Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN PELAYANAN RUANG PEMERIKSAAN UMUM

PUSKESMAS KULISUSU

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BUTON UTARA


PUSKESMAS KULISUSU
TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabpaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas Kulisusu adalah sala satu dari UPT Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Utara
dengan wilayah kerja mencakup 5 kelurahan dan 10 desa.
Puskesmas Kulisusu menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan salah satunya
adalah Ruang Pemeriksaan Umum. Ruang Pemeriksaan Umum merupakan pelayanan
medis terhadap seorang pasien untuk tujuan observasi, diagnosis, pengobatan rehabilitasi
dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa harus rawat inap. Upaya peningkatan Ruang
Pemeriksaan Umum ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat
menanggulangi pasien Ruang Pemeriksaan Umum baik dalam keadaan sehari-hari maupun
dalam keadaaan bencana.
Dalam melaksanakan pelayanan Rawat Jalan di Puskesmas Kulisusu, agar dapat
berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka Puskesmas Kulisusu
menyusun pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang
diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien Ruang Pemeriksaan Umum Puskesmas
Kulisusu. Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan Rawat
jalan di Ruang Pemeriksaan Umum Puskesmas Kulisusu harus berdasarkan standar
pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum Puskesmas Kulisusu.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan pedoman ini adalah terlaksananya pelayanan rawat jalan yang bermutu di
Puskesmas Kulisusu dan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Kulisusu yang meliputi tentang cara pemberian layanan
upaya pengobatan, melalui proses anamnesis, proses kajian, penentuan diagnosis hingga
proses terapi yang akan dilakukan pada Ruang Pemeriksaan Umum sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dan mutu pelayanan yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, perubahan peraturan perundang-undangan yang di
berlakukan dan harapan masyarakat.
C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman ini disusun untuk digunakan petugas puskesmas terkait yang
memberikan pelayanan di Ruang Pemeriksaan Umum, baik seorang dokter umum/dokter
gigi maupun perawat/bidan yang telah mendapat pendelegasian wewenang dari dokter.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum meliputi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu dan kelompok
masyarakat
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerjasama
inter dan antar profesi
6. Melaksanakan rekam medis
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan akses pelayanan
kesehatan
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya
10. Melaksanakan penampisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan
11. Menerbitkan surat keterangan sakit/sehat yang di tanda tangani oleh dokter
12. Sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan
E. Batasan Operasional

Ruang Pemeriksaan Umum adalah unit pelayanan di puskesmas yang melayani


pemeriksaan kesehatan dan pengobatan umum bagi yang berusia 5-44 tahun yang
meliputi :
1. Pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan pengamatan,
diagnosis dan pengobatan, rehabilitasi, konsultasi dan pelayanan kesehatan
lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pasien yang sudah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kondisinya, dapat pulang kerumah.
3. Pelayanan surat keterangan berbadan sehat
4. Pelayanan surat keterangan sakit
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pola ketenagaan dan kualifikasi Sumber Daya Manusia Ruang Pemeriksaan Umum adalah:

No Nama Jabatan Kualifikasi Formal Jumlah


1 Penaggung jawab ruangan Profesi NERS 1
2 Dokter S1 Dokter Umum 2
3 Perawat D III Keperawatan 1
4 Bidan DIII Kebidanan 1

B. Distribusi Ketenagaan
Sumber Daya Manusia pada Ruang Pemeriksaan Umum yang bertugas pada Ruang
Pemeriksaan Umum sesuai jadwal yang telah ditentukan.
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelayanan kesehatan yang dilakukan tenaga medis, paramedis dan tenaga
kesehatan lainya di Ruang Pemeriksaan Umum adalah 4 jam perhari.
1. Pengaturan Jaga Dokter Ruang Pemeriksaan Umum
a. Pengaturan jadwal dokter jaga Ruang Pemeriksaan Umum menjadi tanggung jawab
Dokter Umum Puskesmas dengan di setujui oleh Kepala Puskesmas dan
didistribusikan pada minggu terakhir setiap bulan kepada Ruang Pemeriksaan Umum
b. Bila dokter jaga Ruang Pemeriksaan Umum berhalangan memenuhi jadwal yang
telah ditentukan maka harus berkoordinasi mengupayakan mencari penggantinya dan
melaporkan kepada kepala Ruang Pemeriksaan Umum.
c. Jadwal jaga dokter Ruang Pemeriksaan Umum terpasang di papan informasi Ruang
Pemeriksaan Umum.

2. Pengaturan Jaga Perawat Ruang Pemeriksaan Umum


a. Pengaturan jadwal perawat Ruang Pemeriksaan Umum yaitu :
Senin-Kamis : Pukul 08.00 WITA - 12.00 WITA
Jum’at : Pukul 08.00 WITA - 11.00 WITA
Sabtu : Pukul 08.00 WITA – 12.00 WITA
b. Bila perawat Ruang Pemeriksaan Umum berhalangan hadir memenuhi jadwal jaga
yang sudah ditentukan, maka harus melaporkan kepala ruangan Ruang Pemeriksaan
Umum.
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Sarana adalah suatu tempat, fasilitas dan peralatan langsung terkait pelayanan klinis.
Sedangkan prasarana adalah tempat, fasilitas dan peralatan yang secara tidak langsung
mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung pelayanan klinis puskesmas
diperlukan sarana prasarana yang memadai.

MEJA KOMPUTER DISPENSER LEMARI


WESTAFEL

MEJA MEJA
PERAW DOKTER
AT

PINTU
MASUK
BED PASIEN

Kondisi dalam ruangan Poli Umum :


1. Luas ruangan
2. Ruangan ber AC
3. Ruangan kering dan tidak lembab
4. Memiliki cahaya yang cukup
5. Lantai terbuat dari keramik
6. Dinding dicat warna cerah

B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan Sarana
Ruang Pemeriksaan Umum Puskesmas Kulisusu berlokasi di gedung utama
yang terdiri satu ruang pelayanan. Di ruang pelayanan terdapat 3 meja yang digunakan
sebagai tempat nurse station, meja dokter dan meja komputer, terdapat juga
dispenser, lemari alat, bed pasien, dan juga westafel yang digunakan oleh petugas
sebelum dan setelah melakukan pemeriksaan dan tindakan. Di ruang pelayanan bed
pasien terdapat tirai pembatas.
2. Peralatan dan Perlengkapan
Peralatan yang tersedia di Ruang Pemeriksaan Umum mengacu kepada buku pedoman
pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum Departermen Kesehatan RI untuk penunjang
kegiatan pelayanan terhadap pasien Ruang Pemeriksaan Umum

No Jenis Peralatan dan Perlengkapan Jumlah


1 Lemari alat 1
2 Meja Kayu 3
3 Kursi Putar 1
4 Kursi Plastik 6
5 Bed Pasien 1
6 Pijakan Kaki Pasien 1
7 Tempat Sampah Medis 1
8 Tempat Sampah Non Medis 1
9 Stetoskop 1
10 AC 1
11 Tromol 1
12 Snellen Chart 1
13 Buku Ischiara (tes buta warna) 1
14 Pen light 1
15 Palu refleks 1
16 Spatel Lidah 1
17 Otoskkop 1
18 Spekulum Hidung 1
19 Handrub 2
20 APD (Handscoen, Masker) 1
21 Safety Box 1
22 Westafel 1
23 Sabun cair 1
24 Kotak Tisu 1
25 Jam Dinding 1
26 Buku Register 1
27 Buku monitor rujukan balik 1
28 Formulir Surat Keterangan Sakit 1
29 Formulir Surat Rujukan Manual 1
30 Formulir Pengantar Laboratorium 1
31 ATK 1
32 Komputer 1
33 Printer 1
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Tata laksana pasien Ruang Pemeriksaan Umum merupakan suatu proses atau
rangkaian kegiatan yang langsung diberikan kepada pasien pada tatanan pelayanan
kesehatan dengan menggunakan proses, berpedoman pada standar, dilandasi etik dan etika,
dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab.
Proses pelayanan klinis pada ruang pemeriksaan umum tersebut meliputi tahap
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan/pengobatan, evaluasi dan dokumentasi.
Proses tersebut merupakan salah satu pendekatan utama dalam proses pengambilan
keputusan dan penyelesaian masalah.
B. Metode
Metode tata laksana pelayanan ruang pemeriksaan umum di Puskesmas Kulisusu
sesuai dengan kebutuhan pasien. Kegiatan layanan klinis yang diberikan dapat
dilakukan berupa wawancara/konseling maupun tindakan medis.
C. Langkah Kegiatan
Proses pelayanan Ruang Pelayanan Umum :
1. Pengkajian
Pengkajian memerlukan data yang lengkap tentang keadaan pasien untuk
menentukan kebutuhan pengobatan. Komponen pengkajian meliputi :
a. Anamnesis/keluhan pasien pasien (keluhan utama dan keluhan penyerta)
Anamnesis adalah proses menanyakan keluhan pasien. Keluhan terdiri dari keluhan
utama maupun keluhan penyerta yang sering disampaikan oleh pasien maupun
keluarga pasien. Penelusuran riwayat penyakit yang diderita saat ini, penyakit
lainnya yang merupakan faktor resiko dan riwayat keluarga. Pada beberapa penyakit
bagian ini memuat informasi spesifik yang harus diperoleh dokter dari pasien atau
keluarga pasien untuk menguatkan diagnosis penyakit. Wawancara terhadap pasien
atau keluarganya meliputi :
1) Indentifikasi data
2) Keluhan utama
3) Riwayat penyakit sekarang
4) Riwayat penyakit terdahulu
5) Riwayat penyakit keluarga
6) Lamanya sakit
7) Pengobatan yang sudah dilakukan
8) Riwayat alergi obat
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Pemeriksaan vital sign meliputi pengukuran Tekanan darah, pengukuran suhu
tubuh, pengukuran nadi, pengukuran pernapasan, pengukuran tinggi badan,
pengukuran bberat badan serta pengukuran lingkar perut.
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya
kelainan dari suatu sistem atau organ bagian tubuh. Pemeriksaan fisik meliputi :
1) Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan melihat kesan umum penderita.
2) Palpasi
Palpasi adalah perabaan menggunakan rasa propioseptif ujung jari tangan dan
tangan.
3) Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan mengetuk ujung jari tangan kanan diatas jari
tangan kiri.
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan mendengarkan suara dalam tubuh
dengan menggunakan alat stetoskop.
5) Pemeriksaan fisik dari atas ke bawah (Head to Toe)
Pemeriksaan yang meliputi :
a) Kulit dan sistem musculoskeletal
b) Kepala, mata, telinga, hidung dan tenggorokan
c) Leher
d) Punggung
e) Thorax termasuk paru dan jantung
f) Abdomen
g) Ekstremitas (atas dan bawah)
d. Pemeriksaan penunjang
Setelah pemeriksaan fisik, jika diperlukan dokter menyarankan pasien untuk
melakukan pemeriksaan penunjang. Pada Puskesmas Kulisusu, pemeriksaan
penunjang yang tersedia hanya pemeriksaan laboratorium. Jenis-jenis pemeriksaan
laboratorium yang tersedia dapat dilihat pada buku pedoman pelayanan klinis
laboratorium Puskesmas Kulisusu.
2. Diagnosa
Bagian ini berisi diagnosis yang sebagian besar dapat ditegakkan dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Beberapa penyakit membutuhkan hasil pemeriksaan penunjang
untuk memastikan diagnosis atau karena telah menjadi standar alogaritma penegakan
diagnosis. Selain itu bagian ini juga memuat klasifikasi penyakit, diagnosis banding dan
komplikasi penyakit.
3. Perencanaan
Perencanaan adalah rencana layanan klinis yang akan dilaksanakan setelah
mendiagnosis pasien. Rencana layanan klinis dibuat sesuai dengan diagnosisi yang
telah ditegakkan dengan mempertimbangkan kebutuhan pasien dan dilaksanakan secara
berkesinambungan.
4. Pelaksanaan/Pengobatan
Bagian ini berisi sistematika rencana penatalaksanaan berorientasi pada pasien yang
terbagi atas dua bagian yaitu : penatalaksanaan non farmakologi dan farmakologi.
Selain itu bagian ini juga berisi edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga,
aspek komunitas lainnya serta kapan dokter perlu merujuk pasien.
Selain rujujan eksternal, dokter juga dapat memberikan rujukan internal antar
unit/ruangan di puskesmas jika pasien membutuhkan konsultasi ke unit ruangan lain
sesuai diagnosis yang telah ditetapkan
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap pengobatan yang diberikan kepada pasien. Pada kasus
tertentu pasien disuruh kontrol ulang untuk mengevaluasi pengobatan yang telah
diberikan
6. Pendokumentasian
Semua pelayanan klinis harus di dokumentasikan pada rekam medis sehingga dapat
digunakan sebagai bahan bukti informasi, tindakan dan laporan. Penulisan rekam medis
dilakukan sesegera mungkin sebelum data hilang dari ingatan. Jika ditulis dengan
tangan, sebuah rekam medis yang baik selalu dianggap sah secara hukum.
a. Urutan rekam medis
Urutannya harus konsisten dan jelas sehingga orang yang membaca di kemudian
hari dapat dengan mudah menemukan informasi tertentu yang di perlukan
b. Tingkat kerincian
Kerincian dalam rekam medis harus memiliki kaitan dengan subjek atau
permasalahannya tetapi jangan sampai berlebihan.
BAB V
LOGISTIK

Petugas penanggung jawab pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum wajib memastikan


logistik peralatan dan bahan habis pakai terpenuhi dengan cara melakukan perencanaan
kebutuhan, melakukan pengecekan secara berkala dan segera membuat permintaan kebutuhan
logistik yang diperlukan. Pengelolaan obat dan alat kesehatan meliputi pemesananan,
pengambilan, penyimpanan dan pencatatan untuk pasien-pasien pemeriksaan umum.
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien merupakan suatu sistem dimana puskesmas membuah asuhan


pasien yang lebih aman. Sistem tersebut meliputi assessment resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau melakukan
tindakan yang seharusnya tidak dilakukan.

Tujuan dari asuhan keselamatan pasien agar terciptanya keselamatan pasien di


puskesmas, meiningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat,
menurunya kejadian yang tidak diharapkan di puskesmas, terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengualangan kejadian yang tidak diharapkan. Insiden di
fasilitas pelayanan kesehatan meliputi :

c. Kondisi Potensial Cedera (KPC) merupakan kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cedera tetapi belum terjadi insiden.
d. Kondisi Nyaris Cedera (KNC) merupakan terjadinya insiden yang belum terpapar pada
pasien
e. Kejadian Tidak Cedera (KTC) merupakan insiden yang sudah yang sudah terpapar ke
pasien, tetapi tidak timbul cedera.
f. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan insiden yang mengakibatkan cedera pada
pasien.
g. Kejadian sentinel merupakan KTD yang mengakibatkan kematian, cedera permanen, dan
membutuhkan intervensi untuk mempertahankan kehidupan, baik fisik maupun psikis yang
tidak terkait dengan perjalanan penyakit atau keadaan pasien.

Untuk penanganan insiden difasilitas pelayanan kesehatan dilakukan melalui


pembentukan tim keselamatan pasien yang ditetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan
kesehatan yang berupa pelaporan, verifikasi, investigasi dan analisis penyebab tanpa
menyalahkan, menghukum, dan mempermalukan seseorang.

Tatalaksana dalam keselamatan pasien :

1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan Ruang Pemeriksaan
Umum
2. Terdapat petugas Ruang Pemeriksaan Umum yang memahami mengenai keselamatan
pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang kompherensif baik medis atau keperawatan sehingga
meminimalkan terjadinya KTD.
4. Setiap pasien yang masuk Ruang Pemeriksaan Umum harus mendapat penilaian langsung
dari petugas/dokter untuk menilai kondisinya.
5. Identifikasi pasien harus dilakukan dengan lengkap baik berupa status atau gelang pasien.
6. Terdapat pelaporan kasus jika terdapat KTD seperti insiden kesalahan identifikasi
kedaruratan pasien, insiden pasien jatuh, insiden kejadin infuse blong, insiden keselahan
pemberian obat, insiden keselahan cara pemberianobat, insiden kesalahan persiapan
pemeriksaan penunjang.
7. Membangun budaya atau kesadaran akan pentingnya kelematan pasien.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Program keselamatan kerja petugas pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum


dilaksanakan dengan memperhatikan lingkungan kerja yang nyaman dan aman serta fasilitas
kerja yang aman. Program Ruang Pemeriksaan Umum harus memperhatikan keselamatan
dengan cara pemilihan dan penetapan prioritas indikator keselamatan pasien. Tujuan
keselamatan kerja adalah agar petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan
kewajibannya dapat melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi
terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan
tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip “Universal Precaution”.

Tindakan yang beresiko terpajan meliputi cuci tangan yang kurang benar, penggunaan
sarung tangan yang kurang tepat, penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman,
pembuangan peralatan tajam secara tidak aman, tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan
kurang tepat, dan praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :

a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang


b. Pemakaian alat pelindung diri
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai/dekontaminasi alat
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan upaya Ruang Pemeriksaan Umum dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Petetapan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal.

2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan.

3. Ketetapan metode yang digunakan.

4. Tercapainya indikator pencapaian kinerja dan target program dan permasalahan dibahas
pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

Pengaduan dan keluhan pasien terkait dengan pelayanan pada Ruang Pemeriksaan Umum
dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas Kulisusu. Sasaran mutu upaya pengobatan umum
ditetapkan oleh Tim Mutu Puskesmas dan dipantau melalui monitoring dan evaluasi
pelaksanaan. Pencapaian sasaran mutu dibahas dalam rapat tinjauan manajemen dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas. Setiap adanya kesalahan dalam upaya pelayanan
pengobatan umum dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas Kulisusu.
BAB IX

PENUTUP

Pelayanan klinis Ruang Pemeriksaan Umum yang baik merupakan salah satu tolak
ukur kinerja Puskesmas dan diperlukan untuk peningkatan mutu pelayanan Puskesmas
Kulisusu. Standar pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum Puskesmas Kulisusu ditetapkan
sebagai acuan pelaksanaan pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum Puskesmas. Untuk
keberhasilan pelaksanaan standar pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum di puskesmas ini
diperlukan komitmen dan kerja sama semua petugas kepentingan terkait. Hal tersebut akan
menjadikan pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum di puskesmas semakin optimal dan dapat
dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan
mutu layanan puskesmas dan kepuasan pasien dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai