Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN SEMINAR

Disusun oleh :
1. Wahyu Handayani (SN181178)
2. Nur Romadhon (SN181125)
3. Yossy Caesar (SN181187)
4. Evi Wahyuni Lestari (SN181058)
5. Rinda Septiana (SN181141)
6. Fenanda Dyah W. (SN181128)

PRODI NERS
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda
kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas. Ketika
kebutuhan energi tidak tercukupi maka akan terjadi penurunan dalam kapasitas
fisiologi seseorang untuk melakukan aktifitas sampai tingkat yang diinginkan
atau yang dibutuhkan akan mengakibatkan intoleransi aktivitas, terjadi
kelemahan umum dan ketidak seimbangan antar suplai dan kebutuhan oksigen
karena status penyakit, sehingga dilakukan tirah baring untuk mempertahankan
atau memenuhi aktivitas harian yang diperlukan atau diharapkan.
(Heriana,2014)
Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi secara fisiologis atau
psikologis dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari yang dibutuhkan atau
diperlukan. (Herdman ,2012)
Kita dapat melihat perbedaan orang sehat dengan yang mengalami
intoleransi aktivitas adalah ketika mereka melakukan suatu gerakan. Bagi
orang normal, berjalan dua tiga meter tidak merasa lelah, akan tetapi bagi
pasien yang mengalami intoleransi aktivitas, bergerak atau berjalan sedikit saja
nafasnya sudah terengah-engah karena tubuhnya tidak mampu memproduksi
energi yang cukup untuk bergerak. Jadi, apapun penyakit yang membuat
terhambatnya/terputusnya suplai nutrisi dan O2 ke sel, dengan kata lain
mengganggu pembentukan energi dalam tubuh, dapat menimbulkan respon
tubuh berupa intoleransi aktifitas.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan tentang Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan masalah
gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas istirahat di Ruang Flamboyan
RSUD Ir. Soekarno .
2. Tujuan Khusus
a. Terindentifikasi Pengkajian yang tepat pada Asuhan Keperawatan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Istirahat pada Ny. S
b. Teridentifikasi Diagnosa dan Prioritas Keperawatan yang tepat pada
Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Aktivitas Istirahat pada Ny. S
c. Teridentifikasi Intervensi pada Asuhan Keperawatan dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Istirahat Ny. S
d. Teridentifikasi Implementasi pada Asuhan Keperawatan dengan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Istirahat Ny. S
e. Teridentifikasi Evaluasi pada Asuhan Keperawatan dengan Pemenuhan
Gangguan Kebutuhan Aktivitas Istirahat Ny. S
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Gangguan Kebutuhan Dasar


1. Pengertian Gangguan Kebutuhan Aktivitas
Menurut (Heriana, 2014) Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan
bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan
aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang
tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan musculoskeletal.
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana
manusia memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya..
Jadi dapat diartikan bahwa gangguan aktivitas merupakan ketidakmampuan
seseorang untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
(Asmadi, 2008)

2. Anatomi dan Fisiologi Ekstremitas


Anatomi Ekstremitas Atas
a. Kerangka Anggota Gerak Atas
Kerangka anggota gerak atas dikaitkan dengan kerangka badan dengan
perantaraan gelang bahu yang terdiri dari skapula dan klavikula. Tulang-
tulang yang membentuk kerangka lengan antara lain : gelang bahu
(skapula dan klavikula), humerus, ulna dan radius, karpalia, metakarpalia
dan falangus
b. Gelang Bahu
Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan
badan. Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna
oleh karena bagian belakangnya terbuka. Bagian ini di bentuk oleh dua
buah tulang yaitu skapula dan klavikula
c. Bagian-bagian Tulang Ekstremitas
Bagian-Bagian Ini Akan Dijelaskan Bagian-Bagian Dari Ekstremitas Atas.
Bagian Ekstremitas Atas terdiri dari :
1) Tulang Skapula
Skapula (tulang belikat) terdapat di bagian punggung sebelah luar
atas, mempunyai tulang iga I sampai VIII, bentuknya
hampir segitiga. Di sebelah atasnya mempunyai bagian yang di
sebut spina skapula. Sebelah atas bawah spina skapula terdapat
dataran melekuk yang di sebut fosa supraskapula dan fosa
infraskapula. Ujung dari spina skapula di bagian bahu membentuk
taju yang di sebut akromion dan berhubungan dengan klavikula
dengan perantara persendian. Di sebelah bawah medial dari akromion
terdapat sebuah taju menyerupai paruh burung gagak yang disebut
denganprosesus korakoid. Di sebelah bawahnya terdapat lekukan
tempat kepala sendi yang di sebut kavum glenoid
2) Tulang Klavikula
Klavikula adalah tulang yang melengkung membentuk bagian
anterior dari gelang bahu. Untuk keperlua pemeriksaan dibagian atas
batang dan dua ujung. Ujung medial disebut extremitas sternal dan
membuat sendi dengan sternum. Ujung lateral disebut extremitas
akrominal, yang bersendi pada proseus akrominal dari scapula.
Fungsi kavikula yaitu member kaitan kepada beberapa otot dari leher
dan bahu dan dengan demikian bekerja sebagai penompang lengan.
3) Humerus
Humerus (tulang pangkal lengan) mempunyai tulang panjang seperti
tongkat. Bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya
bundar membentuk kepala sendi yang di sebut kaput humeri. Pada
kaput humeri ini terdapat tonjolan yang di sebuttuberkel mayor dan
minor. Di sebelah bawah kaput humeri terdapat lekukan yang di
sebut kolumna humeri. Pada bagian bawah terdapat taju (kapitulum,
epikondius lateralis dan epikondilus medialis). Di samping itu juga
mempunyai lekukan yang disebut fosa koronoid (bagian depan) dan
fosa olekrani (bagian belakang).
4) Ulna
Ulna adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan
dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial dari lengan
bawah dan lebih panjang dari radius. Kepala ulna berada disebelah
ujung bawah. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan
humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan melalui
prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini
berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-
ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral.
Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak
pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan
radial, juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus
styloid.
5) Radius
Radius adalah tulang disisi lateral lengan bawah. Merupakan tulang
pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek daripada
ulna. Di daerah proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga
memungkinkan terjadinya gerak pronasi-su pinasi. Sedangkan di
daerah distal, terdapat prosesus styloiddan area untuk perlekatan
tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate.
6) Karpal
Bagian dari Tulang Karpal yaitu :
i) Metakarpal
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi
dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal
dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal tersebut
terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid,
lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan
hamate. Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di
pergelangan tangan dan bagian proksimalnya berartikulasi
dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang
dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan
menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang
terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu
jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak
tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu.
Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk)
terdapat tulang sesamoid.
ii) Falang
Falang juga tulang panjang,mempunyai batang dan dua ujung.
Batangnya mengecil diarah ujung distal. Terdapat empat belas
falang, tiga pada setiap jari dan dua pada ibu jari. Sendi engsel
yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan
menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.
Anatomi ekstremitas bawah
a. Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan
tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama
yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan
membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian
inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial.
Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan
antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis.
Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut
acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.
b. Femur
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi
dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui
condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter
mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di
bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk
artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian
distal posterior terdapat fossa intercondylar.
c. Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial
dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle
medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi
dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan
kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk
perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan
tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
d. Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral
dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan
tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan
facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.
e. Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan
tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal,
yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3).
Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.
f. Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di
proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang
metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.
g. Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di
ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada
sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel
ibu jari tangan.
3. Etiologi
Berbagai kondisi dapat menyebabkan terjadinya gangguan pemenuhan
aktivitas (Hidayat, 2014), sebagai contoh :
a. . Kelainan Postur
b. Gangguan Perkembangan Otot
c. Kerusakan Sistem Saraf Pusat
d. Trauma langsung pada Sistem Muskuloskeletal dan neuromuscular
e. Kekakuan Otot

4. Manifestasi Klinik
Menurut (Potter & Perry, 2006) manifestasi klinik gangguan kebutuhan
aktivitas yaitu:
a. Konjungtiva pucat [hemoglobin (Hb) 6-10 g/dL]
b. Telapak tangan tangan pucat (Hb dibawah 8 g/dL)
c. Iritabilitas dan anoreksia (Hb 5g/dL atau lebih)
d. Takikardi, murmur sistolik.
e. Letargi, kebutuhan tidur meningkat
5. Patofisiologi
Intoleransi aktivitas merupakan suatu diagnosa yang lebih
menitikberatkan respon tubuh yang tidak mampu untuk bergerak terlalu
banyak karena tubuh tidak mampu memproduksi energi yang cukup. Secara
sederhana dapat dijelaskan bahwa, untuk bergerak, kita membutuhkan
sejumlah energi. Pembentukan energi dilakukan di sel, tepatnya di
mitokondria melalui beberapa proses tertantu. Untuk membentuk energi,
tubuh memerlukan nutrisi dan CO2. Pada kondisi tertentu, dimana suplai
nutrisi dan O2 tidak sampai ke sel, tubuh akhirnya tidak dapat memproduksi
energi yang banyak. Jadi, apapun penyakit yang membuat
terhambatnya/terputusnya suplai nutrisi dan O2 ke sel, dapat mengakibatkan
respon tubuh berupa intoleransi aktifitas (Hidayat,2014).

6. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen cidera fisik.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
c. Defisit perawatan diri b.d gangguan neuromuskular.

7. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Par
o. Keperawatan Keperawatan (NIC) af
(NANDA) (NOC)
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Pain Management
agen cidera keperawatan 1. Lakukan pengkajian
fisik selama 3x24 jam nyeri secara
diharapkan pasien komprehensif termasuk
dapat mengontrol lokasi, karakteristik,
nyeri dengan durasi, frekuensi dan
teknik non faktor presipitasi
farmakologis dan 2. Observasi reaksi non
nyeri berkurang verbal dari
dari nyeri sedang ketidaknyaman
ke nyeri ringan 3. Bantu pasien dan
dengan kriteria keluarga untuk mencari
hasil : dan menemukan
Pain control 1605 dukungan
Melaporkan 4. Ajarkan teknik non
bahwa nyeri farmakologi
berkurang 5. Kolaborasi dengan
dengan dokter jika ada keluhan
ditingkatkan pada dan tindakan nyeri tidak
skala 2 berhasil.
Menggunakan
tindakan
pengurangan
nyeri tanpa
analgesic dengan
ditingkatkan pada
skala 2
2. Intoleransi Setelah dilakukan Peningkatan latihan 0200
aktivitas asuhan - Monitor kepatuhan
berhubungan keperawatan pasien terhadap program
dengan selama 2x24 jam latihan
Ketidakseimba masalah - Gali hambatan untuk
ngan antara hambatan melakukan latihan
suplai dan intoleransiaktivita - Monitor tanda-tanda vital
kebutuhan s dapat teratasi - Fasilitasi pengambilan
oksigen dengan Kriteria led EKG dengan tepat
Hasil : Peningkatan latihan :
Toleransi latihan kekuatan 0201
terhadap aktivitas - Beri informasi mengenai
(0005) jenis latihan yang bisa
- Tanda-tanda dilakukan
vital dalam
Peningkatan mekanika
batas normal
tubuh (0140)
(1-3)
TD : sistol : 1. Kolaborasikan dengan
140-150 tim medis lain untuk
Diastole : 80- meningkatkan ADL
90
Nadi : 90-100
RR : 18-20

Ketidakefektifan
pompa jantung
(0400)

- Sesak
berkurang
saat
beraktivitas
(2-4)
- Temuan hasil
EKG
3. Defisit Setelah dilakukan Bantuan Perawatan Diri:
perawatan diri asuhan Mandi, higiene mulut,
berhubungan keperawatan penil/vulva, rambut, kulit
dengan Kerusa selama 2x24 jam 1. Kaji kebersihan kulit,
kan masalah deficit kuku, rambut, gigi,
neurovaskuler perawatan mulut, perineal, anus.
diri:berpakaian 2. Bantu klien untuk
dapat teratasi mandi, tawarkan
dengan Kriteria pemakaian lotion,
Hasil : perawatan kuku,
Perawatan diri : rambut, gigi dan mulut,
berpakaian (0302) perineal dan anus,
1. Memakai sesuai kondisi
pakaian 3. Anjurkan klien dan
bagian atas keluarga untuk
(2-4) melakukan oral
2. Memakai hygiene sesudah
pakaian makan dan bila perlu
bagian 4. Kolaborasi dgn Tim
bawah (3-5) Medis / dokter gigi bila
3. Mengancing ada lesi, iritasi,
kan baju (2- kekeringan mukosa
4) mulut, dan gangguan
4. Membuka integritas kulit.
baju bagian
atas 2-4) Bantuan perawatan diri :
5. Membuka berpakaian
baju bagian 1. Kaji dan dukung
bawah (3-5) kemampuan klien
untuk berpakaian
sendiri
2. Ganti pakaian klien
setelah personal
hygiene, dan pakaikan
pada ektremitas yang
sakit/ terbatas terlebih
dahulu, Gunakan
pakaian yang longgar
3. Berikan terapi untuk
mengurangi nyeri
sebelum melakukan
aktivitas berpakaian
sesuai indikasi

Bantuan perawatan diri :


Makan-minum
1. Kaji kemampuan klien
untuk makan :
mengunyah dan
menelan makanan
2. Fasilitasi alat bantu yg
mudah digunakan klien
3. Dampingi dan dorong
keluarga untuk
membantu klien saat
makan
Bantuan Perawatan Diri:
Toileting
1. Kaji kemampuan
toileting: defisit
sensorik
(inkontinensia), kognit
if (menahan untuk
toileting), fisik
(kelemahan fungsi/
aktivitas)
2. Ciptakan lingkungan
yang aman(tersedia
pegangan dinding/
bel), nyaman dan jaga
privasi selama toileting
3. Sediakan alat bantu
(pispot, urinal) di
tempat yang mudah
dijangkau
4. Ajarkan pada klien dan
keluarga untuk
melakukan toileting
secara teratur
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
AKTIVITAS-ISTIRAHAT DI RUANG FLAMBOYAN RS Ir.SOEKARNO
SUKOHARJO

Tgl/Jam MRS : 25 Oktober 2018/13.30


Tanggal/Jam Pengkajian : 26 Oktober 2018/14.00
Metode Pengkajian : Autoanamnesa
Diagnosa Medis : Open fraktur distal radius sinistra
No. Registrasi : 00228xxx

A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : Ny.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sukoharjo
Umur : 56 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. SP
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 44 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sukoharjo
Hubungan dengan Klien : Anak Kandung

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Keluhan Utama
Tangan kiri terasa berat
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo pada tanggal 25
Oktober 2018 jam 13.30 WIB dengan keluhan patah tulang terbuka pada
pergelangan tangan kiri dan terdapat perdarahan ± 300 cc dikarenakan
pasien jatuh kebelakang saat mengangkat karung padi.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
pasien mengatakan dulunya pernah dirawat di rumah sakit dengan riwayat
penyakit diabetes milletus, pembesaran jantung, hipertensi, kolesterol dan
bronchitis.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
pasien mengatakan ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit
hipertensi.
Genogram :

Ket :
: Klien

: Laki-laki
: Laki-laki meninggal

: Perempuan
: perempuan meninggal
: garis pernikahan
: garis keturunan
: garis tinggal satu rumah
III. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR HENDERSON
1. Oksigenasi
Sesak nafas : Tidak ( )
Ya (√ )
Frekuensi : intermitten
Kapan terjadi : tidak tetap
Kemungkinan faktor pencetus : riwayat pembesaran
jantung dan bronkitis
Faktor yang memperberat : saat pasien kurang
istirahat
Faktor yang meringankan : relaksasi nafas dalam dan
mengelus dada.
Batuk : tidak
Sputum : tidak
Nyeri dada : tidak
Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada : tidak ada
Riwayat Penyakit : Asma ( - )
TB ( - )
Batuk Darah ( - )
Chest surgery/trauma dada ( - )
Paparan dengan penderita TB ( - )
Riwayat merokok : tidak ada
2. Nutrisi
Frekuensi makan : 3 kali/ hari
BB/TB : 45 kg/ 150 cm
BB dalam 1 bulan terakhir : Meningkat 1 kg karena frekuensi makan
meningkat
IMT : BB (kg)
tinggi badan x tinggi badan (m)
: 45/ 2,25
: 20
Jenis Makanan : Nasi, Sayur, Tahu
Makanan yang disukai : Telur ayam kampung, ayam kampung, ikan
kali
Makanan pantang : Makanan yang terlalu manis dan asin
Alergi : Tidak ada
Nafsu makan : baik, 1 porsi habis
Masalah Pencernaan : mual ( - )
muntah ( - )
kesulitan menelan ( - )
sariawan ( - )
Riwayat operasi/trauma GI : Tidak ada
Diit RS : rendah garam dan rendah gula
habis ( √ )
½ porsi ( - )
¾ porsi ( - )
Tidak habis ( - )
Kebutuhan pemenuhan ADL makan : dengan bantuan
3. Cairan, elektrolit dan asam basa
Frekuensi minum : 4x (± 500 ml) konsumsi air/hari : 2 liter/hari
Turgor kulit : lembab, tidak kering
Support IV line : ya, jenis : Asering
Dosis : 15 tpm
4. Eliminasi Bowel
Frekuensi : 1x/hari Penggunaan pencahar : Tidak ada
Waktu : malam hari
Warna : kuning kecoklatan darah : tidak ada
konsistensi : lembek
Gangguan eliminasi bowel : Konstipasi ( - )
Diare ( - )
Inkontinensia bowel ( - )
Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel : mandiri
5. Eliminasi Bladder
Frekuensi : 3x (±500cc) Penggunaan pencahar : tidak
Warna : Kekuning Darah : tidak
Gangguan eliminasi bowel :
Nyeri saat BAAK (-)
Burning Sensation (-)
Bladder terasa penuh setelah BAK ( - )
Riwayat dahulu
Penyakit ginjal ( - )
Batu ginjal ( - )
Injuri/trauma ( - )
Penggunaan kateter ( - )
Kebutuhan pemenuhan ADL bladder : mandiri
6. Aktifitas dan latihan
Pekerjaan : Petani
Olahraga rutin : Tidak ada
Alat bantu : Walker ( - )
Kruk ( - )
Kursi roda ( - )
Tongkat ( - )
Terapi : traksi, ( √ ) di : pergelangan tangan kiri
gips ( - ) di :
kemampuan melakukan ROM : aktif
kemampuan ambulasi : pasien mengatakan merasakan pusing dan lemas
pada saat berdiri.
7. Tidur dan istirahat
Lama tidur : 7 jam tidur siang : ya
kesulitan tidur di RS : tidak
Alasan :
Kesulitan tidur : menjelang tidur (-)
mudah/sering terbangun (-)
merasa tidak tegar saat terbangun (-)
8. Kenyamanan dan nyeri
Nyeri : tidak, skala nyeri (1-10) : -
Paliatif/ Provokatif :-
Quality :-
Region :-
Severity :-
Time :-
Ambulasi di tempat tidur : mandiri
9. Sensori, persepsi dan kognitif
Gangguan penglihatan : ya
Gangguan pendengaran : tidak
Ganggan penciuman : tidak
Gagguan sensasi taktil : tidak
Gangguan pengecapan : tidak
Riwayat penyakit : eye surgery ( - )
otitis media ( - )
luka sulit sembuh ( - )
Persepsi klien terhadap penyakitnya : pasien menganggap penyakitnya
tersebut adalah cobaan dari yang maha kuasa.
Respon klien mencari solusi untuk masalah kesehatannya : Dibawa ke
rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang terbaik.
10. Komunikasi
Hubungan klien dengan keluarga dan sekitarnya : pasien mengatakan
hubungannya dengan keluarga dan masyarakatnya baik-baik saja.

Cara klien menyatakan emosi, kebutuhan dan pendapat : Disampaikan


secara langsung.

11. Aspek spiritual dan dukungan sosial


Kepercayaan klien dan aspek ibadah : Klien atau pasien mengatakan
beragama islam dan sholat 5 waktu itu penting sehingga beliau tidak
pernah meninggalkan sholat dan tidak lupa menunaikan sholat tahajud dan
dhuha.

Dukungan keluarga terhadap klien : Klien mengatakan keluarganya


mendukung sepenuhnya terhadap proses penyembuhan penyakitnya dan
selalu ada disampingnya.

12. Kebutuhan rekreasi :


pasien mengatakan tidak pernah liburan

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum : baik/cukup/lemah
a. Kesadaran : Composmetis
b. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah : 190/90 mmHg
2) Nadi
- Frekuensi : 110x/menit
- Irama : reguler
- Kekuatan : kuat
3) Pernafasan
- Frekuensi : 24x/menit
- Irama : reguler
4) Suhu : 36,8o C
2. Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala
1) Bentuk dan ukuran kepala : Mesosepal dan ukuran normal
2) Pertumbuhan rambut : Rambut beruban
3) Kulit Kepala : Bersih
b. Muka
1) Mata
a) Kebersihan : Bersih
b) Fungsi penglihatan : Terganggu, silau ketika melihat cahaya
c) Palpebra :
d) Konjungtiva : anemis
e) Sclera : ikterik
f) Pupil : isokor
g) Diameter ki/ka : 3mm/3mm
h) Reflek cahaya : +/+
i) Penggunaan alat bantu penglihatan :
2) Hidung
a) Fungsi penghidu : baik
b) Sekret : tidak ada
c) Nyeri sinus : tidak ada
d) Polip : tidak ada
e) Napas Cuping hidung : tidak ada
3) Mulut
a) Kemampuan bicara : bisa berbicara dengan baik
b) Keadaan bibir : pecah-pecah
c) Selaput mukosa : kering
d) Warna lidah : merah ke pink-pinkan
e) Keadaan gigi : graham hilang 8
f) Bau nafas : tidak ada
g) Dahak : tidak ada
4) Gigi
a) Jumlah : 25
b) Kebersihan : bersih
c) Masalah : tidak ada
5) Telinga
a) Fungsi pendengaran : baik
b) Bentuk : simetris
c) Kebersihan : bersih
d) Serumen : terdapat serumen
e) Nyeri telinga : tidak ada
c. Leher
1) Bentuk : simetris
2) Pembesaran tyroid : tidak ada
3) Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
4) Nyeri waktu menelan : tidak ada
5) JVP : tidak ada
d. Dada
1) Paru-paru
a) Inspeksi : simetris, tidak ada luka dan lesi
b) Palpasi : tidak ada krepitasi/ flail chest
c) Perkusi : sonor
d) Auskultasi : vesikuler
2) Jantung
a) Inspeksi : IC tampak
b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi : 1, 2 regular
e. Abdomen
1) Inspeksi : simetris, tidak ada luka dan lesi
2) Auskultasi : bising usus 16x/mnt
3) Perkusi : timpani
4) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
f. Genetalia : normal
g. Anus dan Rektum : tidak ada riwayat ambeien
h. Ekstremitas
1) Atas
a) Kekuatan otot kanan dan kiri : kanan 5, kiri 3
b) ROM kanan dan kiri : tangan kiri mampu diangkat
tanpa tahanan
c) Perubahan bentuk tulang : terdapat open fraktur pada
pergelangan tangan kiri
d) Pergerakan sendi bahu : tangan kiri terbatas
e) Perabaan akral : hangat
f) Pitting edema : kurang dari 2 detik
g) Terpasang infus : tangan kanan terpasang infus
2) Bawah
a) Kekuatan otot kanan dan kiri : kanan 5, kiri 5
b) ROM kanan dan kiri : ROM aktif
c) Perubahan bentuk tulang : tidak ada
d) Varises : tidak ada
e) Perabaan akral : hangat
f) Pitting edema : kurang dari 2 detik
i. Integumen : terdapat luka robek pada pergelangan tangan kiri.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal pemeriksaan : 26-10-2018
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan Hasil Keterangan
Hasil
Hemoglobin 11. – 15.5 g/dl 10.6 Cyanide-fre
Hematocrit 35-47 % 33.1 RBC Pulse
Neutrophil 53-75 % 77.5
Limfosit 25-40 % 14.5
Gula darah sewaktu 70-120 mg/dL 276 Hexokinase
Ureum 0-31 mg/dL 60.2 Enzimatik
Creatinin 0.50-0.90 mg/dL 1.37 Enzimatik

2. Pemeriksaan diagnostik
Tanggal Pemeriksaan :
Jenis pemeriksaan Hasil
Wrist sinistra Ap/ Lat Kesan :
Gbr. Fraktur Completa distal OS
radius sinistra, aposisi dan
alignment kurang
Gbr. Fraktura complete proc
styloideus os ulna sinistra,
aposisi dan alignment cukup

X Foto Thorax PA (inspirasi Kesan :


cukup) Gbr. Bronchitis
Cardiomegali

EKG
VI. TERAPI MEDIS
Hari/ Jenis Terapi Dosis Golongan & Fungsi
Tanggal Kandungan
Jumat, Cairan IV :
26-10- Asering 15 tpm Elektrolit dan Digunakan
2018 natrium 130 meq, untuk yang
Jam kalium 4 meq, mengalami
16.00 chloride 109 meq, kehilangan
WIB calcium 3 meq, cairan dan darah
acetate 28 meq, dalam jumlah
anhydrous yang banyak.
dextrose 50 gram
Obat peroral : -

Obat Parenteral:
- ketorolac 30 mg Obat
Nonsteroidal anti-
inflammatory
drug (NSAID)
-vicilin 1,5 g Obat antibiotik
untuk mengobati
infeksi yang
disebabkan oleh
bakteri
-ranitidin 50 gr Obat yang
digunakan untuk
menghambat
sekresi asam
lambung

Obat Topikal :
B. ANALISA DATA
Nama : Ny. S No. CM : 00228xx
Umur : 56 Tahun Diagnosa Medis : open fraktur distal radius sinistra
No. Hari/ Data Fokus Masalah Etiologi Symptom
Tanggal/J
am
1. Jum’at, 26 DS : pasien Intoleransi Ketidakseim Ditandai
Oktober mengatakan aktivitas bangan dengan
2018 pusing dan lemas (00092) antara suplai peningkata
16.00 saat berdiri dan n tekanan
WIB DO : kebutuhan darah, nadi,
- Terpasang O2 oksigen pernapasan
(kanul) akibat
sesak yang
disebabkan
karena jantung
bengkak
- Sesak
bertambah setelah
beraktivitas
- TD 190/90
mmHg
- Nadi 110x/menit
- RR 24x/menit
- Terdapat
pembesaran
jantung
(Cardiomegali)
2. Jum’at 26 DS : Defisit Kelemahan Ditandai
Oktober - Pasien perawatan dengan
2018 mengatakan diri : ketidakma
16.00 nyeri pada berpakaian mpuan
WIB tangan kirinya mengancin
bertambah gkan
ketika pakaian,
memakai baju ketidakma
atau saat mpuan
aktivitas melepaskan
berlebihan. pakaian,
DO : ketidakma
- Pasien mpuan
nampak mengenaka
kesulitan n pakaian.
mengenakan
pakaian.
- Pasien
kesulitan
melepas baju
- Terdapat
penurunan
rentang gerak
- Pasien tampak
kesulitan
menggerakkan
tangan kiri,
dan
- Terdapat
penurunan
kekuatan otot
ekremias atas
dari 5 menjadi
3.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen yang ditandai dengan
2. Defisit perawatan diri : berpakaian berhubungan dengan kelemahan ditandai
dengan ketidakmampuan mengancingkan pakaian, ketidakmampuan
melepaskan pakaian, ketidakmampuan mengenakan pakaian.
D. RENCANA KEPERAWATAN/INTERVENSI
Nama : Ny. S No. CM : 00228xx
Umur : 56 tahun Dx. Medis : open fraktur distal radius sinistra
No Tgl/Ja Dx. Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi (NIC)
. m hasil (NOC)
1. Jum’at, Intoleransi Setelah dilakukan Peningkatan latihan
26 aktivitas asuhan keperawatan 0200
Oktobe berhubungan selama 2x24 jam - Monitor
r 2018 dengan masalah hambatan kepatuhan pasien
16.00 Ketidakseimbanga intoleransiaktivitas terhadap program
WIB n antara suplai dan dapat teratasi dengan latihan
kebutuhan oksigen Kriteria Hasil : - Gali hambatan
yang ditandai Toleransi terhadap untuk melakukan
dengan aktivitas (0005) latihan
- Tanda-tanda vital - Monitor tanda-
dalam batas tanda vital
normal (1-3) - Fasilitasi
TD : sistol : 140- pengambilan led
150 EKG dengan tepat
Diastole : 80-90 Peningkatan latihan :
Nadi : 90-100 latihan kekuatan
RR : 18-20 0201
Ketidakefektifan - Beri informasi
pompa jantung mengenai jenis
(0400) latihan yang bisa
- Sesak berkurang dilakukan
saat beraktivitas Peningkatan
(2-4) mekanika tubuh
- Temuan hasil (0140)
EKG - Kolaborasikan
dengan tim
medis lain untuk
meningkatkan
ADL
2. Jum’at, Defisit perawatan Setelah dilakukan Bantuan perawatan
26 diri : berpakaian asuhan keperawatan diri :
Oktobe berhubungan selama 2x24 jam berpakaian/berdanda
r 2018 dengan nyeri masalah deficit n (1802)
16.00 ditandai dengan perawatan 1. Sediakan
WIB ketidakmampuan diri:berpakaian dapat pakaian pasien
mengancingkan teratasi dengan di area yang
pakaian, Kriteria Hasil : dapat dijangkau
ketidakmampuan Perawatan diri : (misalnya disisi
melepaskan atribut berpakaian (0302) tempat tidur).
pakaian, 6. Memakai 2. Bersedia
ketidakmampuan pakaian bagian memberikan
mengenakan atas (2-4) bantuan dalam
atribut pakaian. 7. Memakai berpakaian
pakaian bagian sesuai kebutuhan
bawah (3-5) 3. Bantu pasien
8. Mengancingkan memasang
baju (2-4) talisepatu,
9. Membuka baju mengancingkan
bagian atas 2-4) baju, dan
10. Membuka baju resleting sesuai
bagian bawah kebutuhan.
(3-5) 4. Puji usaha untuk
berpakaian
sendiri.
5. Jaga privasi saat
pasien
berpakaian.
E. TINDAKAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI
Nama : Ny. S No. CM : 00228xx
Umur : 56 tahun Dx. Medis : Open fraktur distal radius sinistra
Hari/Tgl/Jam No. Implementasi Respon Ttd
Dx
Jumat, 26 1 Memonitor kepatuhan DS : pasien
Oktober pasien terhadap mengatakan
2018 program latihan menggerak-gerakkan
16.00 WIB jari tangan
DO : pasien terlihat
berlatih untuk
melakuakan ROM aktif
16.05 1 Monitor tanda-tanda DS : pasien
vital mengatakan bersedia
diperiksa tanda-tanda
vitalnya
DO : TD : 150/90
mmHg
S : 36,2 ,RR : 20
x/menit
Nadi : 100x/menit
16.10 1 Memfasilitasi DS : pasien mengatkan
pengambilan led EKG bersedia dilakukan
dengan tepat pemeriksaan EKG
DO: Hasil EKG
menunjukkan sinus
ritem
16.15 WIB 1 Mengkaji tentang DS : pasien
hambatan untuk mengatakan masih sakit
melakukan latihan saat menggerakkan jari
tangan
DO : pasien terlihat
kesakitan saat
menggerakkan
persendian tangan
16.30 WIB 1 Memberikan informasi DS : pasien
mengenai jenis latihan mengatakan mngerti
yang bisa dilakukan tentang informasi yang
diberikan oleh perawat
DO : pasien terlihat
mengerti dan
mempraktekan ROM
aktif yang dapat
dilakukan

16.45 WIB 1 mengkolaborasikan DS : pasien


dengan tim medis lain mengatakan setuju
untuk meningkatkan DO : pasien terlihat
ADL tidak keberatan

Sabtu, 27 1 Memonitor kepatuhan DS : pasien


Oktober pasien terhadap mengatakan
2018 program latihan menggerak-gerakkan
09.00 WIB jari tangan dan lengan
1 Monitor tanda-tanda DO : pasien terlihat
vital berlatih untuk
melakukan ROM aktif
09.15 WIB 2 Menyediakan pakaian DS : pasien
disisi tempat tidur mengatakan bersedia
pasien. diperiksa tanda-tanda
vitalnya
DO : TD : 140/90
mmHg
S : 36 ,RR : 20 x/menit
Nadi : 100x/menit
09.45 WIB 2 Memberikan bantuan DS : pasien
dalam berpakaian mengatakan setuju
sesuai kebutuhan pakaiannya ditaruh
pasien disampingnya.
DO : pakaian berada
didekat pasien dan
10.00 WIB 2 Membantu pasien pasien terlihat senang.
memasang tali sepatu,
mengancingkan baju, DS : pasien
dan resleting sesuai mengatakan terbantu
kebutuhan. dengan adanya perawat
DO : pasien terlihat
mengenakan pakaian.
16.00 WIB 2 Menjaga privasi saat
pasien berpakaian. DS : pasien
mengatakan senang
dibantu perawat.
DO : baju pasien
terlihat terkancingkan
dengan rapi.

DS : pasien
mengatakan perawat
selalu menjaga
privasinya
DO : pasien terlihat
terjaga privasinya

F. EVALUASI
Nama : Ny. S No. CM : 00228xx
Umur : 56 tahun Dx. Medis : Open fraktur distal radius sinistra
Hari/Tgl/Jam No Dx Evaluasi Ttd
Jumat, 26 1 S : pasien mengatakan sesak nafas berkurang
Oktober O : TD : 150/90 mmHg
2018 S : 36,2 ,RR : 20 x/menit
17.00 WIB Nadi : 100x/menit
A : masalah keperawatan intoleransi aktifitas
teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor tanda-tanda vital
- Fasilitasi pengambilan led EKG dengan tepat

Sabtu, 27 1 S : pasien mengatakan sesak nafas berkurang


Oktober O : TD : 140/90 mmHg
2018 S : 36 ,RR : 20 x/menit
Nadi : 100x/menit
A : masalah keperawatan intoleransi aktifitas
teratasi
P : hentikan intervensi
2 S : pasien mengatakan sudah mulai bisa
mengenakan pakaian dibantu oleh perawat dan
keluarga.
O : pasien berpakain dengan rapi dan benar dalam
mengancingkan baju.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Hentikan intervensi karena pasien pulang
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan teori yang didapatkan atau laporan pendahuluan dengan praktik


keperawatan terdapat kesenjangan pada pengangkatan diagnose keperawatan, dimana
pada laporan pendahuluan terdapat diagnosa keperawatan nyeri dan defisit perawatan
diri sedangkan dalam asuhan keperawatan kami tidak mengangkat masalah
keperawatan tersebut karena pada saat pengkajian pasien mengatakan tidak
merasakan adanya nyeri. Sedangkan untuk masalah keperawatan defisit perawatan
diri tidak kami angkat karena pasien sudah diperbolehkan pulang sehinngga kami
tidak bisa menegakkan masalah keperawatan tersebut dan tidak bisa
mengimplementasikan diagnosa keperawatan defisit perawatan diri.
BAB V PENUTUP

A Kesimpulan
Pasien dengan gangguan aktifitas dan latihan tidak selalu merasakan nyeri
dikarekan ambang batas nyeri satu orang dengan yang lain ber beda itu yang
menyebabkan pasien tidak merasakan sakit. lama perawatan pasien ortopedi yang
tidak lama mengakibatkan perawat tidak bisa memberikan diagnosa keperawatan
yang kompleks untuk mengatasi semua masalah pasien.

B Saran

Dalam praktek dirumah sakit masih terdapat kesenjangan antara teori


keperawatan dengan praktik dirumah sakit. Sehingga dijum,pai banyak yang
tidak sesuai seperti tidak diterapkannya ROM pasif/ ROM aktif sehingga
pasien tidak mendapatkan perawatan yang maksimal. Kemudian tidak
dilakukan monitor tanda tanda vital secara berkala jadi kondisi pasien kurang
terkontrol dengan baik. Sebaiknya dilakukan monitor tanda tanda vital secara
berkala seperti setiap pergantian sift dilakukan monitor tanda-tanda.
Kemudian pasien yang mengalami gangguan aktifitas dan latihan sebaiknya
dilakukan ROM aktif/ ROM pasif .
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba

Medika.

Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar

Manusia. Jakarta : Salemba medika

Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang selatan :

Binarupa aksara

Herdman,T.Heather.(2012).Nursing Diagnoses : Definition dan Classification .

Jakarta : EGC

Mubarak, Wahid Iqbal dkk. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia :Teori Dan

Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta: EGC

NANDA NIC NOC. 2013. Aplikasi Asuahan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis. Yogyakarta: Mediaction Publishing

Rosidawati, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba

Medika

Perry & Potter. 2006. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan

praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta : EGC.

Tarwoto & Wartonah, 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta

: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai