PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Terlaksananya Pelayanan Pemeriksaan Pasien Lansia yang bermutu di Puskesmas.
1
2. Sebagai pedoman bagi Dinas Kesehatan dalam pembinaan Pelayanan Pemeriksaan Pasien
Lansia di Puskesmas.
1.3 Sasaran
1. Semua petugas yang bertugas di ruang Pemeriksaan Pasien Lansia seperti Perawat dan
Dokter,
2. Pengguna layanan, yaitu pasien yang berobat dan berumur di atas 45 tahun.
2
1.6 Landasan Hukum
1. Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan,
2. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional,
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 47 Tahun 2016 Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 th 2015 ttg Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi,
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien,
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 83 Th 2019 ttg Registrasi Tenaga Kesehatan,
7. Peraturan Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
8. Keputusan Menteri Kesehatan No HK.02.02/Menkes/514 Tahun 2015 Tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN, FASILITAS, DAN PERALATAN
4
Denah Ruangan
MEJA WASTAFEL
TEMPAT TIDUR PASIEN
PEME
RIKSA AN
LEMARI
MEJA
ANAMNES
MEJA KOMPUTER A
PINTU
MASUK
Catatan : Jenis dan jumlah fasilitas pendukung pelayanan disesuaikan dengan kondisi masing – masing
Puskesmas
5
No Bahan habis pakai Jumlah
1 Masker wajah 1 Kotak
2 Face Shield 4 Buah
3 Sarung tangan non steril 1 Kotak
4 Hand sanitizer 3 Botol
5 Tissue 1 Kotak
Catatan : Jenis dan jumlah peralatan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan disesuaikan dengan
kondisi masing – masing Puskesmas
6
BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN
7
Dalam praktek pelayanan sehari - hari, kajian awal dilakukan oleh perawat dan dokter.
Penggalian informasi riwayat kesehatan pasien yang sudah disusun oleh berbagai profesi tersebut di
atas dilakukan oleh perawat. Lalu dokter melanjutkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
terfokus. Agar tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu, maka harus disepakati dengan jelas,
anamnesis dan pemeriksaan fisik mana saja yang harus dilakukan oleh perawat, jadi dokter tidak
perlu lagi mengulang anamnesis atau pemeriksaan fisik yang sama.
8
Penentuan tingkat kesadaran dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif:
composmentis, apatis, somnolen, stupor, koma. Sedangkan secara kuantitatif dengan glasgow
comascale (GCS).
3.2.1.2. Kajian awal oleh dokter
1. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang (Subjektif)
Adalah perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien merasakan munculnya
keluhan atau gejala penyakitnya atau dengan kata lain mulai dari akhir masa sehat. Setelah itu
ditanyakan bagaimana perkembangan penyakitnya apakah cenderung menetap, berfluktuasi
atau bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya datang mencari pertolongan medis.
2. Pemeriksaan fisik (Objektif)
Adalah pemeriksaan yang mencakup :
a. Inspeksi : Keadaan umum pasien secara visual
b. Palpasi : Pemeriksaan raba (perabaan benjolan)
c. Perkusi : Pemeriksaan ketuk (batas jantung, paru hepar)
d. Auskultasi : Periksa dengan menggunakan stetoskop
Pemeriksaan fisik untuk kajian awal meliputipemeriksaan menyeluruh mulai dari kepala, leher,
dada, abdomen, genitalia, dan ekstremitas.
3. Pemeriksaan penunjang sederhana (Objektif)
Adalah pemeriksaan yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit yaitu
Laboratorium.
4. Penegakan diagnosis (Assesment)
Adalah menetapkan jenis penyakit yang diderita oleh pasien berdasarkan hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh dokter atau oleh paramedik
yang mendapat pendelegasian wewenang apabila dokter tidak ada
5. Rencana penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Bagian ini berisi rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. Rencana
penatalaksanaan dibuat oleh dokter atau oleh petugas yang sudah mendapat pendelegasian
wewenang dari dokter. Rencana penatalaksanaan meliputi :
a. Pengobatan/ terapi
Pengobatan diberikan sesuai dengan diagnosis. Pengobatan juga memberikan kesempatan
kepada pasien untuk memilih menerima atau pun menolak akan tindak lanjut terapi
yang akan diberikan kepada pasien.
b. Tindakan medis
Tindakan medis yang akan dilaksanakan meliputi perawatan luka, bedah minor,
pemasangan infus, atau tindakan lain yang harus diberikan kepada pasien. Pelaksanaan
9
tindakan disesuaikan dengan kompetensi dokter yang melakukan tindakan dan disetujui
oleh pasien atau keluarga pasien. Mekanisme inform concent dilaksanakan sbelum
tindakan diambil.
c. Rujukan internal
Adalah rujukan yang ditujukan ke unit – unit pelayanan lain dalam lingkungan Puskesmas
meliputi ; Ruang Pelayanan Ibu, anak, dan KB, Gigi, Ruang tindakan/ Rawat Inap, Kesling,
Gizi, Laboratorium.
d. Rujukan Eksternal
Adalah rujukan ke fasilitas kesehatan di luar Puskesmas (Rumah Sakit, Laboratorium
swasta). Kriteria rujukan eksternal adalah yang diluar diagnosis 144 penyakit yang tidak
boleh dirujuk oleh dokter umum. Rujukan eksternal dilaksanakan berdasarkan persetujuan
dari pasien.
e. Pengisian rekam medis
Harus diisi secara lengkap oleh petugas yang melaksanakan layanan klinis mulai dari
anamnesis keluhan utama, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat
alergi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang yang penting, diagnosis, terapi,
konsultasi, tindakan medis, kunjungan ulang, serta rencana penatalaksanaan yang akan
diberikan (S/subjektif, O/objektif, A/assesment, P/planning).
Setiap Rencana Pelyanan Klinis yang akan diberikan harus melibatkan pasien. Karena itu di
rekam medis dibubuhkan nama, SIP, dan tanda tangan dokter pemberi pelayanan sebagai
tanda bahwa rencana pelayanan tersebut sudah disetujui oleh pasien atau keluarga pasien.
KOP PUSKESMAS
IDENTITASPASIEN
(Diisi sesuai Kartu Tanda Pengenal Pasien yang masih berlaku; KTP/ KK/ SIM/ Kartu Pelajar/ dsb)
Nomer Rekam Medis : ……………………………………
Nama : ………………………..………………………………… No. NIK : …………………………….
Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
Tanggal Lahir : ....................................................
Agama : ....................................................
Pendidikan : □ Belum / tidak tamat SD □ SD □ SLTP □ SLTA
□ Diploma □ Sarjana
Pekerjaan : ……………………………………………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………….…………………………………………………
10
Status Perkawinan : □ Kawin □ Belum Kawin □ Janda □ Duda
Nama Suami / Istri : ………………………………………
atus Pembiayaan : □ Umum
□ BPJS (PBI / Mandiri / PNS / TNI / POLRI / ………………………………….. )
No. Peserta : ………………………
PASIEN / WALI PASIEN HARUS MEMBACA, MEMAHAMI DAN MENGISI INFORMASI BERIKUT
Demikian Persetujuan Umum (“General Consent”) ini telah saya baca dan saya pahami.
……………….., …………………………………..
Petugas Pasien / Wali Pasien
……………………………………………………….. ………………………..……………………………………..
Tanda Tangan dan Nama Terang Tanda Tangan dan Nama Terang
11
PENGKAJIAN RESIKO JATUH
(GET UP AND GO TEST)
(Diisi oleh Petugas Pendaftaran)
Diisi oleh Petugas Pendaftaran pada Tanggal : ……………………………….. Jam : ………………………………
Berikan tanda () pada kolom yang sesuai dengan hasil penilaian.
1. PENGKAJIAN
No Penilaian / Pengkajian Ya Tidak
1 Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih)
a. Tidak seimbang/ sempoyongan/ limbung
b. Jalan menggunakan alat bantu (kruk, tripot, kursi roda, orang lain)
2 Menopang saat akan duduk
(Tampak memegang pinggiran kursi / meja / benda lain sebagai penopang saat akan
duduk)
2. HASIL
No Hasil Dasar Penilaian Keterangan
1 Tidak Beresiko Tidak ditemukan 1 dan 2
2 Resiko Rendah Ditemukan salah satu dari 1 atau 2
3 Resiko Tinggi Ditemukan 1 dan 2
3. TINDAKAN
No Hasil Tindakan Ya Tidak Nama & Tanda
Tangan Petugas
1 Tidak Beresiko Tidak ada tindakan
2 Resiko Rendah Edukasi
3 Resiko Tinggi a. Pasang pita kuning pada
lengan atas pasien
b. Edukasi
PENGKAJIAN AWAL
PASIEN RAWAT JALAN
1. SUBJECTIVE
ANAMNESA
Keluhan Utama : …………………………………………………………………………………………..
Keluhan Tambahan : …………………………………………………………………………………………..
Riwayat Penyakit Dahulu : …………………………………………………………………………………………..
Riwayat Penyakit Keluarga : …………………………………………………………………………………………..
Riwayat Alergi : …………………………………………………………………………………………..
Kebiasaan : …………………………………………………………………………………………..
Tindakan / terapi yang pernah dijalani : ..…………………………………………………………………………………………
Obat yang sedang dikonsumsi : …………………………………………………………………………………………..
Riwayat Penyakit Sekarang : ………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
2. OBJECTIVE
A. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum : □ Baik □ Sedang □ Lemah
2) Kesadaran (GCS) : E : ………….. V : ……………. M : ………………..
3) Tanda – tanda Vital :
Tekanan Darah : Nadi : Suhu : Frek. Nafas :
…………………. .mmHg ……………..… x/ menit ………..……………. oC …………..…… x/ menit
4) ANTROPOMETRI
Berat Badan : Tinggi Badan : IMT (BB/TB)2: Lingkar Perut :
……………………. Kg ……………………. Cm ………………………….. …………………….Cm
12
5) MALNUTRITION SCREENTOOLS TEST (MST)
Pasien Usia > 18 tahun
Pasien Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan selama 6 bulan
terakhir?
Tidak Ada Penurunan BB (skor 0)
Tidak yakin / tidak tahu / baju terasa longgar (skor 2)
Ya, BB turun :
1 – 5 kg (skor 1)
6 – 10 kg (skor 2)
11 – 15 kg (skor 3)
> 15 kg (skor 4)
3. Apakah asupan makanan berkurang karena tidak ada nafsu makan?
Tidak (skor 0)
Ya (skor 1)
TOTAL SKOR (1 + 2)
3. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan pasien beresiko □ Tidak
mengalami malnutrisi? □ Ya
Antara lain :
DM/ CKD/ Infeksi kronis/ gangguan fungsi tiroid/ kanker/ lainnya
………………………
Bila skor > 2 atau terdapat penyakit tertentu dilakukan pengkajian lebih lanjut oleh ahli gizi
5) Status Generalis
a. Kepala / Leher
: .................................................................................................................................
.................................................................................................................................
b. Thorax : ................................................................................................................................
.
.................................................................................................................................
c. Abdomen : ................................................................................................................................
.
.................................................................................................................................
d. Ekstremitas : ................................................................................................................................
.
.................................................................................................................................
e. Lainnya : ................................................................................................................................
.
.................................................................................................................................
13
…………………………………………………………………… …………………………………………………………
…………………………………………………………………… …………………………………………………………
…………………………………………………………………… …………………………………………………………
……………………………………………………………………. …………………………………………………………
…………………………………………………………………… …………………………………………………………
…………………………………………………………………… …………………………………………………………
…………………………………………………………………… …………………………………………………………
……………………………………………………………………. …………………………………………………………
3. ASSESMENT
Diagnosa Medis Diagnosa Keperawatan
________________________________________ ___________________________________
14
Nama Terang dan Tanda Tangan Nama Terang dan Tanda Tangan
FAKTOR RESIKO
Merokok : ya / tidak Kurang aktivitas Fisik : ya / tidak
Kurang makan sayur buah : ya / tidak konsumsi alcohol : ya / tidak
Stress : ya / tidak
PLANNING:
_____________________________________ _________________________________
Nama Terang dan Tanda Tangan Nama Terang dan Tanda Tangan
15
3.2.1.3. Pelayanan Pasien Kunjungan Ulang
Pelayanan pasien kunjungan ulang tidak selengkap pemeriksaan pasien kunjungan awal.
Pemeriksaan pasien kunjungan ulang oleh perawat meliputi :
Anamnesis : Keluhan utama
Pemeriksaan fisik, terdiri dari : Tinggi badan, Berat badan, Pemeriksaan tekanan darah, frekuensi
nadi, frekuensi nafas, suhu, dan lingkaran perut.
Anamnesis oleh dokter dilaksanakan secara terfokus sesuai keilmuan dokter. Pemeriksaan fisik
oleh dokter juga dilaksanakan secara terfokus pada organ – organ tertentu yang menurut dokter
perlu diperiksa. Permintaan pemeriksaan penunjang juga dilakukan oleh dokter untuk membantu
menegakkan disgnosis. Rencana layanan klinis selanjutnya tergantung perkembangan penyakit dan
kesehatan pasien.
Rekam medis kunjungan ulang adalah seperti di bawah ini :
16
3.3. Langkah Kegiatan
1. Setelah pasien mendaftar, petugas di bagian pendaftaran akan memberikan rekam medis
untuk diisi oleh perawat dan dokter yang bertugas,
2. Perawat memanggil pasien, kemudian mencocokkan identitas pasien dengan rekam
medisnya,
3. Perawat melakukan anamnesis,
4. Perawat melakukan pemeriksaan vital sign,
5. Dokter melakukan anamnesis terfokus,
6. Dokter melakukan pemeriksaan fisik,
7. Bila diperlukan, akan dilakukan rujukan internal kelaboratorium,
8. Dokter menegakkan diagnosis,
9. Dokter membuat Rencana Layanan Klinis.
10.Dokter memberikan terapi, mengedukasi, menulis resep dan menyerahkan ke
pasien/keluarga,
11.Bila pasien memerlukan tindakan dilakukan di Ruang Tindakan,dan bila memerlukan
rujukan perawat membuatkan surat rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi,
12.Dokter mencatat hasil pemeriksaan dan rencana layanan klinis ke dalam rekam medis,
13.Perawat menulis hasil pemeriksaan kedalam buku register harian dan menginput ke P Care
untuk pasien BPJS,
14.Perawat mengembalikan rekam medis pasien ke ruang rekam medis.
17
BAB IV
UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
18
4.1.2. Dari variabel fasilitas pelayanan, ada 8 indikator mutu, yaitu :
a. Punya papan nama “ Pelayanan Lansia”,
b. Punya ruang tunggu yang nyaman bagi pasien,
c. Tersedia informasi tentang jenis – jenis pelayanan,
d. Tersedia 3 meja dan 5 kursi,
e. Tersedia komputer dan printer,
f. Tersedia lemari alat periksa,
g. Tersedia tempat sampah medis dan non medis,
h. Tersedia Buku Panduan Praktek Klinis.
4.1.3. Dari variabel peralatan, ada 26 indikator mutu, yaitu :
a. Senter untuk periksa
b. Tensimeter
c. Stetoskop
d. Termometer
e. Perkusi Hammer
f. Otoskop
g. Opthalmoskop
h. Sudip lidah
i. Metline( pengukur lingkar pinggang)
j. Timbangan injak dewasa
k. Pengukur tinggi badan
l. Buku Ishihara test
m. Masker wajah
n. Sarung tangan non steril
o. Hand sanitizer
p. Buku Register Harian
q. Buku Register Surat Keterangan
r. Kertas Resep
s. Formulir Permintaan Konsultasi Gizi
t. Formulir Permintaan Konsultasi Sanitasi
u. Formulir Permintaan pemeriksaan laboratorium
v. Formulir Rujukan Eksternal
w. Formulir Surat Keterangan Sehat
x. Formulir Surat Keterangan Sakit
y. Formulir Surat Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji
19
4.1.4. Dari variabel Kajian Awal Oleh Perawat, ada 14 indikator mutu, yaitu :
a. Dilakukan anamnesis Keluhan utama,
b. Riwayat penyakit dahulu,
c. Riwayat penyakit keluarga,
d. Riwayat alergi,
e. Riwayat tindakan / operasi yang pernah dijalani,
f. Obat yang sering dikonsumsi,
g. Riwayat kebiasaan / bio psiko sosial,
h. Dilakukan pemeriksaan fisik mengukur tinggi badan,
i. Menimbang berat badan,
j. Mengukur tekanan darah,
k. Menghitung frekuensi nadi,
l. Mengukur suhu,
m. Menghitung frekuensi nafas,
n. Mengukur lingkar perut.
4.1.5. Dari variabel Kajian Awal Oleh Dokter, ada 4 indikator mutu, yaitu :
a. Dilakukan anamnesis terfokus,
b. Dilakukan pemeriksaan fisik dan (bila perlu) pemeriksaan penunjang,
c. Ditegakkan diagnosis,
d. Dibuat rencana layanan.
4.1.6. Dari variabel Kelengkapan Isi Rekam Medis, ada 4 indikator mutu, yaitu :
a. Catatan Anamnesis,
b. Catatan Pemeriksaan fisik dan (bila perlu) peneriksaan penunjang,
c. Catatan Diagnosis,
d. Catatan Rencana Layanan.
4.1.7. Perilaku Pemberi Layanan
a. Ketanggapan petugas terhadap Pasien
b. Keramahan Petugas
c. Kejelasan Petugas dalam Memberikan Informasi
d. Kecepatan Pelayanan
e. Kenyamanan Ruang Tunggu
f. Kebersihan Ruang Pemeriksaan
20
4.2. Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Pemeriksaan Pasien Lansia
4.2.1. Audit Internal
Audit internal adalah Kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan signifikan (dapat
dipertanggung jawabkan) melalui interaksi (pemeriksaan, pengukuran dan penilaian yang
berujung pada penarikan kesimpulan) secara sistematis, objektif, dan terdokumentasi yang
berorientasi pada azas penggalian nilai atau manfaat. Secara sederhana, pengertian audit
internal adalah kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana penerapan sistem
pelayanan yang sudah disusun, apakah sudah sesuai standar atau belum. Dalam
pelaksanaannya, tim audit internal Puskesmas akan membandingkan praktek pelayanan
dengan standar atau indikator yang sudah disusun.
Bagi tim audit internal, indikator mutu yang disusun bisa dijadikan sebagai “kriteria audit”.
Kriteria audit adalah pembanding (denumerator) dari “hasil audit” untuk variabel yang sama.
Perbandingan antara kriteria audit dengan hasil audit akan menjadi “temuan audit”. Temuan audit
inilah yang akan diinterpretasikan oleh tim audit internal untuk dianalisis. Interpretasi dari audit
internal, akan menghasilkan tiga kemungkinan yaitu ;
1. Mutu pelayanan umum dikatakan baik apabila temuan audit di satu variabel > 80%,
2. Mutu pelayanan umum dikatakan sedang apabila temuan audit di satu variabel 60 –
80%,
3. Mutu pelayanan umum dikatakan kurang apabila temuan audit < 60%.
Berdasarkan interpretasi di atas, tim audit internal akan memberikan rekomendasi untuk
ditindaklanjuti. Berdasarkan rekomendasi ini, dibuat rencana tindak lanjut untuk perbaikan mutu
layanan umum selanjutnya. Dengan demikian, diharapkan mutu pelayanan umum di Puskesmas akan
bisa ditingkatkan secara berkesinambungan (Continues Quality Improvement).
4.2.2. Survei Kepuasan Pelanggan
Survei adalah salah satu metode untuk mengukur mutu pelayanan dari sisi pengguna
layanan. Metode survei juga macam – macam. Secara umum, proses survei bisa dilaksanakan
dengan urutan sebagai berikut :
a. Penentuan pelaksana survei (mahasiswa, anak SMA, komponen masyarakat, dll)
b. Menentukan penanggung jawab,
c. Membuat instrumen survei,
d. Menentukan jadwal,
e. Pelaksanaan survei,
f. Laporan hasil survei,
g. Analisis hasil survei,
21
h. Rapat Tinjauan Manajemen (bila diperlukan).
22
23
4.3. Upaya Keselamatan Pasien
Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan pemeriksaan pasien umum perlu
diidentifikasi dan dikelola dengan baik untuk mengupayakan keselamatan pasien, pengunjung, dan
masyarakat yang dilayani. Terdapat enam sasaran keselamatan pasien yang perlu diperhatikan dalam
upaya meningkatkan keselamatan pasien di Puskesmas, yaitu :
a. Tidak terjadinya salah identifikasi pasien,
b. Komunikasi efektif dalam pelayanan,
c. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat,
d. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan,
e. Pengurangan terjadinya risiko infeksi dalam pelayanan klinis,
f. Tidak terjadinya pasien jatuh.
Dari enam sasaran keselamatan pasien, maka yang sesuai dengan karakteristik pelayanan
pemeriksaan pasien umum adalah :
a. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien di Pelayanan pemeriksaan pasien umum
b. Komunikasi efektif dalam Pelayanan pemeriksaan pasien umum,
c. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan,
d. Pengurangan resiko pasien jatuh.
Agar ke-empat sasaran keselamatan pasien tersebut dapat dicapai maka perlu dilakukan
kegiatan-kegiatan yang nyata untuk mencapai sasaran - sasaran tersebut, untuk selanjutnya
dimonitor secara periodik dengan menggunakan indikator yang jelas dan terukur. Indikator
keselamatan pasien yang disusun di Puskesmas disesuaikan dengan kondisi sarana dan prasarana
yang ada, sebagai berikut :
24
b Komunikasi efektif Kepatuhan 100 % 1. Menyusun prosedur
dalam Pelayanan melaksanakan prosedur komunikasi efektif dalam
umum pada saat Pemberian pemberian edukasi kepasien,
Informasi dan edukasi 2. Sosialisasi SOP ke petugas,
pada pasien 3. Memonitor dan menindak
lanjut pelaksanaan sosialisasi
SOP
c Pengurangan resiko Kepatuhan hand higine 100% 1. Petugas melakukan 6
infeksi terkait dan APD langkah cuci tangan di lima
pelayanan kesehatan waktu cuci tangan,
2. Pemakaian APD ( Masker)
d Pengurangan resiko Pencegahan pasien 100% 1. Pemberian tangga naik turun
pasien jatuh terjatuh dari tempat 2. adanya pelindung kiri kanan
tidur pemeriksaan tempat tidur
25
BAB V
PENUTUP
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Konsep
kesatuan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) menjadi pedoman dan
pegangan bagi semua fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas yang merupakan unit pelaksana
kesehatan tingkat pertama (primary health care).
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic health
services) yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat termasuk didalamnya pelayanan
kefarmasian di Puskesmas.
Puskesmas bertanggung jawab untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan sesuai dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan
yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Untuk mencapai semua itu, semua petugan pemberi pelayanan harus melaksanakan kegiatan
sesuai standar operasional prosedur yang sudah disusun, memperhatikan sasaran keselamatam
pasien, dan melakukan upaya – upaya peningkatan mutu pelayanan.
26