2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Odha dan keluarga Odha
dapat:
a. Menjelaskan kembali pengertian dari HIV/AIDS
b. Menyebutkan kembali tanda dan gejala HIV/AIDS
c. Menjelaskan kembali cara penularan HIV/AIDS
d. Menyebutkan kembali pencegahan HIV/AIDS
e. Memahami dan menyebutkan peran keluarga dalam cara menghadapi pasien Odha
B. Materi Pembelajaran/Penyuluhan
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Tanda dan gejala HIV/AIDS
3. Cara penularan
4. Pencegahan HIV/AIDS
5. Peran keluarga dalam menghadapi pasien Odha
C. Metode Pembelajaran /Penyuluhan
a. Ceramah dan Tanya jawab,
D. Media & Alat Pendukung
1. Media
a. Poster berisi tentang pengertian HIV/AIDS, Tanda dan gejala HIV/AIDS, Cara
penularan HIV/AIDS , Pencegahan HIV/AIDS,dan Peran keluarga dalam
menghadapi ODHA .
b. Power Point berisi tentang materi yang akan disampaikan a.pengertian HIV/AIDS,
Tanda dan gejala HIV/AIDS, Cara penularan HIV/AIDS , Pencegahan
HIV/AIDS,dan Peran keluarga dalam menghadapi ODHA .
2. Alat Pendukung
a. Kursi untuk tempat duduk para audien
b. Meja untuk meletakkan infocus dan laptop
c. Alat tulis untuk mencatat jika ada audien yang ingin bertanya.
d. Infocus sebagai media yang menampilkan materi pembelajaran berupa powerpoint
dari laptop
E. Prose Pembelajaran
BentukKegiatan
No Kegiatan Waktu
Fasilitator Klien/Audien
1. Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam 5 menit
Memperkenalka Memperkenalkan diri Memperhatikan
n diri Menjelaskan tujuan Mendengarkan
Kontrak Waktu penyuluhan Menyetujui kontrak
Menjelaskan Kontrak waktu waktu
tujuan
pembelajaran
Melakukan
Appersebsi
(Menggali
pengetahuan
awal dr klien)
2. Pelaksanaan Fasilitator menjelaskan Audien menyimak 15 menit
(menjelaskan materi tentangg materi dengan baik
penyuluhan sesuai penyuluhan yaitu : Audien bertanya
dengan metode 1.Pengertian HIV/AIDS kepada fasilitator
pembelajaran yg 2.Tanda dan gejala
direncanakan dan HIV/AIDS
media pembelajaran 3.Cara penularan
untuk membantu 4.Pencegahan HIV/AIDS
dalam pemahaman 5.Peran keluarga dalam
klien terhadap menghadapi pasien Odha
materi penyuluhan Fasilitator memberikan
yang kesempatan untuk
diinformasikan ) bertanya
Fasilitator menanggapi
pertanyaan audien
F. Denah Kegiatan
Keterangan :
a. Fasilitator :
b. Media :
c. Dosenpembimbing :
d. Klien/audien :
G. Buku Sumber
Aryulina, Diah. dkk. 2004. Biologi. Jakarta. Esis Erlangga.
Nursalam. dkk. 2018. Asuhan Keperawatan pada Pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta.
Salemba Medika.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Stop HIV AIDS. [Online]. Tersedia:
https://www.kemkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-17042500008
Tarigan, Johannes dan Arik Brakele. Cara Penularan HIV & AIDS. [Online]. Tersedia :
https://www.academia.edu/34804706/CARA_PENULARAN_HIV_and_AIDS
Sistiaran,Colti., Hariyadi,
(2018,Mei).
WHO. HIV/AIDS. Available from : http://www.who.int/topics/hiv_ aids
/en/.
H. Rencana Evaluasi
a. Evaluasi Pendidkan
1) Waktu = Waktu pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan selama 30 menit
diharapkan selesai secara tepat waktu dan efisien
2) Alat peraga = alat penyuluhan yang akan digunakan sudah siap menggunakan poster
sebagai alat peraga nya
3) Tempat = tempat sudah dipersiapkan dengan baik,seperti sudah tersedia kursi-kursi
bagi audiens dan juga tempat yang kondusif
4) Materi= materi-materi sudah disiapkan untuk penyuluhan
2) Jenis evaluasi
Jenis evaluasi yang akan dilakukan yaitu dalam bentuk lisan ,yaitu bertanya
kepada audien secara langsung mengenai materi yang telah disampaikan seperti
mengingat kembali apa itu HIV/AIDS ,Tanda dan gejala nya,lalu seperti apa peran
keluarga yang baik dalam menghadapi Odha
I. Lampiran
1. Materi penyuluhan
a. Pengertian HIV/AIDS
Pengertian hiv aids menurut who
HIV: Human immunodeficiency virus. Virus yang memperlemah sistem kekebalan
tubuh, dan pada akhirnya menyebabkan AIDS. AIDS: Acquired immunodeficiency
syndrome. Sekelompok kondisi medis yang menunjukkan lemahnya kekebalan tubuh,
sering berwujud infeksi ikutan (infeksi oportunistik) dankanker, yang hingga saat ini
belum bisa disembuhkan.
Human immunodeficiency virus (HIV)
HIV dapat merusak sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak mampu lagi
mengusir infeksi. Hal ini menyebabkan terjadinya sindrom berkurangnya kekebalan
didapat (Acquired Immune Deficiency Syndrome - AIDS). AIDS). Suatu ciri penting
dar iinfeksi HIV adalah bahwa biasanya diperlukan periode yang panjang setelah
adanya infeksi awal dimana selama itu orang tersebut hanya sedikit sekali
memperlihatkan atau bahkan tidak memperlihatkan gejala penyakit ini. HIV biasanya
berkembang melalui beberapa tahap. Pada minggu-minggu awal infeksi,
orang dapat memiliki gejala yang mirip dengan demam pembengkakan kelenjar.
Antibodi terhadap virus biasanya baru terbentuk pada saat ini (3 sampai 12 minggu
setelah infeksi terjadi). Mengikuti infeksi awal, terdapat waktu yang panjang
dimana selama itu orang tersebut hanya memperlihatkan sedikit atau bahkan tidak
terlihat adanya gejala-gejala, tetapi keberadaan HIV tersebut telah terdeteksi melalui
adanya antibodi didalam darah. Periode ini biasanya berlangsung dari tiga sampai
delapan tahun setelah infeksi awal. Pada periode ini, virus mulai merusak sistem
kekebalan tubuh dengan timbulnya beberapa gejala seperti kehilangan berat badan,
demam, diare, dan pembesaran pada kelenjar limpa. Hal ini biasanya berlanjut sampai
benar-benar AIDS, yang berkembang pesat sejalan dengan kerusakan yang parah pada
sistem kekebalan tubuh. Orang tersebut dapat menjadi sakit dengan
infeksi, kanker atau mengalami kerusakan sistem saraf.
Berikut adalah beberapa tanda-tanda bahwa mungkin seseorang positif terkena HIV,
antara lain:
1.Demam
Salah satu tanda-tanda pertama ARS adalah demam ringan, sampai sekitar 39 derajat
C (102 derajat F). Demam sering disertai dengan gejala ringan lainnya, seperti
kelelahan, pembengkakan pada kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.
2.Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat
menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dan tanda
lanjutan dari HIV.
3. Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening
ARS sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang lain,
bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak mengherankan. Banyak
gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan nyeri
otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
4.Sakit tenggorokan dan sakit kepala
"Seperti gejala penyakit lain, sakit tenggorokan, dan sakit kepala sering dapat
merupakan ARS," kata Dr. Horberg. Jika memiliki risiko tinggi HIV, maka
melakukan tes HIV adalah ide yang baik. Karena HIV paling menular pada tahap
awal.
5.Ruam kulit
Ruam kulit dapat terjadi lebih awal atau terlambat dalam perkembangan HIV/AIDS.
6.Mual, muntah dan diare
Sekitar 30 hingga 60 persen dari orang dengan HIV memiliki gejala jangka pendek
seperti mual, muntah, atau diare pada tahap awal HIV, kata Dr. Malvestutto. Gejala
tersebut juga dapat muncul sebagai akibat dari terapi antiretroviral, biasanya sebagai
akibat dari infeksi oportunistik.
"Diare yang tak henti-hentinya dan tidak merespon obat mungkin merupakan
indikasi. Atau gejala dapat disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak terlihat
pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik," kata Dr. Horberg.
d. Pencegahan HIV/AIDS
Pencegahan HIV dan AIDS
Terdapat berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan AIDS,
antara lain:
1. Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim, baik hubungan intim vaginal
maupun anal.
2. Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.
3. Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan juga
menjalani tes HIV.
4. Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil, mengenai
penanganan selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan dari ibu
ke janin.
5. Bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.
6. Jika menduga baru saja terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah melakukan
hubungan intim dengan pengidap HIV, maka harus segera ke dokter. Agar bisa
mendapatkan obat post-exposure prophylaxis (PEP) yang dikonsumsi selama 28 hari dan
terdiri dari 3 obat antiretroviral.
Pencegahan HIV/AIDS
1. Gunakan jarum yang steril
Hindari penggunaan jarum suntik secara bergantian. Pastikan jarum selalu steril jika
berniat ingin membuat tato ataupun tindik.
2. Hindari seks bebas
Dari segi kesehatan, seks bebas bisa memberikan efek yang berbahaya bagi tubuh. Seks
bebas sangat dilarang terlebih dengan pasangan yang berbeda-beda.
3. Menggunakan kondom
bisa menular lewat darah dan air liur yang masuk ke dalam tubuh atau juga melalui
hubungan seksual. Sebaiknya, saat berhubungan seksual gunakan kondom sebagai
pelindung dan pengaman diri untuk mencegah virus HIV masuk ke dalam tubuh.
4. Lakukan vaksin
Lakukan vaksin hepatitis A dan hepatitis B, serta lakukan tes secara teratur karena sangat
baik sebagai pencegahan diri dari HIV.
5. Pre-exposure prophylaxis (PrEP)
PrEP adalah pencegahan HIV dengan cara mengonsumsi antiretroviral bagi mereka yang
berisiko tinggi tertular HIV. Yang dimaksud dengan berisiko tinggi tertular HIV adalah
mereka yang telah disebutkan dalam penjelasan sebelumnya.
6. Perhatikan luka yang terbuka
Gunakan pakaian khusus yang disarankan oleh dokter untuk menutup tubuh ketika
menjenguk atau bersentuhan langsung dengan penderita HIV atau AIDS.Selain itu, ada
beberapa gaya hidup sehat untuk membantu anda mencegah HIV/AIDS:- Makan makanan
dengan gizi seimbang.
- Rutin berolahraga.
- Hindari mengonsumsi obat-obatan terlarang termasuk alkohol.
- Lakukan yoga atau meditasi untuk mengelola stres.
- Tidak atau berhenti merokok.
- Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setiap habis menyentuh hewan peliharaan.
e. Peran keluarga dalam menghadapi ODHA
Pemahaman dan informasi terhadap penyakit AIDS yang kurang akan memberikan
keleluasan bagi masyarakat dalam mengkonstruksikan dan mempertahankan pola
pemikiran yang diskriminatif sehingga menciptakan pengkotakan terhadap orang dengan
HIV/AIDS baik dalam dunia pendidikan, pekerjaan, kesehatan maupun dalam pergaulan
lingkungan sosialnya. Situasi-situasi diciptakan sedemikian rupa sehingga menyebabkan
ODHA semakin tenggelam dalam dunianya dan semakin menarik diri dari kehidupan
sosialnya. Saat ODHA memasuki masa transisi sejak mengetahui dirinya terinfeksi virus
HIV, disinilah keluarga menjadi penting dan menjadi satu kesatuan sistim dalam melihat
dan memahami permasalahan yang sedang terjadi, karena keluarga adalah tempat seorang
anak mendapatkan kasih sayang, perhatian, dan juga untuk bersosialisasi. Untuk
mempertahankan pola hidup dan melanjutkan satu generasi agar tetap bertahan, maka
keluarga sangat diharapkan untuk memainkan peran yang besar dalam memberi
perawatan dan dukungan kepada anggota-anggotanya yang terinfeksi
HIV/AIDS.
1.Seperti dengan tidak menjauhi karena takut tertular dan juga
2.Mendukung Odha ,Ada 5 bentuk dasar dari dukungan sosial yang dapat diberikan
Memberi dukungan,dan diterima oleh individu (Orford, 1992;Sarafino,2002), yaitu:
a. Dukungan Emosional: meliputi ekspresi dari rasa empati, perawatan, perhatian.
Ini menyebabkan individu merasa nyaman, tenteram, dimiliki, dan dicintai pada saat
kondisi yang menekan (Sheridan, 1992).
b. Dukungan Penghargaan: dukungan yang berpengaruh pada peningkatan self
esteem dan perasaan kompeten, sehubungan dengan adanya penilaian positif
c. Dukungan Materi: pemberian dukungan yang melibatkan bantuan secara
langsung, seperti bantuan finansial ataupun mengerjakan tugas rumah sehari-hari.
d. Dukungan Informasi: dukungan diberikan dalam bentuk saran, pengarahan, dan
umpanbalik mengenai cara menghadapi atau memecahkan masalah yang ada
e. Dukungan Jaringan Sosial: dukungan diberikan dalam bentuk kebersamaan
sehingga individu merasa sebagai bagian dari jaringan kelompok yang ada di masyarakat
Hal ini sangat penting karena dukungan yang diberikan oleh keluarga
merupakan suatu mata rantai dalam proses kesembuhan dan proses persiapan ODHA agar
dapat kembali bersosialisasi dengan lingkungannya dan menjalani hidup yang wajar.
ANGGOTA
KELOMPOK 2