melatih otot-otot yang mengalami penurunan
fungsi pada lansia tersebut.

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan senam reumatik, klien mampu melakukan dengan baik dan dapat
mempratekkan secara mandiri untuk mencegah timbulnya masalah.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Nyeri sendi berkurang setelah melakukan senam reumatik.
2. Klien mampu melakukan senam reumatik secara mandiri

.
BAB II
SISTEM MATIKA KEGIATAN

2.1. Kriteria Klien


Klien adalah seorang lansia berumur 55 tahun. Klien berjenis kelamin perempuan, tinggal
bersama suami dan anak di rumah klien. Klien sering merasa mengeluh nyeri sendi kaki
seperti kesemutan.

2.2. Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Minggu, 28 Juni 2020
Waktu : 14.00
Tempat : Diwarung klien bekerja
Penyaji : Nazila Rahmatina, S.Kep

2.3. Rencana kegiatan


a) Kegiatan : Senam Rematik
b) Materi : Tentang terapi modalitas senam rematik
c) Media : Leaflet
d) Denah ruang pertemuan

Keterangan :

: Moderator, penyaji, fasilitator

: Dokumentasi
: Kamar

: Rumah

2.4. Susunan Acara


No Langkah-langkah Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan
sasaran
1 Pembukaan 5 menit - Memberi salam pembuka Keluarga
dan perkenalan diri dan lansia
- Menjelaskan  tujuan
- Kontrak waktu
2 Penjelasan 10 menit - Menjelaskan pentingnya Keluarga
senam reumatik dan lansia
- Menjelaskan cara-cara
melakukan senam
reumatik
3 Demontrasi/ kerja 10 menit - Melatih pasien Keluarga
mempraktekkan senam dan lansia
reumatik (Gerakan
Terlampir)
4 Evaluasi 10 menit - Beri pujian untuk setiap Keluarga
keberhasilan klien dan lansia
dengan memberi tepuk
tangan
- Mengeksplorasi perasaan
keluarga dan lansia
- Memberikan umpan
balik positif pada
keluarga dan lansia
5 Penutup 5 menit - Tanya jawab Keluarga
- Memberikan salam dan lansia
penutup

2.5. Kriteria Evaluasi


a) Evaluasi struktur
- Mampu menyampaikan informasi tentang terapi modalitas senam rematik
- Peserta berperan aktif selama proses senam rematik
b) Evaluasi proses
Evaluasi proses dilakukan oleh penyaji terhadap jalannya acara dan kesesuaian dengan
tujuan yang diharapkan. Evaluasi hasil ditentukan berdasarkan kriteria :
- Klien dan keluarga mendengarkan serta memperhatikan secara seksama dan
antusias apa yang di sampaikan oleh terapis
- Klien dapat mempraktekkan dengan benar apa yang telah diajarkan
- Suasana kagiatan kondusif
c) Evaluasi hasil
- Respons fisik dan verbal yang ditunjukkan oleh klien dan keluarga.
- Penilaian ulang respons klien akan penilaian diri dua jam setelah kegiatan
BAB III
MATERI PENYELUHAN

3.1. Pengertian Rematik


Rematik adalah penyakit yang sudah sangat familiar di telinga kita. Banyak orang pernah
mengeluhkan tentang penyakit yang biasanya diawali dengan gejala sakit pada bagian
persendian, tetapi tidak cukup mengetahui bahwa rematik bisa membuat kecacatan
(morbiditas), ketidakmampuan (disabilitas), menurunkan kualitas hidup, dan meningkatan
beban ekonomi penderita maupun keluarga.

Tulang pada tubuh manusia dilindungi oleh tulang rawan yang berfungsi untuk menjaga
agar tidak terjadi gesekan antartulang, misalnya saat kita berjalan, berjongkok, dan
melompat, tulang rawan beserta cairan sendi akan meredam benturan antartulang. Struktur
sendi terdiri dari tulang rawan, cangkang sendi, dan jaringan sekitar sendi. Jika tulang
rawan mengalami gangguan, maka akan timbul keluhan pada sendi-sendi yang berperan
pada aktivitas tersebut. Sendi berfungsi melindungi ujung tulang dari kerusakan dan
kehausan, menahan beban, dan meredam kejutan pada saat ada gerakan berulang.

3.2. Gejala Rematik


Tanda dan gejala yang timbul akibat peradangan adalah merah, panas, sakit, dan bengkak.
Gejala-gejala ini timbul sabagai akibat peningkatan pereradara/aliran darah di tempat
reaksi peradangan, kemudian terjadi perpindahan cairan dari pembuluh darah ke jaringan
sekitarnya. Panas dan merah disebabkan karena peningkatan aliran darah, sedangkan
pembengkakan disebabkan karena adanya perpindahan cairan dari pembuluh darah ke
jaringan sekitar. Apabila tempat yang bengkak ditekan akan terasa sakit.

Gejala utama rematik biasa terjadi pada otot dan tulang, termasuk didalamnya sendi dan
otot sendi. Gangguan nyeri yang terus berlangsung menyebabkan aktivitas sehari-hari
terhambat. Menurut American Rheumatism Association pada tahun 1987, gejala khas
artritis reumatoid adalah sebagai berikut:
a. Kekakuan pada pagi hari pada persendian dan sekitarnya, selama 1 jam sebelum
perbaikan maksimal.
b. Rasa nyeri dan pembengkakan pada persendian pada sekurang-kurangnya tiga sendi
secara bersamaan.
c. Pembengkakan sekurang-kurangnya pada satu persendian tangan.
d. Pembengkakan pada kedua belah sendi yang sama.
e. Nodul rhematoid (benjolan)di bawah kulit pada benjolan tulang.
f. Pada pemeriksaan darah terdapat titer abnormal faktor rematoid kurang dari 5 %.
g. Pada pemeriksaan radiologis pada pergelangan tangan yang lurus menunjukkan adanya
erosi yang berlokasi pada sendi atau daerah yang berdekatan dengan sendi.

3.3. Penanganan Rematik


Untuk mengatasi arthritis rematoid, ada beberapa jenis obat yang diberikan. Beberapa
hanya menangani tanda dan gejalanya yang lain bertujuan untuk memodifikasi perjalanan
penyakit dan dampak negatif dari efek sistemik arthritis rematoid, seperti kelelahan dan
anemia. Pengobatan saat ini antara lain :
1. Obat biologis
Ini adalah obat rekayas genetika yang mentargetkan penanda permukaan sel tertentu
atau substansi di pengantar sistem kekebalan tubuh yang disebut sitokin yag diproduksi
sel untuk mengatur sel-sel lain selama respon inflamasi. Contoh sitokin spesifik yang
menjadi target obat biologis adalah IL-6
2. Desease Modifying Anti Drug (DMARDs)
Ini adalah obat imunosupresif tidak spesifik yang dimaksudkan unutk memerangi tanda-
tanda dan gejala arthritis rematoid dan memperlambat kerusakan sendi yang progresif.
Pengobatan ini sering digunakan dalam kombinasi satu sama lain atau dalam kombinasi
dengan agen biologi untuk meningkatkan respon pasien.
3. Kortikosteroid
Ini adalah obat anti inflamasi yang berhubungan dengan cortisolsteroid yang diproduksi
secara alami di dalam tubuh yang bekerja untuk memerangi peradangan. Namun, efek
samping penggunaan glukokortikoid yang meliputi hiperglikemia, osteoporosis,
hipertensi, berat badan, katarak, masalah tidur, kehilangan otot, dan kerentanan terhadap
infeksi, membatasi penggunaannya.
4. Obat anti-inflamasi anti steroid (NSAID)
Ini mengelola tanda-tanda dan gejala arthritis rematoid, seperti mengurangi rasa sakit,
bengkak, dan peradangan tetapi tidak mengubah perjalanan perburukan penyakit atau
memperlambat perkembangan dari kerusakan sendi.

Cara Mengatasi Rematik


Setiap orang dapat dengan mudah mendeteksi gejala rematik, dari nyeri di persendian
akibat trauma atau bukan, kaki menjadi sakit jika terkilir, bahkan mudah nyeri dan panas.
Tindakan paling pertama yang dapat dilakukan jika muncul gejala seperti ini adalah
mengompres bagian tubuh yang sakit menggunakan es. Jika saat bangun tidur pada pagi
hari gejala tersebut baru muncul, tindakan paling awal yang bisa dilakukan adalah
mengompres bagian yang sakit dengan jahe hangat atau minyak gosok. Bisa pula cukup
dengan melakukan gerakan-gerakan tertentu, seperti menggoyang-goyangkan badan atau
bagian tubuh yang sakit tersebut.

Lain hal nya dengan rematik karena peningkatan kadar asam urat dalam darah (penyakit
asam urat), tindakan paling awal yang wajib dilakukan adalah melakukan perencanaan
makan yang baik, yakni makanan yang dikonsumsi harus rendah purin. Selain itu,
mengupayakan untuk selalu berolahraga dan menerapkan pola hidup yang teratur.
Mendiagnosis gejala tersebut secara mendalam bisa dilakukan dengan cara memeriksa dan
meneliti fisik orang yang diduga menderita, yakni dengan memeriksa :
- Kulit dan kuku
- Tulang punggug dan lengkungan-lengkungan
- Gerakan setiap persendian
- Bagian siku, punggung tangan, tumit belakang, dan bagian sacrum (tulang duduk)
tubuh.

Agar lebih pasti, jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut segeralah memeriksakan
tubuh ke laboratorium. Di tempat ini biasanya akan dilakukan analisis faktor reumatoid,
antibodi antinuklear (ANA), dan asam urat rendah. Saat ini, selain dari kepastian
laboratorium, kedokteran juga telah menemukan cara anallisis baru untuk mendeteksi
penyakit rematik, yaitu melalui diagnosis radiologik dan cairan sendi dengan alat yang
serba canggih.

3.4. Prinsip Senam Reumatik


1. Prinsip Pertama: Latihan Pernapasan
Duduklah dengan nyaman dan tegakkan punggung Anda. Tarik napas melalui hidung
hingga tulang rusuk terasa terangkat dan hembuskan napas melalui mulut seperti
meniup lilin (untuk mengeceknya: letakkan tangan Anda pada bagian dada). Latihan ini
sangat berguna untuk mengurangi rasa nyeri saat rematik datang. Lakukan secara
kontinu, minimal 4 set dengan istirahat antar set 1-2 menit.
2. Prinsip Kedua: Pemanasan 
Cara melakukan : Sebelum berlatih, Anda dianjurkan untuk melakukan pemanasan
selama 5-10 menit. Pemanasan dalam senam rematik atau senam sakit sendi ini dapat
dilakukan dengan berjalan atau bersepeda santai, atau dengan peregangan ringan.
3. Prinsip Ketiga: Latihan Persendian
Beberapa contoh latihan berikut sangat cocok untuk melatih beberapa titik sendi Anda,
adalah sebagai berikut :
Sendi Leher. Cara melakukan : Tegakkan kepala Anda. Putar kepala ke kanan perlahan
lahan hingga kembali ke posisi awal. Lanjutkan dengan memutar kepala ke kiri secara
perlahan-lahan hingga kembali ke posisi awal. Lakukan secara berulang.
Sendi Bahu. Cara melakukan : Berbaringlah dengan nyaman dengan posisi lengan
rileks di samping tubuh Anda. Angkat lengan kanan secara perlahan ke arah samping
menjauhi tubuh Anda, kemudian kembalikan pada posisi semula. Ulangi gerakan yang
sama untuk lengan kiri Anda. Lakukan secara bergantian antara lengan kiri dan kanan.
Mulailah dengan posisi siku ditekuk ke arah samping dan posisi telapak tangan
menyentuh bahu. Gerakkan kedua siku Anda ke arah depan, hingga kedua siku saling
menyentuh. Lanjutkan dengan menggerakkan siku hingga kembali ke posisi awal.
Rasakan dada Anda tertarik ketika menarik siku kembali ke posisi awal.
Sendi Pinggul. Cara melakukan : Berbaringlah dengan nyaman dengan posisi ujung
tumit menempel. Jauhkan kaki kanan Anda secara perlahan dari tubuh, lalu
kembalikkan ke posisi awal. Lakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kiri.

Pergelangan Kaki. Cara melakukan : Putar pergelangan kaki kanan searah jarum jam
secara perlahan kemudian lakukan arah sebaliknya (berlawanan jarum jam). Lakukan
secara bergantian antara pergelangan kaki kanan dan kiri.
Pergelangan Tangan. Cara melakukan : Tekuk jari–jari tangan Anda, putar
pergelangan tangan Anda searah jarum jam dan kemudian berlawanan dengan jarum
jam.

Ruas Jari. Cara melakukan : Sentuh tiap jari-jari tangan Anda dengan ibu jari. Ulangi
hingga 5 kali.

4. Prinsip Keempat : Latihan Kekuatan


Latihan ini bertujuan untuk melatih otot. Dilakukan sebanyak 3–5 set, dengan istirahat
antar set selama 1-2 menit. Ada beberapa latihan kekuatan dalam senam rematik atau
senam sakit sendi, antara lain :
Seated cross legged press. Cara melakukan : Duduklah pada kursi yang diganjal bantal.
Silangkan pergelangan kaki kanan di atas pergelangan kaki kiri. Tekan kaki kanan ke
kaki kiri, dan di saat bersamaan, tekan kaki kiri maju melawan kaki kanan Anda. Tahan
posisi ini selama 3-6 detik, lalu lepaskan. Ulangi dengan posisi pergelangan kaki kiri di
atas pergelangan kaki kanan.
Pelvic tilt. Cara melakukan : Berbaringlah dengan lutut ditekuk dan telapak kaki
menyentuh lantai. Angkat panggul dari lantai dengan punggung atas dan tengah serta
tangan tetap menyentuh lantai. Rasakan adanya kontraksi pada pantat dan perut Anda.
Tahan posisi ini beberapa detik, sambil mengambil napas dalam-dalam dan perlahan.

Rubber band. Cara melakukan : Taruh karet gelang di kelima jari tangan Anda.
Rentangkan jari-jari Anda selebar yang Anda bisa. Perlahan lepaskan tekanan dari karet
gelang tersebut dan kembali ke posisi awal.
5. Prinsip Kelima :Latihan Peregangan
Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas sendi dan otot. Untuk sesi ini,
Anda dapat menggunakan iringan musik lembut untuk membangun suasana rileks.
6. Prinsip Keenam : Latihan Kardio
Latihan ini dilakukan untuk kesehatan jantung dan meningkatkan stamina. Latihan ini
dapat berupa jalan cepat, berlari, dan bersepeda. Lakukan latihan selama 30-45 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, diakses pada tanggal 28 Januari 2014 dari web http://gejalarematik.com/


Anonim, diakses pada tanggal 28 Januari 2014 dari web http://www.hilo.co.id/6-prinsip-
senam-rematik-sakit-sendi
Purwostuti, Th. Endang. Waspadai Gangguan Rematik. Yogyakarta: Kanisius. 2009

Banjarmasin, Juni 2020


Pembimbing Akademik, Ners Muda,

(Yosra Sigit Pramono, Ns.,M.Kep) (Nazila Rahmatina, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai