Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI

DESA BONGKUDAI BARU KECAMATAN MOOAT


KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

DISUSUN OLEH:
Anathasya Salamat, S. Kep 20062038
Chenny V. Tolibakuta, S. Kep 20062013
Christiana Sowo, S. Kep 20062063
Christidhea N. C. Rumahmury, S. Kep 20062037
Jeisi L. Tamboto, S. Kep 20062034
Kristianus J. Wahyudi, S. Kep 20062050
Lavenia G. Malinggato, S. Kep 20062105
Oktaviani Gerungan, S. Kep 19062064
Olivia Y. Parei, S. Kep 20062029
Philomena Y. Abbas, S. Kep 20062046
Pricillia Y. Wauran, S. Kep 20062028
Rindy Giovanny Bawotong, S.Kep 20062053
Rocky Ogi Robert, S. Kep 19062069
Sri A. Manumpil, S. Kep 20062030
Virjinia L. Arundaa, S. Kep 19062019
Yunita Rombot, S. Kep 20062040

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2021
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Proses
keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat
melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi keperawatan (Putri, 2020).
Pelayanan keperawatan komunitas melibatkan perawat dan masyarakat.
Perawat sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan, melaksanakan
fungsi-fungsi yang sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Masyarakat terdiri dari individu, keluarga dan
kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh,
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, 2017).Keluarga sebagai unit utama yang
menjadi sasaran pelayanan dalam kesehatan masyarakat, kerena keluarga
merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Apabila ada salah satu anggota
keluarga mempunyai masalah keperawatan atau kesehatan akan mempengaruhi
anggota keluarga yang lain, demikian pula terhadap kelompok dan masyarakat
disekitarnya.
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya perawatan kesehatan
masyarakat yang lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan keperawatan, dengan tidak
melupakan upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit.
Perawatan kesehatan masyarakat ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan tugas praktik belajar lapangan pada mata kuliah keperawatan
komunitas, yaitu mengorganisir masyarakat baik dalam bentuk wadah maupun
kegiatan dan membuat rancangan pembangunan masyarakat dibidang kesehatan
yang direalisasikan dalam bentuk kegiatan yang dilaksanakan seperti yang
dipaparkan dalam laporan ini. Adapun penjelasan program praktik lapangan
keperawatan komunitas merupakan penerapan konsep, prinsip dan proses
keperawatan komunitas yang diarahkan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan
teori keperawatan komunitas.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman kepada mahasiswa
tentang proses keperawatan komunitas.
2. Untuk memberikan penjelasan kepada mahasiswa bagaimana
melaksanakan asuhan keperawatan komunitas di Desa Bongkudai Baru
Kecamatan Mooat.
3. Untuk mendorong mahasiswa agar dapat mempertanggung jawabkan
kegiatan dan aktivitas selama praktikum keperawatan komunitas di Desa
Bongkudai Baru dalam jangka waktu 10 Minggu dalam bentuk Planning
of action and action.
4. Untuk menjelaskan pada mahasiswa bagaimana mekanisme kerja
pelaksanaan penyuluhan dan memberikan laporan berkaitan dengan
penyuluhan yang sudah terlaksana di Desa Bongkudai Baru.

1.3 Manfaat Penulisan


1.3.1 Mahasiswa
1.3.2 Masyarakat
1.3.3 Institusi Keperawatan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami teori tentang proses
keperawatan komunitas.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas di
kecamatan Mooat, khususnya Desa Bongkudai Baru.
3. Mahasiswa dapat mempertanggung jawabkan kegiatan dan aktivitas
selama praktikum keperawatan komunitas di desa Bongkudai Baru dalam
jangka waktu 10 minggu dalam bentuk Planning of action and Action.
4. Mahasiswa dapat melaksanakan penyuluhan dan memberikan laporan
berkaitan dengan penyuluhan yang sudah terlaksana di desa Bongkudai
Baru.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan Praktik
Belajar Lapangan Keperawatan Komunitas di Desa Bongkudai Baru Kecamatan
Mooat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur ini sebagai berikut :
 Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
 Bab II : Tinjauan pustaka terdiri dari teori dari masalah yang
diangkat dan konsep teori keperawatan.
 Bab III : Kerangka konsep terdiri dari WOC (Web Of Causation)
dan Aplikasi teori keperawatan dalam asuhan keperawatan
 Bab IV : Aplikasi asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian
asuhan keperawatan komunitas, Analisa data komunitas, Diagnosa
keperawatan komunitas, Rencana asuhan keperawatan,
Implementasi asuhan keperawatan komunitas dan evaluasi asuhan
keperawatan.
 Bab V : Terdiri dari pembahasan dari setiap diagnose keperawatan.
 Bab VI : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori Masalah Yang Diangkat


2.1.1 Manajemen kesehatan tidak efektif
Manajemen kesehatan tidak efektif dapat didefinisikan sebagai
ketidakmampuan mengatur dan mengintegrasikan penanganan masalah
kesehatan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai status kesehatan
optimal. Adapun aspek-aspek yang dapat diukur dalam diagnose ini
adalah menejemen kesehatan diri, pemeliharaan kesehatan, proses
informasi, tingkat kepatuhan dan tingkat pengetahuan (PPNI, 2019).
Beberapa hal yang berhubungan dengan manajemen kesehatan tidak
efektif yaitu masalah pengolah sampah dan vector yang membahayakan
kesehatan (nyamuk)
a. Pengolahan Sampah
1) Pengertian Sampah
Sampah merupakan sesuatu bahan atau benda padat ataupun
cair yang sudahtidak terpakai lagi oleh manusia atau benda yang
sudah digunakan lagi dalam suatukegiatan manusia dan dibuang.
2) Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan sifatnya (zat kimia yang terkandung di
dalamnya), sampah dibagi menjadi :
a) Sampah Organik - dapat diurai (degradable),yaitu sampah
yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat
diolah lebih lanjut menjadi kompos.
b) Sampah Anorganik - tidak terurai (undegradable),yaitu
sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol
dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah
yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa
sampah anorganik yang dapatdijual adalah plastik wadah
pembungkus makanan, botol dan gelas bekasminuman,
kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun
karton.
3) Bahaya Sampah bagi Kesehatan
Menurut Soekidjo Nototmodjo (2003 : 168) sampah erat
kaitannya dengankesehatan masyarakat, karena dari sampah-
sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab
penyakit dan juga binatang serangga sebagai pemindahatau
penyebar penyakit. Oleh karena itu, sampah harus dikelola dengan
baik sampaisekecil mungkin sehingga tidak mengganggu kesehatan
masyarakat.
Sampah yang berserakan selain merusak estetika
(keindahan) juga menjaditempat yang cocok untuk tumbuhnya
organism penyebab timbulnya penyakit. Selainitu, tempat tersebut
juga menarik hewan perantara penyakit seperti lalat dan nyamuk.
Sampah yang membusuk juga menghasilkan gas-gas beraroma
tidak sedap yang jugamempengaruhi kesehatan.
Beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan karena sampah
yang dibuangsembarangan yaitu : diare, kolera, tifus, malaria,
demam berdarah, infeksi kulit.
4) Perilaku Membuang Sampah yang Benar
a) Buanglah selalu sampah pada tempat sampah, sekecil
apapun sampah tersebut, jangan dibuang di sembarang
tempat.
b) Pisahkan antara sampah organik dengan sampah anorganik
c) Sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk untuk
tanaman
d) Sampah anorganik juga bisa dimanfaatkan kembali,
misalnya kaleng bekas dimanfaatkan sebagai pot bunga.
e) Sampah yang tidak bisa dimanfaatkan sendiri, jangan
dibiarkan menumpuk terlalulama. Secara periodik
buanglah ke TPS (Tempat Pembuangan Sampah
Sementara) agar diangkut oleh truk sampah ke tempat
pengelolaan sampah.
f) Jangan membakar sampah sembarangan, karena selain
menimbulkan asap yang menyesakkan nafas, sampah-
sampah tertentu dapat menghasilkan yangmenyebabkan
penyakit bila di bakar (seperti bahan plastik dan karet bila
dibakar menghasilkan gas yang dapat menyebabkan
kanker). Selain itu ada juga sampahyang dapat meledak
bila terkena panas/dibakar (botol aerosol).
5) Manfaat Perilaku Membuang Sampah yang Benar
a) Mencegah terjadinya penyakit seperti diare, kolera, tifus,
malaria, DBD, dll.
b) Menjaga nilai estetika lingkungan (keindahan)
c) Sampah-sampah yang dimanfaatkan kembali dapat
menghemat pengeluaran,seperti kaleng bekas yang
dimanfaatkan sebagai pot bunga sehingga tidak diperlukan
lagi uang untuk membeli pot bunga

b. Vector Yang Membahayakan Kesehatan (Nyamuk)


Tambahkan teorinya

2.1.2 Defisit Kesehatan Komunitas


Lihat definisi di SDKI
Hal yang berhubungan dengan defisit kesehatan komunitas adalah
riwayat penyakit pada masyarakat seperti hipertensi, gout arthritis,
kolestrol, dan diabetes melitus
a. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan
dimana tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik > 90 mmHg. Hipertensi sering disebut sebagai the silent
killer.
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung
atau peningkatan tekanan perifer. akan tetapi, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi :
1. Genetik : Respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi
atau transport Na.
2. Obesitas : Terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang
mengakibatkan tekanan darah meningkat.
3. Stres karena lingkungan
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua
serta pelebaran pembuluh darah. (Aspiani, 2016).

Hipertensi terbagi menjadi 2 golongan, hipertensi primer


(esensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi Primer merupakan
hipertensi yang belum diketahui penyebabnya. diderita oleh sekitar
95% orang. Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas
salah satu contohnya adalah Hipertensi vascular renal, yang terjadi
akibat stenosis arteri renalis. kelainan ini dapat bersifat kongenital atau
akibat arterosklerosis stenosis artery renalis menurunkan aliran darah
ke ginjal sehingga terjadi pengaaktifan baro reseptor ginjal,
perangsangan pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II.
Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi yaitu penyakit jantung,
penyakit ginjal, peyakit stroke, Retinopati hipertensi.
Penataksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan.
Pentalaksanaan faktor resiko dilakukan dengan cara pengobatan serta
non farmakologis antara lain pengaturan diet, penurunan berat badan,
olaharga, memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat.

b. Gout Artritis
Gout Artritis atau yang sering dikenal dengan penyakit asam
urat merupakan penyakit progresif akibat deposisi kristal monosodium
urat dipersendian, ginjal dan jaringan ikat lain sebagai akibat
hiperurisemia yang telah berlangsung kronik. Tanpa penanganna yang
efektif kondisi ini dapat berkembang menjadi gout kronik,
terbentuknya tofus, dan bahkan dapat mengakibatkan gangguan fungsi
ginjal berat, serta penurunan kualitas hidup (Kemenkes, 2018).
Gout artritis ini terjadi akibat peningkatan kadar asam urat
serum atau hiperurisemia dipersendian. Perjalanan ilmiah gout terdiri
dari tiga fase, yaitu : a) hiperuresemia tanpa gejala klinis, b) artritis
gout akut diselingi interval tanpa gejala klinis (fase interkritikal) dan c)
artritis gout kronis. Hiperurisemia tanpa gejala klinis ditandai dengan
kadar asam urat serum > 6,8 mg/dL, yang berarti telah melewati batas
solubilitasnya di serum. Periode ini dapat berlangsung cukup lama dan
sebagian dapat berubah menjadi atritis gout. Serangan gout artritis akut
yang pertama paling sering mengenai sendi metatarsophalangeal
(MTP) 1 yaitu sekitar 80-90% kasus, yang secara klasik disebut
podagra. Onset serangan tiba-tiba, sendi yang terkena mengalami
eritema, hangat, bengkak dan nyeri (PRI, 2018).
Serangan gout artritis kedua dapat dialami dalam 6 bulan – 2
tahun setelah serangan pertama. Serangan akut kedua dan serangan
seterusnya dapat mengenai lebih dari satu persendian, dapat
mengakibatkan tungkai atas, durasi serangan lebih lama, interval antar
serangan lebih pendek dan berat. Serangan gout artritis akut yang tidak
terobati dengan baik akan mengakibatkan destruksi kronis pada sendi-
sendi yang mengalami serangan artritis akut (PRI, 2019).
Tatalaksana gout artritis seperti memberikan informasi memadai
tentang penyakit gout, modifikasi gaya hidup seperti menurunkan berat
badan hingga ideal, menghindari alcohol, minuman yang mengandung
gula pemanis buatan, makanan berkalori tinggi serta daging merah dan
sefood berlebihan, serta menganjurkan untuk mengonsumsi makanan
rendah lemak, dan latihan fisik secara teratur. Adapun komplikasi dari
gout artritis adalah gangguan fungsi ginjal, penyakit jantung koronenr,
gagal jantung dan stroke, penyakit arteri perifer, obesitas, hipertensi,
diabetes, dan merokok (Kemenkes, 2018).

c. Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk lemak.
Di dalam lemak terdapat berbagai macam komponen yaitu seperti zat
trigliserida, fosfolipid, asam lemak bebas dan juga kolesterol. Secara
umum, kolesterol berfungsi membangun dinding dalam sel (membrane
sel) dalam tubuh. Kolesterol adalah suatu zat lemak yag dinuat dalam
hati dan lemak jenuh dalam makanan. Jika terlalu tinggi kadar
kolesterol dalam darah maka akan semakin meningkatkan faktor resiko
terjadinya penyakit arteri coroner.
Kolesterol dibagi menjadi 2 jenis kolesterol yaitu Low Density
Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL). LDL atau
sering juga disebut kolesterol jahat. LDL terdiri atas lemak dan sedikit
protein, dan bertugas mengangkut 60-80% kolesterol tubuh kedalam
darah. Setelah berkeliling dalam darah selama beberapa hari dan sudah
terbentuk, LDL akam diserap oleh sel-sel tubuh sebagai bahan
pembuat hormone dan sel-sel tubuh, tapi karena tidak smua diperlukan
maka kelebihan kolesterol itu akan dibuang dalam darah. Kemudian
buangan inilah akan menumpuk pada dinding pembuluh darah yang
menyebabkan timbulnya radang dan menghasilkan plak.
HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh manusia,
fungsi dari HDL adalah mengangkut LDL didalam jaringan perifer ke
Hepar dan akan membersihkan lemak-lemak yang menempel
dipembuluh darah yang kemudian akan dikeluarkan melalui saluran
empedu dalam bentuk lemak empedu. Faktor yang mempengaruhi
kadar kolesterol adalah makanan, kurang aktifitas fisik, kurang
pengetahuan dan kepatuhan. Jika kadar kolesterol sudah sangat tinggi
maka endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang sering
disebut sebagai xanpoma didalam tendon urat daging dan didalam
kulit. Untuk memantau tanda dan gejala yang muncul maka diperlukan
pengukuran kadar kolesterol agar dapat engontrol kadar kolesterol
dalam tubuh.

d. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah
Penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi
normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif. Tingkat kadar glukosa darah menentukan apakah
seseorang menderita Diabetes Melitus atau tidak. Dalam proses
perjalanan penyakit diabetes mellitus dapat timbul komplikasi baik akut
maupun kronik komplikasi akut dapat diatasi dengan pengobatan yang
tepat antara lain ketoasidosis. Hiperosmolar non ketotik koma dan
toksik asidosis. Sedangkan komplikasi kronik timbul setelah beberapa
tahun seperti mikroangiopati, neuropati, nefropati dan retinopati dan
makro angiopati kardiovaskuler dan peripheral vaskuler.
Pankreas terletak melintang dibagian atas abdomen dibelakang
gaster didalam ruang retroperitoneal. Disebelah kiri ekor pankreas
mencapai hilus limpa diarah kronio – dorsal dan bagian atas kiri kaput
pankreas dihubungkan dengan corpus pankreas oleh leher pankreas
yaitu bagian pankreas yang lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm,
arteri dan vena mesentrika superior berada dileher pankreas bagian kiri
bawah kaput pankreas ini disebut processus unsinatis pankreas.
Pankreas terdiri dari dua jaringan utama yaitu Asinus, yang
mengekskresikan pencernaan ke dalam duodenum dan Pulau
Langerhans, yang tidak mempunyai alat untuk mengeluarkan getahnya
namun sebaliknya mensekresi insulin dan glukagon langsung kedalam
darah. Pankreas disebut sebagai organ rangkap, mempunyai dua fungsi
yaitu sebagai kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kelenjar
eksokrin menghasilkan sekret yang mengandung enzim yang dapat
menghidrolisis protein, lemak, dan karbohidrat; sedangkan endokrin
menghasilkan hormon insulin dan glucagon yang memegang peranan
penting pada metabolisme karbohidrat
Kelenjar pankreas dalam mengatur metabolisme glukosa dalam
tubuh berupa hormon-hormon yang disekresikan oleh sel – sel dipulau
langerhans. Hormon-hormon ini dapat diklasifikasikan sebagai hormon
yang merendahkan kadar glukosa darah yaitu insulin dan hormon yang
dapat meningkatkan glukosa darah yaitu glukagon. Fisiologi Insulin :
Hubungan yang erat antara berbagai jenis sel dipulau langerhans
menyebabkan timbulnya pengaturan secara langsung sekresi beberapa
jenis hormone lainnya, contohnya insulin menghambat sekresi glukagon,
somatostatin menghambat sekresi glukagon dan insulin.
Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI) tipe 1 Diabetes yang
tergantung pada insulin diandai dengan penghancuran sel-sel beta
pancreas yang disebabkan oleh faktor genetic, faktor imunologi, faktor
lingkungan. Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya
DM tipe II, diantaranya adalah Usia (resistensi insulin cenderung
meningkat pada usia di atas 65 tahun), Obesitas, Riwayat keluarga dan
Kelompok etnik. Ada 4 kategori utama diabetes yaitu Tipe I: Insulin
Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus tergantung
insulin (DMTI), Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM)/ Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI), DM tipe
lain karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik),
obat, infeksi, antibodi, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan
karakteristik gangguan endokrin.
Pasien dengan DM tipe-1 sering memperlihatkan awitan gejala yang
eksplosif dengan polidipsi, poliuria, turunnya berat badan, polifagia,
lemah somnolen yang terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu.
Pasien dapat menjadi sakit berat dan timbul ketoasidosis, serta dapat
meninggal jika tidak ditangani dengan segera. Jika hiperglikemianya
berat dan melebihi ambang ginjal untuk zat ini, maka timbul glikosuria.
Glikosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan
pengeluaran urine (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia). Karena
glukosa hilang bersama urine maka pasien mengalami keseimbangan
kalori negatif dan penurunan berat badan. Akibatnya akan timbul rasa
lapar yang semakin besar (polifagia), mengeluh lelah dan mengantuk.
Sedangkan pada pasien DM tipe-2 mungkin tidak memperlihatkan gejala
apapun dan diagnosis hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di
laboratorium dan melakukan tes toleransi glukosa. Pada hiperglikemia
yang berat, pasien tersebut mungkin menunjukkan gejala polidipsia,
poliuria, lemah dan somnolen. Biasanya mereka tidak menderita
ketoasidosis karena pasien ini tidak mengalami defisiensi insulin secara
absolut namun hanya relative. Komplikasi DM dibedakan menjadi 2
yaitu, komplikasi akut dan komplikasi kronik.

2.1.3 Kesiapan Peningkatan Komunitas


Lihat definisi di SDKI
Peningkatan komunitas dalam hal ini mengatasi masalah
penggunaan gadget syang berlebihan pada anak-anak.
a. Pengertian Gadget
Gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang
mengartika sebuah alat elektronik kecil dengan berbagai macam fungsi
khusus, contohnya : komputer, handphone, game.

b. Manfaat Gadget
1) Sebagai alat komunikasi
2) Sebagai alat untuk mencari informasi
3) Sebagai sarana penambah wawasan
4) Sebagai media hiburan gratis
5) Sebagai gaya hidup

c. Dampak Penggunaan Gadget


1) Kerusakan mata
Paparan sinar dari gadget yang terlalu lama akan
membuat mata terasa lelah, sakit kepala, dan penglihatan kabur.
Selain itu, ketika menggunakan gadget, kita akan jarang berkedip.
Rata-rata orang akan berkedip 3-8 kali per menit saat akan bekerja
di depan komputer dan aktivitas lain yang membutuhkan fokus.
2) Mengganggu Pola tidur
Pecandu gadget sering kali rela begadang, sehingga kualitas
dan waktu tidurnya berkurang. Jika dibiarkan berkepanjangan, hal
ini dapat menyebabkan gangguan tidur. Masalah kesehatan ini
bisa meningkatkan risiko terjadinya obesitas, diabetes, penyakit
jantung, bahkan infertilitas.Karena kurang tidur,
pecandu gadget akan sulit berkonsentrasi dan mengalami
kelelahan sepanjang hari. Hal ini dapat meningkatkan risiko
cedera atau kecelakaan saat bekerja atau menyetir.
3) Obesitas
Kecanduan gadget juga membuat anak rentan mengalami
obesitas alias kelebihan berat badan. Sebab, asyik
bermain gadget bisa menyebabkan anak kurang bergerak atau
lebih sering duduk dan berbaring. Padahal, anak-anak seharusnya
aktif bermain bersama temannya di luar rumah. Obesitas tidak
boleh dianggap sepele, sebab kondisi ini bisa meningkatkan risiko
penyakit jangka panjang, seperti obesitas, stroke usia dini, hingga
serangan jantung.
4) Postur tubuh bungkuk
Anak yang kecanduan gadget tanpa sadar sering
menundukan leher untuk melihat gadgetnya. Ketika leher condong
kedepan dan menunduk saat asyik bermain gadget,beban leher dan
tulang belakang jadi bertambah besar karena harus menopang
beban kepala,sehingga bias menyebabkan leher dan punggungmu
terasa nyeri. Jika dibiarkan terlalu lama,maka akan berdanpak
pada postur tubuhmu yang jadi bungkuk.
5) Gangguan pelajaran
Penggunaan teknologi yang berlebihan pada anak bisa
membuat proses belajarnya tidak teratur. Karena teknologi ini
membuat segalanya menjadi lebih mudah,sehingga otak anak
tidak terasah,disebabkan kemudahan yang ditawarkan untuk
mencari jalan pintas. Oleh karena tidak bias berhenti bermain
gadget,kegiatan belajar anak yang memiliki sindrom nomofobia
ini pun biasanya akan terganggu. Hamper sebagaian besar
waktunya digunakan untuk bermain gadget dan ia sulit untuk
berkonsentrasi saat belajar di sekolah,sehingga akhirnya prestasi
disekolah pun menurun.
6) Gangguan mental
Ternyata, penggunaan gawai secara berlebihan dapat
mengakibatkan gangguan mental. Anak-anak dan remaja yang
lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan bermain ponsel
pintar atau bersentuhan dengan teknologi rentan mengalami
masalah gangguan perilaku dan gejala attention deficit
hyperactivity disorder atau ADHD.
ADHD adalah gangguan mental yang menyebabkan
seorang anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
dan memiliki perilaku yang impulsif serta agresif. Jika kondisi ini
tidak segera diatasi, ADHD bisa memberikan pengaruh yang
cukup besar terhadap prestasi anak di sekolah. Pasalnya, anak
dengan kondisi ADHD lebih sering terlihat tidak mendengarkan
pembicaraan yang dilakukan secara langsung. Tidak hanya itu,
pengidap ADHD pun mengalami kesulitan mengatur tugas dan
aktivitas yang dijalani.
Anak-anak yang mengidap gangguan kesehatan mental ini
juga terlihat hiperaktif dan tidak bisa diam. Biasanya, mereka
lebih senang mengganggu orang lain yang sedang beraktivitas.
Jika ibu mendapati anak menunjukkan gejala ADHD, Jangan ragu
untuk segera menanyakan penanganannya pada dokter.
d. Upaya Pencegahan Kecanduan Gadget
1) Membatasi penggunaan
Batasi penggunaan gadget sesuai dengan rekomendasi usia
anak. The American Academy of Pediatrics (2013) dan Canadian
Paediatric Society (2010) telah menerbitkan pedoman screen time
seperti berikut ini: 1) Anak-anak di bawah usia 2 tahun: sebaiknya
tidak dibiarkan bermain gadget sendirian, termasuk TV,
smartphone dan tablet. 2) Anak-anak usia 2 sampai 4 tahun:
kurang dari satu jam sehari. 3) Usia 5 tahun ke atas: sebaiknya
tidak lebih dari dua jam sehari untuk penggunaan rekreasional (di
luar kebutuhan belajar).
2) Beri Jadwal
Jadwalkan waktu yang tepat untuk bermain gadget. Di luar
itu, orangtua juga harus menyiapkan kegiatan alternatif lainnya
agar anak tidak bosan dan beralih ke gadget lagi.
3) Jangan beri akses penuh
Letakkan tv atau komputer di ruang keluarga. Sehingga
setiap anak menggunakannya, dia tidak sendirian dan masih dalam
pengawasan anggota keluarga lainnya. Selain itu perangkat
mobile juga sebaiknya tidak diserahkan pada anak sepenuhnya.
Biarkan anak meminta izin terlebih dahulu jika ingin
menggunakannya, dan ambil kembali setelah selesai
4) Tetapkan wilayah-wilayah bebas gadget
Buat peraturan tidak boleh menggunakan gadget di tempat-
tempat tertentu. Misalnya di meja makan, di kamar tidur, dan di
mobil.
5) Ajarkan anak pentingnya menahan diri
Pastikan untuk memberikan pujian pada anak ketika ia
berhasil menahan diri untuk tidak bermain game dan mengikuti
aturan yang telah ditetapkan.
6) Berikan contoh yang baik
Sudah jadi pengetahuan umum bahwa anak meniru apa
yang dilakukan orangtuanya. Untuk itu, Parents juga harus
menjadi contoh yang baik, letakkan HP dan bermainlah atau
bercerita bersama.

2.2 Konsep Teori Keperawatan Dorothea Orem


Dorothea Elizabeth Orem merupakan salah satu tokoh ahli teori
keperawatan. Orem lahir di Baltimore, Maryland, pada tahun 1914. Orem
memulai karir bidang keperawatan di Providance Hospital School of Nursing
Washington DC dan mendapatkan gelar diploma keperawatan pada tahun 1930-
an. Kemudian Orem melanjutkan pendidikannya dengan mendapatkan gelar
Sarjana (BS) bidang keperawatan di Catholic University of America (CUA) pada
tahun 1999 kemudian pada tahun 1946 Oream menerima gelar Master (MS)
dalam pendidikan keperawatan di CUA.
Menurut Orem (1971) keperawatan kesehatan komunitas keluarga adalah
pelayanan manusia yang berpusat pada kebutuhan manusia untuk mengurus diri
bagaimana mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan
dari kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan mengulangi akibat-
akibatnya (Mirnawati, 2016).
Model konseptual dari Orem yang diterpkan kedalam keperawtan
komunitas keluarga adalah kemampuan individu atau keluarga untuk merawat
dirinya sendiri maupun anggota keluarga yang mengalami gangguan secara
kompeten. Orem berfokus pada pelayanan keperawatan diri secara teraupetik baik
dalam lingkungan keluarga maupun komunitas yang bertujuan untuk mengelolah
kehidupan untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan. Tujuan dari Orem secara
khusus dalam keperawatan komunitas keluarga yaitu untuk meningkatkan
kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi
oleh keluarga, meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga, meningkatkan kemampuan
keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah dasar dalam keluarga maupun
komunitas, meningkatkan kemampuan keluarga dan komunitas dalam mengambil
keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggota
keluarganya maupun komunitas dan meningkatkan produktifitas keluarga dalam
meningkatkan mutu hidupnya dan kesehatan komunitas sekitarnya. (Mirnawati,
2016).
Keyakinan Orem tentang empat konsep keperawatan adalah :
1. Klien individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup sehat, pemenuhan sakit/trauma atau
koping dan efeknya. Orem mengemukakan pendapatnya tentang manusia
yang berkaitan dengan self care, dimana setiap individu memiliki tanggung
jawab pada dirinya sendiri dalam pemeliharaan kesehatan. Orem juga
berpandangan bahwa individu merupakan suatu kesatuan yang berfungsi
secara biologic, simbolik dan social. Menurut Orem dalam kondisi sehat
individu bertindak sebagai self care untuk dirinya sendiri. Sedangkan ketika
dalam kondisi sakit atau memiliki masalah kesehatan yang berperan sebagai
self care yaitu tenaga kesehatan dan keluarga. Dalam hal ini individu
memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan mempelajari dalam
memenuhi kebutuhan self care, sehingga dapat tercipta kemandirian dalam
perawatan (Alligood, 2017).
2. Sehat, yakni kemampuan individu atau kelompok untuk memenuhi tuntutan
self care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas
structural fungsi dan perkembangan. Sehat menurut Orem yaitu adanya
perkembangan struktur dan fungsi tubuh secara baik dan normal yang
meliputi aspek fisik, psikologi, interpersonal dan sosial. Orem mengatakan
bahwa sehat merupakan suatu usaha diri sendiri untuk mencapainya, karena
ketika individu dapat memenuhi kebutuhan self care secara optimal tanpa ada
ketergantungan maka individu tersebut ada dalam kondisi sehat. Dalam hal
ini kesejahteraan merupakan keadaan dimana individu berhasil dalam
mengembangkan diri dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia sehingga
dapat memanifesatasikan melalui kemampuan (Aligood, 2017).
3. Lingkungan, yakni tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
Pandangan Orem mengenai lingkungan yaitu segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi individu. Menurut Orem lingkungan terdiri dari lingkungan
fisik, kimia, biologi serta sosial yang dapat memberi pengaruh terhadap
pemenuhan kebutuhan self care secara maksimal. Selain dari pada itu,
terdapat juga lingkungan positif dan lingkungan negative. Lingkungan positif
yaitu lingkungan yang membantu individu dalam memenuhi kebutuhan self
care sedangkan lingkungan negatif merupakan lingkungan yang dapat
mengahambat individu dalam memenuhi kebutuhan self care (Aligood,
2017).
4. Keperawatan, yakni pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan
yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok
masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencangkup integritas
structural, fungsi dan perkembangan berdasarkan keyakinan konsep utama
Orem. Keperawatan menurut Orem merupakan suatu rangkaian aktivitas
yang bersifat therapeutic yang berdasarkan teori keperawatan. Dalam proses
keperawatan, perawat harus memfasilitasi kebutuhan self care dari pasien
sehingga ketika kemampuannya lebih kecil dari pada kebutuhannya maka
peran perawat dalam hal ini yaitu memberikan asuhan keperawatan untuk
meningkatkan kesehatan dan mengindentifikasi tingkat kemampuan self care
pasien kemudian mencari cara untuk meminimalkan self care deficit dari
pasien. Peran perawat sebagai self careagent (nursing agency) yaitu
memberikan asuhan keperawatan yang terdiri dari tindakan langsung,
peningkatan pengetahuan melalui pemberian pendidikan kesehatan, memberi
bimbingan kepada pasien maupun keluarga, memberikan dukungan serta
motivasi serta menciptakan lingkungan positif yang membantu dalam
meningkatkan self care pasien (Aligood, 2017).

Fokus keperawatan pada model Orem yang diterapkan pada praktek


keperawatan komunitas keluarga dalam Mirnawati (2016) adalah :
1. Aspek interpersonal : hubungan dalam keluarga
2. Aspek social : hubungan keluarga dan masyarakat sekitarnya
3. Aspek procedural : melatih keterampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi.
4. Aspek teknis : mengajarkan kepada keluarga sebagai masyarakat tentang
teknis yang dilakukan dirumah misalnya melakukan pengolahan diet untuk
pasien gout atritis secara benar.

Keperawatan menurut Orem merupakan suatu rangkaian aktivitas yang


bersifat therapeutic yang berdasarkan teori keperawatan. Dalam proses
keperawatan, perawat harus memfasilitasi kebutuhan self care dari pasien
sehingga ketika kemampuannya lebih kecil dari pada kebutuhannya maka peran
perawat dalam hal ini yaitu memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan
kesehatan dan mengindentifikasi tingkat kemampuan self care pasien kemudian
mencari cara untuk meminimalkan self care deficit dari pasien. Peran perawat
sebagai self careagent (nursing agency) yaitu memberikan asuhan keperawatan
yang terdiri dari tindakan langsung, peningkatan pengetahuan melalui pemberian
pendidikan kesehatan, memberi bimbingan kepada pasien maupun keluarga,
memberikan dukungan serta motivasi serta menciptakan lingkungan positif yang
membantu dalam meningkatkan self care pasien (Aligood, 2017).

Asumsi utama dari teori self care Orem yaitu, self care yang merupakan
sikap atau perilaku individu dalam dalam keluarga untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan yang jika dilakukan secara efektif
maka akan memberi kontribusi dalam integritas structural fungsi dan kebutuhan
manusia. Self care digunakan dalam mengontrol factor internal dan factor
eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan individu. Self care
agency merupakan kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan untuk
perawatan diri yang dipengaruhi oleh conditioning factor yang meliputi umur,
jenis kelamin, status kesehatan, sistem keluarga, pola hidup, dan lingkungan. Self
care demands lebih mengacuh pada tuntutan atau permintaan dalam perawatan
diri, yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk mencapai kebutuhan perawatan
diri secara maksimal dengan menggunakan metode yang tepat. Nursing agency
merupakan kemampuan dari perawat dalam membangun hubungan interpersonal
untuk bertindak, mengetahui dan membantu orang-orang tertentu dalam
memenuhi tuntutan perawatan diri dan membantu untuk mencapai kemandirian
dari individu serta mengurangi tingkat self care deficit. (Aini, 2018)
BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 WOC (Web Of Causation)

self care

conditioning factor
conditioning factor

self
self
caredemand
careagency
s
deficit

nursingagen
cy

3.2 Aplikasi Teori Keperawatan Dalam Asuhan Keperawatan


Dalam proses pembuatan asuhan keperawatan komunitas di Desa
Bongkudai Baru teori keperawatan yang digunakan yaitu teori Self-Care dari
Dorothea Orem. Model konseptual dari Orem adalah kemampuan individu
untuk merawat dirinya sendiri tanpa ketergantungan kepada orang lain. Orem
berfokus pada pelayanan diri klien yang bertujuan untuk mengelolah
kehidupan untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan. Tujuan dari Orem
yaitu untuk meningkatkan kemandirian individu sehingga dapat meningkatkan
perilaku hidup sehat dan mencapai kesehatan secara optimal. Dalam hal ini
asuhan keperawatan diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dari
pasien itu sendiri (Smith M. C, 2015).
Berdasarkan teori, self-care merupakan sikap atau perilaku individu
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan yang jika
dilakukan secara efektif maka akan memberi kontribusi dalam integritas
structural fungsi dan kebutuhan manusia. Pada proses asuhan keperawatan,
self-care merupakan perilaku masyarakat Desa Sawangan dalam
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan dan yang menjadi agen perawatan
diri yaitu masyarakat desa itu sendiri.
Nursing agency merupakan kemampuan dari perawat dalam
membangun hubungan interpersonal untuk bertindak, mengetahui dan
membantu orang-orang tertentu dalam memenuhi tuntutan perawatan diri dan
membantu untuk mencapai kemandirian dari individu serta mengurangi
tingkat self care deficit. Agen keperawatan dalam proses asuhan keperawatan
ini yaitu mahasiswa yang mengadakan pengabdian masyarakat di Desa
Sawangan. Dimana dalam hal ini mahasiswa mampu membantu masyarakat
dalam mengembalikan kemampuan dalam merawat diri secara mandiri untuk
mencapai kesejahteraan dan kesehatan yang optimal dengan cara melakukan
beberapa penyuluhan kesehatan berdasarkan kebutuhan masyarakat,
membantu masyarakan dalam mengatasi penularan covid 19, membantu
masyarakat dalam mempersiapkan diri untuk new normal, membantu
masyarakat dalam pencegahan dini penyakit dengan cara pemeriksaan
kesehatan dan beberapa program kesehatan yang telah disusun untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat desa.
Self care agency merupakan kemampuan individu dalam memenuhi
kebutuhan untuk perawatan diri yang dipengaruhi oleh conditioning factor
yang meliputi umur, jenis kelamin, status kesehatan, sistem keluarga, pola
hidup, dan lingkungan. Self-care agency dalam proses asuhan keperawatan ini
yaitu kemampuan masyarakat dalam melakukan perilaku hidup sehat dan
bersih. Self care demands lebih mengacuh pada tuntutan atau permintaan
dalam perawatan diri, yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk mencapai
kebutuhan perawatan diri secara maksimal dengan menggunakan metode yang
tepat. Pada proses asuhan keperawatan ini yang menjadi Self care demands
yaitu perilaku hidup sehat bersih, pencegahan penyakit secara dini,
peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan derajat kesehatan yang harus
dilakukan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan merawat diri dalam
meningkatkan kesehatan.
Masalah kesehatan yang muncul disebabkan karena kurangnya
kemampuan masyarakat dalam perawatan diri (Self-Care), yang diakibatkan
karena sebagian masyarakat tidak memperhatikan kondisi kesehatan diri
sendiri dan keluarga yang ada dirumah. Hal ini dibukitkan dengan hasil
pengkajian yang ada. Dalam kasus ini ketika Self Care Agency rendah yaitu
ketika kurangnya kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup sehat dan Self
Care Demands yang ditetapkan tidak terpenuhi yaitu indikator hidup sehat
maka terjadi Self-Care Defisit di masyarakat, dengan demikian diangkatnya 3
masalah keperawatan utama yang ada di Desa Bongkudai Baru. Dari masalah
tersebut maka mahasiswa sebagai Nursing Agency harus mampu membantu
masyarakat meningkatkan kualitas kesehatan sehingga mengurangi tingkat
self-care deficit.
BAB IV
APLIKASI ASUHAN
KEPERAWATAN

4.1 PENGKAJIAN
1. Dimensi lokasi
a. Batas wilayah
Desa Bongkudai baru merupakan salah satu desa yang ada di
Kecamatan Mooat, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, jarak
desa Bongkudai Baru dari pusat kecamatan ± Km. Desa ini
berdekatan dengan desa dan desa.
Batas Utara : - Batas Selatan : -
Batas Timur :
Batas Barat :
menunggu gambar
b. Lokasi Pelayanan Kesehatan
Saat ini tempat pelayanan kesehatan di desa Bongkudai Baru
masi dalam perencanaan.
c. Lingkungan Fisik
Desa Bongkudai Baru memiliki iklim tropis, kualitas udara di
desa ini tergolong dingin dan sejuk. Hal ini dikarenakan desa
Bongkudai Baru terletak dibawah kaki Gunung Ambang .Sumber air
yang digunakan adalah dari sumber air yang berasal dari mata air.
Desa ini memiliki sektor pertanian berupa Cingkeh, Pisang, daun
bawang, jahe, bawang merah, kentang, tomat,rica, sayuran berupa
Kol, sawi, wortel,dan seledri. Sedangkan berdasarkan pengkajian
yang dilakukan sebagian besar masyarakat memiliki hewan
peliharaan seperti: Anjing, Ayam, dan Kucing Dengan presentase
hewan terbanyak adalah anjing.
d. Lingkungan Buatan
Desa ini memiliki lahan pekuburan. Situasi lingkungan
berdasarkan survei yang dilakukan tergolong cukup bersih namun
pada ruas-ruas jalanan masih ada sampah dan juga pada beberapa
halaman belakang rumah warga masih ada sampah-sampah.
e. Transportasi
Sebagian besar masyarakat di desa ini menggunakan alat
transportasi motor dan mobil untuk berpergian, namun ada juga
masyarakat yang menggunakan bentor dan angkutan kota sebagai
transportasi umum dan kalero sebagai transportasi pengangkut bahan-
bahan sektor pertanian. Akses jalan dari pusat kecamatan ke desa
sudah sangat memadai karena jalan di desa ini merupakan jalan trans
Amurang - Kotamobagu.

2. Dimensi Populasi
a. Ukuran
Jumlah penduduk di desa Bongkudai Baru adalah 515 jiwa
dengan jumlah keluarga 157 KK. Jumlah pasangan usia subur
b. Komposisi Penduduk
Berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, buat piramida.
c. Budaya Penduduk
Desa Bongkudai Baru merupakan salah satu dari 10 desa yang
ada di kecamatan Bolaang Mongondow Timur. Pada awalnya desa
Bongkudai Baru dan desa Bongkudai Selatan,Timur, dan Utara
merupakan 1 desa yang utuh Sejak 17 September 2012. Berdasarkan
budaya penduduk, penduduk Desa Bongkudai Baru masih menganut
budaya dan adat Minahasa walau terletak di Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur.
d. Kelas Sosial Penduduk
Di desa Bongkudai Baru sebagian besar keluarga
tergolong pada keluarga Pra- Sejahtera. Tetapi, ada juga
masyarakat yang tergolong dalam keluarga Sejahtera.
e. Mobilitas Penduduk
Berdasarkan hasil pengkajian dan juga wawancara sebagian
besar masyarakat adalah penduduk tetap di desa Bongkudai Baru.

3. Dimensi Sistem Sosial


a. Sistem Kesehatan
1) Sistem Pelayanan Kesehatan
Jenis pelayanan kesehatan yang ada di desa
Bongkudai Baru adalah posyandu dan juga puskesmas. Posyandu
dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 10 dan puskesmas
merupakan tempat rujukan awal masyarakat desa Bongkudai Baru
yang bertempat di desa Bongkudai Selatan yang jauhnya kira-kira
± 2 km.
2) Jumlah Pelayanan
Jumlah pelayanan kesehatan di desa Bongkudai Baru hanya
Posyandu dan Puskesdes masi dalam perencanaan.
3) Jenis Penyakit
Jenis Penyakit Jumlah Presentase (%)

Kolesterol 12 14
Gout Atritis 22 25
Hipertensi 28 32
DM 8 9
Gastritis 5 6
Demam 4 4
Flu 4 5
Batu Ginjal 1 1
Alergi 1 1
Sinusitis 1 1
Jantung 1 1
Miom 1 1
Jumlah 88 100
Sumber: Data Primer, 2021
Jumlah

Flu
Alergi Sinusitis Jantung Miom
5%
Demam 1% 1% 1% 1%
5%
Batu Ginjal Kolesterol
Gastritis 1% 14%
6%
Gout Atritis
DM 25%
9%

Hipertensi
32%

Analisa Data: berdasarkan pengkajian yang dilakukan didesa


Bongkudai Baru penyakit teratas yaitu Hipertensi dengan
jumlah 32 % sedangkan yang terrendah yaitu batu ginjal, alergi,
sinusitis, jantung dan miom dengan jumlah 1%.

4) Jumlah Kader
Jumlah kader yang ada di desa Bongkudai Baru adalah 7
orang kader posyandu dan ada 7 kader BKKBN. Kader-kader
tersebut mendapat pelatihan dari tenaga kesehatan.
5) Jenis Pembiayaan
Sebagian besar masyarakat di desa ini sudah memiliki
asuransi kesehatan berupa BPJS. Namun ada juga beberapa
masyarakat yang tidak memiliki asuransi kesehatan dikarenakan
dalam pengurusan, dokumen atau berkas yang dikumpulkan belum
lengkap dan masi mempunyai tunggakan.

6) Pelayanan KB
Berikut ini merupakan jenis pelayanan KB yang pernah
digunakan :
Alat Kontrasepsi Jumlah Presentase (%)
PIL 3 7
Suntik 3 bulan 28 64
Implan 10 23
IUD 2 4
Kondom 1 2
Jumlah 44 100%
Sumber: Data Primer, 2021

Jumlah
Kondom PIL
Implan 2% 7%
23% IUD
5%

Suntik 3 bulan
64%
Analisa Data: berdasarkan pengkajian yang dilakukan
di Desa Bongkudai Baru jumlah penggunaan alat kontrasepsi
terbanyak yaitu menggunakan suntik 64 % sedangkan yang
paling sedikit adalah penggunaan kondom dengan presentase 2 %.

7) Riwayat Kejadian Luar Biasa


Berdasarkan informasi yang didapatkan dari petugas
kesehatan dan juga masyarakat, tidak ada kejadian luar biasa di
desa Bongkudai Baru.

8) Pola Konsumsi
Pola konsumsi masyarakat di desa ini adalah nasi,
ikan,daging dan juga sayur.
9) Kondisi Kesehatan Lingkungan, Pemukiman, Saluran Air,
Sampah
Dilihat dari hasil survey yang dilakukan sebagian
besar lingkungan rumah masyarakat sudah tergolong bersih. untuk
lingkungan desa, pada ruas-ruas jalan terlihat kotor karena ada
sampah yang berhamburan pada sepanjang ruas jalan. Desa ini
menggunakan sumber air dari mata air, dan pengolahan sampah di
desa ini adalah dengan cara dibakar.

b. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Jumlah Presentase (%)
KeluargaTipe
Inti Keluarga 87 69
Keluarga Besar 25 20
Janda Keluarga MudaSingle Parent
Duda 6% 2% 1 2% 1
Duda
Janda 1% 8 6
Keluarga Besar
Keluarga Muda
20% 3 2
Keluarga Inti
Single Parent 69% 2 2
Jumlah 126 100%
Sumber: Data Primer, 2021

Analisa Data: berdasarkan pengkajian yang dilakukan


di desa Bongkudai Baru didapatkan presentase tipe keluarga
terbanyak adalah keluarga inti sebesar 69 %.

c. Sistem Ekonomi
1) Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat didesa Bongkudai Baru bekerja
sebagai petani.
2) Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang ada di desa makalisung tergolong
cukup banyak. Hal ini dilihat dari kebanyakan masyarakat
berpenghasilan lewat sumber daya alam di desa seperti Sayuran,
dan Rempah-rempah.
3) Perekonomian Keluarga
Berdsarkan pengkajian yang dilakukan, sebagian besar
masyarakat di desa Bongkudai Baru berpenghasilan Rp. 1.000.000
– Rp. 3.000.000 .

d. Sistem Rekreasi
Sebagian besar masyarakat didesa Bongkudai Baru akan
melakukan rekreasi ketika ada kegiatan besar gerejawi yang diadakan
saat ada peringatan atau acara besar. Desa ini memiliki tempat wisata
seperti Goba Molunow, The Mooat Strawberry,Vila yang berjarak
3,5 km dari desa dan ada juga terdapat perkebunan desa.. Namun,
ada beberapa jenis rekreasi atau sarana rekreasi kecil yang ada
dirumah masyarakat, seperti TV.

e. Sistem Komunikasi
Masyarakat di desa ini memiliki tingkat sosial yang tinggi
karena sebagian besar masyarakat di desa ini masih saling
berkomunikasi antatara warga. Tetapi, untuk berkomunikasi jarak
jauh, masyarakat disini menggunakan telepon genggam sebagai
sarana berkomunikasi.

f. Sistem Keagamaan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, terdapat
sebagian besar keluarga di desa ini menganut agama Kristen. Dan
untuk tempat ibadah terdapat 2 tempat ibadah yang terletak di desa
Bongkudai Baru yaitu gereja GGP Alfa Omega dan gereja Advent
Hari Ketujuh Bongkudai Baru Setiap golongan gerejawi yang ada
memiliki organisasinya.

g. Sistem Pendidikan
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, di desa
Bongkudai Baru terdapat sarana pendidikan yaitu SD Negeri 1
Bongkudai Baru. Sedangkan untuk SMP,SMA masi belum ada.

h. Sistem Politik
Desa Bongkudai Baru memiliki sistem politik yaitu
demokrasi. Dimana masyarakat dilibatkan secara langsung dalam
pemilihan Sangadi. Selanjutnya Sangadi menunjuk perangkat desa
seperti kepala jaga dan lainnya.
i. Sistem Legal
Desa Bongkudai Baru memiliki sistem legal yaitu
tentang keamanan desa dan memiliki Linmas dan RT untuk menjaga
keamanan desa.
4.2 Analisa Data Komunitas
4.2.1 Klasifikasi Data
Atur yang rapi dan jelas

Di desa bongkuai baru terdapat beberapa vector yang banyak di sekitar rumah
yang dapat membahaya kesehatan masyarakat diantaranya :
1) Nyamuk dengan persentase 77,3%
2) Lalat dengan persentase 28,6%
3) Ayam dengan persentase 13,4%
4) Kucing dan tikus dengan persentase 5%
5) Anjing dengan persentase 4,2%
6) Kecoa dan bebek dengan persentase 0,8%
RIWAYAT PENYAKIT
Miom
Jantung
Sinusitis
FluAlergi1%
3% 1%
Demam 1%1%
Batuk 3% Hipertensi
Batu3%
Ginjal 22%
1%

Gastritis
4%
Tidak Ada
28%

Asam Urat
17%

DM Tipe 2
Hipertensi Gastritis 6% Urat
Asam Kolestrol
Kolestrol DM Tipe 2 Tidak Ada Batu Ginjal
Batuk Demam Flu Alergi 9% Sinusitis Jantung Miom

Berdasarkan hasil pendataan yang trla dilakukan mengenai riwayat penyakit


masyarakat di bongkudai baru ditemukan hasil: hipertensi dengan persentase 22%
dengan jumlah jiwa sebanyak 28 orang, asam urat dengan persentase 17 % dengan
jumlah jiwa sebanyak 22 orang, kolestrol dengan persentase 9% dengan jumlah
jiwa sebanyak 12 orang, Diabetes militus tipe II dengan persentase 6% dengan
jumlah jiwa sebanyak 8 orang, gastritis dengan persentase 4% dengan jumlah jiwa
5 orang, demam,batuk dan flu memiliki persentase yang sama sebesar 3% dengan
jumlah jiwa masing- masing sebayak 4 orang, batu ginjal,alergi,sinusitis,jantung
dan miom memiliki persentase yang sama sebesar 1% dengan jumlah jiwa
masing-masing 1 orang.
Pengelolaan Sampah
126 jawaban
Pengelolaan sampah baik Pengelolaan sampah kurang baik

7%

93%

Berdasarkan hasil pendataan mengenai masalah pada anak yang ada pada desa
bongkudai baru ditemukan beberapa masalah diantaranya masalah belajar dengan
persentase 53,3%, kurang percaya diri dengan persentase 26,7%, susah makan
dan kurangnya bergaul memiliki persentase yang sama sebesar 10%.

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan mengenai cara pengelolaan


sampah di desa bongkudai baru terdapat cara pengelolaan sampah baik sebesar
7% dan cara pengelolaan sampah kurang baik sebesar 93%.
4.2.2 Diagnosa Keperawatan Komunitas
N Diagnosa Besar Tingkat Muda Perhatian Tota Priorita
o masala keparaha h masyaraka l s
h n diatasi t
1. Manejemen 4 4 4 4 16 1
kesahatan
tidak efektif
berhubungan
dengan
masalah
pengolahan
sampah
2. Defisit 4 4 4 4 16 2
kesehatan
komunitas
berhubungan
dengan
riwayat
peyakit
masyarakat
(Hipertensi,
Asam Urat.,
Kolestrol, dan
Diabetes
Militus)
3. Menejemen 4 4 3 3 14 3
kesehatan
tidak efektif
berhubungan
dengan vector
yang
membahayaka
n kesehatan
(Nyamuk)
4. Kesiapan 3 3 3 3 12 4
peningkatan
komunitas
berhubungan
dengan
masalah
belajar pada
anak
(Penggunaan
Gedget
berlebihan)

4. 3 Diagnosa Keperawatan Komunitas


Buat table lengkap dengan analisis SWOT
4.4 Intervensi Asuhan Keperawatan

N MASALAH TUJUAN RENCANA SASARA WAKTU TEMPAT DANA PJ


O TINDAKAN N

1 Manejemen Dalam waktu 2 1. Penyuluhan Warga Dilaksanak - Di rumah - Pembuatan Mahasiswa


. kesahatan minggu kesehatan tentang Masyarakat an selama masyarakat Leaflet: 30 Praktik
tidak efektif masyarakat Desa jadwal Komunitas
pengelolaan sampah Desa lembar Rp.
berhubungan desa Bongkudai praktik di Desa
dengan Bongkudai 2. Lakukan promosi Baru Bongkudai Bongkudai 50.000 Bongkudai
masalah Baru mampu : kesehatan mengenai Baru Kec. Baru. - Sapu lidi Baru
pengolahan Mooat
 Masyarakat sampah organik dan - Di sekitar dan
sampah.
desa anorganik jalan raya plastik
Bongkudai 3. Lakukan promosi dan sampa
Baru kesehatan mengenai pemukiman Rp.35.000
mampu cara warga Desa
mengelolah penanggulangan Bongkudai
sampah sampah Baru
dengan 4. Lakukan kerja bakti
baik. 5. Penyuluhan

 Mampu kesehatan tentang


memilah PHBS
sampah
organik
dan
anorganik
 Meningkat
kan derajat
kesehatan.
2 Deficit Dalam waktu 2 Program Kesehatan: Warga Dilaksanak - Di rumah - Pembuatan Mahasiswa
. kesehatan minggu 1. Penyuluhan Masyarakat an selama masyarakat leaflet Praktik
komunitas masyarakat Desa jadwal Komunitas
kesehatan tentang Desa Hipertensi,
berhubungan desa Bongkudai praktik di Desa
dengan Bongkudai Hipertensi Baru Bongkudai Bongkudai Asam Bongkudai
riwayat Baru mampu : 2. Penyuluhan Baru Kec. Baru. Urat., Baru
peyakit Mooat
 Memahami kesehatan tentang - Di depan Kolestrol,
masyarakat
(Hipertensi, bahaya Asam Urat rumah dan
Asam Urat., Hipertensi, 3. Penyuluhan Sangadi Diabetes
Kolestrol,
Asam kesehatan tentang Desa Militus
dan Diabetes
Militus) Urat., Kolestrol Bongkudai Rp. 80.000
Kolestrol, 4. Penyuluhan Baru - Pembelian
dan kesehatan tentang alat
Diabetes Diabetes Militus pemeriksa
Militus 5. Lakukan an gula
 Meningkat pemeriksaan darah,
an tanda kesehatan asam urat
dan gejala 6. Lakukan senam dan
Hipertensi, sehat untuk kolestrol
Asam penderita Rp.
Urat., Hipertensi, Asam 500.000
Kolestrol, Urat., Kolestrol,
dan dan Diabetes
Diabetes Militus
Militus 7. Pelatihan BHD dan
 Memahami pada kader dan
cara aparat Desa
pencegahan Bongkudai Baru
Hipertensi,
Asam
Urat.,
Kolestrol,
dan
Diabetes
Militus
 Memahami
cara
mengontrol
Hipertensi,
Asam
Urat.,
Kolestrol,
dan
Diabetes
Militus
3 Manejemen Dalam waktu 2 Program Kesehatan : Warga Dilaksanak - Di rumah - Pembuatan Mahasiswa
. kesehatan minggu Masyarakat an selama masyarakat leaflet Rp. Praktik
tidak efektif masyarakat 1. Lakukan Promosi Desa jadwal Komunitas
kesehatan yang Bongkudai Desa 30.000,-
berhubungan desa praktik di Desa
dengan Bongkudai berkaitan dengan Baru Bongkudai Bongkudai Bongkudai
vector yang Baru mampu : Baru Kec. Baru. Baru
bahaya nyamuk
membahayak
an kesehatan  Masyarakat 2. Lakukan Mooat
(Nyamuk) desa penyuluhan
Sawangan kesehatan
mampu pengelolaan
menjaga sampah yang dapat
lingkungan memicuh
rumah dan perkembiakan
sekitarnya. nyamuk
 Mampu 3. Lakukan kerja bakti
menerapka
n 3M
 Mampu
mencegah
perkemban
gan
nyamuk
4 Kesiapan Dalam waktu 2 Program Kesehatan :Warga Dilaksanak - Di rumah - Pembuatan Mahasiswa
. peningkatan minggu Masyarakat an selama masyarakat leaflet Rp. Praktik
komunitas masyarakat 1. Lakukan Promosi Desa jadwal Komunitas
kesehatan yang Bongkudai Desa 30.000,-
berhubungan desa praktik di Desa
dengan Bongkudai berkaitan dengan Baru Bongkudai Bongkudai Bongkudai
masalah Baru mampu : bahaya gadget Baru Kec. Baru. Baru
belajar pada Mooat
anak  Memahami 2. Lakukan
(Penggunaan bahaya penyuluhan
Gedget gadge kesehatan tentang
berlebihan)
 Memahami manfaat
manfaat penggunaan gadget
penggunaa yang benar
n gadget 3. Lakukan
yang benar penyuluhan
 Memahami kesehatan tentang
efek efek sampaing
sampaing penggunaan gadget
penggunaa yang berlebihan
n gadget
yang
berlebihan

4.5 Implementasi Dan Evaluasi


N MASALAH HARI/TANGGAL KEGIATAN EVALUASI
O KEPERAWATAN

1. Menejemen 1. Senin, 14 Juni 2021 1. Memberikan penyuluhan kesehatan Senin, 14 Juni – Sabtu, 19 Juni
kesahatan tidak tentang pengelolaan sampah 2021
efektif berhubungan Hasil : Sebanyak 22 warga desa 1-3. Sebanyak 22 warga
dengan masalah Bongkudai baru yang tergabung dalam masyarakat desa Bongkudai Baru
pengolahan sampah. PKB GGP Alfa Omega Bongkudai Mengikuti kegiatan Penyuluhan
baru mengikuti pemberian penyuluhan kesehatan tentang Sampah yang
kesehatan mengenai pengelolaan diberikan oleh Mahasiswa
sampah Keperawatan UNIKA De La Salle
2. Senin, 14 Juni 2021 2. Melakukan promosi kesehatan Manado . Kegiatan Berjalan sesuai
mengenai sampah organik dan jadwal, dan mendapat Apresiasi
anorganik dan antusias dari Warga Desa
Hasil : Sebanyak 22 warga desa Bongkudai Baru. Mahasiswa tidak
Bongkudai baru yang tergabung dalam mengalami hambatan dan masalah
PKB GGP Alfa Omega Bongkudai selama kegiatan berlangsung.
baru mengikuti pemberian penyuluhan 4.Mahasiswa bersama dengan
kesehatan mengenai sampah organic Aparat dan warga desa mengikuti
dan anorganik Kegiatan Kerja bakti yang di
3. Senin, 14 Juni 2021 3. Melakukan promosi kesehatan lakukan di Dusun 3 dan 4.
mengenai cara penanggulangan Kegiatan berjalan sesuai jadwal
sampah dan tidak terjadi masalah dan
Hasil : Sebanyak 22 warga desa hambatan selama kegiatan
Bongkudai baru yang tergabung dalam berlangsung.
PKB GGP Alfa Omega Bongkudai 5. Sebanyak 30 Anak Sekolah
baru mengikuti pemberian penyuluhan Minggu Jemaat GMIBM
kesehatan mengenai penanggulangan mengikuti kegiatan Penyuluhan
sampah kesehatan tentang PHBS yang
4. Rabu, 16 Juni 2021 4. Melakukan kerja bakti diberikan oleh Mahasiswa
dan Sabtu, 19 Juni Hasil : Mahasiswa bersama Aparat Keperawatan dan 4 orang Dosen
2021 dan masyarakat melakukan kerja bakti Keperawatan UNIKA De La Salle
bersama di dusun 3 dan 4 Manado . Kegiatan Berjalan sesuai
5. Jumat, 18 Juni 2021 5. Memberikan penyuluhan kesehatan jadwal, dan mendapat Apresiasi
tentang PHBS dan antusias dari Anak Sekolah
Hasil : Mahasiswa bersama dengan 4 Minggu dan Para Pembina ASM.
orang dosen dan Sebanyak 30 Anak Mahasiswa tidak mengalami
Sekolah Minggu mengikuti hambatan dan masalah selama
permberian penyuluhan kesehatan kegiatan berlangsung.
mengenai PHBS
2. Deficit kesehatan Program Kesehatan: Kamis, 10 Juni 2021
komunitas 1. Kamis, 10 Juni 2021 1. Memberikan penyuluhan kesehatan 1. Sebanyak 20 orang Jemaat
berhubungan tentang Hipertensi GMIBM Kolom 2, 17 orang
dengan riwayat Hasil : Sebanyak 20 orang Jemaat Jemaat GMIBM Kolom 1, 20
peyakit masyarakat GMIBM Kolom 2, 17 orang Jemaat orang Jemaat GGP Alfa
(Hipertensi, Asam GMIBM Kolom 1, 20 orang Jemaat Omega Komsel 3 mengikuti
Urat., Kolestrol, dan GGP Alfa Omega Komsel 3 mengikuti kegiatan Penyuluhan kesehatan
Diabetes Militus) pemberian penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi yang
tentang Hipertensi diberikan oleh Mahasiswa
2. Kamis, 17 Juni 2021 2. Memberikan penyuluhan kesehatan Keperawatan UNIKA De La
tentang Asam Urat Salle Manado . Kegiatan
Hasil : Sebanyak 19 warga masyarakat Berjalan sesuai jadwal, dan
mengikuti pemberian penyuluhan mendapat Apresiasi dan
kesehatan tentang Asam Urat antusias dari Warga Desa
3. Jumat, 11 Juni 2021 3. Memberikan penyuluhan kesehatan Bongkudai Baru. Mahasiswa
tentang Kolestrol tidak mengalami hambatan dan
Hasil : Sebanyak 22 warga masalah selama kegiatan
masyarakat desa Bongkudai baru yang berlangsung.
tergabung dalam WKI GGP Alfa 2. Sebanyak 19 warga masyarakat
Omega Bongkudai Baru mengikuti desa Bongkudai Baru
pemberian penyuluhan kesehatan Mengikuti kegiatan
mengenai Kolesterol bersama 3 orang Penyuluhan kesehatan tentang
dosen Asam Urat yang diberikan oleh
4. Kamis, 17 Juni 2021 4. Memberikan penyuluhan kesehatan Mahasiswa Keperawatan
tentang Diabetes Militus UNIKA De La Salle Manado .
Hasil : Sebanyak 15 Jemaat GGP Alfa Kegiatan Berjalan sesuai
Omega Komsel 4 mengikuti jadwal, dan mendapat
pemberian penyuluhan kesehatan Apresiasi dan antusias dari
mengenai Diabetes Melitus Warga Desa Bongkudai Baru.
5. …. 5. Melakukan pemeriksaan kesehatan Mahasiswa tidak mengalami
Hasil : Sebanyak 18 orang warga hambatan dan masalah selama
masyarakat mengikuti pemeriksan kegiatan berlangsung.
kesehatan oleh mahasiswa Profesi 3. Sebanyak 22 warga masyarakat
Ners di Posko Mahasiswa, dan 31 desa Bongkudai Baru
orang warga masyarakat Desa Mengikuti kegiatan
Bongkudai Baru mengikuti Penyuluhan kesehatan tentang
Pemeriksaan dan Pengobatan gratis Kolesterol yang diberikan oleh
yang di selenggarakan oleh Pihak Mahasiswa Keperawatan
Fakultas Keperawatan UNIKA De La UNIKA De La Salle Manado .
Salle Manado di Gedung PPA Jemaat Kegiatan Berjalan sesuai
GGP Alfa Omega Bongkudai Baru. jadwal, dan mendapat
6. Jumat, 11 Juni 2021 6. Melakukan senam sehat untuk Apresiasi dan antusias dari
dan Jumat 18 Juni penderita Hipertensi, Asam Urat., Warga Desa Bongkudai Baru.
2021 Kolestrol, dan Diabetes Militus Mahasiswa tidak mengalami
Hasil : Mahasiswa bersama Aparat hambatan dan masalah selama
desa dan Warga desa bongkudai baru kegiatan berlangsung.
mengikuti kegiatan senam sehat yang 4. Sebanyak 15 warga masyarakat
dilaksanakan oleh Mahasiswa desa Bongkudai Baru
bertempat di depan kantor Sangadi Mengikuti kegiatan
desa Bongkudai BAru Penyuluhan kesehatan tentang
7. … 7. Memberikan pelatihan BHD pada Diabetes Melitus yang
kader dan aparat Desa Bongkudai Baru diberikan oleh Mahasiswa
Hasil : Sebanyak 14 orang Aparat dan Keperawatan UNIKA De La
Kader Desa Bongkudai Baru Salle Manado . Kegiatan
mengikuti Pelatihan yang Berjalan sesuai jadwal, dan
dilaksanakan Pihak Fakultas mendapat Apresiasi dan
Keperawatan UNIKA De La Salle antusias dari Warga Desa
Manado bekerja Sama dengan Tim Bongkudai Baru. Mahasiswa
HIPGABI Sulut di Gedung PPA tidak mengalami hambatan dan
Jemaat GGP Alfa Omega Bongkudai masalah selama kegiatan
Baru. berlangsung
5. Sebanyak 18 orang warga
masyarakat mengikuti
pemeriksan kesehatan oleh
mahasiswa Profesi Ners di
Posko Mahasiswa, dan 31
orang warga masyarakat Desa
Bongkudai Baru mengikuti
Pemeriksaan dan Pengobatan
gratis yang di selenggarakan
oleh Pihak Fakultas
Keperawatan UNIKA De La
Salle Manado di Gedung PPA
Jemaat GGP Alfa Omega
Bongkudai Baru. Kegiatan
Berjalan sesuai jadwal, dan
mendapat Apresiasi dan
antusias dari Warga Desa
Bongkudai Baru. Mahasiswa
tidak mengalami hambatan dan
masalah selama kegiatan
berlangsung
6. Masyarakat desa Bongkudai
Baru Mengikuti kegiatan
Senam Sehat Bersama yang di
selenggarakan oleh Mahasiswa
Keperawatan UNIKA De La
Salle Manado . Kegiatan
Berjalan sesuai jadwal, dan
mendapat Apresiasi dan
antusias dari Warga Desa
Bongkudai Baru. Mahasiswa
tidak mengalami hambatan dan
masalah selama kegiatan
berlangsung.
7. Sebanyak 14 orang Aparat dan
Kader Desa Bongkudai Baru
mengikuti Pelatihan yang
dilaksanakan Pihak Fakultas
Keperawatan UNIKA De La
Salle Manado bekerja Sama
dengan Tim HIPGABI Sulut di
Gedung PPA Jemaat GGP Alfa
Omega Bongkudai Baru.
Kegiatan Berjalan sesuai
jadwal, dan mendapat
Apresiasi dan antusias dari
Warga Desa Bongkudai Baru.
Mahasiswa tidak mengalami
hambatan dan masalah selama
kegiatan berlangsung
3. Manejemen 1. Senin, 14 Juni 2021 Program Kesehatan : Senin, 14 Juni- Rabu, 16 Juni 2021
kesehatan tidak 2. Senin, 14 Juni 2021 1. Melakukan Promosi kesehatan 1-2. Sebanyak 22 warga
efektif berhubungan 3. Rabu, 16 Juni 2021 yang berkaitan dengan bahaya masyarakat desa Bongkudai Baru
dengan vector yang dan Sabtu, 19 Juni nyamuk Mengikuti kegiatan Penyuluhan
membahayakan 2021 Hasil : Sebanyak 22 warga desa kesehatan tentang Sampah yang
kesehatan (Nyamuk) Bongkudai baru yang tergabung diberikan oleh Mahasiswa
dalam PKB GGP Alfa Omega Keperawatan UNIKA De La Salle
Bongkudai baru mengikuti Manado . Kegiatan Berjalan sesuai
pemberian penyuluhan kesehatan jadwal, dan mendapat Apresiasi
2. Melakukan penyuluhan kesehatan dan antusias dari Warga Desa
pengelolaan sampah yang dapat Bongkudai Baru. Mahasiswa tidak
memicuh perkembiakan nyamuk mengalami hambatan dan masalah
Hasil : Sebanyak 22 warga desa selama kegiatan berlangsung
Bongkudai baru yang tergabung 3. Mahasiswa bersama dengan
dalam PKB GGP Alfa Omega Aparat dan warga desa mengikuti
Bongkudai baru mengikuti Kegiatan Kerja bakti yang di
pemberian penyuluhan kesehatan lakukan di Depan Gedung PAUD.
mengenai pengelolaan sampah Kegiatan berjalan sesuai jadwal
3. Melakukan kerja bakti dan tidak terjadi masalah dan
Hasil : Kerja bakti bersama di hambatan selama kegiatan
depan Gedung PAUD desa berlangsung.
Bongkudai Baru
4. Kesiapan 1. Rabu, 9 Juni 2021 dan Program Kesehatan : Rabu, 9 Juni 2021 dan Rabu 16
peningkatan Rabu, 16 Juni 2021 1. Melakukan Promosi kesehatan yang Juni 2021
komunitas 2. Rabu, 9 Juni 2021 dan berkaitan dengan bahaya gadget Sebanyak 10 Anak Remaja Rayon
berhubungan Rabu, 16 Juni 2021 Hasil : Sebanyak 10 Anak Remaja 1, dan 11 Anak Remaja Rayon 2
dengan masalah 3. Rabu, 9 Juni 2021 dan Rayon 1, dan 11 Anak Remaja Rayon Penyuluhan kesehatan tentang
belajar pada anak Rabu, 16 Juni 2021 2 mengikuti pemberian penyuluhan Bahaya Gadged yang diberikan
(Penggunaan kesehatan mengenai Gadged oleh oleh Mahasiswa Keperawatan
Gedget berlebihan) mahasiswa keperawatan di Desa UNIKA De La Salle Manado .
Bongkudai Baru Kegiatan Berjalan sesuai jadwal,
2. Melakukan penyuluhan kesehatan dan mendapat Apresiasi dan
tentang manfaat penggunaan gadget antusias dari Remaja dan Para
yang benar Pembina Remaja. Mahasiswa tidak
Hasil : Sebanyak 10 Anak Remaja mengalami hambatan dan masalah
Rayon 1, dan 11 Anak Remaja Rayon selama kegiatan berlangsung.
2 mengikuti pemberian penyuluhan
kesehatan mengenai Gadged oleh
mahasiswa keperawatan di Desa
Bongkudai Baru
3. Melakukan penyuluhan kesehatan
tentang efek sampaing penggunaan
gadget yang berlebihan
Hasil : Sebanyak 10 Anak Remaja
Rayon 1, dan 11 Anak Remaja Rayon
2 mengikuti pemberian penyuluhan
kesehatan mengenai Gadged oleh
mahasiswa keperawatan di Desa
Bongkudai Baru
BAB V
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (SAP termasuk leaflet, BAP, daftar hadir, foto)
Tong Air
P
E PEKUBURAN WARGA
R
U
K
E D
B
U U 0,11 km
D N
B T DUSUN3 S
A
U 0,18 km
N U
S
N
U
4
0,16 km
S N
DUSUN3
2
RUMAH WARGA D U0,15
S Ukm
N5
Bongkudai Utara Bongkudai Utara

DUSUN1 0,10 km
Keterangan :

1. Jarak Desa Bongkudai Baru


- Dusun 1 : 0,10 km
- Dusun 2 : 0,18 km
- Dusun 3 : 0,16 km
- Dusun 4 : 0,11 km
- Dusun 5 : 0,20 km

2. Batas Desa Bongkudai Baru


Batas Desa Bongkudai Baru yaitu Timur berbatasan dengan Bongkudai Timur, Utara berbatasan dengan Bongkudai Utara, Selatan berbatasan dengan Bongkudai
Selatan, Barat berbatsan dengan Cagar Alam.

Anda mungkin juga menyukai