Anda di halaman 1dari 7

Modul Praktikum

Keperawatan
Kesehatan Jiwa II

NOVEMBER 7

Program Studi Keperawatan S1


Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi

Authored by: Khrisna Wisnusakti, S.Kep., Ners., M.Kep

1
Modul Praktikum 1
Diagnosa Keperawatan Halusinasi
Khrisna Wisnusakti, S.Kep., Ners., M.Kep.

PENDAHULUAN

Pada kesempatan ini kita akan melakukan praktikum


Mahasiswa prodi ilmu
1 tentang diagnose keperawatan halusinasi. Masa
keperawatan S1 yang sangat
pandemic Covid-19 ini menuntut kita untuk
saya banggakan selamat datang
berinovasi salah satunya dalam praktikum di mata
di modul praktikum 1 diagnosa
kuliah keperawatan kesehatan jiwa II.
keperawatan kesehatan jiwa
halusinasi
Perubahan sensori presepsi yang dialami oleh

seseorang individu dengan merasakan sensai suara, penglihatan/bayangan, pengecapan, perabaan,

dan penghidu yang palsu adalah tanda dari seseorang yang mengalami gangguan Halusinasi. ( Keliat,

2010). Seorang penderita halusinasi biasanya mucul tanda dan gejala seperti berbicara dan tertawa

sendiri, marah marah tanpa sebab, kadang menutup telinga sambal menengok kiri kanan, seolah

ada yang berbisik. Selain itu mengatakan mendengar suara suara yang tidak jelas, dimana biasa isi

percakapan tidak jelas, terkadang mendengar orang marah – marah, dan melihat bayangan-

bayangan yang tidak dilihat orang lain. (direja 2014).

Seseorang yang menderita halusinasi akan merespon dengan cara berbicara dengan suara yang

muncul tersebut bahkan kadang kadang diminta untuk melakukan tindakan membahayakan diri

sendiri maupun orang lain.

Dalam modul ini, Anda diajak untuk mempelajari strategi pelaksanaan pada kasus diagnose

halusinasi Anda akan memahami dengan baik tentang konsep-konsep dasar dalam sosiologi

pemerintahan.

2
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (Sptk)

Kesehatan jiwa bukan hanya tidak adanya gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai
karakteristik yang positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang
mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (WHO), sehingga gangguan jiwa mengandung
karakteristik yang negatif yang mencerminkan ketidakselarasan dan ketidakseimbangan kejiwaan
seseorang. Ketidakselarasan dan ketidakseimbangan tersebut dapat terjadi dalam bentuk
perasaan/perilaku rendah diri, mengisolasikan diri dari interaksi sosial, mengalami defisit perawatan
diri, berhalusinasi, melakukan perilaku kekerasan, mengalami waham atau melakukan upaya bunuh
diri. Keperawatan jiwa merupakan suatu bidang spesialistik praktik keperawatan yang menerapkan
teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri secara terapeutik sebagai kiatnya.
Ketika seorang perawat melakukan intervensi keperawatan, perawat tetap berfokus pada
kebutuhan dasar klien.

A. Indikasi
1. SPTK digunakan sebagai dasar dalam melakukan komunikasi terapeutik pada berbagai tingkatan usia
dan berbagai keadaan pasien.
2. Pasien dalam keadaan tenang dan kooperatif.
3. Pasien dapat berinteraksi dengan bahasa verbal dan/atau non verbal.
4. Pasien yang tidak dilakukan restrain/pengamanan.

B. Tujuan
SPTK merupakan bagian dari komunikasi terapeutik yang bertujuan untuk:
1. membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi pasien
3. merencanakan dan melakukan komunikasi terapeutik
4. melakukan perubahan perilaku maladaptif ke perilaku adaptif
5. mencapai tujuan komunikasi terapeutik sesuai dengan kebutuhan pasien

3
C. Prosedur

SAK Halusinasi
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Pasien mampu : Setelah ….x pertemuan, SP I
- Mengenali pasien dapat - Bantu pasien mengenal halusinasi (isi, waktu terjadinya,
halusinasi yang menyebutkan : frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat terjadi
dialaminya - Isi, waktu, frekuensi, halusinasi)
situasi pencetus,
- Mengontrol perasaan - Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
halusinasinya
- Mampu Tahapan tindakannya meliputi :
- Mengikuti program memperagakan cara - Jelaskan cara menghardik halusinasi
pengobatan dalam mengontrol
halusinasi - Peragakan cara menghardik

- Minta pasien memperagakan ulang

- Pantau penerapan cara ini, beri penguatan


perilaku pasien

- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

Setelah ….x pertemuan, SP 2


pasien mampu : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1,2&3)
- Menyebutkan kegiatan
yang sudah dilakukan - Tanyakan program pengobatan

Menyebutkan manfaat - Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada


dari program pengobatan gangguan jiwa

4
- - Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program

- Jelaskan akibat bila putus obat

- Jelaskan cara mendapatkan obat/ berobat

- Jelaskan pengobatan (5B)

- Latih pasien minum obat

Masukkan dalam jadwal harian pasien


-

Setelah ….x pertemuan, SP 3


pasien mampu : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
- Menyebutkan kegiatan
yang sudah dilakukan - Latih berbicara / bercakap dengan orang lain saat
halusinasi muncul
Memperagakan cara
bercakap-cakap dengan - Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
orang lain
.

Setelah ….x pertemuan SP 4


pasien mampu : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)
- Menyebutkan kegiatan
yang sudah dilakukan - Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
dan
Tahapannya :
- Membuat jadwal - Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk
kegiatan sehari-hari mengatasi halusinasi
dan mampu
memperagakannya - Diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh
pasien

- Latih pasien melakukan aktivitas

- Susun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan


aktivitas yang telah dilatih (dari bangun pagi
sampai tidur malam)

- Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan


penguatan terhadap perilaku pasien yang (+)Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)

5
PROSES PRAKTIKUM

1. Proses Praktikum 1 diagnosa Keperawatan Halusinasi sebagai berikut, setelah dosen tutor
melakukan persamaan persepsi dari pukul 08.00-08.30, Mahasiswa membuat SPTK dari
pukul 08.30 – 10.30.
2. Setelah membuat SPTK pada pukul 10. 30 – sampai 14.00 WIB mahasiswa melakukan
pembuatan video komunikasi terapeutik,
3. Pukul 14.00 WIB sampai 16.00 WIB proses pemeriksaan Video Komunikasi teraputik.
4. Mahasiswa Hanya membuat 1 sptk dan 1 video misalnya pada diagnose halusinasi,
mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari sp1, sp2, sp3, dan sp 4. Pembagian
kelompok diserahkan kepada mahasiswa, jadi pada praktikum jiwa 2 ini mahasiswa hanya
membuat 1 video dan 1 SPTK.

6
DAFTAR PUSTAKA

Direja, Ade Herman S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:
Salemba Medika.
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).Yogyakarta: Andi.
Prabowo, Eko. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Stuart, G. W. dan Laraia. (2007). Konsep Dasar Keperawata Jiwa. (edisi lima) Jakarta : EGC
Videbeck, S.L.Psychiatric Mental Health Nursing. Philadelphia : Lippicont Williams &
Wilkins, 2006.
Yosep, I. (2009), Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Bandung : PT. Refika Aditama.

Yosep, Iyus.2013. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai