Keperawatan
Kesehatan Jiwa II
NOVEMBER 7
1
Modul Praktikum 1
Diagnosa Keperawatan Halusinasi
Khrisna Wisnusakti, S.Kep., Ners., M.Kep.
PENDAHULUAN
dan penghidu yang palsu adalah tanda dari seseorang yang mengalami gangguan Halusinasi. ( Keliat,
2010). Seorang penderita halusinasi biasanya mucul tanda dan gejala seperti berbicara dan tertawa
sendiri, marah marah tanpa sebab, kadang menutup telinga sambal menengok kiri kanan, seolah
ada yang berbisik. Selain itu mengatakan mendengar suara suara yang tidak jelas, dimana biasa isi
percakapan tidak jelas, terkadang mendengar orang marah – marah, dan melihat bayangan-
Seseorang yang menderita halusinasi akan merespon dengan cara berbicara dengan suara yang
muncul tersebut bahkan kadang kadang diminta untuk melakukan tindakan membahayakan diri
Dalam modul ini, Anda diajak untuk mempelajari strategi pelaksanaan pada kasus diagnose
halusinasi Anda akan memahami dengan baik tentang konsep-konsep dasar dalam sosiologi
pemerintahan.
2
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (Sptk)
Kesehatan jiwa bukan hanya tidak adanya gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai
karakteristik yang positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang
mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (WHO), sehingga gangguan jiwa mengandung
karakteristik yang negatif yang mencerminkan ketidakselarasan dan ketidakseimbangan kejiwaan
seseorang. Ketidakselarasan dan ketidakseimbangan tersebut dapat terjadi dalam bentuk
perasaan/perilaku rendah diri, mengisolasikan diri dari interaksi sosial, mengalami defisit perawatan
diri, berhalusinasi, melakukan perilaku kekerasan, mengalami waham atau melakukan upaya bunuh
diri. Keperawatan jiwa merupakan suatu bidang spesialistik praktik keperawatan yang menerapkan
teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri secara terapeutik sebagai kiatnya.
Ketika seorang perawat melakukan intervensi keperawatan, perawat tetap berfokus pada
kebutuhan dasar klien.
A. Indikasi
1. SPTK digunakan sebagai dasar dalam melakukan komunikasi terapeutik pada berbagai tingkatan usia
dan berbagai keadaan pasien.
2. Pasien dalam keadaan tenang dan kooperatif.
3. Pasien dapat berinteraksi dengan bahasa verbal dan/atau non verbal.
4. Pasien yang tidak dilakukan restrain/pengamanan.
B. Tujuan
SPTK merupakan bagian dari komunikasi terapeutik yang bertujuan untuk:
1. membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi pasien
3. merencanakan dan melakukan komunikasi terapeutik
4. melakukan perubahan perilaku maladaptif ke perilaku adaptif
5. mencapai tujuan komunikasi terapeutik sesuai dengan kebutuhan pasien
3
C. Prosedur
SAK Halusinasi
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Pasien mampu : Setelah ….x pertemuan, SP I
- Mengenali pasien dapat - Bantu pasien mengenal halusinasi (isi, waktu terjadinya,
halusinasi yang menyebutkan : frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat terjadi
dialaminya - Isi, waktu, frekuensi, halusinasi)
situasi pencetus,
- Mengontrol perasaan - Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
halusinasinya
- Mampu Tahapan tindakannya meliputi :
- Mengikuti program memperagakan cara - Jelaskan cara menghardik halusinasi
pengobatan dalam mengontrol
halusinasi - Peragakan cara menghardik
4
- - Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program
5
PROSES PRAKTIKUM
1. Proses Praktikum 1 diagnosa Keperawatan Halusinasi sebagai berikut, setelah dosen tutor
melakukan persamaan persepsi dari pukul 08.00-08.30, Mahasiswa membuat SPTK dari
pukul 08.30 – 10.30.
2. Setelah membuat SPTK pada pukul 10. 30 – sampai 14.00 WIB mahasiswa melakukan
pembuatan video komunikasi terapeutik,
3. Pukul 14.00 WIB sampai 16.00 WIB proses pemeriksaan Video Komunikasi teraputik.
4. Mahasiswa Hanya membuat 1 sptk dan 1 video misalnya pada diagnose halusinasi,
mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari sp1, sp2, sp3, dan sp 4. Pembagian
kelompok diserahkan kepada mahasiswa, jadi pada praktikum jiwa 2 ini mahasiswa hanya
membuat 1 video dan 1 SPTK.
6
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade Herman S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:
Salemba Medika.
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).Yogyakarta: Andi.
Prabowo, Eko. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Stuart, G. W. dan Laraia. (2007). Konsep Dasar Keperawata Jiwa. (edisi lima) Jakarta : EGC
Videbeck, S.L.Psychiatric Mental Health Nursing. Philadelphia : Lippicont Williams &
Wilkins, 2006.
Yosep, I. (2009), Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Bandung : PT. Refika Aditama.