Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An.

A DENGAN FEBRIS DI
RUANG RAWAT INAP ANAK RSU KAB. TANGERANG

Disusun Oleh :

TK 2C KEPERAWATAN

Nurul Sapitri 20217129

Okti Ariyani 20217130

Pandu Putra Darmawan 20217131

Princesa Presilia 20217132

Putri Amelia 20217134

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIkes) YATSI

Jl.Aria Santika No. 42, Margasari, Karawaci Kota Tangerang Banten

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FEBRIS” ini tepat pada waktunya.Adapun
tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Ilmu Keperawatan Dasar. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Terlebih
dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns.Imas Sartika,S.Kep, M.Kep.,
selaku Dosen Ilmu Keperawatan Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Tangerang, 01 Maret 2022

Yang Menyutujui Penulis

Ns. Imas Sartika, S.Kep., M.Kep Mahasiswa

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

A. Definisi .................................................................................................................. 3

B. Tanda dan Gejala................................................................................................. 3

C. Etiologi .................................................................................................................. 3

D. Patofisiologi .......................................................................................................... 2

E. Pathway................................................................................................................. 3

F. Penatalaksanaan keperawatan dan medis ......................................................... 4

G. Fokus Pengkajian Keperawatan ......................................................................... 4

H. Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................... 7

I. Penatalaksanaan Medis ....................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 35

ii
A. Definisi
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat
pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton,
1990). Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih.
Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu
tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) (Julia, 2000). Menurut
Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara
abnormal.Febris (demam) yaitu meningkatnya temperature tubuh secara abnormal
(Asuhan Keperawatan Anak 2001). Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh
yang melewati batas normal yaitu lebih dari 38 C (Fadjari Dalam Nakita 2003).
Febris (demam) yaitu merupakan rspon yangsangat berguna dan menolong tubuh
dalam memerangi infeksi (KesehatanAnak 1999)

B. Tanda dan Gejala


Gejala-gejala yang timbul pada penderita bermacam-macam dan berbeda-beda
pada setiap orang. Seperti nyeri punggung, anoreksi dan somnolen. Batsan mayornya
yaitu suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C, kulit hangat, takikardi. Sedangkan, batasan
karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman
pernapasan, menggigil serta merinding, perasaan hangat dan dingin, nyeri yang
spesifik atau umum misalnyanya sakit kepala atau vertigo, kelethian, kelmahan, dan
berkeringat. (Isselbacher.1999, Carpentino.2000).

C. Etiologi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik
maupun penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton (1990) demam dapat
disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi
pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.

1
Subtansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal baik eksogen
maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme atau toksik,
pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu, terutama
monosit makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada
tingkat termoregulasi di hipotalamus (Isselbacher, 1999).

Selain pirogen latihan fisik yang berlebihan dapat menimbulkan panas, tetapi
terdapat peningkatan kompensator dalam kehilangan panas. Aliran darah melalui
kulit meningkat mengarah pada terjadinya peningkatan suhu, kulit kehilangan panas
utama pada latihan disebabkan peningkatan sekresi dan penguapan keringat
(Sacharin,1996).

Peningkatan kecepatan demam akan mengarah pada meningkatnya kehilangan


cairan dan elektrolit, padahal cairan dan elektrolit dibutuhkan dalam metabolisme
diotak untuk menjaga keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior.

Apavbila anak kehilangancairan dan elektrolit yang menyebabkan dehidrasi.


Maka, elektrolit yang ada pada pembuluh darah berkurang padahal dalam ooroses
metabolisme di hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut. Sehingga,
kekurangan cairan dan elektrolit mempengaruhi fungsi hipotalamus anterior, dalam
mempertahankan keseimbangan termoregulasi dan akhirnya menyebabkan demam.

D. Patofisiologi
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point. (Julia, 2000). Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa
menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke
nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen
atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu
baru. Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak

2
disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah,
mungkin akan kembali ke tingkat normal (Guyton, 1999).

E. Pathway

Dehidrasi

Tubuh Kehilangan Cairan

Penurunan Cairan Intrasel

Dispnea Demam Peningkatan Suhu Tubuh

Gelisah Gangguan Rasa Nyaman Hipertermia

Kurang Pengetahuan
Bersihan Jalan Napas
Tidak Efektif

Defisit Nutrisi

3
F. Penatalaksanaan keperawatan dan medis
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6
jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.
Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak
mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan
berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.
Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam
keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi
intelektual tertentu. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan Memperhatikan
aliran udara di dalam ruangan Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah
terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.
Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknya minuman yang
diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air
teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu
tubuh memperoleh gantinya.

G. Fokus Pengkajian Keperawatan


1. Pengkajian
Identitas Data Umum (selain identitas klien, juga identitas orangtua; asal
kota dan daerah, jumlah keluarga)
a. Keluhan Utama (penyebab klien sampai dibawa ke rumah sakit)
b. Riwayat kehamilan dan kelahiran:
a. Prenatal : (kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi
selama hamil)
b. Intranatal : Bayi terlalu lama di jalan lahir , terjepit jalan lahir,
bayi menderita caput sesadonium, bayi menderita cepal
hematom
c. Post Natal : kurang asupan nutrisi , bayi menderita penyakit
infeksi , asfiksia ikterus
c. Riwayat Masa Lampau

4
a. Penyakit yang pernah diderita: Tanyakan, apakah klien pernah
sakit batuk yang lama dan benjolan bisul pada leher serta
tempat kelenjar yang lainnya dan sudah diberi pengobatan
antibiotik tidak sembuh-sembuh? Tanyakan, apakah pernah
berobat tapi tidak sembuh? Apakah pernah berobat tapi tidak
teratur?
d. Pernah dirawat dirumah sakit
e. Obat-obat yang digunakan/riwayat Pengobatan
f. Riwayat kontak dengan penderita TBC
g. Alergi
h. Daya tahan yang menurun.
i. Imunisasi/Vaksinasi : BCG
j. Riwayat Penyakit Sekarang (Tanda dan gejala klinis TB serta terdapat
benjolan/bisul pada tempat-tempat kelenjar seperti: leher, inguinal,
axilla dan sub mandibula)
k. Riwayat Keluarga (adakah yang menderita TB atau Penyakit Infeksi
lainnya, Biasanya keluarga ada yang mempunyai penyakit yang sama).
l. Riwayat Kesehatan Lingkungan dan sosial ekonomi
1. Lingkungan tempat tinggal (Lingkungan kurang sehat
(polusi, limbah), pemukiman yang padat, ventilasi rumah
yang kurang, jumlah anggota keluarga yang banyak), pola
sosialisasi anak
2. Kondisi rumah
3. Merasa dikucilkan
4. Aspek psikososial (Tidak dapat berkomunikasi dengan
bebas, menarik diri)
5. Biasanya pada keluarga yang kurang mampu
6. Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk
sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak
7. Tidak bersemangat dan putus harapan.

5
m. Riwayat psikososial spiritual (Yang mengasuh, Hubungan dengan
anggota keluarga,Hubungan dengan teman sebayanya, Pembawaan
secara umum, Pelaksanaan spiritual)
n. Pengkajian TUMBANG menggunakan KMS,KKA, dan DDST
a. Pertumbuhan
1. Kaji BBL,BB saat kunjungan
2. BB normal
3. BB normal, mis : ( 6-12 tahun ) umur
4. kaji berat badan lahir dan berat badan saat
kunjungan TB = 64 x 77R = usia dalam tahun
5. LL dan luka saat lahir dan saat kunjungan
b. Perkembangan
1. lahir kurang 3 bulan = belajar mengangkat kepala,
mengikuti objek dengan mata, mengoceh,
2. usia 3-6 bulan mengangkat kepala 90 derajat, belajar
meraih benda, tertawa, dan mengais meringis
3. usia 6-9 bulan = duduk tanpa di Bantu, tengkuarap,
berbalik sendiri, merangkak, meraih benda,
memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang
lain dan mengeluarkan kata-kata tanpa arti.
4. usia 9-12 bulan = dapat berdiri sendiri menurunkan
sesuatu mengeluarkan kat-kata, mengerti ajakan
sederhana, dan larangan berpartisipasi dalam permainan.
5. usia 12-18 bulan = mengeksplorasi rumah dan
sekelilingnya menyusun 2-3 kata dapat mengatakan 3-10
kata , rasa cemburu, bersaing
6. usia 18-24 bulan = naik–turun tangga, menyusun 6 kata
menunjuk kata dan hidung, belajar makan sendiri,
menggambar garis, memperlihatkan minat pada anak
lain dan bermain dengan mereka.

6
7. usia 2-3 tahun = belajar melompat, memanjat buat
jembatan dengan 3 kotak, menyusun kalimat dan lain-
lain.
8. usia 3-4 tahun = belajar sendiri berpakaian, menggambar
berbicara dengan baik, menyebut warna, dan
menyayangi saudara.
9. usia 4-5 tahun = melompat, menari, menggambar orang,
dan menghitung.

H. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum meningkat ke pemeriksaan- pemeriksaan yang mutakhir, yang siap
tersedia untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atu scanning, masih
pdapat diperiksa bebrapa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/ lesi
permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan
untuk membuat diagnosis dengan lebih pasti melalui biopsy pada tempat- tempat
yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti angiografi, aortografi,
atau limfangiografi.

I. Penatalaksanaan Medis
1. Secara Fisik

Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6
jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut,
ataumengigau.Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau
apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yangterlalu
lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidakmampu
mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibatrusaknya sel-sel
otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapatterjadi berupa rusaknya
fungsi intelektual tertentu.

a. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan

b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

7
c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke
otakyang akan berakibat rusaknya sel-sel otak.d. Berikan cairan melalui mulut,
minum sebanyak-banyaknyaMinuman yangdiberikan dapat berupa air putih, susu
(anak diare menyesuaikan), air buah atauair teh. Tujuannnya adalah agar cairan
tubuh yang menguap akibat naiknya suhutubuh memperoleh gantinya.e. Tidur
yang cukup agar metabolisme berkurang

f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya


untukmenurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu
tubuhdipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan
untukmenguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena
justruakan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat
keluar.Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi
(keracunan).

g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suamkuku.
Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasahangat dan
tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan
demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supayatidak
meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luaryang
hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar ataumengalami
vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehinggaakan
mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.

2. Obat-obatan Antipiretik

Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu


dihipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan
prostaglandindengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point
hipotalamusdirendahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah
memproduksi panasdiatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada
lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:

a. Bayi 6-12 bulan : ½ 1 sendok the sirup parasetamol

8
b. Anak 1- 6 tahun : ¼ - ½ parasetamol 500 mg atau 1 - 1 ½ sendokteh sirup
parasetamol

c. Anak 6 - 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup


parasetamol.

Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan airatau
teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran
obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya. Pemberian obat antipiretik merupakan
pilihan pertama dalam menurunkandemam dan sangat berguna khususnya pada
pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan
metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam. Obat-
obat anti inflamasi, analgetik danantipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-
macam dan sering berbedadalam susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan
dalam efek pengobatannya.

Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan


prostaglandin dengan jalan menghambat enzimcyclooxygenase. Asetaminofen
merupakan derivat paraaminofenol yang bekerja menekan pembentukan
prostaglandin yang disintesis dalam susunansaraf pusat. Dosis terapeutik antara
10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5kali sehari. Dosis maksimal 90
mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini dapat ditoleransi dengan baik.Dosis besar
jangka lama dapat menyebabkan intoksikasidan kerusakkan hepar.Pemberiannya
dapat secara per oral maupunrektal.Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga
bekerja menekan pembentukan prostaglandin.

Obat ini bersifat antipiretik, analgetik danantiinflamasi.Efek samping yang timbul


berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang dibandingkan
aspirin. Efek samping hematologisyang berat meliputi agranulositosis dan anemia
aplastik. Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila
dikombinasikan denganasetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali
tiap 6 sampai 8 jam. Metamizole (antalgin) bekerja menekan pembentukkan
prostaglandin. Mempunyai efek antipiretik, analgetik dan antiinflamasi.

9
Efeksamping pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara
hansaluran cerna. Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan
tidakdianjurkan unt uk anak kurang dari 6 bulan. Pemberiannya secara per
oral,intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol onganfenamat.
Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik.
Efeksampingnya berupa dispepsia dan anemia hemolitik.Dosis pemberiannya
20mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh
diberikan pada anak usia kurang dari 6 bulan.

10
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK

( PSYSICAL ASSASSMENT )

BIODATA PASIEN

1. Nama : Arumi Fadhilah Rizqiana. An.


2. Umur : 10 bulan
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. No. Register :
5. Alamat : Perum cluster mutiara lebok A3/6
6. Status : Anak
7. Keluarga terdekat : Tn. A
8. Diagnosa Medis : Obs. Febris H-3 dan Gizi Buruk

ANAMNESE

A. Keluhan Utama ( Alasan MRS ) :

Saat Masuk Rumah Sakit : Ibu mengatakan anaknya demam kurang lebih 6
hari, demam naik turun terutama malam hari, demam disertai BAB cair 1 x sehari
selama kurang lebih 3 hari. Sempat muntah sebanyak 8 x pada 6 hari yang lalu.

Saat Pengkajian : Ibu mengatakan anaknya masih demam, Bab nya


sudah biasa aja, dan muntahnya juga udah berkurang.

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Kronologis dari penyakit yang diderita saan ini mulai awal hingga di bawa ke RS
secara lengkap meliputi( PQRST ) :

a. P = Provoking atau Paliatif : tidak ada

b. Q = Quality : tidak ada

c. R = Regio : tidak ada

d. S = Severity :. tidak ada

11
e. T = Time : tidak ada

C. Riwayat Penyakit Yang Lalu : Sebelumnya batuk disertai lendir dan sudah
dirawat di RS Keluarga selama 5 hari, lalu pulang, dirumah masih ada keluhan
dan muntah.

D. Riwayat Kesehatan Keluarga : tidak ada

2. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN

a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi :

No Pemenuhan Di rumah Di rumah sakit


makan/ minum

1 Jumlah/waktu Pagi : 06.00 Pagi : 06.00

Siang : 12.00 Siang : 12.00

Malam : 07.00 Malam : 07.00

2 Jenis Nasi : Nasi tim Nasi : tidak ada

Lauk: ayam,ikan Lauk: tidak ada

Sayur : Sayur : tidak ada


bayam,wortel
Minum : susu
Minum : susu, air
putih

3 Pantangan Tidak ada Tidak ada

4 Kesulitan Tidak ada Tidak ada

5 Usaha mengatasi Tidak ada Tidak ada


masalah

12
b. Pola eliminasi

No Pemenuhan Di rumah Di rumah sakit


eliminasi
BAB/BAK

1 Jumlah/ waktu 2x sehari bab dan 2x sehari bab dan


bak soalnya make bak soalnya make
pampers pampers

2 Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan

3 Bau Khas Khas

4 Konsistensi Lunak lunak

5 Masalah eliminasi Tidak ada Tidak ada

6 Cara mengatasi Tidak ada Tidak ada


masalah

c. Pola istirahat tidur

No Pemenuhan istirahat tidur Di rumah Di rumah sakit

1 Jumlah/ waktu Pagi : 07.00- Pagi : 07.00-


08.00 08.00

Siang : 10.30 Siang : 10.30

Malam : 19.00 Malam : 19.00

2 Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada

3 Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

4 Hal yang mempermudah Menyusu Menyusu


tidur

13
5 Hal yang mempermudah Haus dan gerah Haus
bangun

d. Pola kebersihan diri

No Pemenuhan personal Di rumah Di rumah sakit

1 Frekuensi mencuci rambut Setiap sore dilap Setiap sore dilap

2 Frekuensi mandi Setiap hari Setiap hari dilap

3 Frekuensi gosok gigi tidak tidak

4 Keadaan kuku Bersih tidak Bersih tidak


panjang panjang

e. Aktivitas lain

No Aktivitas yang dilakukan Di rumah Di rumah sakit

1 Ajak main dan ngobrol Tiap hari Tiap hari

E. Sosial ekonomi
a) Latar belakang social, budaya dan spiritual klien
Kegiatan kemasyarakatan : Tidak Ada
Konflik sosial yang dialami klien :Tidak Ada
Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya : Kurang baik
Teman dekat yang senantiasa siap membantu : Ada
b) Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat : BPJS orang
tua
Apakah ada masalah keuangan dan bagaimana mengatasinya : Tidak
Ada

3. PEMERIKSAAN FISIK

A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

14
a. Tensi : TD : 90/70mmHg
b. Nadi : 110v/menit
c. Ssuhu : 38,0
d. Respirasi : 65x/menit
e. BB : 5,6kg
f. TB : 69 cm
g. Setelah dihitung berdasarkan rumus Borbowith Psien termasuk :
kurus
B. KEADAAN UMUM : klien tampak lemah
C. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU
1. Intergument
Inspeksi : Adakah lesi (-), Jaringan parut (-) Warna Kulit :
Sawo matang
Bila ada luka bakar lokasi : Tidak ada Palpasi : Tekstur
(halus), Turgor/Kelenturan (baik) Struktur (baik), Lemak
subcutan (tipis),Nyeri tekan (-)
• Tipe Primer
Makula (-), Papula (-) Nodule (-) Vesikula (-)
• Tipe Sekunder
Pustula ( - ), Ulkus (-), Crusta ( - ), Exsoriasi ( - ), Sear (-),
Lichenifikasi ( - )
Kelainan- kelainan pada kulit :
Naevus Pigmentosus (-), Hiperpigmentasi (- ),
Vitiligo/Hipopigmentasi (- ), Tatto (- ),
Haemangioma (- ), Angioma/toh (- ), Spider Naevi (- ),
Strie (- )

2. Pemeriksaan Rambut
a. Ispeksi dan Palpasi :
Penyebaran (merata), Rontok ( - ), warna : hitam
Alopesia (-), Hirsutisme (-),

15
3. Pemeriksaan Kuku
a. Inspeksi dan palpasi, warna merah muda , bentuk oval
Kebersihan : bersih
4. Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan
dengan
Px. Kulit : Tidak Ada

D. PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER

1. Pemeriksaan Kepala

Inspeksi: Bentuk kepala (lonjong), Kesimetrisan (+),


Hidrochepalus (-), Luka (-), Darah (-), Trepanasi (-)

Palpasi :Tidak ada nyeri tekan pada daerah kepala.

2. Pemeriksaan Mata

Inspeksi

a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata (+)

b. Eksoftalmus (-), Endofthalmus (-)

c. Kelopak mata / palpebral : Edema (-), ptosis (-), peradangan (-),


luka (-), benjolan (-)

d. Bulu mata : Tidak rontok

e. Konjunctiva dan sclera : perubahan warna tidak ada

f. Warna iris hitam, reaksi pupil terhadap cahaya (miosis), isokor


(+)

g. Kornea : warna putih, Nigtasmus (-), Strabismus (-)

h. Pemeriksaan lapang pandang : Normal

3. Pemeriksaan Telinga

16
Inpeksi dan palpasi

Amati bagian telinga luar : bentuk sedikit lonjong, ukuran 6,4 cm,
warna sawo matang, lesi (-),

nyeri tekan (-), peradangan (-), penumpukan serumen (-).

Tes bisik : Pendengaran baik

4. Pemeriksaan Hidung

Inpeksi dan palpasi

Tidak ada pembengkokan, perdarahan (-), kotoran (-),


pembengkakan (-), pembesaran/polip (-)

5. Pemeriksaan Mulut dan Faring

Inspeksi dan Palpasi

Warna bibir merah muda, lesi (-), bibir pecah (-), caries(-), kotoran
(-), gigi palsu (-), gingivitis (-), warna lidah: merah keputihan,
perdarahan (-) dan abses (-).

Bau mulut : Tidak terkaji

6. Pemeriksaan Wajah

Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : normal, Warna dan


kondisi wajah klien : sedikit pucat, Struktur wajah klien : Oval,
Kelumpuhan otot-otot fasialis (- )

7. Pemeriksaan Leher

Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan : Bentuk leher


(simetris ), peradangan ( - ), jaringan parut ( - ), perubahan warna (-
), massa (-) Kelenjar tiroid, pembesaran ( - )Vena jugularis,
pembesaran ( - )

17
Palpasi : pembesaran kelenjar limfe ( - ), kelenjar tiroid ( - ), posisi
trakea (simetris)

Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah,


leher: Tidak ada masalah

E. PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN KETIAK

Nyeri tekan (-), Lesi(-)

F. PEMERIKSAAN TORAK DAN PARU

Inspeksi

Bentuk dada (simetris), keadaan kulit kering, Pola nafas : (normal),


cianosis (-), batuk (produktif).

Palpasi

Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri


teraba (sama).

Auskultasi

Terdengar : Ronchi (+)

Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru : Sesak
napas

G. PEMERIKSAAN JANTUNG

Inspeksi : Dada simetris

H. PEMERIKSAAN ABDOMEN

Inspeksi

Bentuk abdomen : (datar) Massa/Benjolan ( - ), Kesimetrisan ( - ),


Bayangan pembuluh darah vena (-)

18
Palpasi

Nyeri tekan (-), pembesaran (-), perabaan (lunak), permukaan


(halus), tepi hepar (tumpul)

Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen : Tidak


ada masalah

I. PEMERIKSAAN GENITALIA

Genitalia Wanita

Inspeksi

Rambut pubis (tidak ada), lesi (- ), benjolan (- ), Lubang uretra :


penyumbatan (-)

Palpasi

Vagina : nyeri tekan ( - ), benjolan (- )

J. PEMERIKSAAN ANUS

a. Inspeksi

Atresia ani (-), tumor (- ), haemorroid (- ), perdarahan (- )


Perineum : jahitan ( - ),

benjolan (-)

b. Palpasi

Nyeri tekan pada daerah anus (-)

Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus : Tidak Ada
Masalah

K. PEMERIKSAAN MUSKILOSKELETAL

19
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas ( -), fraktur (-),
terpasang Gib (- ), Traksi ( - )

L. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )

1. Menilai respon membuka mata: 3

2. Menilai respon verbal: 5

3. Menilai respon motoric: 6

Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :

(Compos Mentis)

b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak

Penigkatan suhu tubuh ( + ), nyeri kepala ( -), mual – muntah ( -)


kejang ( -)

penurunan tingkat kesadaran ( -)

Keluhan lain yang terkait dengan Px. Neurologis : Tidak ada

L. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

A. DARAH LENGKAP :

Leukosit : 15.05 ( N : 3.500 – 10.000 / µL )

Eritrosit : - ( N : 1.2 juta – 1.5 juta µL )

Trombosit : 416 ( N : 150.000 – 350.000 / µL )

Haemoglobin : 11.14 ( N : 11.0 – 16.3 gr/dl )

Haematokrit : 31 ( N : 35.0 – 50 gr / dl )

B. KIMIA DARAH :

20
Ureum : - ( N : 10 – 50 mg / dl )

Creatinin : - ( N : 07 – 1.5 mg / dl )

SGOT : 62 ( N : 2 – 17 )

SGPT : 39 ( N : 3 – 19 )

BUN : - ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )

Bilirubin : - ( N : 1,0 mg / dl )

Total Protein : - ( N : 6.7 – 8.7 mg /dl )

C. ANALISA ELEKTROLIT :

Natrium : 134 ( N : 136 – 145 mmol / l )

Kalium : 2.7 ( N ; 3,5 – 5,0 mmol / l )

Clorida : 102 ( N : 98 – 106 mmol / l )

Calsium : - ( N : 7.6 – 11.0 mg / dl )

Phospor : - ( N : 2.5 – 7.07 mg / dl )

K. PEMERIKSAAN PENUNJANG : tidak ada

I. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN :

1. IVFD KA-EN 1B 200 cc/24 jam


2. Ceftriaxone 1x400 mg
3. B- complex 3x ½
4. As-folat 1x1
5. Nistatin 3x1 cc
6. Vit A 100.000

21
ASUHAN KEPERAWATAN PAVILIUN ANYELIR ATAS RSUD
KABUPATEN TANGERANG

Nama : An. Ar

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 10 bulan

Agama : Islam

No RM : 00-29-22-52

Diagnosa Medis : Obs. Febris H-3 dan Gizi Buruk

A. ANALISA DATA
DS/DO Masalah Keperawatan Etiologi

Ds : Hipertermia b.d proses Dehidrasi


ibu klien mengatakan infeksi ↓
Tubuh kehilangan
anak nya demam naik Kategori : Lingkungan
cairan
turun terutama di Subkategori : ↓
Keamanan dan
malam hari. Penurunan cairan
Proteksi
intrasel
Do : Gejala dan Tanda

- Kulit terasa Mayor Subjektif : - Demam
Ojektif :
hangat ↓
1. Suhu tubuh diatas
- Suhu tubuh nilai Hipertermia
diatas nilai normal
Gejala dan Tanda
normal
Minor Subjektif : -
- S : 38,0 Objektif :
1. Kulit merah

22
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
Ds : Bersihan jalan nafas Dehidrasi
Ibu klien mengatakan tidak efektif b.d infeksi ↓
Tubuh kehilangan
anak nya batuk selama saluran nafas
cairan
kurang lebih 4 hari Kategori : Fisiologis ↓
Do : Subkategori : Respirasi Penurunan cairan
Gejala dan Tanda intrasel
- Terdapat suara
Mayor: Subjektif : - ↓
ronchi Objektif : Demam
- Ttv 1. Batuk tidak efektif

2. Tidak mampu batuk
TD : 90/70mmHg Dispnea
3. Sputumberlebih
N : 110v/menit 4. Mengi, wheezing ↓
S : 38,0 dan/atau Gelisah
ronkhi kering
RR : 65x/menit ↓
5. Mekonium di jalan
BB : 5,6kg nafas Bersihan jalan napas
(pada neonatus) tidak efektif
Gejala dan Tanda
Minor Subjektif
1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Ortopnea Objektif
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas
menurun
4. Frekuensi napas
berubah
5. Pola napas berubah
Ds : Defisit nutrisi b.d Dehidrasi

Ibu klien mengatakan ketidakmampuan

23
anak nya muntah 8 kali mencerna makanan Tubuh kehilangan
cairan
kurang lebih 6 hari yang Kategori: fisiologis ↓
lalu. Subkategori: nutrisi
Do : dan cairan Penurunan cairan
intrasel
- Anak tampak Gejala dan tanda ↓
lemas mayor
Demam
- Ttv Subjektif: -

TD : 90/70mmHg Objektif:
N : 110v/menit 1.berat badan Gangguan rasa
nyaman
S : 38,0 menurun minimal 10% ↓
RR : 65x/menit dibawah rentang ideal
BB : 5,6kg Gejala dan tanda Kurang pengetahuan

minor
Subjektif:
Defisit nutrisi
1.cepat kenyang
setelah makan
2. Kram/nyeri
abdomen
3. Nafsu makan
menurun
Objektif:
1.Bising usus hiperaktif
2. Otot pengunyah
lemah
3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa
pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin

24
turun
7. Rambut rontok
berlebih
8. Diare

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia b.d proses infeksi
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d infeksi saluran nafas
3. Defisit nutrisi b.d infeksi

C. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi

Hipertermia Setelah dilakukan I. 14578


tindakan 1x24 jam,
Regulasi Temperatur
Hipertermia dapat
teratasi dengan kriteria - Monitor suhu bayi

hasil: sampai stabil (38 C)


- Konsumsi oksigen - Monitor suhu tubuh anak
sedang dengan tiap dua jam sekali
kriteria hasil (3) - Monitor tekanan darah,
- Suhu tubuh cukup frekuensi pernafasan,
memburuk dengan dan nadi

skala (2) S : 38 C - Monitor warna dan suhu

- Suhu kulit cukup kulit (suhu kulit 38 C)

memburuk dengan - Monitor dan catat tanda

skala (2) S: 38 C dan gejala hipertermia

Bersihan Setelah dilakukan I. 01026

25
Jalan Napas tindakan 1x24 jam, Terapi Oksigen
Tidak Bersihan Jalan Napas - Monitor kecepatan cairan
Efektif Tidak Efektif dapat oksigen
teratasi dengan kriteria - Monitor posisi alat terapi
hasil: oksigen
- Bunyi napas - Monitor efektifitas terapi
tambahan sedang oksigen
(3) - Pertahankan kepatenan
- Frekuensi napas jalan napas
sedang (3) - Tetap berikan oksigen
- Pola napas sedang - Gunakan perangkat
(3) oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas
pasien
- Kolaborasi penentuan
dosis oksigen

Defisit Setelah dilakukan I. 0319


Nutrisi tindakan 1x24jam, Manajemen Nutrisi
Defisit Nutrisi dapat - Identifikasi status
teratasi dengan kriteria nutrisi
hasil: - Identifikasi
- Berat badan kebutuhan kalori dan
sedang (3) jenis nutrien
- Pola makan - Identifikasi perlunya
sedang (3) selang nasogatrik
BB : 5,6 kg - Monitor asupan
makanan

26
TB : 69 cm = 0,69 m - Monitor berat badan
- Sajikan makanan
IMT : BB / TB X TB
tinggi serat untuk
: 5,6 / 0,69 x 0,69 mencegah konstipasi
- Berikan makanan
: 5,6 / 0,4761
tinggi kalori dan
: 11,76 (BB Kurang) tinggi protein seperti
susu F75 8x75 CC/
hari

Hari / Implementasi Evaluasi paraf


tanggal

08 I. 14578 S : ibu mengatakan


februari anaknya demam
2022 Regulasi Temperatur

10.00 - Memonitor suhu bayi O : - suhu kulit


WIB
sampai stabil (38 C) tampak panas
- Memonitor suhu tubuh - TTV :
anak tiap dua jam sekali TD : 90/60 x
- Memonitor tekanan menit
darah, frekuensi N : 120
pernafasan, dan nadi x/menit
- Memonitor warna dan Rr : 24 x/
suhu kulit (suhu kulit 38 menit
C) S : 38 C
- Memonitor dan catat
A : masalah teratasi
tanda dan gejala
sebagian
hipertermia

27
P : lanjutkan
intervensi

08 I. 01026 S : ibu mengatakan


Februari Terapi Oksigen anaknya masih
2022
- Memonitor kecepatan batuk dan tidak bisa
10.10 cairan oksigen mengeluarkan dahak
WIB
- Memonitor posisi alat
terapi oksigen O : - anak tampak
- Memonitor efektifitas terpasang selang
terapi oksigen oksigen
- Mempertahankan - TTV :
kepatenan jalan napas TD : 90/60 x
- Menetapkan pemberian menit
oksigen N : 120
- Menggunakan x/menit
perangkat oksigen yang Rr : 24 x/
sesuai dengan tingkat menit
mobilitas pasien S : 38 C
- Mengkolaborasikan
penentuan dosis
A : masalah teratasi
oksigen
sebagian

P : lanjutkan
intervensi

08 I. 0319 S : ibu mengatakan


Februari Manajemen Nutrisi anaknya susah

28
2022 - Mengidentifikasi makan

10.20 status nutrisi O : - pemasangan


WIB - Mengidentifikasi selang ngt agar
kebutuhan kalori memudahkan
dan jenis nutrien asupan untuk anak
- Mengidentifikasi - TTV :
perlunya selang TD : 90/60 x
nasogatrik menit
- Memonitor asupan N : 120
makanan x/menit
- Memonitor berat Rr : 24 x/
badan menit
- Menyajikan S : 38 C
makanan tinggi
BB : 5,6 kg
serat untuk
mencegah TB : 69 cm = 0,69 m

konstipasi
IMT : BB / TB X TB
- Memberikan
makanan tinggi : 5,6 / 0,69 x
kalori dan tinggi
protein seperti susu 0,69
F75 8x75 CC/ hari
: 5,6 / 0,4761

: 11,76 (BB
Kurang)

A : masalah teratasi
sebagian

P : lanjutkan
intervensi

29
Hari / Implementasi Evaluasi paraf
tanggal

09 I. 14578 S : ibu mengatakan


Februari anaknya masih
2022 Regulasi Temperatur
demam
11.00 WIB - Memonitor suhu bayi O : - suhu tubuh
sampai stabil (37,5 C) tampak menurun
- Memonitor suhu tubuh - TTV :
anak tiap dua jam sekali TD : 90/60 x
(37,5 C) menit
- Memonitor tekanan N : 120
darah, frekuensi x/menit
pernafasan, dan nadi Rr : 24 x/
- Memonitor warna dan menit
suhu kulit (suhu kulit S : 37,5 C
37,5 C)
A : masalah teratasi
- Memonitor dan catat
sebagian
tanda dan gejala
hipertermia P : lanjutkan
intervensi

09 I. 01026 S : ibu mengatakan


Februari Terapi Oksigen anaknya sudah tidak
2022
- Memonitor kecepatan batuk namun masih
11.10 WIB cairan oksigen terdapat dahak
- Memonitor posisi alat O : -
terapi oksigen - TTV :

30
- Memonitor efektifitas TD : 90/60 x
terapi oksigen menit
- Mempertahankan N : 120
kepatenan jalan napas x/menit
- Menetapkan pemberian Rr : 24 x/
oksigen menit
- Menggunakan S : 37,5 C
perangkat oksigen yang
A : masalah teratasi
sesuai dengan tingkat
sebagian
mobilitas pasien
- Mengkolaborasi P : lanjutkan
intervensi
penentuan dosis
oksigen

09 I. 0319 S : ibu mengatakan


Februari Manajemen Nutrisi anaknya mau makan
2022
- Mengidentifikasi meskipun sedikit
11.20 WIB status nutrisi rewel
- Mengidentifikasi O : - selang
kebutuhan kalori nasogatrik tetap
dan jenis nutrien terpasang
- Mengidentifikasi - TTV :
perlunya selang TD : 90/60 x
nasogatrik menit
- Memonitor asupan N : 120
makanan x/menit
- Memonitor berat Rr : 24 x/
badan menit
- Menyajikan

31
makanan tinggi S : 37,5 C
serat untuk
BB : 5,9 kg
mencegah
konstipasi TB : 69 cm = 0,69 m
- Memberikan
IMT : BB / TB X TB
makanan tinggi
kalori dan tinggi : 5,9 / 0,69 x 0,69

protein seperti susu : 5,9 / 0,4761


F75 8x75 CC/ hari
: 12,39 (BB
Kurang)

A : masalah teratasi
sebagian

P : lanjutkan
intervensi

Hari / Implementasi Evaluasi paraf


tanggal

1O I. 14578 S : ibu mengatakan


Februari anaknya sudah tidak
2022 Regulasi Temperatur
begitu demam
10.30 WIB - Memonitor suhu bayi O : - suhu tubuh
sampai stabil (36,5 C) tampak menurun
- Memonitor suhu - TTV :
tubuh anak tiap dua TD : 90/60 x
jam sekali (36,5 C) menit
- Memonitor tekanan N : 120
darah, frekuensi x/menit

32
pernafasan, dan nadi Rr : 24 x/ menit
- Memonitor warna S : 36,5 C
dan suhu kulit (suhu
A : masalah teratasi
kulit 36,5 C)
sebagian
- Memonitor dan catat
tanda dan gejala P : lanjutkan intervensi
hipertermia
1O I. 01026 S : ibu mengatakan
Februari Terapi Oksigen anaknya masih
2022
- Memonitor terdapat dahak
110.45 kecepatan cairan O : -
WIB
oksigen - TTV :
- Memonitor posisi TD : 90/60 x
alat terapi oksigen menit
- Memonitor N : 120
efektifitas terapi x/menit
oksigen Rr : 24 x/ menit
- Mempertahankan S : 37,5 C
kepatenan jalan
A : masalah teratasi
napas
sebagian
- Menetapkan
pemberian oksigen P : lanjutkan intervensi
- Menggunakan
perangkat oksigen
yang sesuai dengan
tingkat mobilitas
pasien
- Mengkolaborasi
penentuan dosis

33
oksigen

1O I. 0319 S : ibu mengatakan


Februari Manajemen Nutrisi anaknya mau makan
2022
- Mengidentifikasi O : - selang nasogatrik
10.50 WIB status nutrisi tetap terpasang
- Mengidentifikasi - TTV :
kebutuhan kalori TD : 90/60 x
dan jenis nutrien menit
- Mengidentifikasi N : 120
perlunya selang x/menit
nasogatrik Rr : 24 x/ menit
- Memonitor asupan S : 36,5 C
makanan
BB : 6 kg
- Memonitor berat
badan TB : 69 cm = 0,69 m

- Menyajikan
IMT : BB / TB X TB
makanan tinggi
serat untuk : 6 / 0,69 x 0,69

mencegah : 6 / 0,4761
konstipasi
- Memberikan : 12,60 (BB

makanan tinggi Kurang)


kalori dan tinggi A : masalah teratasi
protein seperti susu sebagian
F75 8x75 CC/ hari
P : lanjutkan intervensi

34
DAFTAR PUSTAKA

Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta, EGC.

Engel, Joyce. (1998). Pengkajian Pediatrik. Ed. 2. Jakarta, EGC

Guyton, Arthur C. (1990). Fisiologi manusia danmekanisme penyakit. Ed. 3.


Jakarta, EGC.

Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.

Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit, Edisi 2. Jakarta, EGC.

Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www.
Google. Com

Sinarty hartanto. (2003). Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik.


Com/knal.php

Sophia Theophilus. (2003). Apa Yang Perlu Diperhatikan Bila Anak Demam.
www. Kompas. Com.

35

Anda mungkin juga menyukai