Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

DINAS KESEHATAN

PEDOMAN POLI UMUM


PUSKESAS BOOM BARU

PUSKESMAS BOOM BARU


JL. PENYARINGAN NÌ. 08 RT. 07 RW. 02
KELURAHAN TIGA ILIR
KECAMATAN ILIR TIMUR DUA PALEMBANG
TELP. (07t5572646 KODE POS 30116
Email osbaombu@ymol con
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan pedoman Poli Umum
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap pedoman
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
mekanisme rujukan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam pedoman ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik dan saran demi perbaikan pedoman yang telah kami buat di masa yang akan datang.
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga
pedoman ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya pedoman yang
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
perbaikan pedoman inidi waktu yang akan datang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.

A Latar Belakang.

B Tujuan
C. Sasaran...

D Ruang Lingkup..
3
E. Batasan Operasional.

F. Landasan Hukum.

BAB I|STANDAR KETENAGAAN.

A Kualifikasi Sumber Daya Manusia.


5
B Distribusi Ketenagaan
5
C. Jadwal Kegiatan.
BAB II STANDAR FASILITAS.. 6

6
A Keadaan Geograf.
FASILITAS DBD LUAR GEDUNG PUSKESMAS 6
B
7
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN.

BAB V LOGISTIK. 17

18
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VI KESELAMATAN KERJA 19

BAB VI| PENGENDALIAN MUTU.. 20

BAB IX PENUTUP. .21

DAFTAR PUSTAKA. 22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter
berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.
Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh
pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang
memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut
dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional. Pengobatan rasional
menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis
obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga terjangkau.
Tujuan pengobatan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan
pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

B. Tujuan Pedoman

Pedoman Poli Umum Puskesmas Boom Baru bertujuan untuk menjadi acuan
dalam memberi pelayanan kepada pasien rawat jalan baik pasien anak maupun
dewasa. Sehingga pada akhirnya pelayanan klinis dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan.

C. Ruang ingkup
Pelayanan Pengobatan dibagi dalamn dua macam kegiatan, yaitu:
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas
Meliputi : Pengobatan di Poll Umum

2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas


Meliputi : kegiatan Perkesmas, Posbindu PTM, Posyandu Lansia

D. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien
untuk
tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan
pelayanan
kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pasien rawat jalan adalah pasien puskesmas yang
setelah mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
E. Landasan Hukum

Praktek Kedokteran
1. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang
Kesehatan
2. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang
Tentang Pusat Kesehatan
3. Peraturan menteri Kesehatan No.43 Tahun 2019
Masyarakat
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia pelayanan klinis


Berikut ini tenaga kesehatan yang bertugas pada poli umum yang ada di
Puskesmas Boom Baru:

Penanggung Jawab Poli Umum: dr. Nurhasyiah


Anggota Pelaksana : Yuyun Lise, S.Kep, Ners

Ulfa Novita Sari, S.Kep, Ners

Yulfia, Am.Kep

Asmini, Am.Kep

Rathi Utari, Am.Kep

B Distribusi Ketenagaan dan pengaturan jadwal keglatan

Dokter setiap hari bertugas di Ruang Pemeriksaan Umum dan Ruang


Tindakan. Jumlah dokter ada 1 (satu). Bila ada pertemuan yang

menyangkut upaya klinis yang menjadi tugas keseharian dokter atau


yang berkaitan dengan tugas integrasinya, maka akan didisposisi untuk
melakukan pertemuan, sehingga pelayanan dilayani oleh perawat yang
diberi pelimpahan wewenang.
Perawat setiap hari melakukan ketugasan sesuai jadwal yang dibuat oleh
Koordinator UKP. Setiap perawat mempunyai tugas integrasi atau tugas
lain yang diberikan kepala puskesmas, misalnya penanggung jawab TB,
penanggung jawab PHN dll. Sehingga jika ada undangan yang
menyangkut ketugasanya perawat yang bersangkutan akan didisposisi
mengikuti kegiatan tersebut. Untuk kegiatan perkesmas, Posbindu PTM,
Posyandu Lansia jadwal perawat sesuai dengan angggota tim.
BAB II
STANDAR FASILITAS

A. Denah Poll Umum

PINTU
PINTU
Lemari

Meja
Meja
Periksa
Periksa
1
5

Meja Meja Meja


periksa periksa periksa
4 3 2

Rak Rak wastafel

B. Standar Fasilitas

1. Fasilitas Sarana
Poll umum merupakan ruangan dengan ruang pemeriksaan dokter. Di dalam poli
umum terdapat5 (lima) meja untuk melakukan pemeriksaan pada pasien. Dua meja
di dalam poli umum digunakan untuk pemeriksaan pasien lansia dan tiga meja
untuk pemeriksaan pasien umum.

Ruangan ini memiliki wastafel sebagai sarana cuci tangan bagi petugas poli umum.

2. Peralatan
Pengukur Tinggi Badan
Timbangan Dewasa

Stetoscope
Tensimeter
Termometer
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN
Tata Laksana
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Persiapan ruangan
Persiapan alat - alat pemeriksaan
b. Penatalaksanaan pasien

Memanggil pasien berdasarkan nomor urut atau antrian online


Melakukan Kajian awal klinis, bagi pasien baru dan pasien yang belum
pernah dilakukan kajian awal

Melakukan anamnesa, pemeriksaan dan tatalaksana penderita


Melakukan pencatatan rekam medik paslen

Pengobatan medik dasar di Puskesmas sesual pedoman


Melakukan perawatan luka
Penyuluhan tentang penyakit dan pola hidup sehat
Konseling medik umum
Menerima rujukan internal

Melakukan rujukan kasus spesialistik


Menerbitkan surat keterangan sakit/sehat yang ditandatangani dokter,
bila diperlukan
Memberikan surat KIR dokter

c. Selesai pelayanan
Mencuci dan mensterilkan alat sesuai prosedur
Membereskan buku-buku dan peralatan di atas meja periksa

2. Kegiatan di luar gedung


a. Penyuluhan kesehatan
b. Penjaringan Penyakit
G. Screening penyakit tertentu
d. Pengobatan pada waktu Posbindu PTM, Posyandu Lansia dan kegiatan
perkesmas

3. Dokumentasi
1. Kegiatan di dalam gedung :
Setelah selesai pelayanan, data -data pasien:
a. Ditulis delam Buku Rogistor
b. Ditulis dalam Buku Ekspedisi Rekam Medis
C. Di-input dalam pcare Puskesmas melalui Komputer
2. Kegiatan di luar gedung:
a. Surat tugas
b. Penyuluhan kader:

Undangan
Materi penyuluhan
-Daftar hadir

-Notulen penyuluhan
BAB V

LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu, maka


perlu didukung oleh penyediaan logistik yang memadal dan optimal, melalui
perencanaan yang baik dan berdasarkan kebutuhan pasien dan usulan petugas poli
umum atas dasar kebutuhan pasien dan demi kelancaran dari pelayanan dl poll
umum. Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya dan pemeliharaan yang
sudah dianggarkan dan dijadwalkan. Pengadaan alat dan bahan dalam pelaksanaan
upaya klinis Puskesmas diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Ada enam sasaran keselamatan pasien, yaitu:

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi paslen


2. Komunikasi efektif
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat
4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan
5. Tidak Terjadinya pasien jatuh

Upaya Puskesmas untuk mencapai enam sasaran keselamatan pasien tersebut adalah:

1. IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR


Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar adalah:

a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama lengkap


pasien dan tanggal lahir pasien.
b. Pasien didentifikasi sebelum melakukan anamnesis dan pemeriksaan
c Pasien didentifikasi sebelum melakukan pemberian obat atau produk lainnya.
d. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah, dan specimen lain untuk

keperluan pemeriksaan.
e. Pasien didentifikasi sebelum memberikan perawatan atau prosedur lainnya.

Prosedur dalam ldentifikasi Pasien

Ada 2 identitas yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR yang


disesuaikan dengan tanda pengenal resmi. Pengecualian prosedur identifikasi dapat
dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di UGD.

Beberapa hal yang dapat dilakukan petugas adalah:

Petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir sebelum
melakukan prosedur, dengan pertanyaan terbuka, contoh " Nama bapak
siapa?" Tolong sebutkan tanggal lahir Bapak".
Bila pasien tidak dapat menyetbutkan nama, identitas pasien dapat ditanyakan
kepada penunggu/ pengantar pasien, atau petugas meminta kartu identitas

atau kartu BPJS untuk dicocokkan dengan Rekam Medis.


2 MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Cara komunikasi yang efektif di puskesmas:

a. Menggunakan teknik SBAR (Situation Background- Assessment

Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan


efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
" Situotion : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.

" Bockground: Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi

pasien terkini.

" Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini


" Recommendotion Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah
pasien saat ini.

b. Komunikasi Verbal (Write down/tulis, Reod back/baca kembali

" Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh penerima
instruksi/ laporan.
" Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan kembali oleh

penerima instruksi/ laporan.


Instruksi/ laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasikan oleh individu
pemberi instruksi/ laporan.
Untuk istilah yang sulit atau obat - obatan kategori LASA (Look Alike Sound
Alike) diminta penerima pesan mengeja kata tersebut perhurup misalnya :

UBRETID
S Situasi

Saya menelepon tentang (nama pasien, umur,

dan lokasi).......

Masalah yang ingin disampaikan...

Tanda- tanda vital:

Background/ latar belakang

Status mental pasien :

Kulit:..

Alat Bantu..
A Assesment/ Penilaian

Sampaikan masalah yang sedang terjadi dan


katakan penilaian anda.

R RekomÇndasl

Apakah (katakan apa yang ingin disarankan)

Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan?


Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan..

3. MENINGKATKAN KESELAMATAN PENGGUNAAN OBAT YANG PERLU

DIWASPADAI (HIGH ALERT)

Obat- obatan yang perlu diwaspadai adalah: NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan
Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip
dan kedengarannya mirip.

Pengelolaan obat yang perlu diwaspadai:

Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan


yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan "High Alert"
" Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien
tanpa pengawasan.
Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat menerima /
memberi instruksi

Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi yang ada di Puskesmas:


a. Golongan Opioid
- Fentanl

- Kodein HCL
Morfin HCI
- Morfin Sulfat
- Petidin HCI

Sufentanil
b. Antiaritmia

- Lidokain

Amiodaron

c. Obat antagonis adrenergik


- Efinefrin
- Norefineprin

d. Sound Alike Look Alike Drugs

4. TIDAK TERJADINYA PROSEDUR KESALAHAN MEDIS DAN KEPERAWATAN

5. PENGURANGAN RISIKO CEDERA AKIBAT PASIEN JATUH


Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh:

1. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika diindikasikan
oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan lainnya.
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat risiko jatuh pasien
guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
BAB VI

KESELAMATAN KERJA

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh pasien dan


keluarga pasien maka tuntutan pengelolaan program Keselamatan Kerja di rawat jalan

semakin tinggi, karena Sumber Daya Manusia (SDM) puskesmas, pengunjung/pengantar


pasien, pasien sekitar puskesmas ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan
maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di puskesmas yang tidak memenuhi
standar.

Puskesmas sebagal institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik


tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kernajuan
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal
165 :"Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui
upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga keria".
Berdasarkan pasal di atas maka pengelola tempat kerja di puskesmas mempunyai kewajiban
untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui upaya kesehatan
kerja disamping keselamatan kerja. Puskesmas harus menjamin kesehatan dan keselamatan
baik terhadap pasien, penyedia layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari
berbagai potensi bahaya di puskesmas.

Program keselamatan kerja di Poli Unmum merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal kesehatan dan

keselamatan bagi sDM puskesmas, pasien, keluarga pasien, masyarakat sekitar.

Tujuan umum

Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM puskesmas, aman

dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar
sehingga proses pelayanan puskesmas berjalan balk dan lancar.

Tujuan khusus
a. Terlindunginya pekerja dan mencogah terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja) an KAK
(Kecelakaan Akibat Kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan pelayanan puskesmas

Alat Keselamatan Kerja

1 Pemadam kebakaran (APAR)

APD (alat Pelindung Diri)


3 Peralatan pembersih
A Obat-obatan
5. Kapas
6 Plaster pembalut

7. Pembersih tangan di depan tiap-tiap ruangan pasien.

sebagai berikut:
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah
letaknya untuk memudanhkan
a Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja,

b Pakailah APD saat bekerja,


Orientasi pada petugas baru,
seperti pemadam kebakaran,
d Harus mengetahuicara pemakalan alat darurat
benar,
e. Harus mengetahul cara mencucl tangan dengan
1. Buanglah sampah pada tempatnya,
Lakukan latihan keselamatan kerla secara perlodik,
h. Dilarang merokok.
BAB VIIl

PENGENDALIAN MUTU

merupakan suatu
Pengendalan mutu (guality control) dalam manajemen mutu
sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan
kepada pelanggan. Pengendalian
menilai mutu produk atau jasa yang diberikan
produk layanan klinis terjaga kualitasnya
mutu pada pelayanan klinis diperlukan agar
sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.

adalah pelaksanaan
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu
terkendali agar semuanya
langkah-langkah yang telah direncanakan secara
mutu produk yang direncanakan
berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga
pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa
dapat tercapai dan terjamin. Dalam
kepuasan konsumen. Dalam
pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada
diselenggarakan oleh
bahasa layanan kesehatan keseluruhan proses yang
sebagai konsumen.
puskesmas ditujukan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat

survey kepuasan
Pada unit Poli Umum Puskesmas Boom Baru selalu dilakukan
pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan penerima layanan di Puskesmas
merumuskan
Boom Baru. Hasil dari survey pelanggan di analisa sehingga dapat
follow up dari permasalahan yang ada.
Jika ada KTD, KTD, KPC dan KNC segera melaporkan pada Ketua Tim Mutu dan
Keselamatan Pasien untuk segera di follow up bersama-sama dengan Anggota Tim

Mutu dan keselamatan pasien Puskesmas Boom Baru,


BAB IX

PENUTUP

di rawat jalan Puskesmas


Penanggung jawab penyelenggaraan pelayanan klinis
penanggungawab utama
Boom 8aru adalah Kepala Puskesmas Boom Baru, Sedangkan
wllayah kerja Puskesmas Boom
penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di
bertanggungjawab hanya
Baru adalah Dinas Kesehatan Kota Palembang, Puskesmas
vang dibebankan oleh dinas kesehatan
untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan
pembangunan kesehatan yang
kabupaten Batang sesuai dengan kemampuannya. Tujuan
tujuan pembangunan
diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya
kemampuan hidup sehat
kesehatan nasional. Yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
Puskesmas, agar terwujud derajat
bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Daftar Pustaka

1. Undang-undang no.29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran

2. Undang-undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,khusus pasal 165:,Pengelola


tempat kerja Wajib melakukan segala bentuk upaya Kesehatan melalut upaya
pencegahanPeningkatan, Pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.43 Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai