PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
1.2.1. Tujuan Umum
Terlaksananya Pelayanan umum yang bermutu di Puskesmas.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN, FASILITAS, DAN PERALATAN
4
k. Tersedia Panduan Praktek Klinis sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No
HK.02.02/Menkes/514 tahun 2015 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Denah Ruangan
Meja
Anamnesa LEMARI
Catatan : Jenis dan jumlah fasilitas pendukung pelayanan disesuaikan dengan kondisi masing – masing
Puskesmas
5
No Bahan habis pakai Jumlah
1 Masker wajah
2 Sarung tangan non steril
3 Hand sanitizer
4 Tissue
Catatan : Jenis dan jumlah peralatan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan disesuaikan dengan
kondisi masing – masing Puskesmas
6
BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN
7
Dalam praktek pelayanan sehari - hari, kajian awal dilakukan oleh perawat dan
dokter.Penggalian informasi riwayat kesehatan pasien yang sudah disusun oleh berbagai profesi
tersebut di atas dilakukan oleh perawat.Lalu dokter melanjutkan dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisik yang terfokus. Agar tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu, maka harus disepakati dengan
jelas, anamnesis dan pemeriksaan fisik mana saja yang harus dilakukan oleh perawat, jadi dokter
tidak perlu lagi mengulang anamnesis atau pemeriksaan fisik yang sama.
8
Penentuan tingkat kesadaran dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif:
composmentis, apatis, somnolen, stupor, koma. Sedangkan secara kuantitatif dengan glasgow
comascale (GCS).
3.2.1.2. Kajian awal oleh dokter
1. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang (Subjektif)
Adalah perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien merasakan munculnya
keluhan atau gejala penyakitnya atau dengan kata lain mulai dari akhir masa sehat. Setelah itu
ditanyakan bagaimana perkembangan penyakitnya apakah cenderung menetap, berfluktuasi
atau bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya datang mencari pertolongan medis.
2. Pemeriksaan fisik (Objektif)
Adalah pemeriksaan yang mencakup:
a. Inspeksi :Keadaan umum pasien secara visual
b. Palpasi :Pemeriksaan raba (perabaan benjolan)
c. Perkusi :Pemeriksaan ketuk (batas jantung, paru hepar)
d. Auskultasi :Periksadenganmenggunakanstetoskop
Pemeriksaan fisik untuk kajian awal meliputipemeriksaan menyeluruh mulai dari kepala, leher,
dada, abdomen, genitalia, dan ekstremitas.
3. Pemeriksaan penunjang sederhana (Objektif)
Adalah pemeriksaan yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit yaitu
Laboratorium.
4. Penegakan diagnosis (Assesment)
Adalah menetapkan jenis penyakit yang diderita oleh pasien berdasarkan hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh dokter atau oleh paramedik
yang mendapat pendelegasian wewenang apabila dokter tidakada
5. Rencana penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Bagian iniberisi rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. Rencana
penatalaksanaan dibuat oleh dokter atau oleh petugas yang sudah mendapat pendelegasian
wewenang dari dokter. Rencana penatalaksanaan meliputi :
a. Pengobatan/ terapi
Pengobatan diberikan sesuai dengan diagnosis.Pengobatan juga memberikan kesempatan
kepada pasien untuk memilih menerima atau pun menolak akan tindak lanjut terapi
yang akan diberikan kepada pasien.
b. Tindakan medis
Tindakan medis yang akan dilaksanakan meliputi perawatan luka, bedah minor,
pemasangan infus, atau tindakan lain yang harus diberikan kepada pasien. Pelaksanaan
9
tindakan disesuaikan dengan kompetensi dokter yang melakukan tindakan dan disetujui
oleh pasien atau keluarga pasien. Mekanisme inform concent dilaksanakan sbelum
tindakan diambil.
c. Rujukan internal
Adalah rujukan yang ditujukanke unit – unit pelayanan lain dalam lingkungan Puskesmas
meliputi ; KIA- KB, Gigi, Ruang tindakan/ RawatInap, Kesling, Gizi,Laboratorium.
d. Rujukan Eksternal
Adalah rujukan ke fasilitas kesehatan di luar Puskesmas
(RumahSakit,Laboratoriumswasta).Kriteria rujukan eksternal adalah yang diluar
diagnosis144 penyakit yang tidak boleh dirujuk oleh dokter umum.Rujukan eksternal
dilaksanakan berdasarkan persetujuan dari pasien.
e. Pengisian rekam medis
Harus diisi secara lengkap oleh petugas yang melaksanakanlayanan klinis mulai dari
anamnesiskeluhan utama, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat
alergi,pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang yang penting, diagnosis, terapi,
konsultasi,tindakan medis, kunjungan ulang, serta rencana penatalaksanaan yang akan
diberikan (S/subjektif,O/objektif,A/assesment,P/planning).
Setiap Rencana Pelyanan Klinis yang akan diberikan harus melibatkan pasien. Karena itu di
rekam medis dibubuhkan nama, SIP, dan tanda tangan dokter pemberi pelayanan sebagai
tanda bahwa rencana pelayanan tersebut sudah disetujui oleh pasien atau keluarga pasien.
KOP PUSKESMAS
IDENTITASPASIEN
(Diisi sesuai Kartu Tanda Pengenal Pasien yang masih berlaku; KTP/ KK/ SIM/ Kartu Pelajar/ dsb)
Nomer Rekam Medis : ……………………………………
Nama : ………………………..………………………………… No. NIK : …………………………….
Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
Tanggal Lahir : ....................................................
Agama : ....................................................
Pendidikan : □ Belum / tidak tamat SD □ SD □ SLTP □ SLTA
□ Diploma □ Sarjana
Pekerjaan : ……………………………………………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………….…………………………………………………
Status Perkawinan : □ Kawin □ Belum Kawin □ Janda □ Duda
10
Nama Suami / Istri : ………………………………………
atus Pembiayaan : □ Umum
□ BPJS (PBI / Mandiri / PNS / TNI / POLRI / ………………………………….. )
No. Peserta : ………………………
PASIEN / WALI PASIEN HARUS MEMBACA, MEMAHAMI DAN MENGISI INFORMASI BERIKUT
Demikian Persetujuan Umum (“General Consent”) ini telah saya baca dan saya pahami.
……………….., …………………………………..
Petugas Pasien / Wali Pasien
……………………………………………………….. ………………………..……………………………………..
Tanda Tangan dan Nama Terang Tanda Tangan dan Nama Terang
11
PENGKAJIAN RESIKO JATUH
(GET UP AND GO TEST)
(Diisi oleh Petugas Pendaftaran)
Diisi oleh Petugas Pendaftaran pada Tanggal : ……………………………….. Jam : ………………………………
Berikan tanda () pada kolom yang sesuai dengan hasil penilaian.
1. PENGKAJIAN
No Penilaian / Pengkajian Ya Tidak
1 Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih)
a. Tidak seimbang/ sempoyongan/ limbung
b. Jalan menggunakan alat bantu (kruk, tripot, kursi roda, orang lain)
2 Menopang saat akan duduk
(Tampak memegang pinggiran kursi / meja / benda lain sebagai penopang saat akan
duduk)
2. HASIL
No Hasil Dasar Penilaian Keterangan
1 Tidak Beresiko Tidak ditemukan 1 dan 2
2 Resiko Rendah Ditemukan salah satu dari 1 atau 2
3 Resiko Tinggi Ditemukan 1 dan 2
3. TINDAKAN
No Hasil Tindakan Ya Tidak Nama & Tanda
Tangan Petugas
1 Tidak Beresiko Tidak ada tindakan
2 Resiko Rendah Edukasi
3 Resiko Tinggi a. Pasang pita kuning pada
lengan atas pasien
b. Edukasi
PENGKAJIAN AWAL
PASIEN RAWAT JALAN
1. SUBJECTIVE
ANAMNESA
Keluhan Utama : …………………………………………………………………………………………..
Keluhan Tambahan : …………………………………………………………………………………………..
Riwayat Penyakit Dahulu : …………………………………………………………………………………………..
Riwayat Penyakit Keluarga : …………………………………………………………………………………………..
Riwayat Alergi : …………………………………………………………………………………………..
Kebiasaan : …………………………………………………………………………………………..
Tindakan / terapi yang pernah dijalani:..…………………………………………………………………………………………
Obat yang sedang dikonsumsi : …………………………………………………………………………………………..
Riwayat Penyakit Sekarang : ………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
2. OBJECTIVE
A. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum : □ Baik □ Sedang □ Lemah
2) Kesadaran (GCS) : E : ………….. V : ……………. M : ………………..
3) Tanda – tanda Vital :
Tekanan Darah : Nadi : Suhu : Frek. Nafas :
…………………. .mmHg ……………..… x/ menit ………..……………. oC …………..…… x/ menit
4) ANTROPOMETRI
Berat Badan : Tinggi Badan : IMT (BB/TB)2: Lingkar Perut :
……………………. Kg ……………………. Cm ………………………….. …………………….Cm
12
5) MALNUTRITION SCREENTOOLS TEST (MST)
Pasien Usia > 18 tahun
Pasien Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan selama 6 bulan
terakhir?
Tidak Ada Penurunan BB (skor 0)
Tidak yakin / tidak tahu / baju terasa longgar (skor 2)
Ya, BB turun :
1 – 5 kg (skor 1)
6 – 10 kg (skor 2)
11 – 15 kg (skor 3)
> 15 kg (skor 4)
2. Apakah asupan makanan berkurang karena tidak ada nafsu makan?
Tidak (skor 0)
Ya (skor 1)
TOTAL SKOR (1 + 2)
3. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan pasien beresiko □ Tidak
mengalami malnutrisi? □ Ya
Antara lain :
DM/ CKD/ Infeksi kronis/ gangguan fungsi tiroid/ kanker/ lainnya
………………………
Bila skor > 2 atau terdapat penyakit tertentu dilakukan pengkajian lebih lanjut oleh ahli gizi
5) Status Generalis
a. Kepala / Leher
: .................................................................................................................................
.................................................................................................................................
b. Thorax : ................................................................................................................................
.
.................................................................................................................................
c. Abdomen : ................................................................................................................................
.
.................................................................................................................................
d. Ekstremitas : ................................................................................................................................
.
.................................................................................................................................
e. Lainnya : ................................................................................................................................
.
.................................................................................................................................
13
…………………………………………………………………… …………………………………………………………
…………………………………………………………………… …………………………………………………………
……………………………………………………………………. …………………………………………………………
…………………………………………………………………… …………………………………………………………
…………………………………………………………………… …………………………………………………………
…………………………………………………………………… …………………………………………………………
……………………………………………………………………. …………………………………………………………
3. ASSESMENT
Diagnosa Medis Diagnosa Keperawatan
________________________________________ ___________________________________
Nama Terang dan Tanda Tangan Nama Terang dan Tanda Tangan
14
15
PENGKAJIAN AWAL TAMBAHAN
PASIEN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)
FAKTOR RESIKO
Merokok : ya / tidak Kurang aktivitas Fisik : ya / tidak
Kurang makan sayur buah : ya / tidak konsumsi alcohol : ya / tidak
Stress : ya / tidak
PLANNING:
_____________________________________ _________________________________
Nama Terang dan Tanda Tangan Nama Terang dan Tanda Tangan
16
Pemeriksaan fisik, terdiri dari : Tinggi badan, Berat badan, Pemeriksaan tekanan darah, frekuensi
nadi, frekuensi nafas, suhu, dan lingkaran perut.
Anamnesis oleh dokter dilaksanakan secara terfokus sesuai keilmuan dokter.Pemeriksaan fisik
oleh dokter juga dilaksanakan secara terfokus pada organ – organ tertentu yang menurut dokter
perlu diperiksa.Permintaan pemeriksaan penunjang juga dilakukan oleh dokter untuk membantu
menegakkan disgnosis.Rencana layanan klinis selanjutnya tergantung perkembangan penyakit dan
kesehatan pasien.
Rekam medis kunjungan ulang adalah seperti di bawah ini :
17
3.3.Langkah Kegiatan
1. Setalah pasien mendaftar, petugas dibagian pendaftaran akanmemberikan rekam medis
untuk diisi oleh perawat dan dokter yang bertugas,
2. Perawatmemanggil pasien, kemudian mencocokkan identitas pasien dengan rekam
medisnya,
3. Perawatmelakukan anamnesis,
4. Perawatmelakukan pemeriksaan vitalsign,
5. Dokter melakukan anamnesis terfokus,
6. Dokter melakukan pemeriksaan fisik,
7. Bila diperlukan, akan dilakukan rujukan internal kelaboratorium,
8. Dokter menegakkan diagnosis,
9. Dokter membuat Rencana Layanan Klinis.
10.Dokter memberikan terapi, mengedukasi, menulis resep dan menyerahkan ke
pasien/keluarga,
11.Bila pasien memerlukan tindakan dilakukan di Ruang Tindakan,dan bila memerlukan
rujukan perawat membuatkan surat rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi,
12.Dokter mencatat hasil pemeriksaan dan rencana layanan klinis ke dalam rekam medis,
13.Perawatmenulis hasil pemeriksaan kedalam buku register harian dan meng in put ke P Care
untuk pasien BPJS,
14.Perawatmengembalikan rekam medis pasien ke ruang rekam medis.
18
BAB IV
UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
19
4.1.2. Dari variabel fasilitas pelayanan, ada 8 indikator mutu, yaitu :
a. Punya papan nama “Ruang Pelayanan umum”,
b. Punya ruang tunggu yang nyaman bagi pasien,
c. Tersedia informasi tentang jenis – jenis pelayanan,
d. Tersedia 2 meja dan 4 kursi,
e. Tersedia komputer dan printer,
f. Tersedia lemari alat periksa,
g. Tersedia tempatsampahmedis dan non medis,
h. Tersedia Buku Panduan Praktek Klinis.
4.1.3. Dari variabel peralatan, ada 26 indikator mutu, yaitu :
a. Senter untukperiksa
b. Tensimeter
c. Stetoskop
d. Termometer
e. Perkusi Hammer
f. Otoskop
g. Opthalmoskop
h. Sudip lidah
i. Metline( pengukur lingkar pinggang)
j. Timbanganinjak dewasa
k. Pengukur tinggibadan
l. Buku Ishihara test
m. Masker wajah
n. Sarung tangan non steril
o. Hand sanitizer
p. Buku Register Harian
q. Buku Register Rujukan Internal
r. Buku Register Rujukan Eksternal
s. Kertas Resep
t. Formulir Permintaan Konsultasi Gizi
u. Formulir Permintaan Konsultasi Sanitasi
v. Formulir Permintaan pemeriksaan laboratorium
w. Formulir Rujukan Eksternal
x. Formulir Surat Keterangan Sehat
y. Formulir Surat Keterangan Sakit
20
z. Formulir Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan
4.1.4. Dari variabel Kajian Awal Oleh Perawat, ada 14 indikator mutu, yaitu :
a. Dilakukan anamnesis Keluhan utama,
b. Riwayat penyakit dahulu,
c. Riwayat penyakit keluarga,
d. Riwayat alergi,
e. Riwayat tindakan / operasi yang pernah dijalani,
f. Obat yang sering dikonsumsi,
g. Riwayat kebiasaan / bio psiko sosial,
h. Dilakukan pemeriksaan fisik mengukur tinggi badan,
i. Menimbang berat badan,
j. Mengukur tekanan darah,
k. Menghitung frekuensi nadi,
l. Mengukur suhu,
m. Menghitung frekuensi nafas,
n. Mengukur lingkar perut.
4.1.5. Dari variabel Kajian Awal Oleh Dokter, ada 4 indikator mutu, yaitu :
a. Dilakukan anamnesis terfokus,
b. Dilakukan pemeriksaan fisik dan (bila perlu) pemeriksaan penunjang,
c. Ditegakkan diagnosis,
d. Dibuat rencana layanan.
4.1.6. Dari variabel Kelengkapan Isi Rekam Medis, ada 4 indikator mutu, yaitu :
a. Catatan Anamnesis,
b. Catatan Pemeriksaan fisik dan (bila perlu) peneriksaan penunjang,
c. Catatan Diagnosis,
d. Catatan Rencana Layanan.
4.1.7. Perilaku Pemberi Layanan
a. Ketanggapan petugas terhadap Pasien
b. Keramahan Petugas
c. Kejelasan Petugas dalam Memberikan Informasi
d. Kecepatan Pelayanan
e. Kenyamanan Ruang Tunggu
f. Kebersihan Ruang Pemeriksaan
21
4.2. Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Umum
4.2.1. Audit Internal
Audit internal adalah Kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan signifikan (dapat
dipertanggung jawabkan)melalui interaksi (pemeriksaan, pengukuran dan penilaian yang
berujung pada penarikan kesimpulan) secara sistematis, objektif, dan terdokumentasi yang
berorientasi pada azas penggalian nilai atau manfaat. Secara sederhana, pengertian audit
internal adalah kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana penerapan sistem
pelayanan yang sudah disusun, apakah sudah sesuai standar atau belum. Dalam
pelaksanaannya, tim audit internal Puskesmas akan membandingkan praktek pelayanan
dengan standar atau indikator yang sudah disusun.
Bagi tim audit internal, indikator mutu yang disusun bisa dijadikan sebagai “kriteria audit”.
Kriteria audit adalah pembanding (denumerator) dari “hasil audit” untuk variabel yang sama.
Perbandingan antara kriteria audit dengan hasil audit akan menjadi “temuan audit”. Temuan audit
inilah yang akan diinterpretasikan oleh tim audit internal untuk dianalisis. Interpretasi dari audit
internal, akan menghasilkan tiga kemungkinan yaitu ;
1. Mutu pelayanan umum dikatakan baik apabila temuan audit di satu variabel > 80%,
2. Mutu pelayanan umum dikatakan sedang apabila temuan audit di satu variabel 60 –
80%,
3. Mutu pelayanan umum dikatakan kurang apabila temuan audit < 60%.
Berdasarkan interpretasi di atas, tim audit internal akan memberikan rekomendasi untuk
ditindaklanjuti. Berdasarkan rekomendasi ini, dibuat rencana tindak lanjut untuk perbaikan mutu
layanan umum selanjutnya. Dengan demikian, diharapkan mutu pelayanan umum di Puskesmas akan
bisa ditingkatkan secara berkesinambungan (Continues Quality Improvement).
4.2.2. Survei Kepuasan Pelanggan
Survei adalah salah satu metode untuk mengukur mutu pelayanan dari sisi pengguna
layanan.Metode survei juga macam – macam. Secara umum, proses survei bisa dilaksanakan
dengan urutan sebagai berikut :
a. Penentuan pelaksana survei (mahasiswa, anak SMA, komponen masyarakat, dll)
b. Menentukan penanggung jawab,
c. Membuat instrumen survei,
d. Menentukan jadwal,
e. Pelaksanaan survei,
f. Laporan hasil survei,
g. Analisis hasil survei,
h. Rapat Tinjauan Manajemen (bila diperlukan).
22
4.2.3. Kaji Banding
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan umum di suatu Puskesmas
adalah dengan melakukan kaji banding.Kaji banding adalah proses membandingkan
pelaksanaan pelayanan umum yang dilaksanakan Puskesmas ke Puskesmas lain yang
dianggap lebih baik. Dengan kaji banding, Puskesmas bisa menggali ke Puskesmas yang lebih
baik tersebut berbagai trik dan cara memberikan pelayanan, sehingga bisa dijadikan acuan
untuk melakukan berbagai perbaikan. Proses kaji banding bisa dilakukan dengan urutan
sebagai berikut :
a. Pembentukan tim kaji banding
b. Menentukan penanggung jawab,
c. Membuat instrumen kaji banding ,
d. Menentukan jadwal,
e. Pelaksanaan kaji banding,
f. Laporan kaji banding,
g. Analisis hasil kaji banding,
h. Rapat Tinjauan Manajemen (bila diperlukan).
4.2.4. Penanganan Keluhan Pelanggan
Salah satu hal terpenting yang harus dilakukan Puskesmas adalah penanganan keluhan
pelanggan. Pelanggan yang mengeluh terhadap mutu layanan bisa menjadi teroris yang akan
bercerita kepada banyak orang tentang kejelekan pelayanan Puskesmas. Sebaliknya,
pelanggan yang puas, bisa menjadi iklan gratis dalam meningkatkan cakupan pelayanan
Puskesmas.Karena itu, penanganan keluhan pelanggan adalah suatu keharusan untuk
meningkatkan mutu layanan umum di Puskesmas. Secara umum, proses penangan keluhan
pelanggan bisa dilakukan dengan cara berikut :
a. Menentukan penanggungjawab penanganan keluhan pelanggan,
b. Membuat sistim pengaduan pelanggan ; kotak saran, SMS, WA, dll,
c. Menentukan jadwal membuka kotak saran, merekap SMS, WA, dll,
d. Melakukan identifikasi keluhan pelanggan, dan menglompokkan keluhan yang sama atau
relatif sama,
e. Lakukan analisis keluhan pelanggan untuk menentukan prioritas penanganan,
f. Rapat Tinjauan Manajemen (bila diperlukan).
23
Tabel indikator dan upaya peningkatan mutu pelayanan umum
24
4.3. Upaya Keselamatan Pasien
Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan umum perlu diidentifikasi dan dikelola
dengan baik untuk mengupayakan keselamatan pasien, pengunjung, dan masyarakat yang dilayani.
Terdapat enam sasaran keselamatan pasien yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan
keselamatan pasien di Puskesmas, yaitu :
a. Tidak terjadinya salah identifikasi pasien,
b. Komunikasi efektif dalam pelayanan,
c. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat,
d. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan,
e. Pengurangan terjadinya risiko infeksi dalam pelayanan klinis,
f. Tidak terjadinya pasien jatuh.
Dari enam sasaran keselamatan pasien, maka yang sesuai dengan karakteristik pelayanan
umumadalah :
a. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien diPelayanan umum
b. Komunikasi efektif dalam Pelayanan umum,
c. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan,
d. Pengurangan resiko pasien jatuh.
Agar ke-empat sasaran keselamatan pasien tersebut dapat dicapai maka perlu dilakukan
kegiatan-kegiatan yang nyata untuk mencapai sasaran - sasaran tersebut, untuk selanjutnya
dimonitor secara periodik dengan menggunakan indikator yang jelas dan terukur. Indikator
keselamatan pasien yang disusun di Puskesmas disesuaikan dengan kondisi sarana dan prasarana
yang ada, sebagai berikut :
25
5. Monitoring dan tindak lanjut
terhadap kepatuhan
identifikasi pasien.
b Komunikasi efektif Kepatuhan 100 % 1. Menyusun prosedur
dalam Pelayanan melaksanakan prosedur komunikasi efektif dalam
umum pada saat Pemberian pemberian edukasi kepasien,
Informasi dan edukasi 2. Sosialisasi SOP ke petugas,
pada pasien 3. Memonitor dan menindak
lanjut pelaksanaan sosialisasi
SOP
c Pengurangan resiko Kepatuhan hand higine 100% 1. Petugas melakukan 6
infeksi terkait dan APD langkah cuci tangan di lima
pelayanan kesehatan waktu cuci tangan,
2. Pemakaian APD ( Masker)
d Pengurangan resiko Pencegahan pasien 100% 1. Pemberian tangga naik turun
pasien jatuh terjatuh dari tempat 2. adanya pelindung kiri kanan
tidur pemeriksaan tempat tidur
26
BAB V
PENUTUP
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.Konsep kesatuan
upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) menjadi pedoman dan pegangan bagi
semua fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas yang merupakan unit pelaksana kesehatan tingkat
pertama (primary health care).
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic health
services) yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat termasuk didalamnya pelayanan
kefarmasian di Puskesmas.
Puskesmas bertanggung jawab untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan sesuai dengan kemampuannya.Tujuan pembangunan kesehatan
yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Untuk mencapai semua itu, semua petugan pemberi pelayanan harus melaksanakan kegiatan
sesuai standar operasional prosedur yang sudah disusun, memperhatikan sasaran keselamatam
pasien, dan melakukan upaya – upaya peningkatan mutu pelayanan.
27