Anda di halaman 1dari 114

ANALISIS KEFARMASIAN KASUS

“Seizure On CKD”
Kelompok 1 :

Dita Paramita 114119502


Novi Wulandari 114119504
Valentino Christianto 114119505
Yunita Rahmawati 114119512
Heryanti Pusparisa 114119513
Bambang Trisno 114120001
Outline

1 2 3 4
• Patogenesis Profil Pasien • Tujuan Terapi • Asuhan Kefarmasian
Penyakit • SOAP • Kesimpulan
• Etiologi • Perkembangan Obat
• Manifestasi klinis • EBM
Patofisiologi

1 2 3 4
HT st II Acidosis Metabolic Septic condition
Seizure on CKD

5 6 7 8
Acute Lung Infection
Efusi PLeura Dyspepsia Syndrome CKD Stage V
dt Pneumonia
Monday 2020-
08-00

1 Seizure on CKD
Definisi Seizure
Mekanisme Seizure
● Epilepsi adalah gangguan otak yang umum, yang
menyebabkan kejang berulang dan mempengaruhi
1% dari populasi Dunia.

● Kejang adalah lonjakan aktifitas listrik didalam


otak secara tiba-tiba. Bukan penyakit tetapi
gejala dari banyak gangguan

● Dua kategori utama, yaitu


 Kejang yang diprovokasi oleh CKD
 Pasien epilepsi yang berkembang menjadi CKD

 Insiden kejang dengan CKD adalah sekitar 10%

J Epilepsy Clin Neurophysiol, 2008 Yuki higawa, 2017


● phenotipe kejang uremik dapat bervariasi: mioklonik, kejang
motorik fokal sederhana dan kejang nonmotor dengan
gangguan kesadaran, tidak adanya kejang, kejang tonik-
klonik umum.

1. Akumulasi senyawa uremik pada system saraf pusat


meningkatkan rangsangan neuron dan mengakibatkan
neurotoksisitas
2. Menghambat GABA reseptor, stimulasi rangsang reseptor
NMDA diotak
3. Menyebabkan masuknya kalsium melalui saluran kalsium
berpintu tegangan (VGCC) ke neuron presinaptik
4. Pelepasan glutamat dan peningkatan rangsangan kortikal

● Kejang pada uremik ensefalopati dipengaruhi juga oleh


disglikemia, hiponatremia, hipernatremia, hipomagnesemia,
hipokalsemia, dan gangguan asam-basa
● Dengan meningkatkan kandungan ekstraseluler kalium,
hiperpolarisasi neuron menurun. Menurunkan konsentrasi
ekstraseluler kalsium atau magnesium menyebabkan depolarisasi
membran saraf dan aktivitas epileptiform. Perubahan
konsentrasi ion ekstraseluler mempengaruhi saluran ion
tegangan-gated, berkontribusi sebagai pencetus kejang.
● Kejang akut dapat terjadi di pengaturan sindrom
ketidakseimbangan dialisis, yaitu: ditandai dengan ensefalopati
transien, dimana dipicu oleh dialisis cepat
● komplikasi HD juga dapat menyebabkan kejang akut
Alogaritma terapi Epilepsi
Monday 2020-
08-00

2 Hipertensi Stage II
Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang menetap secara
persisten di atas normal. Selama ini, hipertensi dapat didiagnosis
apabila terjadi peningkatan tekanan darah sistolik (TDS) ≥140
mmHg atau tekanan darah diastolik (TDD) ≥90 mmHg. Hipertensi
terdiri atas stadium I (TDS 140-159 mmHg atau TDD 90-99
mmHg) dan stadium II (TDS ≥160 mmHg atau TDD ≥100 mmHg). Whelton PK. 2017, et all, 2017
Akan tetapi American Heart Association (AHA) mengeluarkan
pedoman baru dengan cut-off tekanan darah lebih rendah yakni
TDS ≥130 mmHg atau TDD ≥80 mmHg. Penegakan diagnosis
didasari oleh pengukuran tekanan darah dalam dua kali pengukuran
dengan hasil memenuhi kriteria hipertensi.

HIPERTENSI DIDEFINISIKAN SEBAGAI NILAI SBP >_140


MMHG DAN/ATAU NILAI DIASTOLIK BP (DBP) >_90 MMHG ESC 2018
Patofisiologi Hipertensi

(Yannutsos A, et all, 2014 ; Hall JE, et all, 2012 )


Klasifikasi Hipertensi

(European Heart Journal, 2018, hal 1-98 )


Penatalaksaan Hipertensi

(European Heart Journal, 2018, hal 1-98 )


Pilihan Jenis Obat Antihipertensi berdasarkan komorbid
Monday 2020-
08-00

3 Asidosis Metabolik
Definisi Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi serum bikarbonat
(HCO3) sering dikaitkan dengan penurunan pH darah, sering bersamaan dengan penyakit
ginjal kronis yang progresif (CKD). Ini berasal dari kapasitas ginjal yang berkurang dalam
mensintesis amonia (NH3) dan mengeluarkan ion hidrogen (H+). Kompensasi umumnya
terdiri dari kombinasi mekanisme respiratorik dan ginjal, ion hidrogen berinteraksi
dengan ion bikarbonat membentuk molekul CO2 yang dieliminasi di paru, sementara itu
ginjal mengupayakan ekskresi ion hidrogen ke urin dan memproduksi ion bikarbonat yang FK UI , 2012
dilepaskan ke cairan ekstrasel. Kadar ion HCO3 - normal adalah 24 mEq/L dan kadar
normal pCO2 adalah 40 mmHg dengan kadar ion hidrogen 40 nanomol/L

Nilai Normal Gas Darah

(dipiro 9th)
Patofisiologi Asidosis Metabolik
● Asidosis metabolik ditandai dengan penurunan pH dan HCO3
serum konsentrasi yang dapat dihasilkan dari penambahan asam (dipiro 9th)
organik ke cairan ekstraseluler (misalnya, asam laktat) dan asam
keto), kehilangan HCO3 penyimpanan (misalnya, diare), atau
akumulasi endogen asam karena gangguan fungsi ginjal (misalnya,
fosfat dan sulfat)

● Serum anion gap (SAG) dapat digunakan untuk menjelaskan


penyebab asidosis metabolik

Penyebab
Asidosis Metabolik
Monday 2020-
08-00

4 SEPTIC CONDITION
Definisi
Patofisiologi Sepsis
Escherichia coli, spesies Klebsiella, dan Pseudomonas
aeruginosa adalah patogen gram negatif yang paling sering
diisolasi pada sepsis. Gram-negatif umum lainnya patogen
adalah Serratia spp., Enterobacter spp., dan Proteus spp. P.
aeruginosa adalah penyebab kematian sepsis yang paling
sering
Patogen gram positif yang umum adalah Staphylococcus
aureus, Streptococcus pneumoniae, stafilokokus koagulase-
negatif, dan spesies Enterococcus
Sepsis melibatkan interaksi kompleks proinflamasi
(misalnya, nekrosis tumor) faktor-α [TNF-α]; interleukin
[IL]-1, IL-6) dan mediator anti-inflamasi (misalnya,
antagonis reseptor IL-1, IL-4, dan IL-10). IL-8, faktor
pengaktif trombosit, leukotrien, dan tromboksan A2
TNF-α dianggap sebagai mediator utama sepsis. Konsentrasi
meningkat awal respon inflamasi selama sepsis, dan
terdapat korelasi dengan tingkat keparahan sepsis.
Pelepasan TNF-α menyebabkan aktivasi sitokin lain yang
terkait dengan kerusakan sel, dan merangsang pelepasan
metabolit asam arakidonat yang berkontribusi terhadap
kerusakan sel endotel

(dipiro 9th)
Tanda dan Gejala Sepsis

(dipiro 9th)
Monday 2020-
08-00

5 Efusi Pleura
Definisi Efusi PLeura

Efusi pleura adalah penumpukan cairan di rongga pleura, yaitu rongga di antara lapisan pleura yang
membungkus paru-paru dengan lapisan pleura yang menempel pada dinding dalam rongga dada.
Kondisi ini umumnya merupakan komplikasi dari penyakit lain.

Penyakit pleura sering merupakan efek sekunder dari proses penyakit lain. Efusi pleura adalah
manifestasi paling sering dari penyakit pleura dan gambaran umum dari kondisi lain dari gagal
jantung atau gagal ginjal

● Efusi pleura ini terjadi akibat peningkatan tekanan


di pembuluh darah atau rendahnya kadar protein di
dalam darah, sehingga cairan merembes ke pleura
• Sirosis hati
• Keganasan atau kanker
• Emboli paru
• Hipoalbuminemia
• Gangguan ginjal, seperti sindrom
nefrotik
Alogaritma terapi
Efusi PLeura
Monday 2020-
08-00

6 Acute Lung Infection


dt Pneumonia
Definisi Acute Lung Infection

Infeksi saluran pernapasan akut dimanifestasikan oleh


batuk disertai dengan napas pendek dan cepat yang
dapat dikaitkan dengan kematian terutama jika ada
penyakit penyerta lainnya.

Infeksi paru-paru oleh virus menekan aktivitas


pembersihan bakteri di paru-paru dengan cara:
mengganggu fungsi makrofag alveolar dan
pembersihan mukosiliar, sehingga terjadi pneumonia
bakteri sekunder.

(dipiro 9th)
Tata laksana pemberian pada
pasein rawat inap
Monday 2020-
08-00

7 DYSPEPSIA SYNDROME
Definisi
Dispepsia merupakan rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah
abdomen bagian atas. Rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa salah
satu atau beberapa gejala berikut yaitu: nyeri epigastrium, rasa terbakar di
epigastrium, rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, rasa kembung pada
saluran cerna atas, mual, muntah, dan sendawa.5 Untuk dispepsia fungsional,
keluhan tersebut di atas harus berlangsung setidaknya selama tiga bulan
terakhir dengan awitan gejala enam bulan sebelum diagnosis ditegakkan
Patofisiologi Dyspepsia
Monday 2020-
08-00

8 CKD Stage V
Definisi
Penyakit ginjal kronis (PGK) didefinisikan sebagai kelainan pada
struktur ginjal atau fungsi, selama 3 bulan atau lebih. Kelinan
struktural meliputi albuminuria lebih dari 30 mg/hari, adanya
hematuria, atau cor sel darah merah dalam sedimen urin,
elektrolit dan kelainan lain karena tubulus, kelainan yang dideteksi
oleh histologi, kelainan struktural yang dideteksi oleh pencitraan,
atau riwayat transplantasi ginjal
Patofisiologi
Klasifikasi

KDIGO, 2013
Pada kasus ini Tn.S (57 thn) di
diagonasa CKD Stage V  Hemodialisa
Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh
akumulasi sampah buangan. Hemodialisis digunakan
bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau
pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis
waktu singkat.

Transplantasi ginjal
Pilihan pengobatan lain untuk penderita penyakit ginjal
kronis stadium akhir adalah transplantasi ginjal. Dalam
prosedur ini, ginjal pasien yang rusak akan diganti
dengan ginjal yang sehat dari pendonor. Hanya saja,
penderita harus menunggu cukup lama untuk
mendapatkan ginjal baru.
Profil Pasien
NAMA/USIA Tn.S/ 57th
ALAMAT Tulungrejo Ngantang, Malang
DIAGNOSA AWAL 1. Seizure on CKD
2. HT st II
3. Acidosis Metabolic
4. Septic condition
5. Efusi Pleura
6. Acute Lung Infection dt Pneumonia
7. Dyspepsia Syndrome
8. CKD Stage V

DIAGNOSA AKHIR 1.CKD st V


2.HT st II
3.Pneumonia C
MRS / KRS MRS 06/03/2021, KRS 21/03/2021
ALASAN MRS Pasien megalami kejang ± 5 menit dan 12 jam kemudian dibawa ke RSSA. Kejang pada
seluruh tubuh secara tonik-klonik, kemudian kejang berhenti sendiri dan pasien dalam
keadaan sadar. Sebelumnya pasien mengalami kejang ± 6 kali 1 hari SMRS selama 3 menit
(sifat seperti orang terkejut) dan saat kejang pasien dalam keadaan sadar. 1 hari SMRS
pasien mual, muntah (warna hijau sebanyak ½ gelas tiap muntah).

Riwayat Pasien :Pasien memiliki riwayat CKD sejak 1 tahun 4 bulan yang lalu, HD sebanyak
64 kali (seminggu 1 kali) dan butuh waktu 4 jam untuk HD. Riwayat batuk 3 minggu SMRS,
dahak (-) dan batuk darah
2 kali.
Riwayat Pengobatan: -
Kebiasaan: Pasien terbiasa meminum energy drink selama bekerja. Merokok sejak 10
Catatan Perkembangan Pasien (1)
Catatan Perkembangan Pasien (2)
Pengobatan Selama MRS
Tanda Vital dan Data Klinik
Hasil Laboraturium

v
Problem MediS

• CKD stage V
• Seizure on CKD
KDIGO 2012
Tujuan Terapi

Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi, Interaksi Monitoring


diberikan Mekanisme Kerja Obat

Infus NS - LL Indikasi : - METO :


0,9% Ketidakseimbangan cairan dan Kebutuhan elektrolit
(i.v) elektrolit seimbang

Mekanisme Kerja: MESO:


Cairan salin normal sebagai cairan Edema, Respon
isotonik untuk resusitasi cairan yang demam, infeksi pada
terdistribusi pada kompartemen tempat penyuntikan,
ekstraseluler dan bertahan dalam
tubuh dalam waktu yang lama. https://www.ncbi.nlm.n
ih.gov/books/NBK5452
10/

DRP. Tidak ada


Evidence Based

(Ding et al., 2017)

Untuk pasien yang membutuhkan cairan, rekomendasi saat ini


diajukan oleh KDIGO (hasil global perbaikan penyakit ginjal)
menggunakan kristaloid isotonik tanpa adanya perdarahan.
Tujuan Terapi

Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi, Interaksi Monitoring


diberikan Mekanisme Kerja Obat

Ca Glukonas 10% kalsium 10 mg iv Indikasi:  - METO:


Iv glukonat (10 ml) Hiperkalemia dan koreksi Kadar Ca normal
selama 3-10 asidosis metabolik
menit MESO
Diare, Konstipasi

(The Renal Drug


Handbook ed 5
th)

DRP. Tidak ada


Evidence Based

(Mushiyakh et al., 2011)

Penggunaan Kalsium glukonat


seharusnya digunakan sebagai
agen lini pertama pada pasien
dengan perubahan EKG atau
hiperkalemia berat untuk
melindungi kardiomiosit.
Insulin dan kombinasi glukosa
adalah obat yang bekerja paling
cepat yang memindahkan kalium
ke dalam sel.
Tujuan Terapi
Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi, Interaksi Monitoring
diberikan Mekanisme Kerja Obat

Actrapid Insulin regular 10 UI Indikasi : - MESO :


0.1 IU/Kg BB (i.v bolus) Untuk mengurangi resiko Hipoglikemia (sampai
(sampai max 10 hipoglikemi pada pasien dengan 30% pada pasien
IU) oleh i.v. hiperkalemia berat dengan CKD lanjut)
bolus, didahului
oleh (jika
glukosa
serum<250
mg/dL)

DRP. Tidak ada


Jenis Insulin

zat aktif dalam Actrapid, insulin manusia, diproduksi dengan


metode yang dikenal sebagai 'teknologi rekombinan.
Perkeni, 2015
Farmakodinamik insulin reguler utamanya ditujukan untuk mengatur
metabolisme glukosa. Insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah
dengan cara menstimulasi ambilan/uptake glukosa darah di perifer dan
menghambat produksi glukosa oleh hepar. Selain daripada itu, insulin juga
menghambat proses lipolisis dan proteolysis, serta meningkatkan sintesis
protein. Target organ insulin adalah pada jaringan otot skeletal, hepar,
dan jaringan adiposa
Evidence Based

(Harel & Kamel, 2016)

Pada pemberian 10 unit insulin kerja


pendek yang diberikan secara
intravena dapat digunakan dalam kasus
hiperkalemia.
Tujuan Terapi
Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi, Interaksi Monitoring
diberikan Mekanisme Kerja Obat

D40% 50% 50 cc Indikasi : - MESO


dekstrosa50– (i.v) Untuk mengurangi resiko Hipoglikemia (sampai
100 mL (25–50 hipoglikemi pada pasien dengan 30% pada pasien
g) hiperkalemia berat dengan CKD lanjut)

DRP. Tidak ada


Evidence Based

(Yuriani et al., 2019)

Penelitan pada pasien hipoglikemia yang menerima larutan


pekat dekstrosa 40% (D40%) dalam proses koreksinya perlu
menghindari lonjakan gula darah yang berlebih.
Cara pemberian D40% diberikan dengan dua cara yang
berbeda yaitu melalui intravena infus (iv infus) dan intravena
bolus (iv bolus). D40% iv infus dan pemberian bolustidak
berpengaruh pada darah pasca-koreksi respon gula.
Tujuan Terapi
Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi, Interaksi Monitoring
diberikan Mekanisme Kerja Obat

O2 4-10 lpm 10 lpm Indikasi : - MESO:


(NRBM) Mempertahankan oksigenasi depresi napas, keracunan
jaringan agar tetap adekuat dan oksigen (O2)
Non mencegah hipoksia
Rebreathing
Mask

DRP. Tidak ada


Evidence Based
(Kritis, 2019)
Daftar Pustaka

1. The Renal Drug Handbook: The Ultimate Prescribing Guide for Renal Practitioners, 5th
edition. In CRC Press (Vol. 23, Issue 5). https://doi.org/10.1136/ejhpharm-2016-000883

2. Ding, X., Cheng, Z., & Qian, Q. (2017). Intravenous Fluids and Acute Kidney Injury. Blood
Purification, 43(1–3), 163–172. https://doi.org/10.1159/000452702
3. Harel, Z., & Kamel, K. S. (2016). Optimal dose and method of administration of intravenous
insulin in the management of emergency hyperkalemia: A systematic review. PLoS ONE,
11(5), 1–12. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0154963
4. Mushiyakh, Y., Dangaria, H., Qavi, S., Ali, N., Pannone, J., & Tompkins, D. (2011). Treatment
and pathogenesis of acute hyperkalemia. 1, 1–6. https://doi.org/10.3402/jchimp.v1i4.7372
5. Yuriani, Y., Andrajati, R., & Pramono, L. A. (2019). Comparison of Effects of The
Hypoglycemia Management Protocol with 40% Dextrose Concentrated Solution to the Post-
Correction Blood Sugar Response through Intravenous Infusion and Intravenous Bolus.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy , 8(2), 99. https://
doi.org/10.15416/ijcp.2019.8.2.99

6. Kritis, P. (2019). Terapi Oksigen & Monitoring Pasien Kritis .


Tujuan Terapi
Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi, Interaksi Monitoring
diberikan Mekanisme Kerja Obat
Midazolam (iv) iv dalam 30 1x5 mg (iv) Indikasi:  - METO:
menit, dosis meredakan kejang pada status kejang (-)
lazim 5 mg (2,5 epileptikus.
mg pada pasien Mekanisme kerja: MESO:
lansia) berikatan dengan lokasi tertentu yang Sakit kepala, ngantuk
PIONAS berbeda dari ikatan GABA di reseptor
GABAA. Untuk mengaktifkan reseptor
GABAA, benzodiazepin membutuhkan
GABA sebagai neurotransmitter yang
bekerja sebagai inhibitor. GABA
kemudian mengaktifkan reseptor
GABAA yang meningkatkan permeabilitas
membran untuk ion klorida yang
meningkatkan efek inhibitor dari GABA.
Perpindahan ion klorida menyebabkan
hiperpolarisasi dan stabilisasi dari
membran neural. Hal ini menyebabkan
peningkatan aktivitas GABA

DRP. Tidak ada


S OAP
Subjektif Objektif Assessment Plan Monitoring

Pasien megalami - Penggunaan Midazolam : Terapi Midazolam METO:


kejang ± 5 menit dan • DRP: Tidak ada distop • Kejang (-)
12 jam kemudian • Pemakaian midazolam hanya sebagai
dibawa ke RSSA. first line/terapi awal terjadi kejang (lebih
Kejang dr 5 menit) selanjutnya diganti
seluruh tubuh secara Alprazolam
tonik-klonik, Penggunaan
kemudian kejang Midazolam hanya
berhenti sendiri pada tgl 6/3 saja
(pasien kodisi) sadar. selanjut Alprazolam
Pasien mengalami
kejang saat MRS
Tata laksana terapi Seizure
AES, 2016
Evidence Based

NICE, 2021
Evidence Based
Rob S, 2017

Pemakaian Midazolam
hanya sebagai terapi
awal/first line saja pada
penanganan kejang lebih
dari 5 menit, karena aman,
paling efektif dan
mencegah terjadi
komplikasi, jika kejang
yang terjadi lebih dari 15
menit bisa dilanjutkan
dengan terapi
kedua/second line terapi.
Evidence Based

Promer, 2019
Tujuan Terapi

Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi, Interaksi Monitoring


diberikan Mekanisme Kerja Obat

Alprazolam p.o ansietas: dosis 1x0,5 mg (po) Indikasi:  - METO:


0,75-1,5 mg mengatasi gejala gangguan kecemasan kejang (-)
sehari,dosis panik karena sifatnya yang sedatif Sulit tidur (-)
terbagi. Untuk (menenangkan) dan efeknya cepat
panik: 0,5-1 Mekanisme kerja: MESO:
mgmenjelang meningkatkan aktivitas zat kimia alami Pusing.
tidur atau 0,5 dalam tubuh yang disebut asam gamma-
mg 3x sehari. aminobutirat (GABA).
pasien lansia:
0,5 sampai 0,75
mg sehari dalam
dosis terbagi

DRP. Tidak ada


S OAP

Subjektif Objektif Assessment Plan Monitoring

Pasien kejang ± 5 - Penggunaan Alprazolam : Terapi Alprazolam METO:


menit dan 12 jam • DRP: Tidak ada 1x0,5 mg p.o • Kejang (-)
kemudian dibawa ke • Pemakaian Alprazolam untuk kejang dilanjutkan • Sulit tidur (-)
RSSA. Kejang berulang
seluruh tubuh secara Penggunaan
tonik-klonik, Alprazolam mulai tgl
kemudian kejang 10/3-21/3 bahkan
berhenti sendiri dilanjutkan saat
(pasien kodisi) sadar. pasien KRS
Sebelumnya pasien
kejang ± 6 kali 1 hari
SMRS selama 3
Menit.
Tggl 10 pasien
mengeluh sulit tidur
malam hari
Evidence Based

Suddock, J.T 2021

Menurut Suddock.J.T,
penggunaan golongan
benzodiazepine
(Alprazolam) menggantikan
golongan Barbiturat karena
risiko overdosis yang lebih
rendah dan penangkal yang
tersedia untuk
membalikkan toksisitas
walau dengan manfaat yang
sama yaitu sebagai
penenang, anestesi,
hipnotik dan anti epilepsi
Evidence Based

French, J.A 2019

Dari penelitian menunjukkan


bahwa pemakaian Alprazolam
0,5, 1,0, dan 2,0 mg dengan
cepat menekan aktivitas
epileptiform pada peserta
fotosensitif dengan epilepsi.
Profil alprazolam mirip dengan
apa telah dilaporkan untuk
alprazolam untuk indikasi lain.
Hasil mendukung lebih lanjut
pengembangan alprazolam
sebagai obat penyelamat
untuk pengobatan akut kejang.
Tujuan Terapi

Nama Obat Dosis Pustaka Dosis Yang Indikasi, Mekanisme Kerja Interaksi Monitoring
Diberikan
Furosemide Injeksi : (udem 2 x 40mg iv Indikasi : udem karena gangguan ginjal. Output cairan, serum
pulmoner) Dosis awal 20- Terapi tambahan pada udem pulmonary elektrolit, udem paru,
40 mg 1-2 x sehari, dosis akut yang diharapkan mendapat onset sesak, tekanan darah
dapat ditingkatkan diuresis yang kuat dan cepat.
sebesar 20mg tiap interval  
2 jam hingga efek Mek. Kerja : Menghambat reabsorpsi
tercapai. ion Na dan Cl pada tubulus proximal dan
distal serta loop of henle dengan cara
mengintervensi sistem chloride-binding
cotransport, menyebabkan peningkatan
ekskresi air, kalsium, magnesium,
sodium dan klorida.
Evidence Based
Evidence Based

NKF KDOQI GUIDELINES


Daftar Pustaka

1. Jolee T. Suddock, Matthew D. Cain.2020. Barbiturate Toxicity. StatPearls


[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan.

2. Rob Smith. 2017. Midazolam for status epilepticus. Paediatric neurologist, John
Hunter Children’s Hospital, Newcastle, New South Wales Conjoint senior lecturer,
Faculty of Health and Medicine, University of Newcastle, New South Wales

3. French JA, Wechsler R, Gelfand MA, Pollard JR, Vazquez B, Friedman D, Gong LH,
Kamemoto E, Isojarvi J,2019. Inhaled alprazolam rapidly suppresses epileptic activity
in photosensitive participants

4. Juan G. Ochoa, MD* William A. Kilgo, MD. 2016. The Role of Benzodiazepines in the
Treatment of Epilepsy

5. NICE . Clinical guideline. Epilepsies: diagnosis and management. 2012.


www.nice.org.uk/guidance/cg137

6. AES Clinical Practice Guidline Development Manual (2020).


Guideline for Treatment of Prolonged Seizures in Children and Adults 
Problem MediS

• Hipertensi Stage II
Tujuan Terapi
NAMA DOSIS PUSTAKA DOSIS YG INDIKASI, MEKANISME INTERAKSI MONITORING
OBAT DIBERI KERJA OBAT Outcome / ESO

Nifedipin Hipertensi 3 x sehari 10 mg Indikasi : Tidak ada METO:


3x10mg (p.o) Dewasa: (p.o) untuk membantu mengobati TD
dosis awal: dosis 5 tekanan darah tinggi
Pemberian mg diminum 3 kali (Hipertensi), nyeri dada MESO:
6/3- 20/3 sehari. (angina pektoris) dan sindrom Takikardi, oedem
Raynaud (penghambatan tungkai,
Obat KRS Dosis pemeliharaan: penyaluran darah di pembuluh Sesak napas
(21/3): dosis 10-20 mg nadi kecil). Nyeri dada
3x10mg (p.o) diminum 3 kali Jantung berdebar
sehari Mekanisme kerja :
melemaskan pembuluh darah
agar darah dapat mengalir
lebih mudah

Plan Terapi Nifedipin dilanjutkan


Tujuan Terapi
NAMA DOSIS PUSTAKA DOSIS YG INDIKASI, MEKANISME INTERAKSI MONITORING
OBAT DIBERI KERJA OBAT

Clonidin Dewasa: 50–100 3 x sehari 0,15 Indikasi : - MESO:


3x0,15mg (p.o) mcg, 3 kali sehari.  mg (p.o) untuk menurunkan tekanan Konstipasi
Dosis dapat darah pada kondisi krisis Sakit kepala,Mulut
Pemberian ditingkatkan tiap 2–3 hipertensi kering (xerostomia)
6/3- 20/3 hari jika diperlukan.  , (insomia)
Nyeri perut,
Obat KRS Dosis pemeliharaan Mekanisme kerja : Mual atau muntah
(21/3) 300–1.200 mcg per menurunkan kadar senyawa
3x0,15mg (p.o) hari.  kimia tertentu dalam darah. Hal
tersebut membuat pembuluh
Dosis maksimal darah menjadi lebih elastis dan
2.400 mcg per hari. rileks, sehingga denyut jantung
menjadi lebih lambat dan
jantung mudah memompa
darah.
PLAN Terapi Clonidin dilanjutkan
Evidence Based

(Ahmad Rizal, 2016)

Clonidine terutama
digunakan dalam pasien
hemodialisis dengan
hipertensi berat atau
hipertensi sulit
dikendalikan.
Evidence Based

Efek klonidin pada hemodinamik


ginjal dan fungsi ginjal
membuatnya menjadi agen
antihipertensi yang sangat
berguna. Selama pengobatan
pasien hipertensi dengan
clonidine, aliran darah ginjal dan
laju filtrasi glomerulus
dipertahankan dengan baik, dan
sekresi renin berkurang.
Tujuan Terapi

NAMA DOSIS PUSTAKA DOSIS YG INDIKASI, MEKANISME INTERAKSI MONITORING


OBAT DIBERI KERJA OBAT

Bisoprolol 5-10 mg 1 x sehari 1 x sehari 1,25 Indikasi : Tidak ada METO:


1x1,25mg (p.o) mg (p.o) hipertensi dan gagal jantung kronis TD
(0-1-0) biasanya diberikan dosis sebanyak HR
Pemberian 1,25 mg yang dikonsumsi 1 kali
10/3- 21/3 sehari. MESO:
TD Dosis ini dapat ditingkatkan Pusing
180/120mmHg Sesuai dengan perkembangan Mual
→ mendapat kondisi kesehatan hingga 5 mg Muntah
tambahan terapi yang dikonsumsi 2 kali sehari.  Kelelahan
antihipertensi Denyut jantung
oral Mekanisme kerja : lambat
memperlambat detak jantung dan Jari tangan dan kaki
tekanan otot jantung saat terasa dingin
Obat KRS berkontraksi, sehingga beban
(21/3): jantung dalam memompa darah ke
1 x 2,5 mg seluruh tubuh dapat berkurang

Plan Terapi dilanjutkan


Evidence Based
(Castagno Davide, 2010)

Efek menguntungkan dari bisoprolol :


- mengurangi kejadian rawat inap
untuk gagal jantung yang
memburuk tidak dimodifikasi
oleh eGFR (BSA) awal.
- Menyarankan penggunaan
Bisoprolol pada pasien dengan
gangguan ginjal dengan gagal
jantung.

manfaat mutlak bisoprolol lebih


besar untuk pasien dengan
penyakit ginjal kronis
dibandingkan dengan mereka
yang tidak.
Problem MediS

• Dyspepsia Sydrome
Tata Laksana Dispepsia

NICE, Dyspepsia and gastro-oesophageal reflux disease : Koda-Kimble, Applied Therapeutics, 2013
clinical guideline, 2014
Evidence Based
(Luiz et al, 2013)

PENELITIAN INI
MENUNJUKKAN BAHWA
DISPEPSIA SERING
TERJADI PADA PASIEN
PENYAKIT GINJAL
STADIUM AKHIR (ESRD).
ADANYA HUBUNGAN
DISPEPSIA DGN
PENGOSONGAN LAMBUNG
PADA PASIEN ESRD YANG
MENJALANI
HEMODIALISIS (HD),
MAKA DIPERLUKAN OBAT
UNTUK MENCEGAH ATAU
MENGHILANGKAN
GEJALA DISPEPSIA PADA
PASIEN HD.
Tujuan Terapi
Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi, Interaksi Monitoring
diberikan Mekanisme Kerja Obat

Ranitidin (IV) Bolus atau 2 X 50 mg Indikasi:  - METO:


infus (IV) Dyspepsia Mual (-)
intermiten: 50 Muntah (-)
mg setiap 6-8 Mekanisme kerja:
jam.  Penghambatan kompetitif histamin MESO:
pada reseptor H2 sel parietal Pusing
(DIH, 17 th) lambung, yang menghambat sekresi Nyeri
asam lambung, volume lambung.

• Substansi lain (gastrin dan


asetilkolin) yang menyebabkan
sekresi asam lambung, berkurang
efektifitasnya pada sel parietal jika
reseptor H2 diinhibisi.

DRP : Tidak ada


S OAP
Plan
Subjektif Objektif Assessment
Monitoring

Pasien mual, muntah Tgl 6/3 sd 12/63 Penggunaan Ranitidin : Disarankan terapi METO:
(warna hijau pemakaian Ranitidin Dosis Ranitidin yang digunakan sudah dilanjutkan sampai • Mual (-)
sebanyak ½ gelas tiap Injeksi sesuai, ranitidine untuk mengatasi mual dan muntah • Muntah (-)
muntah ( 1 hari dyspepsia syndrome yang menyebabkan berhenti
SMRS) mual dan muntah (berwarna hijau
sampai ½ gelas). MESO:
Penggunaan Ranitidin Pusing
mulai 6/3 sampai 12/3 Nyeri
saja karena pasien
sudah tidak mual dan
muntah.
Evidence Based

(Hotz.J, 1994)

PENELITIAN INI
MENUNJUKKAN BAHWA
PEMAKAIAN RANITIDINE
UNTUK MENGATASI
DYSPEPSIA SYNDROME
LEBIH EFEKTIF
DIBANDINGKAN ANTASIDA
DENGAN GEJALA GANGGUAN
LAMBUNG YANG RINGAN
SAMPAI SEDANG SEPERTI
MUAL DAN MUNTAH.
Tujuan Terapi

Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi, Interaksi Monitoring


diberikan Mekanisme Kerja Obat
Metoklopramid Pasien ESRD 3 X 10 mg Indikasi:  - METO:
(IV) hemodialisa : (k/p) Dyspepsia (mual dan muntah) Mual (-)
10 MG 3-4 x Muntah (-)
/hari Mekanisme kerja:
• Antagonis reseptor D2 di spingter MESO:
(MIMS) esofagus dan lambung, menstimulus • Extrapiramidal
reseptor 5HT4 dan antagonis Syndrome
reseptor muskarinik. • Pusing
• Fatigue
• Memblokir reseptor dopamine dan • Nyeri kepala
serotonin dizona pemicu
kemoreseptor SSP.
(Koda Kimble 2013)

DRP : Tidak ada


Evidence Based
Evidence Based
Problem MediS

• COMMUNITY ACQUIRED
PNEUMONIA(CAP)
Tujuan Terapi

Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi, Interaksi Monitoring


diberikan Mekanisme Kerja Obat
Ciprofloxaxin Continuous renal 2 X 200 mg Indikasi:  - METO:
replacement therapy (IV) selama Infeksi bakteri gram positif dan Suhu
Tgl 6/3 – 19/3 (CRRT): I.V.: 14 hari negative. Nadi
diberikan secara CVVH: 200 mg RR
IV Infus setiap 12 jam Mekanisme kerja: Leukosit
Ciprofloxaxin 2X200 Menghambat relaksasi DNA; LED
mg. Oral: 250-500 mg 2 X 500 mg menghambat DNA gyrase pada
setiap 24 jam selama PO organisme yang rentan; MESO:
dialysis. mempromosikan kerusakan Pusing
Tgl 20/3 –KRS DNA rantai ganda. Sakit Kepala
diberikan PO Sulit Tidur
Ciprofloxaxin Tablet (MIMS, Medscape 2021) Batuk
2X500 mg Sesak
DRP : Tidak ada
S OAP

Subjektif Objektif Assessment Plan

 Riwayat batuk 3 Pemeriksaan BGA Saat MRS pasien mengalami susp. Acute lung Terapi dilanjutkan
minggu SMRS, PH. 7.03 infection dt pneumonia → mendapatkan injeksi
 Dahak (-) pCO2. 36.6 Ciprofloxacin sebagai antibiotik empirik METO:
 Batuk darah 2 kali pO2 99.8 • BGA: PH, pCO2,
HCO3 9.5 pO2, HCO3
O2 Saturate. 91.9 • Saturasi oksigen
Base Excess -21,9
(Ferreiro Lucia, 2015)
Evidence Based
Evidence Based

(Andrew R et al 2012)

Pada penelitian yang dilakukan Andrew


R et all, 2012, didapatkan bahwa
pilihan antibiotik empiris harus
mencakup bakteri patogen yang
didapat dari komunitas dan bakteri
anaerob. Penisilin dengan penghambat
betalaktamase, sefalosporin, dan
fluorokuinolon semuanya memiliki
penetrasi yang baik ke rongga pleura.
Metronidazol dan klindamisin juga
berpenetrasi dengan baik dan menutupi
bakteri anaerob. Aminoglikosida
memiliki penetrasi yang buruk, dan
mungkin kurang efektif dalam
lingkungan asam rongga pleura selama
infeksi.
Daftar Pustaka

Reglan, Metozolv ODT (metoclopramide) dosing, indications, interactions, adverse effects, and more.
2017. http://reference.medscape.com/drug/reglan-metozolv-odt-metoclopramide-342051
MIMS Indonesia online. metocloperamide. 2017. http://www.mims.com/
NINA R.O'CONNOR, MD, AMY M.CORCORAN, MD, End-Stage Renal Disease: Symptom Management
and Advance Care Planning, 2012.
Wall GC. Lower gastrointestinal disorders. Koda-Kimble and Young’s Applied Therapeutics: The Clinical
Use of Drugs. 2013. 699–719 p.
Clinical I, Team G. Dyspepsia and gastro- oesophageal reflux disease : 2014;(September).
Luiz derwal Salles Junior, paulo Roberto S, et all, Dyspepsia and gastric emptying in end stage renal
disease patients on hemodialysis, 2013
DIH (Drug Injectable Handbook), 17 th, 2008-1009.
J Hotz, K Plein, R Bunke. 1994. The effectiveness of ranitidine in non-ulcer dyspepsia (functional
dyspepsia) in comparison with an antacid. Article in German
Lucia Ferreiro, Maria Esther san Jose, Luis Valdes, Review, management of para pneumonic pleural
effusion in adults, 2015
0. Andrew Rosenstengel, clinical Pleural Fellow, respiratory dept, sir Charles Gairdner Hospital, Perth
WA 6009, Australia, Pleura infection current diagnosis and management, 2012.
. Richard r. Watkins, MD,MS, akron General Medical Center, akron, ohio, Tracy L. Lemonovich, MD,
University Hospitals case Medical Center, Cleveland, Ohio, Diagnosis and Management of Community
Acquired Pneumonia in Adults, 2011.
Tujuan Terapi
Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi,mekaisme kerja Interaksi Monitoring
diberikan obat

Laxadine syr - 3x1 Laxative - -


sendok bekerja dengan cara
Laxadin diberikan takar merangsang gerakan
pada tanggal 11/3  peristaltik usus besar,
pasien mengeluh menghambat reabsorpsi air
tidak bisa BAB ± 4 dan melicinkan jalannya
hari feses

12/3 -16/3 : pasien


masih tidak bisa
BAB

DRP: Penggunaan laksadin belum adekuat karena pasien masih belum bisa BAB
Saran: penggunaan laksadin di ganti dengan golongan laksantiv lainnya
Managemen terapi konstipasi
S OAP
SUBJECTIVE 11/3/2020 pasien mengeluh tidak bisa BAB +/- 4 hari (mulai tgl 8/3/2020)

OBJECTIVE

ASSESMENT Pemberian laksadin sirup PO 3x1C

PLAN Monitoring Efektifitas terapi laksadin tanggal 15 masih tidak bisa BAB
Tanggal 18 laksadin diganti dengan dulcolax
Tujuan Terapi
Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi,mekaisme kerja Interaksi Monitoring
diberikan obat

Dulcolax Supp 1x 1 suppo prn 1 x 1 suppo Stimulans: merangsang Meo : (-) keluhan
sehari mukosa pleksus mienterikus konstipasi,
Diberikan tgl 18/3 untuk memicu kontraksi Ketidaknyamanan
(sehari) sebagai peristaltik dan menghambat perut, nyeri
terapi pengganti penyerapan air dan elektrolit
Laxadin syr (keiichi Sumida , 2019) Meo :

Abdominal
cramping

-Rectal burning

DRP: -
Terapi farmakologi konstipasi pada CKD
Tujuan Terapi
Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi,mekaisme kerja obat Interaksi Monitoring
diberikan

Kalk Pemberian 3 x o.5 -1 2 x 500 mg Pembahan kadar kalsium - MTO : > kadar
gram perhari. (tanggal 10- calsium
(dipiro) 16) anion lain misalnya oksalat MEO :
3 x 500(17- dalam usus untuk membentuk Hypercalamia,
21) kalsium fosfat yang tidak larut Hypophopatemia.
yang diekresikan dalam fases.
Some Concepts to Remember

Neptune Venus Mars


Neptune is the farthest planet Venus has a beautiful name Despite being red, Mars is
from the Sun and the fourth- and is the second planet from actually a cold place full of
largest one the Sun iron oxide dust
4,498,300,000
Big numbers catch your audience’s
attention
Lessons to Plan

Neptune Mercury Venus Mars


It’s the farthest planet It’s the ringed one and Venus has a beautiful Despite being red,
from the Sun a gas giant name Mars is a cold place
S OAP

SUBJECTIVE 3/3/2020 kadar calsium di bawah normal

OBJECTIVE

ASSESMENT Pemberian kalk 2 x 500 mg dilanjutakan 3 x 500 mg

PLAN Dosarankan untuk tetap memberikan kalk 3 x 500 mg


Monitoring Efektifitas (hypercalcemia)
Tujuan Terapi
Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yang Indikasi,mekaisme kerja Interaksi Monitoring
diberikan obat

Natrium Bicarbonat 0.5 – 2.0 mEq/kg 75 meq  Asisdosis metabolit - METO :


berat badan bolus pelan perbaikan fungsi
tanggal 6/3:  Bikarbonat bereaksi ginjal
Na Bicarbonat 75 dengan ion H plus
meq bolus pelan untuk membentuk air MESO :
(dalam 100 cc NS • Metabolic
dan karbon dioksida.
10 rpm) alkalosis
Itu bertindak sebagai • Hypernatremi
buffer terhadap a
asidosis dengan
meningkatkan pH
darah
Subjects Overview

Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4


Neptune is the Despite being Venus has a Mercury is the
farthest planet red, Mars is a beautiful name, closest planet to
from the Sun cold place but it’s hot the Sun
Asuhan Kefarmasian
MONITORING
Parameter Tujuan Monitoring
Asuhan
Kefarmasian
GDP, GD2PP, GDA Memantau efektivitas dan eso hipoglikemi dari
Actrapid
Tekanan darah Memantau efektivitas terapi Nifedipin, clonidine,
bisoprolol, furosemid
suhu, nadi, Memantau efektivitas antibiotik
Mual muntah Memantau efektivitas Ranitidin
Frequensi kejang Memantau efektivitas midazolam, alprazolam
RR Untuk mengevaluasi efek samping penggunaan
bisoprolol
Asuhan
KONSELING Kefarmasian
Nama Obat Konseling
 Nifedipin Diminum 1 jam sebelum makan
kalk Diminum 3 x 500 mg pagi dan sore/malam bersamaan
dengan waktu makan atau bersamaan dengan makanan
 Ciprofloxacin Diminum saat perut kosong (1 jam ac atau 2 jam pc),
tidak boleh diminum bersama dengan susu

Alprazolam 1x0,5 mg diminum sebelum tidur


Nifedipin Sudah tepat untuk terapi hipertensi
(CCB)
Kesimpulan
Bisoprolol Digunakan untu komplikasi jantung
(Beta bloker)

Ciprofloksasin Sudah tepat untuk CAP

Midazolam Sudah tepat untuk Penanganan epilepsi

Laksantif Penggantian laksadin ke dulkolac sudah tepat,


(laksadin,dulko dikarenakan kurang adekuat
lac)

Kalk Sudah tepat untuk pasien hipocalsemia


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai