A DENGAN FEBRIS DI
RUANG RAWAT INAP ANAK RSU KAB. TANGERANG
Disusun Oleh :
TK 2C KEPERAWATAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FEBRIS” ini tepat pada waktunya.Adapun
tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Ilmu Keperawatan Dasar. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Terlebih
dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns.Imas Sartika,S.Kep, M.Kep.,
selaku Dosen Ilmu Keperawatan Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.
i
DAFTAR ISI
A. Definisi .................................................................................................................. 3
C. Etiologi .................................................................................................................. 3
D. Patofisiologi .......................................................................................................... 2
E. Pathway................................................................................................................. 3
ii
A. Definisi
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat
pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton,
1990). Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih.
Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu
tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) (Julia, 2000). Menurut
Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara
abnormal.Febris (demam) yaitu meningkatnya temperature tubuh secara abnormal
(Asuhan Keperawatan Anak 2001). Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh
yang melewati batas normal yaitu lebih dari 38 C (Fadjari Dalam Nakita 2003).
Febris (demam) yaitu merupakan rspon yangsangat berguna dan menolong tubuh
dalam memerangi infeksi (KesehatanAnak 1999)
C. Etiologi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik
maupun penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton (1990) demam dapat
disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi
pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
1
Subtansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal baik eksogen
maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme atau toksik,
pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu, terutama
monosit makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada
tingkat termoregulasi di hipotalamus (Isselbacher, 1999).
Selain pirogen latihan fisik yang berlebihan dapat menimbulkan panas, tetapi
terdapat peningkatan kompensator dalam kehilangan panas. Aliran darah melalui
kulit meningkat mengarah pada terjadinya peningkatan suhu, kulit kehilangan panas
utama pada latihan disebabkan peningkatan sekresi dan penguapan keringat
(Sacharin,1996).
D. Patofisiologi
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point. (Julia, 2000). Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa
menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke
nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen
atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu
baru. Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak
2
disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah,
mungkin akan kembali ke tingkat normal (Guyton, 1999).
E. Pathway
Dehidrasi
Kurang Pengetahuan
Bersihan Jalan Napas
Tidak Efektif
Defisit Nutrisi
3
F. Penatalaksanaan keperawatan dan medis
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6
jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.
Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak
mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan
berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.
Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam
keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi
intelektual tertentu. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan Memperhatikan
aliran udara di dalam ruangan Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah
terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.
Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknya minuman yang
diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air
teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu
tubuh memperoleh gantinya.
4
a. Penyakit yang pernah diderita: Tanyakan, apakah klien pernah
sakit batuk yang lama dan benjolan bisul pada leher serta
tempat kelenjar yang lainnya dan sudah diberi pengobatan
antibiotik tidak sembuh-sembuh? Tanyakan, apakah pernah
berobat tapi tidak sembuh? Apakah pernah berobat tapi tidak
teratur?
d. Pernah dirawat dirumah sakit
e. Obat-obat yang digunakan/riwayat Pengobatan
f. Riwayat kontak dengan penderita TBC
g. Alergi
h. Daya tahan yang menurun.
i. Imunisasi/Vaksinasi : BCG
j. Riwayat Penyakit Sekarang (Tanda dan gejala klinis TB serta terdapat
benjolan/bisul pada tempat-tempat kelenjar seperti: leher, inguinal,
axilla dan sub mandibula)
k. Riwayat Keluarga (adakah yang menderita TB atau Penyakit Infeksi
lainnya, Biasanya keluarga ada yang mempunyai penyakit yang sama).
l. Riwayat Kesehatan Lingkungan dan sosial ekonomi
1. Lingkungan tempat tinggal (Lingkungan kurang sehat
(polusi, limbah), pemukiman yang padat, ventilasi rumah
yang kurang, jumlah anggota keluarga yang banyak), pola
sosialisasi anak
2. Kondisi rumah
3. Merasa dikucilkan
4. Aspek psikososial (Tidak dapat berkomunikasi dengan
bebas, menarik diri)
5. Biasanya pada keluarga yang kurang mampu
6. Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk
sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak
7. Tidak bersemangat dan putus harapan.
5
m. Riwayat psikososial spiritual (Yang mengasuh, Hubungan dengan
anggota keluarga,Hubungan dengan teman sebayanya, Pembawaan
secara umum, Pelaksanaan spiritual)
n. Pengkajian TUMBANG menggunakan KMS,KKA, dan DDST
a. Pertumbuhan
1. Kaji BBL,BB saat kunjungan
2. BB normal
3. BB normal, mis : ( 6-12 tahun ) umur
4. kaji berat badan lahir dan berat badan saat
kunjungan TB = 64 x 77R = usia dalam tahun
5. LL dan luka saat lahir dan saat kunjungan
b. Perkembangan
1. lahir kurang 3 bulan = belajar mengangkat kepala,
mengikuti objek dengan mata, mengoceh,
2. usia 3-6 bulan mengangkat kepala 90 derajat, belajar
meraih benda, tertawa, dan mengais meringis
3. usia 6-9 bulan = duduk tanpa di Bantu, tengkuarap,
berbalik sendiri, merangkak, meraih benda,
memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang
lain dan mengeluarkan kata-kata tanpa arti.
4. usia 9-12 bulan = dapat berdiri sendiri menurunkan
sesuatu mengeluarkan kat-kata, mengerti ajakan
sederhana, dan larangan berpartisipasi dalam permainan.
5. usia 12-18 bulan = mengeksplorasi rumah dan
sekelilingnya menyusun 2-3 kata dapat mengatakan 3-10
kata , rasa cemburu, bersaing
6. usia 18-24 bulan = naik–turun tangga, menyusun 6 kata
menunjuk kata dan hidung, belajar makan sendiri,
menggambar garis, memperlihatkan minat pada anak
lain dan bermain dengan mereka.
6
7. usia 2-3 tahun = belajar melompat, memanjat buat
jembatan dengan 3 kotak, menyusun kalimat dan lain-
lain.
8. usia 3-4 tahun = belajar sendiri berpakaian, menggambar
berbicara dengan baik, menyebut warna, dan
menyayangi saudara.
9. usia 4-5 tahun = melompat, menari, menggambar orang,
dan menghitung.
H. Pemeriksaan Penunjang
Sebelum meningkat ke pemeriksaan- pemeriksaan yang mutakhir, yang siap
tersedia untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atu scanning, masih
pdapat diperiksa bebrapa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/ lesi
permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan
untuk membuat diagnosis dengan lebih pasti melalui biopsy pada tempat- tempat
yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti angiografi, aortografi,
atau limfangiografi.
I. Penatalaksanaan Medis
1. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6
jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut,
ataumengigau.Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau
apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yangterlalu
lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidakmampu
mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibatrusaknya sel-sel
otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapatterjadi berupa rusaknya
fungsi intelektual tertentu.
7
c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke
otakyang akan berakibat rusaknya sel-sel otak.d. Berikan cairan melalui mulut,
minum sebanyak-banyaknyaMinuman yangdiberikan dapat berupa air putih, susu
(anak diare menyesuaikan), air buah atauair teh. Tujuannnya adalah agar cairan
tubuh yang menguap akibat naiknya suhutubuh memperoleh gantinya.e. Tidur
yang cukup agar metabolisme berkurang
g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suamkuku.
Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasahangat dan
tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan
demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supayatidak
meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luaryang
hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar ataumengalami
vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehinggaakan
mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
2. Obat-obatan Antipiretik
8
b. Anak 1- 6 tahun : ¼ - ½ parasetamol 500 mg atau 1 - 1 ½ sendokteh sirup
parasetamol
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan airatau
teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran
obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya. Pemberian obat antipiretik merupakan
pilihan pertama dalam menurunkandemam dan sangat berguna khususnya pada
pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan
metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam. Obat-
obat anti inflamasi, analgetik danantipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-
macam dan sering berbedadalam susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan
dalam efek pengobatannya.
9
Efeksamping pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara
hansaluran cerna. Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan
tidakdianjurkan unt uk anak kurang dari 6 bulan. Pemberiannya secara per
oral,intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol onganfenamat.
Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik.
Efeksampingnya berupa dispepsia dan anemia hemolitik.Dosis pemberiannya
20mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh
diberikan pada anak usia kurang dari 6 bulan.
10
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK
( PSYSICAL ASSASSMENT )
BIODATA PASIEN
ANAMNESE
Saat Masuk Rumah Sakit : Ibu mengatakan anaknya demam kurang lebih 6
hari, demam naik turun terutama malam hari, demam disertai BAB cair 1 x sehari
selama kurang lebih 3 hari. Sempat muntah sebanyak 8 x pada 6 hari yang lalu.
Kronologis dari penyakit yang diderita saan ini mulai awal hingga di bawa ke RS
secara lengkap meliputi( PQRST ) :
11
e. T = Time : tidak ada
C. Riwayat Penyakit Yang Lalu : Sebelumnya batuk disertai lendir dan sudah
dirawat di RS Keluarga selama 5 hari, lalu pulang, dirumah masih ada keluhan
dan muntah.
12
b. Pola eliminasi
13
5 Hal yang mempermudah Haus dan gerah Haus
bangun
e. Aktivitas lain
E. Sosial ekonomi
a) Latar belakang social, budaya dan spiritual klien
Kegiatan kemasyarakatan : Tidak Ada
Konflik sosial yang dialami klien :Tidak Ada
Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya : Kurang baik
Teman dekat yang senantiasa siap membantu : Ada
b) Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat : BPJS orang
tua
Apakah ada masalah keuangan dan bagaimana mengatasinya : Tidak
Ada
3. PEMERIKSAAN FISIK
14
a. Tensi : TD : 90/70mmHg
b. Nadi : 110v/menit
c. Ssuhu : 38,0
d. Respirasi : 65x/menit
e. BB : 5,6kg
f. TB : 69 cm
g. Setelah dihitung berdasarkan rumus Borbowith Psien termasuk :
kurus
B. KEADAAN UMUM : klien tampak lemah
C. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU
1. Intergument
Inspeksi : Adakah lesi (-), Jaringan parut (-) Warna Kulit :
Sawo matang
Bila ada luka bakar lokasi : Tidak ada Palpasi : Tekstur
(halus), Turgor/Kelenturan (baik) Struktur (baik), Lemak
subcutan (tipis),Nyeri tekan (-)
• Tipe Primer
Makula (-), Papula (-) Nodule (-) Vesikula (-)
• Tipe Sekunder
Pustula ( - ), Ulkus (-), Crusta ( - ), Exsoriasi ( - ), Sear (-),
Lichenifikasi ( - )
Kelainan- kelainan pada kulit :
Naevus Pigmentosus (-), Hiperpigmentasi (- ),
Vitiligo/Hipopigmentasi (- ), Tatto (- ),
Haemangioma (- ), Angioma/toh (- ), Spider Naevi (- ),
Strie (- )
2. Pemeriksaan Rambut
a. Ispeksi dan Palpasi :
Penyebaran (merata), Rontok ( - ), warna : hitam
Alopesia (-), Hirsutisme (-),
15
3. Pemeriksaan Kuku
a. Inspeksi dan palpasi, warna merah muda , bentuk oval
Kebersihan : bersih
4. Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan
dengan
Px. Kulit : Tidak Ada
1. Pemeriksaan Kepala
2. Pemeriksaan Mata
Inspeksi
3. Pemeriksaan Telinga
16
Inpeksi dan palpasi
Amati bagian telinga luar : bentuk sedikit lonjong, ukuran 6,4 cm,
warna sawo matang, lesi (-),
4. Pemeriksaan Hidung
Warna bibir merah muda, lesi (-), bibir pecah (-), caries(-), kotoran
(-), gigi palsu (-), gingivitis (-), warna lidah: merah keputihan,
perdarahan (-) dan abses (-).
6. Pemeriksaan Wajah
7. Pemeriksaan Leher
17
Palpasi : pembesaran kelenjar limfe ( - ), kelenjar tiroid ( - ), posisi
trakea (simetris)
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru : Sesak
napas
G. PEMERIKSAAN JANTUNG
H. PEMERIKSAAN ABDOMEN
Inspeksi
18
Palpasi
I. PEMERIKSAAN GENITALIA
Genitalia Wanita
Inspeksi
Palpasi
J. PEMERIKSAAN ANUS
a. Inspeksi
benjolan (-)
b. Palpasi
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus : Tidak Ada
Masalah
K. PEMERIKSAAN MUSKILOSKELETAL
19
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas ( -), fraktur (-),
terpasang Gib (- ), Traksi ( - )
L. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
(Compos Mentis)
L. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
A. DARAH LENGKAP :
Haematokrit : 31 ( N : 35.0 – 50 gr / dl )
B. KIMIA DARAH :
20
Ureum : - ( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin : - ( N : 07 – 1.5 mg / dl )
SGOT : 62 ( N : 2 – 17 )
SGPT : 39 ( N : 3 – 19 )
BUN : - ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
Bilirubin : - ( N : 1,0 mg / dl )
C. ANALISA ELEKTROLIT :
21
ASUHAN KEPERAWATAN PAVILIUN ANYELIR ATAS RSUD
KABUPATEN TANGERANG
Nama : An. Ar
Usia : 10 bulan
Agama : Islam
No RM : 00-29-22-52
A. ANALISA DATA
DS/DO Masalah Keperawatan Etiologi
22
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
Ds : Bersihan jalan nafas Dehidrasi
Ibu klien mengatakan tidak efektif b.d infeksi ↓
Tubuh kehilangan
anak nya batuk selama saluran nafas
cairan
kurang lebih 4 hari Kategori : Fisiologis ↓
Do : Subkategori : Respirasi Penurunan cairan
Gejala dan Tanda intrasel
- Terdapat suara
Mayor: Subjektif : - ↓
ronchi Objektif : Demam
- Ttv 1. Batuk tidak efektif
↓
2. Tidak mampu batuk
TD : 90/70mmHg Dispnea
3. Sputumberlebih
N : 110v/menit 4. Mengi, wheezing ↓
S : 38,0 dan/atau Gelisah
ronkhi kering
RR : 65x/menit ↓
5. Mekonium di jalan
BB : 5,6kg nafas Bersihan jalan napas
(pada neonatus) tidak efektif
Gejala dan Tanda
Minor Subjektif
1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Ortopnea Objektif
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas
menurun
4. Frekuensi napas
berubah
5. Pola napas berubah
Ds : Defisit nutrisi b.d Dehidrasi
↓
Ibu klien mengatakan ketidakmampuan
23
anak nya muntah 8 kali mencerna makanan Tubuh kehilangan
cairan
kurang lebih 6 hari yang Kategori: fisiologis ↓
lalu. Subkategori: nutrisi
Do : dan cairan Penurunan cairan
intrasel
- Anak tampak Gejala dan tanda ↓
lemas mayor
Demam
- Ttv Subjektif: -
↓
TD : 90/70mmHg Objektif:
N : 110v/menit 1.berat badan Gangguan rasa
nyaman
S : 38,0 menurun minimal 10% ↓
RR : 65x/menit dibawah rentang ideal
BB : 5,6kg Gejala dan tanda Kurang pengetahuan
↓
minor
Subjektif:
Defisit nutrisi
1.cepat kenyang
setelah makan
2. Kram/nyeri
abdomen
3. Nafsu makan
menurun
Objektif:
1.Bising usus hiperaktif
2. Otot pengunyah
lemah
3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa
pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin
24
turun
7. Rambut rontok
berlebih
8. Diare
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia b.d proses infeksi
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d infeksi saluran nafas
3. Defisit nutrisi b.d infeksi
C. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
25
Jalan Napas tindakan 1x24 jam, Terapi Oksigen
Tidak Bersihan Jalan Napas - Monitor kecepatan cairan
Efektif Tidak Efektif dapat oksigen
teratasi dengan kriteria - Monitor posisi alat terapi
hasil: oksigen
- Bunyi napas - Monitor efektifitas terapi
tambahan sedang oksigen
(3) - Pertahankan kepatenan
- Frekuensi napas jalan napas
sedang (3) - Tetap berikan oksigen
- Pola napas sedang - Gunakan perangkat
(3) oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas
pasien
- Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
26
TB : 69 cm = 0,69 m - Monitor berat badan
- Sajikan makanan
IMT : BB / TB X TB
tinggi serat untuk
: 5,6 / 0,69 x 0,69 mencegah konstipasi
- Berikan makanan
: 5,6 / 0,4761
tinggi kalori dan
: 11,76 (BB Kurang) tinggi protein seperti
susu F75 8x75 CC/
hari
27
P : lanjutkan
intervensi
P : lanjutkan
intervensi
28
2022 - Mengidentifikasi makan
konstipasi
IMT : BB / TB X TB
- Memberikan
makanan tinggi : 5,6 / 0,69 x
kalori dan tinggi
protein seperti susu 0,69
F75 8x75 CC/ hari
: 5,6 / 0,4761
: 11,76 (BB
Kurang)
A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi
29
Hari / Implementasi Evaluasi paraf
tanggal
30
- Memonitor efektifitas TD : 90/60 x
terapi oksigen menit
- Mempertahankan N : 120
kepatenan jalan napas x/menit
- Menetapkan pemberian Rr : 24 x/
oksigen menit
- Menggunakan S : 37,5 C
perangkat oksigen yang
A : masalah teratasi
sesuai dengan tingkat
sebagian
mobilitas pasien
- Mengkolaborasi P : lanjutkan
intervensi
penentuan dosis
oksigen
31
makanan tinggi S : 37,5 C
serat untuk
BB : 5,9 kg
mencegah
konstipasi TB : 69 cm = 0,69 m
- Memberikan
IMT : BB / TB X TB
makanan tinggi
kalori dan tinggi : 5,9 / 0,69 x 0,69
A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi
32
pernafasan, dan nadi Rr : 24 x/ menit
- Memonitor warna S : 36,5 C
dan suhu kulit (suhu
A : masalah teratasi
kulit 36,5 C)
sebagian
- Memonitor dan catat
tanda dan gejala P : lanjutkan intervensi
hipertermia
1O I. 01026 S : ibu mengatakan
Februari Terapi Oksigen anaknya masih
2022
- Memonitor terdapat dahak
110.45 kecepatan cairan O : -
WIB
oksigen - TTV :
- Memonitor posisi TD : 90/60 x
alat terapi oksigen menit
- Memonitor N : 120
efektifitas terapi x/menit
oksigen Rr : 24 x/ menit
- Mempertahankan S : 37,5 C
kepatenan jalan
A : masalah teratasi
napas
sebagian
- Menetapkan
pemberian oksigen P : lanjutkan intervensi
- Menggunakan
perangkat oksigen
yang sesuai dengan
tingkat mobilitas
pasien
- Mengkolaborasi
penentuan dosis
33
oksigen
- Menyajikan
IMT : BB / TB X TB
makanan tinggi
serat untuk : 6 / 0,69 x 0,69
mencegah : 6 / 0,4761
konstipasi
- Memberikan : 12,60 (BB
34
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta, EGC.
Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.
Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www.
Google. Com
Sophia Theophilus. (2003). Apa Yang Perlu Diperhatikan Bila Anak Demam.
www. Kompas. Com.
35