Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

POSYANDU USIA LANJUT


(POKSILA)

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah


Mata Kuliah : Pemberdayaan dan Pengorganisasian Masyarakat

Dosen Pengampu :
M. Ridwan, SKM., MPH

Oleh :
Kelompok 1
Ketua : Hari Purna Nugraha (G1D114046)
Anggota : Septa Decelita W (G1D114006)
Sondang Silvianta (G1D114009)
Reza Devia Marta (G1D114014)
Ramadhani Eka Putri (G1D114018)
Febi Rizka Eliza (G1D114026)
Indri Yuliawati (G1D114028)
Erick Octa Cantona (G1D114029)
Efa Nurin Diansari (G1D114034)
Elfrida Simanjuntak (G1D114040)
Noviana Butar-Butar (G1D114042)
Dwi Rahmayanti (G1D114045)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada ALLAH SWT karena


hanya atas Berkah dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan pengerjaan
laporan praktikum lapangan yang berjudul Posyandu Usia Lanjut atau
POKSILA. Laporan ini diajukan untuk melengkapi tugas Mata Kuliah
Pemberdayaan dan Pengorganisasian Masyarakat.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :


1. Bapak M. Ridwan, MPH, selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Jambi dan Dosen Pembimbing mata kuliah
Pemberdayaan dan Pengorganisasian Masyarakat
2. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk


pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal
Pemberdayaan Pengorganisasian Masyarakat terhadap Posyandu Usia Lanjut.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Jambi , 14 April 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Lansia ................................................................................................ 4
2.2 Posyandu Lansia ............................................................................................. 7
2.3 Metode Pemberdayaan Usila dan Masyarakat ............................................... 8

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Sasaran Pelaksanaan Pembinaan POKSILA ................................................... 9
3.2 Standar Pembentukan Posyandu Lansia ........................................................ 9
3.3 Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia ..................................................... 9
3.4 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia ..................................... 11
3.5 Peran dan Tugas Kader dalam Posyandu Lansia ........................................... 11
3.6 Program Pembinaan dan Pemberdayaan pada Posyandu Lansia ................... 12
3.7 Hambatan dan Permasalahan pada Posyandu Lansia ..................................... 14
3.8 Rekomendasi Program ................................................................................... 14

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 18
4.2 Saran ............................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... iii

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Maping Wilayah Posyandu Usila


Lampiran 2 : Struktur Pengurus Posyandu
Lampiran 3 : Hasil Wawancara di Posyandu Usila
Lampiran 4 : Dokumentasi Praktikum di Posyandu Usila
Lampiran 5 : Data Kontak Poksila

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan pada lanjut usia. Posyandu sebagai suatu wadah kegiatan
yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal
apabila proses kepemimpinan terjadi proses pengorganisasian, adanya anggota
kelompok dan kader serta tersediannya pendanaan. Sebagai wujud peduli
pemerintah terhadap posyandu lansia pemerintah telah merumuskan berbagai
kebijakan pelayanan kesehatan lanjut usia ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kesehatan lanjut usia untuk mencapai masa tua bahagia dan
berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.

Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia


termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di
dunia yaitu mencapai 18,1 juta jiwa pada 2010 atau 9,6 persen dari jumlah
penduduk. Menurut daerah tempat tinggal, penduduk lansia yang berdiam di
perdesaan lebih banyak bila di bandingkan dengan penduduk lansia yang tinggal
di perkotaan ( 5,67 % dan 5, 14 %). Dari hasil sensus 2010 di ketehaui bahwa
penduduk usia lanjut 60 + dengan status kawin sebesar 4,29 % lebih tinggi di
bandingkan dengan status cerai mati , 2,47 % cerai hidup 0,17 % dan belum
kawin 0,04 %. Sedangkan di Provinsi Jambi ada kenaikan persentase jumlah
penduduk lansia (60 tahun ke atas ) dalam periode 2000-2010 dari 4, 8 % menjadi
5,5 %. Khususnya untuk salah satu desa di Jambi, Simpang Sungai Duren RT 07
pada tahun 2015 terdata jumlah penduduk usia lanjutnya yaitu 20 orang.

Oleh karena itu, maka Mahasiswa Proram Studi Ilmu Kesehatan


Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
melakukan praktikum lapangan ke posyandu usila Melati II di Desa Simpang
Sungai Duren RT 07, pembuatan laporan mengenai hasil pengamatan terhadap
proses pelaksanaan kegiatan poksila di posyandu, menemukan permasalahan dan
hambatan serta membuat suatu program untuk menanggulangi permasalahan

1
tersebut sebagai pembelajaran nyata mahasiswa dalam mata kuliah
pengorganisasian dan pemberdayaan masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Siapa sasaran pelaksanaan pembinaan posyandu lansia?
2. Apa saja standar pembentukan posyandu lansia?
3. Apa saja pelayanan kesehatan di posyandu lansia?
4. Bagaimana mekanisme pelaksanaan kegiatan posyandu lansia?
5. Bagaimana peran dan tugas kader dalam posyandu lansia ?
6. Apa saja program pembinaan dan pemberdayaan pada posyandu lansia?
7. Apa saja hambatan pada posyandu lansia ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui sasaran pelaksanaan pembinaan posyandu lansia
2. Mengetahu standar pembentukan posyandu lansia
3. Memahami pelayanan kesehatan posyandu lansia
4. Memahami mekanisme pelaksanaan kegiatan posyandu lansia
5. Memahami peran dan tugas kader dalam posyandu lansia
6. Mengetahui program pemberdayaan pada posyandu lansia
7. Mengetahu hambatan apa saja yang di temukan pada posyandu lansia

1.4. Manfaat Penulisan


1.4.1. Manfaat Teoritis
1.4.1.1 Bagi IPTEK
Dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut sebagai dasar untuk lebih
memantapkan dan memberi informasi pentingnya pemanfaatan posyandu lansia.

1.4.1.2 Bagi institusi ( Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi )


Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan untuk istitusi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi sebagai pengembangan ilmu
yang telah ada dan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk penelitian
selanjutnya.

2
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi posyandu lansia
Hasil penelitian ini merupakan masukan bagi petugas pelayanan kesehatan
dalam memberikan penyuluhan pada keluarga tentang pentingnya peran keluarga
dalam pemanfaatan posyandu lansia.

1.4.2.2 Bagi Peneliti Selanjut nya


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan peneliti dalam pemanfaatan dan pemberdayaan posyandu lansia di
Desa Simp.Sungai Duren RT 07, Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten
Muaro Jambi , sebagai masukan atau sumber data penelitian selanjutnya dan
mendorong pihak yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Lansia
2.1.1. Pengertian Lanjut Usia
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Usia lanjut
merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu
yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari
(Notoatmodjo, 2007). Lansia merupakan dua kesatuan fakta sosial dan biologi.
Sebagai suatu fakta sosial, lansia merupakan suatu proses penarikan diri seseorang
dari berbagai status dalam suatu struktur masyarakat. Secara fisik pertambahan
usia dapat berarti semakin melemahnya menusia secara fisik dan kesehatan
(Prayitno, 2000). Menurut Undang Undang RI No 23 tahun 1992 tentang
kesehatan pasal 19 ayat 1 bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang
karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial.
Perubahan ini akan memberikan pengaruh pad seluruh aspek kehidupan
(Khoiriyah, 2011).

2.1.2. Klasifikasi Lansia


Menurut Maryam (2008), lima klasifikasi pada lansia antara lain:
a) Pra lansia Seseorang yang berusia 45-59 tahun
b) Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c) Lansia resiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang
yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
d) Lansia potensial Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang masih dapat menghasilkan barang/ jasa
e) Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Nugroho (2000),


lanjut usia meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45-59 tahun
b. Usia lanjut (eldery) antara 60-74 tahun

4
c. Usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

2.1.3. Tipe Lansia


Menurut Maryam (2008), beberapa tipe lansia bergantung pada karakter,
pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonominya. Tipe
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman menyesuaikan diri dengan perubahan
jaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru dan selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi undangan
c. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah,
tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak
menuntut
d. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan
melakukan pekerjaan apa saja
e. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,
pasif dan acuh tidak acuh

Mangkunegoro IV dalam surat Werdatama, yang dikutip oleh H.I.


Widyapranata menyebutkan bahwa orang tua (lanjut usia) dalam literatur lama
(Jawa) dibagi dua golongan, yaitu :
1. Wong Sepuh: orang tua yang sepi hawa nafsu, menguasai ilmu
Dwi Tunggal, yakni mampu membedakan antara baik dan buruk,
sejati dan palsu, Gusti (Tuhan) dan kawulanya atau hambanya
2. Wong Sepah lanjut usia yang kosong, tidak tahu rasa, bicaranya
mulukmuluk tanpa isi, tingkah lakunya dibuat-buat dan berlebihan,

5
serta memalukan. Hidupnya menjadi hambar (kehilangan dinamika
dan romantika hidup).

2.1.4. Tugas Perkembangan Lanjut Usia


Seiring tahap kehidupan, lansia memiliki tugas perkembangan khusus.
menurut Potter dan Perry (2005), tujuh kategori utama tugas perkembangan lansia
meliputi :
a. Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
Lansia harus menyesuaikan dengan perubahan fisik seiring terjadinya
penuaan sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi. Hal ini tidak
dikaitkan dengan penyakit, tetapi hal ini adalah normal.
b. Menyesuaikan terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan
Lansia umumnya pensiun dari pekerjaan purna waktu, dan oleh karena itu
mungkin perlu untuk meyesuaikan dan membuat perubahan karena
hilangnya peran bekerja.
c. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan
Mayoritas lansia dihadapkan pada kematian pasangan, teman, dan kadang
anaknya. Kehilangan ini sering sulit diselesaikan, apalagi bagi lansia yang
menggantungkan hidupnya dari seseorang yang meninggalkannya dan
sangat berarti bagi dirinya.
d. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia
Beberapa lansia menemukan kesulitan untuk menerima diri sendiri selama
penuaan. Mereka dapat memperlihatkan ketidakmampuannya sebagai
koping dengan menyangkal penurunan fungsi, meminta cucunya untuk
tidak memanggil mereka nenek atau menolak meminta bantuan dalam
tugas yang menempatkan keamanan mereka pada resiko yang besar.
e. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup
Lansia dapat mengubah rencana kehidupannya. Misalnya kerusakan fisik
dapat mengharuskan pindah ke rumah yang lebih kecil dan untuk seorang
diri
f. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak yang dewasa

6
Lansia sering memerlukan penetapan hubungan kembali dengan
anakanaknya yang telah dewasa
g. Menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup
Lansia harus belajar menerima akivitas dan minat baru untuk
mempertahankan kualitas hidupnya. Seseorang yang sebelumnya aktif
secara sosial sepanjang hidupnya mungkin merasa relatif mudah untuk
bertemu orang baru dan mendapat minat baru. Akan tetapi, seseorang yang
introvert dengan sosialisasi terbatas, mungkin menemui kesulitan bertemu
orang baru selama pensiun.

2.1.5. Penyakit yang Sering Dijumpai pada Lansia


Menurut Azizah (2011), dikemukakan adanya empat penyakit yang sangat
erat hubungannya dengan proses menua yakni :
a. gangguan sirkulasi darah, seperti : hipertensi, kelainan pembuluh
darah, gangguan pembuluh darah di otak (koroner) dan ginjal
b. gangguan metabolisme hormonal, seperti: diabetes mellitus,
klimakterium, dan ketidakseimbangan tiroid
c. gangguan pada persendian, seperti osteoartitis, gout arthritis, atau
penyakit kolagen lainnya
d. berbagai macam neoplasma

2.2. Posyandu Lansia


2.2.1. Pengertian
Posyandu adalah suatu kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan. Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan pada lanjut usia. Posyandu sebagai suatu wadah kegiatan
yang bernuansa pemberdayaan masyarakat akan berjalan baik dan optimal apabila
proses kepemimpinan, terjadi proses pengorganisasian, adanya anggota kelompok
dan kader serta tersedianya pendanaan (Azizah, 2011)

Posyandu lansia merupakan wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yang
dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usila yang menitikberatkan pada pelayanan
promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

7
(Notoatmodjo, 2007). Posyandu lansia adalah suatu forum komunikasi, alih
teknologi dan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis untuk pembangunan sumber daya manusia khususnya
lanjut usia (Depkes, 2000).

2.3 Metode Pemberdayaan Usila dan Masyarakat


Pemberdayaan merupakan usaha untuk memberi daya atau kekuatan agar
lansia memiliki kemandirian, terutama dalam aspek fisik. Oleh karena itu, fisik
mereka perlu diberdayakan dengan cara meningkatkan kebugaran jasmani
(Masud,1993). Kebugaran dipandang dari aspek fisiologis menurut Fox (1997)
adalah kebugaran total (total fitness) yang memberi kesanggupan atau
kemampuan kepada seseorang untuk menjalankan hidup produktif dan dapat
menyesuaikan diri dengan pembebanan (stress) fisik yang layak. Bentuk atau
wujud upaya tersebut akan bermakna dan bermanfaat bagi diri lansia dan keluarga
apabila kebugaran jasmani lansia terjaga maka lansia akan memiliki kemandirian,
tidak hanya aspek fisik saja, melainkan menyangkut aspek yang lain, yaitu psikis
sosial dan ekonomis sehingga ketergantungan kepada anak cucunya menjadi
berkurang.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut


Usia dijelaskan bahwa pemberdayaan adalah setiap upaya meningkatkan
kemampuan fisik, mental spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan agar
para lanjut usia siap didayagunakan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Optimum aging bisa diartikan sebagai kondisi fungsional lansia berada pada
kondisi maksimum atau optimal, sehingga memungkinkan mereka bisa
menikmati masa tuanya dengan penuh makna, membahagiakan, berguna dan
berkualitas (Syamsudin,2008). Pemberdayaan tidak saja terhadap para lanjut
usia, dan keluarganya namun juga kepada seluruh komponen bangsa ini agar
diberdayakan sehingga upaya upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia dapat
terwujud. Penelitian terhadap usia lanjut mengungkapkan bahwa aktivitas
rangsangan dapat membantu mencegah kemunduran fisik dan mental (Hurlock
dalam adawiyah,2011).

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Sasaran Pelaksanaan Pembinaan POKSILA


Sasaran pelaksanaan pembinaan POKSILA, terbagi dua yaitu:
a. Sasaran langsung, yang meliputi pra lanjut usia (45-59 tahun), usia lanjut
(60-69 tahun), usia lanjut risiko tinggi (>70 tahun atau 60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan.
b. Sasaran tidak langsung, yang meliputi keluarga dimana usia lanjut berada,
masyarakat di lingkungan usia lanjut, organisasi sosial yang peduli
terhadap pembinaan kesehatan usia lanjut, petugas kesehatan yang
melayani kesehatan usia lanjut, petugas lain yang menangani Kelompok
Usia Lanjut dan masyarakat luas.

3.2. Standar Pembentukan Posyandu Lansia


Ada beberapa standar pembentukan Posyandu Lansia, yaitu:
1. Jumlah Lansia mencapai 50-100 orang.
2. Kader Lansia minimal 5-10 orang.
3. Tempat/waktu tersendiri, berjalan rutin berkesinambungan
4. Petugas 3-5 orang : dokter, perawat/bidan, laboran, farmasi
5. Sarana : tempat/gedung, administrasi, meja/kursi, ruang pengambilan
sampel, alat dapur
6. Kerjasama lintas sektoral RT/Kelurahan, tokoh masyarakat, instansi
terkait.
7. Penanggung jawab lurah /RT setempat.
8. Pendanaan/Donatur tersendiri

3.3. Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia


Pelayanan kesehatan di Posyandu Lansia meliputi pemeriksaan kesehatan
fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia sebagai alat
pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat

9
perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) Lansia
atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di Puskesmas.

Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada Lansia di


Posyandu adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living)
meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan,
mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan
sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional, dengan menggunakan pedoman metode 2 menit
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Massa Tubuh (IMT).
d. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop
serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin.
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus).
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila mana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan di atas.
i. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan yang dihadapi oleh
individu dan atau POKSILA.
j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota POKSILA
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
(Publik Health Nursing).

Selain kegiatan di atas, kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai


kebutuhan dan kondisi setempat, seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT),
penyuluhan sebagai contoh menu makanan dengan memperhatikan aspek

10
kesehatan dan gizi Lansia, serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari
daerah tersebut. Dapat juga dilaksanakan kegiatan olah raga antara lain senam
Lansia, gerak jalan santai, dan lain sebagainya untuk meningkatkan kebugaran.
Kelompok dapat melakukan kegiatan non kesehatan di bawah bimbingan sector
lain, contohnya kegiatan kerohanian, arisan, kegiatan ekonomi produktif, forum
diskusi, penyaluran hobi dan lain-lain.

3.4. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia


Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap Lansia,
mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah sistim 5
tahapan (5 meja) sebagai berikut:
a. Tahap pertama: pendaftaran Lansia sebelum pelaksanaan pelayanan.
b. Tahap kedua: pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan Lansia, serta
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
c. Tahap ketiga: pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, dan
pemeriksaan status mental.
d. Tahap keempat: pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium
sederhana).
e. Tahap kelima: pemberian penyuluhan dan konseling.

3.5. Peran dan Tugas Kader dalam Posyandu Lansia

Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam
bidang tertentu yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat dan merasa
berkewajiban untuk melaksanakan meningkatkan dan membina kesejahteraan
masyarakat dengan rasa ikhlas tanpa pamrih dan didasarkan panggilan jiwa untuk
melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan. Jumlah kader Posyandu Lansia di setiap
kelompok tergantung pada jumlah anggota kelompok, volume dan jenis kegiatan
yaitu sedikitnya 3 orang. Kader sebaiknya berasal dari anggota kelompok sendiri
atau bilamana sulit mencari kader dari anggota kelompok dapat saja diambil dari
anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader.

11
Persyaratan untuk menjadi kader, antara lain:
1. Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi
setempat
2. Mau dan mampu bekerja secara sukarela
3. Bisa membaca dan menulis huruf latin
4. Sabar dan memahami usia lanjut

Tugas Kader Posyandu Lansia


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Melaksanakan pembagian tugas
3. Menyiapkan materi/media penyuluhan
4. Mengundang ibu-ibu untuk datang ke Posyandu
5. Pendekatan tokoh masyarakat
6. Mendaftar Lansia
7. Mencatat kegiatan sehari-hari Lansi
8. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan Lansia
9. Membantu petugas kesehatan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan
dan status mental, serta mengukur tekanan darah Lansia
10. Memberikan penyuluhan
11. Membuat catatan kegiatan Posyandu
12. Kunjungan rumah kepada ibu-ibu yang tidak hadir di Posyandu
13. Evaluasi bulanan dan perencanaan kegiatan Posyandu

3.6. Program Pembinaan dan Pemberdayaan pada Posyandu Lansia


3.6.1. Program Pembinaan pada Posyandu Lansia
Pembinaan diarahkan dengan cara antara lain :
1. Menyelenggarakan paket pembinaan bagi kelompok usia 45-54 tahun yang
meliputi KIE dan pelayanan kesehatan baik fisik, gizi maupun
psikososialnya agar dapat mempersiapkan diri menghadapi masa tua.
2. Menyelenggarakan paket pembinaan bagi kelompok usia 55-64 tahun yang
meliputi KIE dan pelayanan kesehatan agar dapat mempertahankan
kondisi kesehatan agar tetap produktif.

12
3. Menyelenggarakan paket pembinaan bagi lansia dengan risiko tinggi yang
meliputi KIE dan pelayanan kesehatan agar dapat mempertahankan
kemandiriannya.
4. Menyelenggarakan paket pembinaan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan serta pembinaan edukatif pada
keluarga, masyarakat termasuk organisasi kemasyarakatan yang ada
mengenai usia lanjut.

3.6.2. Program Pemberdayaan pada Posyandu Lansia


Adapun program pemberdayaan pada posyandu lansia sebagai berikut:
1. Peningkatan dan pemantapan upaya pelayanan kesehatan di sarana
pelayanan kesehatan dasar puskesmas strategi (Puskesmas Santun Usila).
2. Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi usila
3. Penyuluhan dan penyebaran informasi kesehatan bagi lansia
4. Perawatan kesehatan bagi lansia dan keluarga di rumah (Home Care)
5. Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok lansia
6. Pengembangan lembaga tempat perawatan bagi lansia

Bentuk konkrit kegiatan:


Pengembangan program kesehatan USILA di kabupaten melaui kegiatan:
Regulasi/kegiatan (daerah)
1. Pembentukan komite/forum daerah lansia tingkat kabupaten
2. Sosialisasi, advokasi dan koordinasi Sos dan advokasi program kepada
LS, LP, LSM, Swasta dll.
3. Pertemuan koordinasi tingkat kabupaten fasilitasi dukungan pelayanan
seperti pelatihan teknis petugas puskesmas dan kader
4. Dukungan sarana di puskesmas pelaksanaan operasional yankes usia
lanjut di puskesmas
5. Pengembangan puskesmas santun usia lanjut di fokuskan pada promotif,
preventif serta pengobatan esensial
6. Pembinaan teknis

13
Pelayanan medis:
1. Skrining kesehatan pada 40 % pria lansia
2. Skrining kesehatan pada 70 % lansia
3. Skrining kesehatan pada 1000 % di panti Werdha
4. 30 % puskesmas melaksanakan konseling lansia

3.7. Hambatan dan Permasalahan pada Posyandu Lansia


Hambatan yang dihadapi di poksila Melati II Simpang Sungai Duren diantaranya :
1. Pelaksanaan Poksila dan posyandu di tempat yang sama
2. Banyak lansia yang malas ke poksila
3. Sarana dan prasarana yang kurang (tidak lengkap)
4. Kader Poksila yang kurang memahami proses Poksila karena kurang
pembinaan dari puskesmas dan pemerintah setempat
5. Tidak ada buku panduan posyandu usila oleh masing masing individu
6. Saat pemeriksaan kesehatan, pihak poksila tidak ada pemeriksaan gizi,
mental , hanya ada pengukuran berat badan, tekanan darah dan pemberian
antibiotik
7. Kader yang terdapat di poksila termasuk sebagai kader posyandu juga
8. Pengukuran gula darah pada lansia yang dilakukan satu kali sebulan tidak
semua mengikuti karena di kenai biaya

3.8 Rekomendasi Program Terkait Hambatan dan Permasalahan Pada


Posyandu Lansia
Kebudayaan dan aktivitas masyarakat Desa Simpang Sungai Duren RT 07
diantaranya :
- Ada kegiatan rutinitas kelompok yasinan
- Kegiatan ibu ibu PKK

Memalui kegiatan rutinitas masyarakat tersebut maka rekomendasi program


(planning of action) terkait permasalahan diantaranya :

14
Planning Of Action ( POA )
Dan Rekomendasi Program Pemberdayaan Pengorganisasian Masyarakat
Posyandu Usia Lanjut (POKSILA)
MELATI II RT 07 Desa Simpang Sungai Duren

N
GERAKAN SASARAN TUJUAN BENTUK KEGIATAN TIMELINE INDIKATOR PENANGGUNG
O PENCAPAIAN JAWAB

1. Advokasi melakukan - Puskesmas - Pihak - Melakukan diskusi dengan Disesuaikan 75% tercapai Tim kegiatan
kegiatan Puskesmas pihak puskesmas terkait untuk melakukan pemberdayaan dan
pemberdayaan - Tokoh Masyarakat membantu dalam kegiatan pemberdayaan yang advokasi puskesmas
pengorganisasian pemberdayaan
akan dilakukan bersama tokoh
masyarakat untuk poksila
poksila masyarakat dengan
- Tokoh menemukan informasi tentang
masyarakat dapat budaya dari masyarakat serta
membantu dan mengikut sertakan tokoh
mendukung masyarakat dalam kegiatan
kegiatan tersebut
pemberdayaan
agar memudahkan
dalam - Melakukan pengumpulan dan
berkomunikasi perekapan contac / no HP
dan menemukan usila atau keluarga yang
informasi bersangkutan agar mudah
mengenai budaya untuk komunikasi dan
masyarakat memberikan informasi baik
setempat
informasi tentang upaya

15
kesehatan poksila maupun
informasimengingatkan
jadwal kegiatan poksila

2. Pendekatan ke - kelompok ibu Mengajak -pemberian informasi jadwal Disesuaikan 70% tercapai Tim kegiatan
kelompok kegiatan ibu PKK kelompok tersebut pelaksanaan posyandu usila untuk kerjasama pemberdayaan dan
masyarakat, untuk berperan melalui pertemuan ibu ibu dan mengajak puskesmas
kelompok remaja - kelompok remaja aktif dalam PKK, kelompok yasinan/ kelompok
mesjid/remaja RT 07 mesjid mendukung pengajian masyarakat. berperan aktif
desa simpang sungai pelaksanaan dalam
duren -kelompok yasinan/ posyandu usila - membujuk dan pelaksanaan
pengajian mensosialisasikan ke remaja posyandu usila
masyarakat tentang pentingya posyandu
usila serta dampak peranan
remaja jika turun lansung atau
berperan aktif mendukung
pelaksanaan posyandu usila

- Sosialisasi pentingnya
mengikuti posyandu usila
langsung kerumah rumah
masyarakat yang termasuk ke
usila serta meminta contac
yang bisa di hubungi untuk
pemberian informasi jadwal
posyandu usila

- pemberian informasi jadwal


pelaksanaan posyandu usila
serta mengejak dan menemani
masyarakat usila langsung ke
posyandu usila saat
pelaksanaan posyandu
seminggu sebelum

16
pelaksanaan posyandu usila

- Tiga hari dan 1 hari sebelum


pelaksanaan posyandu usila
mengirimkan pesan berupa
sms ke contac poksila berupa
mengingatkan jadwal
kegiatan posyandu usila.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa
tuanya karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya
mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan saling
mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan terabaikan. Manfaat yang
dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya dirasakan oleh lansia
tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia tersebut tinggal. Posyandu
lansia dapat membantu lansia untuk menyesuaikan diri dalam perubahan fase
kehidupannya sehingga menjadi pribadi yang mandiri sesuai dengan
keberadaannya. Banyak kendala yang ditemui dalam menggerakkan posyandu
lansia tetapi kendala tersebut akan dapat diatasi dengan kerja sama semua pihak,
yaitu pemerintah pusat, daerah, pihak swasta dan seluruh elemen masyarakat.

4.2. Saran
Berdasarkan situasi yang ada, maka saran kami puskesmas harus lebih
memperhatikan usila, seperti yang telah ditercantum dalam UU No.13 tahun 1998
tentang kesejahteraan Usila: pasal 14 ayat 1,2 dan 3: Pelayanan Kesehatan Usila
dan Pembiayaan, lalu UU No. 39 tahun 1999 pasal 41 ayat 2 usila berhak
memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus serta UU No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan, pasal 19 Kesehatan Usila, lalu Perpres No.7 tahun 2005
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Beberapa solusi
yang telah kami tawarkan dapat menjadi bahan referensi yang dapat diaplikasikan
oleh pihak puskesmas khususnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia edisi 1. Yogyakarta :


GrahaIlmu

Dwi Wahyunita Vina , 2010. Memahami Kesehatan pada Lansia .Jakarta : TIM

Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan


Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh
Timur [tesis].Medan: Universitas Sumatera Utara. USU e-Repository
@2009.

Maryam, R.Siti,dkk. 2008 . Mengenal Usia Lanjut. Jakarta: Salemba Medika

Sumiati. Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja.


http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/71bfc0935f0775fedf3ae8765cdb2693
.pdf ( diakses 12 April 2016 ).

Wahyuna, Adam Wisudiyanto. 2008. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang


Posyandu Lansia terhadap Pengetahuan dan Sikap Kader dalam
Pemberian Pelayanan di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas
Kauman Ngawi [skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wijayanti. 2007. Hubungan kualitas fisik dan Lingkungan dengan Pola


Kehidupan Lansia di Kelurahan Pudak Payung Kecamatan Banyumanik,
Semarang. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Pemukiman. Enclosure.
Vol 6 No 1 Maret 2007

Wijayanti. 2008. Hubungan Kondisi Fisik RTT Lansia Terhadap Kondisi Sosial
Lansia di RW 03 RT 05 Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Candi
Sari. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Pemukiman. Enclosure. Vol 7
Maret 2008.

Yuniati, Faiza. Pemanfaatan Posyandu Lansia.


http://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/7-
Jurnal-Faiza-Yuniati.pdf. ( diakses 12 April 2016 ).

iv
DOKUMENTASI KEGIATAN
POKSILA MELATI II SIMPANG SUNGAI DUREN
DATA PENDUDUK LANJUT USIA (LANSIA )
DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR
KOTA,KABUPATEN MUARO JAMBI
Nama Jenis Kelamin Usia RT No
Handphone
Yakimah Perempuan 77 tahun 06 -
Juling Laki-Laki 82 tahun 06 -
Suwito Laki-Laki 55 tahun 06 085369224953
Leginar Perempuan 51 tahun 06 085369224953
Maria Perempuan 60 tahun 06 085366664433
Siti Perempuan 61 tahun 06 082372837982
Rukiyah Perempuan 73 tahun 06 082357909216

Nama Jenis Kelamin Usia RT No.


Handphone
Slamet Laki-Laki 60 tahun 07 -
imantaruno
Suki Perempuan 54 tahun 07 -
Jumiani Perempuan 74 tahun 07 085266504182
Sunarty Perempuan 53 tahun 07 -
Siswako Laki-Laki 65 tahun 07 -
Srinum Perempuan 80 tahun 07 082378258767
Kalimah Perempuan 65 tahun 07 085379653204
Masrinah Perempuan 61 tahun 07 085378905689
Supriadi Laki-Laki 48 tahun 07 085357160165
Ngatinah Perempuan 48 tahun 07 -

Nama Jenis Kelamin Usia RT No.Handphone


Sri Perempuan 44 tahun 08 085368556750
Purwangsih
Siti Perempuan 48 tahun 08 082374661667
Paining Perempuan 72 tahun 08 -
Wagiyem Perempuan 72 tahun 08 -

Anda mungkin juga menyukai