Asuhan Kebidanan Pada Bayi
Asuhan Kebidanan Pada Bayi
FEBRIS
DISUSUN OLEH:
MILIYATUL HASANAH
NPM: 716.6.1.0635
TTD MAHASISWA
(MILIYATUL HASANAH
MENGETAHUI MENYETUJUI
PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan asuhan kebidanan tentang asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu dian permatasari S.St,M.Kes selaku
dosen pembimbing dan ibu Yuli Astutik A.Md,Keb selaku pembimbing lahan praktek yang
telah membimbing kami dalam menyusun asuhan kebidanan ini.
Asuhan Kebidanan ini kami susun agar kita lebih mengenal tentang konsep dasar
asuhan pada bayi baru lahir, konsep dasar dokumentasi asuhan kebidanan varney dan
penerapan dokumentasi askeb varney.
Dengan segala keterbatasan yang kami miliki, kami menyadari bahwa ASUHAN
KEBIDANAN PADA BAYI ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Penyusun
Sumenep, 16 Mei 2018
(miliyatul hasanah)
iii
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanankan Asuhan kebidanan pada
Anak “A” Usia 6 bulan dengan Febris.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada bayi “A” Usia 6 bulan
dengan’’FEBRIS’’
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah kebidanan pada
bayi “A” Usia 6 bulan dengan’’FEBRIS’’
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang
mungkin dapat terjadi pada bayi “A” Usia 6 bulan dengan FEBRIS
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera
(kolaborasi) jika timbul diagnosa atau masalah potensial pada bayi “A” Usia 6
bulan dengan ’’FEBRIS’’
5. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada bayi
“A” Usia 6 bulan dengan ‘’FEBRIS”
6. Mahasiswa mampu melaksanakan seluruh rencana asuhan secara evisien dan
aman pada bayi “A” Usia 6 bulan dengan ‘’FEBRIS’’
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi seluruh asuhan yang telah diberikan pada
bayi “A” Usia 6 bulan dengan ‘’FEBRIS"
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
4. Riwayat persalinan
a. Jenis persalinan : spontan, Vacum ekstraksi, atau SC
b. Ditolong oleh : Bidan atau Dokter
c. Lama persalinan :
o Kala I normal pada primi 12 jam, pada multi 8 jam.
o Kala II normal pada primi < 2 jam, pada multi < 1 jam
d. Ketuban pecah : spontan saat inpartu, jernih, tidak bau, jumlah ± 1000-
1500 cc
e. Komplikasi persalinan
o Ibu : tidak ada komplikasi
o Bayi : tidak ada komplikasi
f. Keadaan bayi baru lahir
oNilai APGAR : 7 – 10
5. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Ibu tidak mempunyai penyakit menurun, menular, menahun. Contoh: DM, asma,
TBC, hepatitis, jantung, hipertensi, dll.
6. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menurun, menular, menahun.
Contoh: DM, asma, TBC, hepatitis, jantung, hipertensi, dll.
7. Pola kebiasaan anak
Bagaimana pola nutrisi, eliminasi, istirahat, aktifitas, dan personal hygiene.
8. Riwayat imunisasi
Anak usia 9 bulan, sudah mendapatkan imunisasi lengkap.
b) Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Suhu : 36,50C-37,50C
RR : 40-60 kali per menit
HR : 120-160 kali per menit
Berat badan : 2500-4000 gram
Panjang badan : 48-52 cm
11
12
BAB III
TINJAUAN TEORI
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya yang berusia 6 bulan dengan keluhan
panas sejak kemarin sore.
3. Riwayat Penyakit Kehamilan
· Perdarahan : tidak ada
· Pre eklamsi : tidak ada
· Eklamsi : tidak ada
· Penyakit kelamin : tidak ada
· Lain-lain : tidak ada
13
14
d. Komplikasi persalinan
Ibu : tidak ada
Janin : tidak ada
8. Pola Kebiasaan
· NutrisiSelama sakit : Ibu mengatakan Anak makan 2 kali sehari tapi porsi lebih
sedikit
· Eliminasi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan Anak BAB 1-2 kali sehari, BAK 6-8 kali sehari.
Selama sakit : Ibu mengatakan anak BAB 1-2 kali , konsistensi cair, BAK 2-4 kali sehari.
· Istirahat
Sebelum sakit : Ibu mengatakan Anak tidur malam 8-10 jam, tidur siang 2-3 jam.
Selama sakit : Ibu mengatakan Istirahat anak terganggu karena suhu badannya panas.
· Personal hygiene
Sebelum sakit : Ibu mengatakan Anak mandi 2 kali sehari, ganti pakaian bila kotor atau
basah.
Selema sakit : Ibu mengatakanAnak hanya dilab 2 kali sehari, dan ganti pakaian 1 kali
sehari.
· Aktifitas
Sebelum sakit : Ibu mengatakan Aktif bermain dan tidak rewel.
Selama sakit : Rewel, sering menangis dan aktifitas terganggu.
9. Riwayat Imunisasi
Bayi “A” sudah mendapatkan imunisasi BCG, DPT 1, 2, 3 dan Polio 1, 2, 3, 4 serta IPV.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
· Keadaan umum : Baik
· Kesadaran : Composmentis
· Suhu : 38,90C
· Pernafasan : 40x / menit
· Nadi : 110x / menit
· Berat badan : 6,5 kg
· Panjang badan : 61 cm
2. Pemeriksaan Fisik
· Kepala
Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada rambut rontok.
· Muka
Simetris, tidak pucat, tidak ada oedema.
16
· Mata
Bersih, conjungtiva merah muda, sklera berwarna putih, tidak ada kelainan pada mata.
· Hidung
Tidak ada sumbatan.
· Mulut
Tidak pucat, tidak ada stomatitis, lidah bersih, gigi tidak ada caries.
· Telinga
Simetris, bersih, tidak ada serumen.
· Leher
Tidak ada pembengkakan pada vena jugularis, kelenjar limfe, dan kelenjar tiroid.
· Dada
Bentuknya silindris, tidak ada tarikan dinding dada saat bernafas, tidak ada suara tambahan
seperti wheezing, stridor, ronki.
· Abdomen
Tidak ada Pembesaran abnormal
· Ekstrimitas
Simetris, tidak ada odema, akral hangat.
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
V. INTERVENSI
Tanggal:16 – 05 – 2018 Jam : 08.00 WIB
1. Beri ibu informasi tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan
2. Anjurkan ibu untuk memberikan minum banyak (nutrisi kurang karena anaknya tidak mau
makan)± 8 gelas perhari diberi multivitamin
3. Anjurkan ibu mengompres air hangat pada anaknya
4. Anjukan ibu meminumkan obat penurun panas
Sirup Coldrexin 1 sendok 3 x 1 sehari
Zemoxil dicampur obat primavon 2 biji + paracetamol 2 biji. 2 sendok 3 x 1 sehari
jika panasnya masi tinggi, jika panasnya sudah mendingan maka 1 sendok 3 x 1
sehari.
5. Anjurkan ibu kunjungan ulang bila panas anaknya tidak turun
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 16-05-2018 Jam : 08.15 WIB
1. Memberi informasi pada ibu px pada anaknya S= 38,9oC, N= 110x/menit, R=
40x/menit
2. Menganjurkan ibu untuk memberikan minum air putih (8 gelas/hari)
3. Anjurkan ibu untuk mengompres anaknya dengan air hangat
4. Memberikan terapi pada pasien (semua dalam bentuk sirup)
Sirup Coldrexin 1 sendok 3 x 1 sehari
Zemoxil dicampur obat primavon 2 biji + paracetamol 2 biji. 2 sendok 3 x 1 sehari
jika panasnya masi tinggi, jika panasnya sudah mendingan maka 1 sendok 3 x 1
sehari.
5. Menganjurkan ibu untuk kembali bila masih anaknya panas
18
VII. EVALUASI
Tanggal : 16 – 05 - 2018 Jam : 08.45 WIB
Ku : baik kesadaran : Composmentis
S= 38,9oC N= 110x/menit R= 40x/menit BB= 6,5 kg
Ibu mengatakan paham dengan penjelasan dari bidan dan bersedia untuk melakukan semua
nasehat atau pun anjuran yang sudah di jelaskan oleh bidan, hal tersebut terbukti saat ibu
dapat menjelaskan kembali secara singkat namun jelas dari apa yang sudah dijelaskan oleh
bidan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan kasus ini penulis menguraikan tentang proses asuhan kebidanan
pada By. A usia 6 bulan dengan FEBRIS dengan menggunakan 7 langkah Varney.
Pembahasan inidimaksudkan agar diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah dari
kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan
asuhan kebidanan yang tepat,efektif dan efisien.
1. Pengkajian
Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data dasar, data
subyektif, dan obyektif semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien. Data subjektif didapatkan keluhan utama badannya panas (Nelson,
2005). Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak rewel (Nursalam, 2007),
kesadaran somnolen (Matondang, 2007), tanda-tanda vital : pernafasan >50 x/menit, suhu
390C (Nelson, 2007). Sedangkan pada kasus By. A dengan FEBRIS sedang diperoleh data
subjektif dengan keluhan utama ibu mengatakan anaknya sejak 1 hari yang lalu badannya
terasa panas. Pada peeriksaan fisik (data objektif) diperoleh keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, respirasi 40 x/menit, suhu 38,9ºC, N : 110 x/menit. Pada langkah ini penulis
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek yaitu pada
pernafasan > 50 x/menit sedangkan pada kasus pernafasan 40 x/menit.
2. Interpretasi Data
Interpretasi data adalah dasar merupakan rangkaian, menghubungkan data yang diperoleh
dengan konsep teori, prinsip relevan untuk mengetahui kesehatan pasien (Varney, 2007).
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar diagnosa kebidanan (Nursalam, 2007). Masalah adalah hal-
hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dari hasil pengkajian (Varney, 2007). Masalah
yang muncul pada balita dengan FEBRIS umumnya anak panas, pilek, dan nafsu makan
berkurang (WHO, 2006). Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007). Kebutuhan pada balita FEBRIS
menurut Nelson (2005), meliputi : pemberian makanan, pemberian cairan, pemberian obat
pereda batuk dan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi (antibiotic,
paracetamol). Sedangkan pada kasus By.A. denganFEBRIS sedang diperoleh diagnose
kebidanan By. A, umur 6 bulan dengan FEBRIS, masalah yang muncul yaitu panas dan
kebutuhan yang diperlukan adalah pemberian asupan nutrisi berupa makanan dan cairan,
19
20
kolaborasi dengan dokter untuk memberikan therapi (antibiotik dan paracetamol) dan obat
pereda batuk pilek. Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada dilahan praktek yaitu pemberian terapi tidak ada kolaborasi dengan dokter.
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati tanda dan gejala yang
memerlukan tindakan kebidanan untukmembantu pasien mengatasi atau mencegah masalah-
masalah yang spesifik (Varney, 2007). Diagnosa potensial yang muncul pada teori adalah
terjadinya FEBRIS berat. Diagnosa pada balita dengan FEBRIS sedang dibuat jikaterjadi
gejala atau tanda bahaya pada anak (Matondang, 2007). Sedangkan pada kasus By. A dengan
FEBRIS diagnosa potensial tidak muncul dikarenakan adanya antisipasi yang baik. Pada
langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada
dilahan praktek.
4. Tindakan segera
Tindakan segera muncul jika diagnosa potensial muncul kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan segera. Langkah yang perludilaksanakan menurut WHO (2006) yaitu : pemberian
cairan tergantung keadaan pasien, pemberian obat pereda batuk contohnya Paracetamol 500
mg dan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi antibiotik contohnya benzil
penicillin. Sedangkan pada kasus By. A dengan FEBRIStindakan sgera yang diberikan adalah
pemberian CTM dan methylprednisolone. Pada langkah ini penulis menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek yaitu tidak ada kolaborasi
dengan dokter.
5. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah atau kebutuhan
pasien berfungsi untuk menuntun perawatan yang diberikan kepada pasien sehingga tercapai
tujuan dan hasil yang optimal atau yang diharapkan (Varney, 2007). Menurut WHO (2007),
rencana yang diberikan kepada bayi dengan FEBRIS sedang adalah suportif : meningkatkan
daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin. Antibiotik : idealnya
berdasarkan jenis kuman penyebab, utama ditujukan pada pneumonia, influenza dan aureus,
pneumonia rawat jalan yaitu kontrimoksasol 1 mg, amoxillin 3 x ½ sendok teh, ampisilin (500
21
mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x sehari/8 jam, penisilin prokain 1 mg, pneumonia berat yaitu
benzil penicilin 1 mg, klorampenikol (4 mg) 3 tab puyer/x bungkus /3x sehari/8 jam,
kloksasilin 1 mg,gentamisin (100 mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x sehari/8 jam, antibiotik baru
lain yaitu sefalosforin 3 x 1 ½ sendok teh, quinolon 5 mg dan lain-lain, beri obat penurun
panas seperti paracetamol 500 mg, asetaminofen 3 x ½ sendok teh. Sedangkan pada kasus
By. A dengan FEBRIS perencanaan yang dilakukan adalahjalin komunikasi baik degan ibu,
cuci tangan , observasi TTV , memberikan HE tentang FEBRIS. Pada langkah ini penulis
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek yaitu pada
kolaborasi dengan dokter tidak dilakukan.
6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh seperti telah diuraikan
pada langkah kelima secara efisien dan aman (Varney, 2007). Pada kasus By. A dengan
FEBRIS sedang pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat seperti
diatas. Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasusyang
ada dilahan praktek.
7. Evaluasi
Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan tersebut yang meliputi pemenuhan
kebutuhan benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa
(Varney, 2007). Dan pada kasus By. A dengan FEBRIS sudah dilakukan rencana asuhan
sesuai dengan kebutuhan .Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Semakin tinggi kemajuan teknologi yang telah dicapai semakin tinggi pula derajat
kesehatan yang diperoleh sesuai dengan kemajuan zaman, timbul berbagai macam
penyakit yang menyerang seluruh kehidupan tanpa mengenal tempat, waktu dan usia.
Oleh karena itu peran nakes sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah yang
dihadapi pasien dengan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan
pasien, menjaga kebersihan lingkungan, tenaga kesehatan juga berkolaborasi dengan
dokter spesialis dalam memberi terapi dan juga memberikan beberapa informasi yang
penting.
5.2. Saran
1. Bagi Mahasiswa
· Mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang di tempati.
· Mahasiswa lebih aktif dalam melakukan pelayanan.
· Mahasiswa hendaknya berhati-hati dalam bertindak.
· Mahasiswa mampu memberikan tindakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai
dengan standart dan tata tertib dari lahan praktek yang di tempati.
· Mahasiwa lebih tanggap terhadap adanya suatu kejadian atau masalah kesehatan yang
membutuhkan adanya pelayanan atau tindakan segera.
2. Bagi Institusi
Supaya lebih banyak memberikan bimbingan terhadap mahasiswa agar mahasiswa
mampu mempraktikkan ilmu yang telah diperolehnya di kampus hingga ke lahan
praktiknya masing-masing sehingga mampu memberikan pelayanan yang bermutu.
22
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III vol. 1. Jakarta: Media
Aesculapius.
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan AnakBagian II. Jakarta: EGC.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Sulman . 2001. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jilid 2. Jakarta: Salemba Medika
Suriadi, Yuliana R. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi I. Jakarta: PT.Fajar
Interpratama
Suriadi & Yuliani, Rita. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik: Asuhan Keperawatan pada
Anak. Jakarta: Sagung Seto
23