Dosen Pembimbing :
Didit Damayanti, S.Kep.,Ns, M.Kep
1.4. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Hasil makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai konsep
Syndrom Of Inappropriate Antidiuretic Hormone Secretion (Siadh) dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit Syndrom Of Inappropriate Antidiuretic
Hormone Secretion (Siadh)
2. Manfaat Praktis
Hasil makalah ini diharapkan berguna untuk memecahkan masalah secara
praktikal atau sebagai alternatif solusi suatu permasalahan di bidang kesehatan
terutama mengenai asuhan keperawatan pada pasien Syndrom Of Inappropriate
Antidiuretic Hormone Secretion (Siadh).
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pathway SIADH :
2.5. Manifestasi Klinis SIADH
1. Hiponatremi (penurunan kadar natrium).
2. Mual, muntah, anorexia, diare.
3. Takhipneu.
4. Retensi air yang berlebihan.
5. Letargi.
6. Penurunan kesadaran sampai koma.
7. Osmolalitas urine melebihi osmolalitas plasma, menyebabkan produksi urine yang
kurang terlarut.
8. Ekskresi natrium melalui urine yangberkelanjutan.
9. Penurunan osmolalitas scrum dan cairan ekstraselular
Menurut Sylvia (2005). Tanda dan gejala yang dialami pasien dengan SIADH
tergantung pada derajat lamanya retensi air dan hiponatremia perlu dilakukan
pemeriksaan tingka osmolalitas serum, kadar BUN, kreatinin, Natrium, Kalium, Cl
dan tes kapasitas pengisian cairan:
1. Na serum 125 mEq/L.
a) Anoreksia.
b) Gangguan penyerapan.
c) Kram otot.
2. Na serum 115 120 mEq/L
a) Sakit kepala,perubahan kepribadian.
b) Kelemahan dan letargia.
c) Mual dan muntah.
d) Kram abdomen.
3. Na serum 1115 mEq/L.
a) Kejang dan koma.
b) Reflek tidak ada atau terbatas.
c) Tanda babinski.
d) Papiledema.
e) Edema diatas sternum.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Kelebihan volume cairan
Intervensi :
Pantau keluaran urin.
Urinalisis sering kali dilakukan untuk mengukur konsentrasi urin,
natrium, dan tingkat osmolalitas pasien. Retensi air dapat menyebabkan
keluaran urin yang buruk.
Batasi cairan.
Pembatasan cairan sangat penting dalam SIADH karena hal ini dapat
mencegah retensi cairan lebih lanjut dalam tubuh.
Berikan obat sesuai indikasi.
Obat antagonis vasopresin seperti tolvaptan dan conivaptan diberikan
untuk memblokir kerja ADH.
Berikan diuretik sesuai pesanan.
Furosemid dapat diberikan untuk menurunkan konsentrasi urin dan
meningkatkan ekskresi air.
2) Defisit nutrisi
Intervensi :
Berikan natrium klorida IV.
Meskipun air bebas mungkin dibatasi untuk mencegah kelebihan cairan,
natrium klorida IV mungkin diresepkan untuk mengobati hiponatremia.
Berikan makanan dalam porsi kecil secara sering.
Hal ini akan membantu pasien menstabilkan kadar gula darah,
meningkatkan rasa kenyang, dan mengurangi timbulnya mual dan
muntah.
Berikan tablet garam.
Apalagi jika mendapat diuretik, tablet garam yang diresepkan dapat
diberikan untuk mengatasi hiponatremia.
Berikan antiemetik.
Muntah merupakan gejala mengkhawatirkan terkait SIADH yang dapat
memperburuk hiponatremia. Perawat dapat memberikan antiemetik
untuk mencegah ketidakseimbangan elektrolit lebih lanjut .
3) Defisit pengetahuan
Intervensi :
Edukasi pasien tentang kondisi, gejala, dan pengobatannya.
Berikan informasi akurat mengenai kondisi, gejala, dan pengobatan
dalam istilah awam yang dapat dipahami pasien.
Ajarkan pasien tentang pembatasan cairan dan kaitannya dengan
SIADH.
Pembatasan cairan merupakan prioritas dalam penatalaksanaan SIADH,
karena masalah utama penyakit ini adalah kelebihan cairan dan
hiponatremia.
Edukasi pasien tentang obat-obatan dan kegunaannya.
Memberikan informasi yang akurat tentang pengobatan dan cara
kerjanya sebagai bagian dari rejimen pengobatan SIADH untuk
memastikan kepatuhan yang lebih baik.
Libatkan sistem pendukung.
Pasien mungkin memerlukan bantuan petugas pendukung dalam
menangani kondisi ini, memantau gejala, dan berkomunikasi dengan tim
layanan kesehatan.
Tn. S berusia 45 tahun datang diantar oleh keluarganya ke rumah sakit dengan kondisi
tubuh yang lemah lunglai. Klien mengeluh sakit kepala sejak 3 hari yang lalu disertai dengan
mual muntah, sehingga klien tidak nafsu makan. Klien mengatakan berat badannya menurun 7
kg dan tampak adanya edema di ekstremitas bawah. Klien juga mengatakan bahwa urin yang
keluar saat BAK sedikit dan pekat, tidak seperti biasanya. Selain itu, klien juga mengatakan
bahwa sering mengalami kram pada tangan dan kakinya, serta perutnya. Pada pemeriksaan fisik
didapat keadaan umum pasien TD: 90/60 mmHg RR: 22x/menit N: 80x/menit Suhu: 36.8C .
Pemeriksaan penunjang didapatkan hasilnya natrium serum menurun <15 M Eq/L, natrium urin
>20 M Eq/L, berat jenis urin meningkat (<1.020).
3.1 Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jalan Kenanga No.21
b. Keluhan Utama
Klien mengeluh urin yang keluar ketika BAK sedikit dan pekat.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh pusing disertai mual dan muntah sehingga klien tidak memiliki nafsu makan.
Kondisi ini diperberat dengan adanya kram pada perut klien yang frekuensinya semakin
sering.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn. S pernah MRS kerena mual dan muntah yang berkepanjangan
DO:
- Berat jenis urin meningkat < 1.020
TTV :
- TD : 90/60 mmHg
- RR : 22 x/menit
- N : 80 x/menit
- S : 36,8 C
DO:
- BB pasien menurun 7 kg
TTV :
- TD : 90/60 mmHg
- RR : 22 x/menit
- N : 80 x/menit\
- S : 36,8 C
Terapeutik
4. Berikan asupan cairan,
sesuai kebutuhan
5. Berikan cairan intravena,
Jika perlu
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian
diuretik, Jika perlu
3. Perfusi perifer tidak Perfusi Perifer (L.02011b) Perawatab Sirkulasi
efektif berhubungan Setelah dilakukan intervensi (I.14570)
dengan Kurang keperawatan maka perfusi Tindakan
terpapapr informasi perifer meningkat dengan Observasi
tentang factor kriteria hasil: 1. Periksa sirkulasi perifer
pemberat (trauma) 1. Denyut nadi perifer 5 (mis. nadi perifer, edema,
(meningkat) pengisapan kapiler,
2. Edema perifer 5 warna, suhu, ankle-
(menurun) brachial index)
3. Nyeri ekstremitas 5 2. Identifikasi faktor risiko
(menurun) gangguan sirkulasi (mis,
4. Kram otot 5 (menurun) diabetes, perokok, orang
tua, hipertensi dan kadar
kolesterol tinggi)
3. Monitor panas,
kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ekstrimitas
Terapeutik
4. Hindari pemasangan infus
atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
5. Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan berfungsi
4. Defisit nutrisi Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi (I.03119)
factor psikologis keperawatan maka status Tindakan
keengganan untuk nutrisi membaik dengan Observasi
makan kriteria hasil: 1. Identifikasi status nutrisi
1. Porsi makanan yang 2. Identifikasi kebutuhan
dihabiskan 5 kalori dan jenis nutrien
(meningkat) nasogastrik
2. Nyeri abdomen 5 3. Identifikasi perlunya
(menurun) penggunaan selang
3. Frekuensi makan 5 4. Monitor asupan makanan
(membaik) 5. Monitor berat badan
4. Nafsu makan 5 6. Monitor hasil
(membaik) pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
7. Lakukan oral hygienis
sebelum makan, jika perlu
8. Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
9. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein •
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Edukasi
10. Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis.pereda nyeri,
antlemetik), jika perlu
12. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
No Diagnosa Evaluasi
1 Gangguan eliminasi urin S : pasien mengatakan urin yang keluar saat
BAK sudah banyak dan pekat berkurang
berhubungan dengan penurunan
O : berat jenis urin membaik dari saat sebelumnya
kapasitas kandung kemih < 1.020
TD 90/60 mmhg
RR 22 x/menit
N 80 x/menit
S 36,8 C
A : masalah keprawatan gangguan eliminasi urin
teratasi
P : intervensi di hentikan
2 Risiko ketidakseimbangan S : pasien mengatakan urin yang keluar saat
BAK sudah banyak dan pekat berkurang
elektrolit berhubungan dengan
O:
berkurangnya kadar natrium natrium serum membaik
natrium urin > 20 M Eq/L
TD 90/60 mmhg
RR 22 x/menit
N 80 x/menit
S 36,8 C
4.2. Saran
Bagi penderita SIADH yang masih ringan,retriksi cairan cukup dengan
pembatasan cairan dan pembatasan sodium.Dan penderita dianjurkan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya dan mengikuti prosedur diit yang dianjurkan.