Dosen Pembimbing :
Didit Damayanti, S.Kep.,Ns, M.Kep
1.3. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu Memahami Definisi SIADH
2. Mahasiswa mampu Memahami Etiologi SIADH
3. Mahasiswa mampu Memahami Manifestasi Klinis SIADH
4. Mahasiswa mampu Memahami Patofisiologi SIADH
5. Mahasiswa mampu Memahami Pemeriksaan Diagnostik pada SIADH
6. Mahasiswa mampu Memahami penatalaksanaan pada SIADH
7. Mahasiswa mampu Memahami Komplikasi SIADH
1.4. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Hasil makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai konsep
Syndrom Of Inappropriate Antidiuretic Hormone Secretion (Siadh) dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit Syndrom Of Inappropriate Antidiuretic
Hormone Secretion (Siadh)
2. Manfaat Praktis
Hasil makalah ini diharapkan berguna untuk memecahkan masalah secara
praktikal atau sebagai alternatif solusi suatu permasalahan di bidang kesehatan
terutama mengenai asuhan keperawatan pada pasien Syndrom Of Inappropriate
Antidiuretic Hormone Secretion (Siadh).
BAB II
TINJAUAN TEORI
4. Tipe D
Pseudo-SIADH. Sekitar 10% terjadi pada pasien. AVP daam keadaan rendah
atau tidak terdeteksi. Rendahnya tingkat AVP selama keadaan hyponatraemic
dengan osmoregulasi yang normal pada pengeluaran AVP. Antidiuresis terjadi
melalui mekanisme alternati, sala satunya adalah sindrom nefrogenik dari
diuresis yang tidak pantas (Syndrome of Inappropriate Diuresis, SIAD),
kelainan genetik yang ditandai dengan peningkatan fungsi mutasi
reseptorvasopressin 2 (V2).
Menurut Sylvia (2005). Tanda dan gejala yang dialami pasien dengan SIADH
tergantung pada derajat lamanya retensi air dan hiponatremia perlu dilakukan
pemeriksaan tingka osmolalitas serum, kadar BUN, kreatinin, Natrium, Kalium, Cl
dan tes kapasitas pengisian cairan:
1. Na serum 125 mEq/L.
a) Anoreksia.
b) Gangguan penyerapan.
c) Kram otot.
2. Na serum 115 120 mEq/L
a) Sakit kepala,perubahan kepribadian.
b) Kelemahan dan letargia.
c) Mual dan muntah.
d) Kram abdomen.
3. Na serum 1115 mEq/L.
a) Kejang dan koma.
b) Reflek tidak ada atau terbatas.
c) Tanda babinski.
d) Papiledema.
e) Edema diatas sternum.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Tn. S berusia 45 tahun datang diantar oleh keluarganya ke rumah sakit dengan kondisi
tubuh yang lemah lunglai. Klien mengeluh sakit kepala sejak 3 hari yang lalu disertai dengan
mual muntah, sehingga klien tidak nafsu makan. Klien mengatakan berat badannya menurun 7
kg dan tampak adanya edema di ekstremitas bawah. Klien juga mengatakan bahwa urin yang
keluar saat BAK sedikit dan pekat, tidak seperti biasanya. Selain itu, klien juga mengatakan
bahwa sering mengalami kram pada tangan dan kakinya, serta perutnya. Pada pemeriksaan fisik
didapat keadaan umum pasien TD: 90/60 mmHg RR: 22x/menit N: 80x/menit Suhu: 36.8C .
Pemeriksaan penunjang didapatkan hasilnya natrium serum menurun <15 M Eq/L, natrium urin
>20 M Eq/L, berat jenis urin meningkat (<1.020).
3.1 Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jalan Kenanga No.21
b. Keluhan Utama
Klien mengeluh urin yang keluar ketika BAK sedikit dan pekat.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh pusing disertai mual dan muntah sehingga klien tidak memiliki nafsu makan.
Kondisi ini diperberat dengan adanya kram pada perut klien yang frekuensinya semakin
sering.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn. S pernah MRS kerena mual dan muntah yang berkepanjangan
4. Abdomen
I : Pengembangan abdomen simetris
A : Bising usus terdengar 5x/menit
P : Tidak ada pembesaran hepar, ada nyeri tekan
P : Suara tympani
5. Ekstremitas
I : Kaki kana dan kiri simetris sama Panjang
A :-
P : Akral hangat
P :-
DO:
- Berat jenis urin meningkat < 1.020
TTV :
- TD : 90/60 mmHg
- RR : 22 x/menit
- N : 80 x/menit
- S : 36,8 C
DO:
- Natrium serum menurun <15 M
Eq/L
- Natrium urin >20 M Eq/L
TTV :
- TD : 90/60 mmHg
- RR : 22 x/menit
- N : 80 x/menit
- S : 36,8 C
DO:
- BB pasien menurun 7 kg
TTV :
- TD : 90/60 mmHg
- RR : 22 x/menit
- N : 80 x/menit\
- S : 36,8 C
3.3 Diagnosa Keperawatan
Terapeutik
4. Berikan asupan cairan,
sesuai kebutuhan
5. Berikan cairan intravena,
Jika perlu
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian
diuretik, Jika perlu
3. Perfusi perifer tidak Perfusi Perifer (L.02011b) Perawatab Sirkulasi
efektif berhubungan Setelah dilakukan intervensi (I.14570)
dengan Kurang keperawatan maka perfusi Tindakan
terpapapr informasi perifer meningkat dengan Observasi
tentang factor kriteria hasil: 1. Periksa sirkulasi perifer
pemberat (trauma) 1. Denyut nadi perifer 5 (mis. nadi perifer, edema,
(meningkat) pengisapan kapiler,
2. Edema perifer 5 warna, suhu, ankle-
(menurun) brachial index)
3. Nyeri ekstremitas 5 2. Identifikasi faktor risiko
(menurun) gangguan sirkulasi (mis,
4. Kram otot 5 (menurun) diabetes, perokok, orang
tua, hipertensi dan kadar
kolesterol tinggi)
3. Monitor panas,
kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ekstrimitas
Terapeutik
4. Hindari pemasangan infus
atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
5. Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan berfungsi
4. Defisit nutrisi Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi (I.03119)
factor psikologis keperawatan maka status Tindakan
keengganan untuk nutrisi membaik dengan Observasi
makan kriteria hasil: 1. Identifikasi status nutrisi
1. Porsi makanan yang 2. Identifikasi kebutuhan
dihabiskan 5 kalori dan jenis nutrien
(meningkat) nasogastrik
2. Nyeri abdomen 5 3. Identifikasi perlunya
(menurun) penggunaan selang
3. Frekuensi makan 5 4. Monitor asupan makanan
(membaik) 5. Monitor berat badan
4. Nafsu makan 5 6. Monitor hasil
(membaik) pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
7. Lakukan oral hygienis
sebelum makan, jika perlu
8. Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
9. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein •
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Edukasi
10. Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis.pereda nyeri,
antlemetik), jika perlu
12. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
No Diagnosa Evaluasi
1 Gangguan eliminasi urin S : pasien mengatakan urin yang keluar saat
BAK sudah banyak dan pekat berkurang
berhubungan dengan penurunan
O : berat jenis urin membaik dari saat sebelumnya
kapasitas kandung kemih < 1.020
TD 90/60 mmhg
RR 22 x/menit
N 80 x/menit
S 36,8 C
A : masalah keprawatan gangguan eliminasi urin
teratasi
P : intervensi di hentikan
2 Risiko ketidakseimbangan S : pasien mengatakan urin yang keluar saat
BAK sudah banyak dan pekat berkurang
elektrolit berhubungan dengan
O:
berkurangnya kadar natrium natrium serum membaik
natrium urin > 20 M Eq/L
TD 90/60 mmhg
RR 22 x/menit
N 80 x/menit
S 36,8 C
4.2. Saran
Bagi penderita SIADH yang masih ringan,retriksi cairan cukup dengan
pembatasan cairan dan pembatasan sodium.Dan penderita dianjurkan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya dan mengikuti prosedur diit yang dianjurkan.