DISUSUN OLEH:
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Reni Zulfitri, M.Kep, Sp.Kom
Ns. Taufik Hidayat, S.Kep
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik ini. Laporan ini
dibuat sebagai salah satu tugas untuk bisa memperoleh gelar Ners di Fakultas Keperawatan
Universitas Riau. Dalam pembuatan laporan ini kami banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini izinkan kami menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Usman M Tang. MS selaku Dekan Fakultas Keperawatan universitas Riau.
2. Dr. Reni Zulfitri, M.Kep, Sp.Kom selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
3. Ns. Didi Kurniawan, M.Kep.,Sp.Kep.Kom., PhD selaku koordinator mata ajar Praktik
Profesi Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
4. Dr. Reni Zulfitri, M.Kep, Sp.Kom dan Ns. Taufik Hidayat, S.Kep selaku pembimbing
yang telah bersedia memberikan masukan, bimbingan, serta dukungan bagi kami.
5. Kepala Panti Tresna Werdha Khusnul Khotimah dan staf yang telah memberikan
kesempatan dan kerja sama nya yang baik sehingga laporan ini dapat selesai dengan baik
dan lancar.
6. Teman – teman seperjuangan yang telah membantu dan memberikan masukan kepada
kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan demi kebaikan laporan ini. Akhirnya
kami berharap semoga laporan ini bermanfaat dalam dunia keperawatan umumnya dan
keperawatan komunitas khususnya.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Tujuan.............................................................................................................................
C. Manfaat...........................................................................................................................
D. Sistematika Penulisan.....................................................................................................
A. Pengkajian.......................................................................................................................
B. Analisa Data....................................................................................................................
C. Intervensi / Plan Of Action (POA).................................................................................
D. Implementasi Keperawatan............................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia akan melalui beberapa tahap perkembangan didalam hidupnya yang
disertai dengan berbagai karakteristik pada tiap tahapannya. Tahap akhir dari suatu
perkembangan seseorang berada pada tahap dewasa akhir, yang juga disebut dengan
lansia. Lansia adalah seseorang individu telah berusia diatas 60 tahun (Ratnawati, 2017).
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), seseorang yang dikatakan lanjut usia
(lansia) meliputi usia pertengahan (middle age) dengan rentang usia 45 sampai 59 tahun,
usia lanjut (elderly) antara 60 sampai 74 tahun, usia tua (old) antara 75 sampai 90 tahun,
dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun (Kholifah, 2016).
Jumlah lansia di Indonesia tahun 2015 sebanyak 23.992.553 (9,77%) dan pada tahun
2020 meningkat menjadi 28.822.879 (11,34%) hal ini merupakan peringkat ke empat
Dunia, di bawah Cina, India dan Amerika Serikat (Muhith & Siyoto, 2016). Sedangkan di
Provinsi Riau, penduduk usia lanjut ada sekitar 400 ribuan. Menurut Badan Pusat Statistik
Kota Pekanbaru terdapat 42.344 orang 64 tahun dengan jumlah 9.311 orang (Hardina,
2017). Jumlah lansia yang ada di panti sosial tresna werdha berjumlah 78 orang.
Lansia merupakan suatu tahap lanjut dari rentang proses kehidupan yang akan
menunjukkan tanda-tanda penurunan kemampuan fisik untuk beradaptasi dengan tekanan
lingkungan (Pudjiastuti, dalam Efendi, 2009). Proses menua terjadi secara alami dan
ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ketika individu memasuki masa lansia, maka
individu tersebut akan mulai memperlihatkan gejala penurunan kondisi fisik, mental dan
sosial secara bertahap (Azizah, 2011).
Beberapa permasalahan atau kemunduran yang akan muncul pada masa lansia
diantaranya adalah masalah kesehatan, ekonomi, sosial dan psikologis (Lestari dan
Parasari, 2015). Kehidupan pada periode lansia sangat membutuhkan adanya dukungan
sosial dari sekitarnya, terutama dari keluarga sebagai lingkungan terdekatnya. Akan
tetapi, tidak setiap lansia mendapat dukungan sosial yang baik dari lingkungan,
dikarenakan terdapat lansia yang menjadi terabaikan dan kurang diperhatikan oleh
keluarganya. Keluarga yang enggan merawat lansia atau yang tidak mampu mengatasi
masalah pada lansia serta ketidakmampuan ekonomi keluarga untuk membiayai
kebutuhan lansia biasanya akan menempatkan lansia ke panti sosial sebagai suatu pilihan
alternatif. Pemerintah Provinsi Riau di Kota Pekanbaru memiliki panti sosial satu-satunya
yang berada dibawah naungan Dinas Sosial yang bernama Panti Sosial Tresna Werdha
Khusnul Khotimah. Panti sosial ini menjadi tempat bagi para lansia yang ada di Kota
Pekanbaru untuk tinggal dan menetap. Usaha ini dijalankan oleh Pemerintah Provinsi
Riau dengan tujuan agar para lansia yang ada di Kota Pekanbaru dapat terawat dengan
lebih baik dan mengurangi angka lansia yang kurang mendapatkan perawatan, perhatian
dan dukungan dari keluarga.
Pilihan untuk menempatkan lansia di panti sosial bukanlah suatu pilihan yang selalu
tepat dan cocok untuk para lansia dikarenakan segala fasilitas, situasi dan kegiatan yang
terdapat di panti tidak sepenuhnya dapat diterima oleh semua lansia untuk menggantikan
suasana rumah (Syukra, dalam Sari, Arneliwati & Sri, 2015). Penelitian dari Patrisia
(2015) yang meneliti tentang perbedaan kesejahteraan psikologis pada lansia berdasarkan
perbedaan tempat tinggal mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara lansia yang
tinggal di panti werdha dan lansia yang tinggal dirumah. Lansia yang tinggal di panti
werdha mengungkapkan bahwa lebih nyaman tinggal dirumah sendiri bersama keluarga
dibandingkan tinggal di panti karena adanya dukungan dari keluarga yang dapat
membantu lansia mencapai tujuan dan mengatasi masalahnya. Perbedaan tempat tinggal
yang dijalani oleh lansia sangat berpengaruh dan memiliki peranan penting terhadap
kualitas kehidupan lansia (Papalia, 2007).
Pada lansia daya tahan fisik mengalami kemunduran fungsi sehingga mudah terserang
beragam jenis penyakit, masalah yang terjadi disebabkan oleh imunitas dan kekuatan fisik
ikut melemah begitu juga dengan kemampuan tubuh dalam menangkal serangan penyakit
yang semakin melemah, sehingga lebih sering mengalami masalah kesehatan (Siregar, 2018).
Sehingga perlu dilakukan upaya dalam mengatasi hal tersebut melalui asuhan
keperawatan gerontik. Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk praktek keperawatan
profesional yang ditujukan pada lansia baik sehat maupun sakit yang bersifat
komprehensif terdiri dari bio-psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan proses
keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi (Kholifah, 2016). Fokus dari keperawatan gerontik ini adalah upaya
promotif, preventif, mengoptimalkan fungsi mental, dan mengatasi gangguan kesehatan
yang umum. Tujuan dari keperawatan gerontik adalah lansia dapat melakukan kegiatan
sehari–hari secara mandiri dan produktif, mempertahankan kesehatan serta kemampuan
lansia seoptimal mungkin, membantu mempertahankan dan meningkatkan semangat
hidup lansia (Life Support), menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita
penyakit (kronis atau akut), memelihara kemandirian lansia yang sakit seoptimal
mungkin.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan kepada 11 lansia binaan di wisma Nusa
Indah dan wisma Mawar Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Kota Pekanbaru
didapatkan permasalah tertinggi yang terjadi pada lansia adalah asam urat sebanyak 7
lansia (63%), selanjutnya hipertensi 6 lansia (54%), dan asam lambung 5 lansia (47%).
Didapatkan juga bahwa lansia masih memiliki perilaku dan kebiasaan yang buruk seperti
merokok, mengonsumsi makanan yang seharusnya dihindari, jarang melakukan olahraga,
dan tidak rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dipoliklinik. Berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan oleh Ners Muda Fakultas Keperawatan yang
melakukan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik di Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul
Khotimah, maka pemecahan masalah kesehatan akan dilakukan melalui asuhan
keperawatan dimulai dari pengkajian, merumuskan masalah keperawatan yang akan
muncul, dan melakukan implementasi sesuai rencana tindakan yang telah disusun sampai
dengan evaluasi.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan Praktik Profesi Keperawatan Gerontik mahasiswa mampu
melakukan asuhan keperawatan komunitas di Panti Sosial Tresna Werdha Kota
Pekanbaru.
2. Tujuan khusus
a. Melaksanakan pengkajian yang meliputi pengumpulan data, tabulasi data serta
mempresentasikan data yang diperoleh di lapangan mengenai permasalahan
kesehatan lansia.
b. Merumuskan masalah kesehatan dan memberikan gambaran analisa data yang
sesuai dengan masalah kesehatan yang telah disusun.
c. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dengan masalah kesehatan yang
akan dijumpai dan diprioritaskan.
d. Mengimplementasikan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan penyusunan rencana tindak lanjut
yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
C. Manfaat Penelitian
1. Untuk Panti Sosial Tresna Werdha diharapkan penulisan dalam laporan hasil kegiatan
ini dapat menjadi gambaran umum tentang kondisi kesehatan lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah dan menambah informasi untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik, khususnya pada lansia.
2. Untuk perkembangan ilmu keperawatan diharapakan dapat menjadi bahan informasi
untuk perkembangan ilmu keperawatan khususnya pada keperawatan gerontik.
3. Untuk institusi pendidikan diharapkan laporan hasil kegiatan ini menjadi bahan
perbandingan untuk profesi berikutnya dan menjadi evaluasi terhadap program atau
kurikulum keperawatan gerontik yang telah ditetapkan.
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penilaian laporan akhir praktik profesi keperawatan komunitas adalah
sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
BAB II: ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA
BAB III: PENUTUP
LAMPIRAN
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA
Praktik asuhan keperawatan ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan. Tahap
pertama yaitu pengkajian yang juga mencakup didalamnya penyusunan instrumen (alat
pengumpul data kesehatan lansia). Tahapan kedua yaitu merumuskan diagnosa keperawatan
kelompok berdasarkan masalah keperawatan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data.
Tahapan ketiga adalah intervensi untuk mengatasi masalah kesehatan, tahapan keempat
pelaksanaan intervensi (implementasi) dan tahapan terakhir evaluasi kegiatan atau evaluasi
masalah yang telah dilakukan pada lansia di wisma nusa indah dan mawar Panti Sosial
Tresna Werda (PSTW) Khusnul Khotimah.
Pada praktek keperawatan gerontik ini Ners Muda mengambil sampel sebanyak 11 orang
lansia. Tahap pengkajian merupakan teknik pengumpulan data untuk melihat, kesehatan,
lingkungan fisik, status sosial ekonomi, fasilitas kesehatan yang ada di Panti Sosial Tresna
Werda (PSTW) Khusnul Khotimah khususnya di wisma nusa indah dan mawar.
Pengumpulan data menggunakan beberapa teknik yaitu winshield survey, wawancara dan
observasi. Tahap pengkajian dilakukan dari tanggal 28 s/d 2 April 2022. Jumlah lansia yang
dijadikan sampel yaitu sebanyak 11 lansia. Hasil pengumpulan data masyarakat di Panti
Sosial Tresna Werda (PSTW) Khusnul Khotimah didapatkan data-data sebagai berikut:
A. Pengkajian
1. Winshield Survey
2) Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan oleh Ners muda di PSTW
Khusnul Fatimah di dapatkan ada 1 poliklinik yang dimiliki PSTW tersebut,
biasanya poliklinik tersebut digunaan untuk berobat lansia yang sedang sakit.
e. Pelayanan kesehatan yang dimanfaat oleh lansia di PSTW Khusnul Fatimah
Pelayanan kesehatan yang digunakan lansia biasanya adalah dengan
melakukan pengecekan kesehatannya di poliklinik seperti : melakukan cek
tekanan darah secara rutin, melakukan penimbangan badan,pengecekan asam
urat, gula darah , kolestrol dll.
Poli Klinik
f. Fasilitas Keamanan yang tersedia di PSTW Khusnul Fatimah
Fasilitas keamanan yang tersedia di PSTW yakni Pos satpam yang terdapat
dibagian depan gedung.
Pos Security
g. Fasilitas Ibadah yang tersedia di PSTW Khusnul Fatimah
Tempat ibadah di PSTW Khusnul Khotimah adalah di mushola Al-
Muhajirin. Mushola ini juga digunakan untuk kegiatan wirid atau pengajian.
Mushola
Lapangan
Dapur Umum
4) Untuk pembuangan sampah biasanya para pramu atau penugas kebersihan
membuang sampah di tempat sampah yang telah di sediakan sedangkan
sampah yang kering seperti dedaunan biasanya dibakar.
5) Untuk MCK yang digunakan lansia di Pstw tersebut berada di setiap wisna
yang ditempati mereka.Setiap wisna mempunyai 2 wc sekaligus kamar
mandi yang bisa digunakan untuk MCK. Namun terdapat beberapa kamar
mandi yang hanya satu berfungsi.
6) Untuk fasilitas yang ada di PSTW Khusnul Fatimah ini adalah Aula ,
terdapat 2 aula yang mana digunakan untuk pertemuan berkumpul
kakek,nenek serta tempat berkumpul oramg-orang apabila ada suatu acara
tertentu.Biasanya aula tersebut digunakan untuk melakukan kegiatan
penyuluhan kesehatan atau kerohanian bagi lansia yang berada di pstw
tersebut.
Aula Serbaguna
Selokan
j. Alat Bantu Mobilisasi: Tersedia alat bantu mobilisasi untuk membantu lansia
disana untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Observasi
Dari hasil observasi di wisma nusa indah perilaku hidup bersih dan sehatnya
sangat baik, dengan penggunaan air untuk mencuci ataupun cuci tangan bahkan mandi
menggunakan air di dalam drum yang berwarna jernih, tidak terdapat jentik nyamuk
dan tidak berbau. Selain itu, terlihat 3 dari 4 lansia mencuci tangan menggunakan
sabun dan air mengalir, selalu menggunakan jamban untuk keperluan buang air serta
rutin mengonsumsi buah dan sayur yang telah dipersiapkan oleh pihak dapur. Namun,
masih terdapat 2 dari 4 lansia yang merokok dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
untuk hasil observasi pada lingkungan sekitar wisma nusa indah tampak bersih
dengan tatanan perabotan yang tertata rapi dan tidak berbau. Halaman wisma tersebut
juga selalu dibersihkan setiap hari. Selain itu, pencahayaan di wisma juga bagus
dengan ruangan yang terkena sinar matahari langsung yang membantu penerangan di
dalam wisma sehingga tidak tampak gelap.
Berdasarkan hasil observasi pada wisma mawar perilaku hidup bersih dan
sehat tidak begitu baik. Dari 5 lansia di wisma tersebut didapatkan semua lansia
merokok setiap hari, bahkan 1 dari lansia dapat menghabiskan rokok satu bungkus
satu hari. Hasil observasi lingkungan di wisma mawar pada pagi hari cukup bersih
karena pagi hari selalu dibersihkan dan penataan perabotan tertata rapi. Tetapi bagian
lantai sulit untuk dibersihkan dan terdapat bau yang tidak sedap dari toilet, terdapat
plafon yang bocor disudut ruang tamu. Selain itu, pada halaman belakang sebelum
dibersihkan di pagi hari sering ditemukan kotoran kucing serta nasi bekas kucing yang
terkadang berserakan di dalam maupun luar wisma.
Berdasarkan observasi 11 lansia didapatkan pola hidup lansia di wisma
nusa indah dan mawar sudah cukup baik, sebagian besar lansia sering jalan
pagi, namun masih ditemukan beberapa lansia yang masih merokok, makan
makanan dari luar, makanan dari luar yang dikonsumsi lansia diantaranya
seperti pecal, seafood, sayur kangkung, kacang panjang dan kacang-kacangan
yang dapat menyebabkan sebagian lansia mengalami asam urat. Berdasarkan
observasi makanan yang dikonsumsi lansia dari dapur juga sering tidak
dihabiskan. Didapatkan hasil 1 dari 11 lansia tidak mampu berjalan dan
menggunakan alat bantu berupa kursi roda. Dari hasil observasi 4 dari 7 lansia
beberapa lansia didapatkan membutuhkan pegangan pada saat akan berdiri.
Didapatkan hasil bahwa 6 dari 11 lansia merokok di panti sosial tresna
werdha. Didapatkan hasil bahwa 11 lansia sering membeli makanan di luar
seperti gulai, rending yang dapat menyebabkan hipertensi. Didapatkan hasil 5
lansia tidak menghabiskan makanan yang disediakan panti. Didapatkan hasil 5
dari 11 lansia mengeluh bahwa sering merasakan nyeri pada ulu hati, mual
jika terlambat makan, sakit perut, dan pusing. Didapatkan hasil hanya 1 lansia
yang mengonsumsi obat asam lambung.
3. Wawancara
Hasil wawancara dengan petugas kesehatan didapatkan data bahwa 3 penyakit
tertinggi yang sering dialami lansia yaitu hipertensi, asam urat dan kolesterol. Petugas
kesehatan mengatakan lansia rutin kontrol ke klinik jika terdapat keluhan, dimana
keluhan yang sering dialami lansia itu berupa nyeri pada persendian sehingga sulit
beraktifitas dan gangguan pola tidur.
Sedangkan hasil wawancara pada petugas yang berada di dapur, didapatkan hasil
bahwa tidak terdapat menu khusus yang disiapkan oleh pihak dapur kepada setiap
lansia, sehingga semua lansia mendapatkan menu yang sama karena bahan yang
disediakan panti memiliki sistem tender.
4. Riwayat Kelompok Lansia
Tabel 1
Riwayat kelompok lansia
Fasiltas YanKes No. Register
Nama perawat yang mengkaji Tanggal Pengkajian
Nama Kelompok Alamat
Tabel 2
Identitas dan status kesehatan anggota kelompok lansia
DATA DASAR ANGGOTA KELOMPOK STATUS KESEHATAN ANGGOTA KELOMPOK
Pe Asam Status Konjun
TTV
J Pendidikan ke Keadaan urat Gizi gtiva
No. Nama Tgl Lahir Agama Suku
K Terakhir rja Umum
TD N P S TB BB IMT
an
1. Nenek P 14/10/195 Tidak tamat - Islam Minang Baik 121/73 85 20 36,5 155 53 6.8 22,1 Anemis
N 0 SD mmHg x/i x/i o
C cm kg mg/dL (-)
2. Kakek L 10/03/195 SMA - Islam Minang Baik 166/110 86 18 37 oC 166 79 5.4 28,7 Anemis
C 0 mmHg x/i x/i cm kg mg/dL (-)
3. Nenek P Tidak tamat - Islam Minang Baik 145/80 87 20 36,5 155 50 8.0 23 Anemis
NL SD mmHg x/i x/i o
C cm kg mg/dL (-)
4. Kakek L ../../.1940 SD - Islam Melayu Baik 130/80 85 20 37 oC 160 40 3.8 16 Anemis
DA mmHg x/i x/i cm kg mg/dL (-)
5. Nenek P ../../1953 SMP - Islam Minang Baik 140/100 85 18 36 oC 150 40 7.0 17 Anemis
M mmHg x/i x/i cm kg mg/dL (-)
6. Nenek P 23/08.195 SMP - Islam Minang Baik 120/70 88 20 36,4 146 55 6.8 26 Anemis
S 7 mmHg x/i x/i o
C cm kg mg/dL (-)
7. Kakek L ../12/1964 Tidak tamat - Islam Jawa Baik 79/41 85 20 36 oC 155 40 4.3 17 Anemis
S SD mmHg x/i x/i cm kg mg/dL (-)
8. Nenek P SD - Islam Jawa Baik 160/100 87 20 36,5 151 65 5.3 27 Anemis
A mmHg x/i x/i o
C cm kg mg/dL (-)
9. Kakek L 72 THN SMK - Islam Jawa Baik 130/70 86 20 36 oC 160 65 6.0 25,3 Anemis
R mmHg x/i x/i cm kg mg/dL (-)
10. Kakek L 72 THN Tidak tamat - Islam Jawa Baik 120/70 87 20 36 oC 158 42 5.5 28,1 Anemis
M SD mmHg x/i x/i cm kg mg/dL (-)
11. Nenek P ../../1946 SMP - Islam Jawa Lemah 120/80 90 15 36,4 155 50 10.5 21 Anemis
S mmHg x/i x/i oC cm kg mg/dL (-)
Tabel 3
Riwayat penyakit anggota kelompok lansia
Pola
No. Riwayat Penyakit Alat Bantu/Protesa Keluhan Kesimpulan
Olahraga Tidur
1. - Osteoarthritis - Jalan pagi <8 jam Nyeri pada lutut Dari hasil
- Asam Urat dengan skala pengkajian pada 11
- Myalgia nyeri 5, terutama orang lansia di
- Gastritis setelah dapatkan hasil
bahwa lansia dengan
mengonsumsi
kadar asam urat
makanan berupa normal yaitu
kacang- sebanyak 6 orang
kacangan, dan (54%) dan kadar
nyeri saat kaki asam urat tinggi
ditekuk ketika sebanyak 5 orang
sholat, sering (46%). Pada lansia
terbangun dengan penyakit
dimalam hari, hipertensi setelah
dan kesulitan dilakukan
memulai tidur pemeriksaan
tekanan darah
kembali.
didapatkan hasil
2. - Hiperkolesterol - Jalan pagi 8 jam Nyeri pada dada bahwa lansia dengan
- Hipertensi skala 3 dan kaki tekanan darah
- Gastritis mengalami normal yaitu
kebas-kebas. sebanyak 4 orang
3. - Hipertensi - Jalan pagi <8 jam Menyeluh nyeri (36%), dengan
- Asam urat pada lutut skala kategori pra
- Gastritis nyeri 5, dan hipertensi sebanyak
- Hipertiroid mengalami 2 orang (18%),
- Myalgia kesulitan tidur Grade 1; 2 orang
karena nyeri (18%), Grade 2; 2
orang (18%) dan
yang dirasakan,
hipotensi sebanyak
mengalami 1 orang (9%).
kesulitan saat Selanjutnya pada
akan berdiri dan lansia setelah
membutuhkan dilakukan
pegangan atau pengukuran IMT
penopang. (indeks massa
4. - Hipertensi - Jalan pagi 8 jam Mengeluh gatal tubuh) didapatkan
- Dermatitis diseluruh badan hasil bahwa lansia
- Asam urat dan bentol bentol dalam kategori
kemerahan serta kurus sebanyak 3
orang yaitu (27%),
kesulitan tidur
normal 3 orang (27
dimalam hari %) dan gemuk yaitu
5. - Hipertensi - Jalan pagi <8 jam Nyeri pada lutut sebanyak 5 orang
- DM sehingga suit (46%). Skala nyeri
- Asam urat berjalan dan yang dirasakan oleh
beraktivitas, lansia karena
skala nyeri 7, penyakit yang
sering terbangun dideritanya yaitu
dimalam hari dan asam urat yaitu 4
sulit untuk orang (36%)
memulai tidur mengatakan bahwa
tidak terasa nyeri,
kembali
kategori nyeri
6. - DM - Jalan pagi <8 jam Nyeri pada kaki ringan sebanyak 1
- Asam urat hingga kesulitan orang (9%), nyeri
berjalan dan sedang sebanyak 5
beraktivitas orang (45%) dan
sehari-hari dan nyeri berat sebanyak
menggunakan 1 orang (9%).
kursi roda untuk
memudahkan
aktivitas.
7. - Hipotensi - Jalan pagi <8 jam Kesulitan tidur
- Asam urat dan sering
- Gastritis terbangun
dimalam hari
8. - Hipertensi - Jalan pagi < 8 jam Nyeri pada lutut
- Osteoartritis skala nyeri 5, dan
merasa kebas
pada tanggan dan
pergelangan
tangan sulit
digerakkan,
kesulitan tidur
dan nafsu makan
menurun.
9. - ISPA - Jalan pagi <8 jam Mengeluh batuk
- Stroke nonhemoragik berdahak dan
mengalami
kelemahan pada
tangan kanan
10. - Dermatitis - Jalan pagi <8 jam Mengeluh nafsu
- Myopi makan menurun,
porsi makan
tidak dihabiskan
dan pandangan
mata berkunang-
kunang
11. - HHD+DKA Kursi roda - Senam <8 jam nenek S mengeluh
- Asam urat - Kegiatan nyeri pada lutut
- Hipertensi mahasiswa kanan dan seluruh
- Gastritis tubuh pegal-pegal,
nenek S
mengatakan tidak
dapat mengangkat
kedua tangannya
keatas, nenek S
mengeluh nyeri
dan kebas pada
kedua kaki, nenek
S mengeluh
makanan dapur
sering tidak habis
dan nenek S
mengatakan
terkadang tidak
menyukai lauk
yang disediakan
panti
5. Hasil Pengkajian
a. Jenis Kelamin
Diagram 1
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden (n=11)
Jenis Kelamin
6.2
6
5.8
5.6
5.4
5.2
5
4.8
4.6
4.4
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Pendidikan Terakhir
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Pendidikan Terakhir
Suku
6
0
Suku
10
0
Keadaan Umum
Baik Lemah
Riwayat Penyakit
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Riwayat Penyakit
10
0
Penggunaan Alat Bantu
Olahraga
12
10
0
Olahraga
Lama Tidur
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Lama Tidur
6.2
6
6
5.8
5.6
5.4
5.2
5
5
4.8
4.6
4.4
Kadar Asam Urat
Normal Tinggi
5
5
3 3
3
0
IMT
2
1 1
1
0
Skala Nyeri
j. Tanda-Tanda Vital
TTV
Nama
TD N P S
Nenek N 121/73 mmHg 85 x/i 20 x/i 36,50C
Kakek C 166/110 mmHg 86 x/i 18 x/i 370C
Nenek NL 145/80 mmHg 87 x/i 20 x/i 36,50C
Kakek DA 124/63 mmHg 85 x/i 20 x/i 370C
Nenek M 130/80 mmHg 85 x/i 18 x/i 360C
Nenek S 120/70 mmHg 88 x/i 20 x/i 36,40C
Kakek S 79/41 mmHg 85 x/i 20 x/i 360C
Nenek A 160/100 mmHg 87 x/i 20 x/i 36,50C
Kakek R 130/70 mmHg 86 x/i 20 x/i 360C
Kakek M 120/70 mmHg 87 x/i 20 x/i 360C
Nenek S 120/80 mmHg 90 x/i 15 x/i 36,40C
B. Analisa Data
Tabel 4
Data dan masalah keperawatan pada lansia
DATA MASALAH KEPERAWATAN
Hasil Pemeriksaan Kesehatan: Ketidakefektifan Pemeliharan
Berdasarkan hasil pemeriksaan asam urat Kesehatan: Asam Urat Pada Lansia
kelompok lansia didapatkan asam urat
lansia dengan kategori tinggi sebanyak
46% sedangkan asam urat lansia kategori
normal sebanyak 54%.
Skala nyeri yang dirasakan oleh lansia
karena penyakit yang dideritanya yaitu
asam urat yaitu 4 orang (36%) mengatakan
bahwa tidak terasa nyeri, kategori nyeri
ringan sebanyak 1 orang (9%), nyeri
sedang sebanyak 5 orang (45%) dan nyeri
berat sebanyak 1 orang (9%).
Didapatkan hasil 1 dari 7 lansia mengalami
pembengkakan pada lutut kanan.
Hasil Kuesioner:
Didapatkan hasil pengkajian 7 lansia (63%)
memiliki riwayat asam urat.
Didapatkan hasil sebanyak 10% lansia
menggunakan alat bantu berupa kursi roda.
Didapatkan hasil 7 dari 11 lansia mengeluh
sering merasakan nyeri dibagian lutut dan
merasa kebas pada bagian kaki dan susah
untuk beraktivitas karena nyeri yang
dirasakan.
Didapatkan hasil bahwa lansia masih
mengonsumsi makanan yang seharusnya
dihindari seperti kacang-kacangan, daging,
dan sayuran hijau seperti bayam dan
kangkung.
Hasil observasi:
Berdasarkan observasi 11 lansia didapatkan
pola hidup lansia di wisma nusa indah dan
mawar sudah cukup baik, sebagian besar
lansia sering jalan pagi, namun masih
ditemukan beberapa lansia yang masih
merokok, makan makanan dari luar,
makanan dari luar yang dikonsumsi lansia
diantaranya seperti pecal, seafood, sayur
kangkung, kacang panjang dan kacang-
kacangan yang dapat menyebabkan
sebagian lansia mengalami asam urat.
Berdasarkan observasi makanan yang
dikonsumsi lansia dari dapur juga sering
tidak dihabiskan.
Didapatkan hasil 1 dari 11 lansia tidak
mampu berjalan dan menggunakan alat
bantu berupa kursi roda.
Dari hasil observasi 4 dari 7 lansia
beberapa lansia didapatkan membutuhkan
pegangan pada saat akan berdiri.
Hasil wawancara:
Hasil wawancara dengan petugas kesehatan
didapatkan data bahwa 3 penyakit tertinggi
yang sering dialami lansia yaitu hipertensi,
asam urat dan kolesterol. Petugas kesehatan
mengatakan lansia rutin kontrol ke klinik
jika terdapat keluhan, dimana keluhan yang
sering dialami lansia itu berupa nyeri pada
persendian sehingga sulit beraktifitas dan
gangguan pola tidur.
Hasil wawancara pada petugas yang berada
di dapur, didapatkan hasil bahwa tidak
terdapat menu khusus yang disiapkan oleh
pihak dapur kepada setiap lansia, sehingga
semua lansia mendapatkan menu yang
sama karena bahan yang disediakan panti
memiliki sistem tender.
Hasil Pemeriksaan Kesehatan: Perilaku kesehatan cenderung
Pada lansia dengan penyakit hipertensi beresiko: Hipertensi pada Lansia
setelah dilakukan pemeriksaan tekanan
darah didapatkan hasil bahwa lansia
dengan tekanan darah normal yaitu
sebanyak 4 orang (36%), dengan kategori
pra hipertensi sebanyak 2 orang (18%),
Grade 1; 2 orang (18%), Grade 2; 2 orang
(18%) dan hipotensi sebanyak 1 orang
(9%).
Hasil Kuesioner:
Didapatkan hasil pengkajian 2 dari 6 lansia
mengeluh pusing/sakit kepala.
Didapatkan hasil 6 dari 11 lansia mengeluh
kesulitan tidur dan sering terbangun pada
malam hari.
Didapatkan hasil pengkajian 6 lansia (54%)
memiliki riwayat hipertensi.
Hasil observasi:
Didapatkan hasil bahwa 6 dari 11 lansia
merokok di panti sosial tresna werdha.
Didapatkan hasil bahwa 11 lansia sering
membeli makanan di luar seperti gulai,
rendang, dan lontong pecal.
Hasil wawancara:
Hasil wawancara pada petugas yang berada
di dapur, didapatkan hasil bahwa tidak
terdapat menu khusus yang disiapkan oleh
pihak dapur kepada setiap lansia, sehingga
semua lansia mendapatkan menu yang
sama karena bahan yang disediakan panti
memiliki sistem tender.
Hasil Kuesioner: Perilaku kesehatan cenderung
Didapatkan hasil pengkajian 5 lansia (47%) beresiko: Asam Lambung pada
memiliki riwayat asam lambung. Lansia
Didapatkan hasil sebanyak 5 lansia tidak
menghabiskan makanan yang disediakan
panti.
Didapatkan hasil 5 dari 11 lansia mengeluh
bahwa sering merasakan nyeri pada ulu
hati, mual jika terlambat makan, sakit
perut, dan pusing.
Didapatkan hasil hanya 1 lansia yang
mengonsumsi obat asam lambung.
Hasil observasi:
Didapatkan hasil 5 lansia tidak
menghabiskan makanan yang disediakan
panti.
Hasil wawancara:
Hasil wawancara pada petugas yang berada
di dapur, didapatkan hasil bahwa tidak
terdapat menu khusus yang disiapkan oleh
pihak dapur kepada setiap lansia, sehingga
semua lansia mendapatkan menu yang
sama karena bahan yang disediakan panti
memiliki sistem tender.
c) Susunan Acara
No Waktu Kegiatan
1. 09.00-09.30 Pemeriksaan Kadar Asam Urat
3) Tahap Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
Peserta yang hadir berjumlah 10 orang
Setting tempat acara berlangsung telah disepakati sebelum kegiatan
Peran Ners Muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
dan tugas masing-masing
Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap
sesuai yang telah direncanakan, yaitu 3 Set alat pengecek asam urat
b) Evaluasi Proses
Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Rabu, 06 Maret 2022
pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 09.30 WIB.
Kegiatan berjalan lancar sesuai rencana dan kontrak yang telah
disepakati di awal pembukaan.
Peran dan tugas Ners Muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan.
Peran aktif dan kooperatif seluruh pelaksana dan peserta selama
kegiatan dan mengikuti kegiatan senam.
Peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
c) Evaluasi Hasil
3) Tahap Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
e) Peserta yang hadir berjumlah 10 orang
f) Setting tempat acara berlangsung telah disepakati sebelum kegiatan
g) Peran Ners Muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
dan tugas masing-masing
h) Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap
sesuai yang telah direncanakan, yaitu microphone, laptop, dan
proyektor, speaker
b) Evaluasi Proses
Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Rabu, 06 Maret 2022
pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 10.30 WIB.
Kegiatan berjalan lancar sesuai rencana dan kontrak yang telah
disepakati di awal pembukaan.
Peran dan tugas Ners Muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan.
Peran aktif dan kooperatif seluruh pelaksana dan peserta selama
kegiatan dan mengikuti kegiatan senam.
Peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
c) Evaluasi Hasil
Ners muda mampu mendemonstrasikan senam asam urat dan lansia dapat
mengikutinya.
d) Saran
Diharapkan peserta mampu melakukan senam asam urat pada kegiatan
sehari-hari.
4) Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini merupakan peran serta aktifnya lansia di PSTW
Khusnul Khotimah
5) Faktor Penghambat
Faktor penghambat yaitu beberapa lansia tidak mampu untuk berdiri dan tidak
mengikuti kegiatan tersebut.
d. Pemberdayaan: penanaman tanaman toga
Acara dilaksanakan pada hari Kamis, 07 April 2022 pukul 15.00 WIB. Kegiatan
dilakukan di halaman wisma mawar dan wisma nusa indah PSTW khusnul
Khatimah. Kegiatan ini bertujuan agar lansia mampu memanfaatkan tanaman toga
untuk mengurangi nyeri asam urat.
1) Tahap persiapan
Tahap persiapan terdiri dari pembuatan pre planning, persiapan alat dan bahan
yang akan digunakan dalam serta mengkonsultasikan nya kepada dosen
pembimbing akademik. Setelah itu, mahasiswa melanjutkan persiapan-
persiapan acara sesuai dengan perencanaan.
2) Tahap pelaksanaan
a) Acara dilaksanakan pada hari Kamis, 07 April 2022 pukul 15.00 WIB dan
berakhir pada pukul 15.50 WIB.
No Waktu Kegiatan
1 15.00 WIB Acara dimulai
2 15.05 WIB Acara dibuka oleh moderator
(Annisa Sri Sakinah, S.Kep)
15.10 WIB Melakukan penanaman tanaman toga di
halaman wisma nusa indah dan wisma
3 mawar oleh pramu wisma dan
mahasiswa ners muda yang disaksikan
oleh pembimbing klinik
15.50 WIB Penutupan oleh moderator (Annisa Sri
4
Sakinah, S.Kep)
b) Penanaman tanaman toga di halaman wisma nusa indah dan wisma mawar
oleh pramu wisma dan mahasiswa ners muda yang disaksikan oleh
pembimbing klinik
c) Ners mda berperan aktif dalam melakukan persiapan dan pelaksanaan
kegiatan
3) Tahap evaluasi
a) Evaluasi struktur
Peserta yang hadir berjumlah 5 orang
Setting tempat acara berlangsung telah disepakati sebelum kegiatan
Peran ners muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
dan tugas masing-masing
Perlengkapan alat dan tanaman yang digunakan juga sudah sudah
lengkap sesuai yang telah direncanakan, yaitu cangkul, tajak, tali,
tanah, merang padi, dan tanaman toga (daun salam, jahe, kumis
kucing, kunyit)
b) Evaluasi proses
Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari kamis, 07 April 2022
pukul 15.00 WIB dan berakhir pada pukul 15.50 WIB
Kegiatan berjalan lancar sesuai rencana dan kontak yang telah
disepakati di awal pembukaan
Peran dan tugas Ners Muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
Peran aktif seluruh pelaksana dan peserta selama kegiatan penanaman
toga dilakukan dengan baik
Peserta mengikuti kegiatan sampai akhir
c) Evaluasi hasil
Seluruh peserta berpastisipasi aktif selama kegiatan penanaman
toga
d) Saran
Diharapkan peserta (lansia dan pramu lansia) mampu merawat dan
memanfaatkan tanaman toga sebagai bahan obat-obatan herbal dalam
mengobati dan mencegah penyakit yang dialami lansia.
4) Faktor pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini adalah keaktifan peserta dalam mengikuti
kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan.
5) Faktor penghambat
Faktor penghambat yang didapatkan yaitu tidak semua lansia dan pramu
wisma yang datang dalam kegiatan penanaman tanaman toga, karena
kesibukan aktivitas masing-masing
6) Kegiatan Evaluasi
a) Sebelum kegiatan
Sebelum kegiatan penanaman toga dimulai, masih ada tanaman toga yang
belum tersedia di PSTW Khusnul Khatimah
b) Setelah kegiatan
Setelah kegiatan penanaman toga dilakukan, jumlah tanaman toga
dilingkungan PSTW bertambah, sehingga lansia dapat memanfaatkan
tanaman toga sebagai bahan obat-obatan herbal.
e. Intervensi Keperawatan: terapi rendam air hangat jahe untuk asam urat.
Acara dilaksanakan pada Rabu, 06 April 2022 pada pukul 10.00 - selesai yang
dilaksanakan di wisma mawar PSTW Khusnul Khotimah. Kegiatan tersebut
dilaksanakan agar lansia mampu melakukan perawatan mandiri dan cara
penanganan sederhana untuk penyakit asam urat.
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan terdiri dari pembuatan pre planning, persiapan alat dan media
yang akan digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan serta
mengkonsultasikannya kepada pembimbing akademik. Selain itu, mahasiswa
melanjutkan persiapan-persiapan acara sesuai dengan perencanaan.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Acara dilaksanakan pada hari Rabu, 06 April 2022, pukul 09.00 WIB
sampai dengan selesai.
b) Demonstrasi cara terapi rendam kaki hangat dengan jahe.
c) Ners Muda berperan aktif dalam melakukan persiapan dan pelaksanaan
kegiatan.
3) Tahap Evaluasi
a) Lansia mampu mengetahui dan mengulang kembali cara melakukan terapi
rendam kaki hangat dengan jahe.
b) Lansia mampu mengikuti kegiatan dengan baik dan aktif
4) Faktor Pendukung
a) Faktor pendukung kegiatan ini adalah antusias lansia yang semangat dalam
mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Ners Muda
5) Faktor Penghambat
a) Adanya permasalahan internal antara lansia satu dengan yang lainnya
sehingga dalam proses pelaksanaan pendidikan kesehatan, Ners muda
harus memperhatikan proses pelaksanaan kegiatan agar tidak terjadi
konflik lebih jauh.
6) Rencana Tindak lanjut
a) Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah mengajak lansia untuk
dapat melakukan terapi rendam kaki hangat dengan jahe jika mengalamo
nyeri.
7) Kegiatan Evaluasi
a) Sebelum kegiatan
Pada sebelum saat acara, lansia belum terlalu memahami cara melakukan
terapi rendam kaki dengan jahe.
b) Setelah Kegiatan
Lansia dapat mengulangi kembali cara melakukan terapi rendam hangat
dengan jahe.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian data lansia dilakukan melalui metode wawancara dan observasi
dengan para lansia sebanyak 11 lansia yang ada di PSTW (Panti Sosial Tresna
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru oleh Ners Muda Fakultas Keperawatan
Universitas Riau.
Berdasarkan hasil pengkajian telah dirumuskan, diagnosa yang muncul pada
lansia di PSTW (Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru, yaitu :
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan : Asam Urat Pada Lansia
Setelah ditemui masalah kesehatan pada lansia maka disusunlah suatu rencana
keperawatan gerontik yang telah disepakati sesuai rencana maka dari 3 masalah
prioritas ditetapkan 1 masalah keperawatan gerontik utama yang akan dilakukan
implementasi keperawatan yaitu “Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan :
Asam Urat Pada Lansia”. Tahap selanjutnya dilakukan implementasi yaitu :
a. Promosi Kesehatan : Pendidikan Kesehatan tentang Asam Urat
b. Partnership : Pemeriksaan Kadar Asam Urat bekerjasama dengan poliklinik di
PSTW
c. Proses Kelompok : Senam Asam Urat
d. Pemberdayaan : Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
e. Intervensi Keperawatan : Terapi Rendam Air Hangat dengan Jahe untuk Asam
Urat
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat dianjurkan saran yang dapat menunjang
perbaikan-perbaikan positif dikemudian hari :
1. Panti Sosial Tresna Werdha
Memberikan bimbingan dan binaan kepada lansia melalui kegiatan-kegiatan
yang ada di PSTW Khusnul Khotimah
2. Kelompok Lansia
Diharapkan kepada kelompok lansia agar menerapkan informasi yang telah
diajarkan oleh Ners Muda Fakultas Keperawatan Universitas Riau agar
dikemudian hari tercapainya derajat kesehatan lansia yang setinggi-tingginya.
3. Instansi Pendidikan
Diharapkan laporan hasil kegiatan gerontik ini menjadi bahan perbandingan
untuk Ners Muda yang akan berpraktik di bidang keperawatan gerontik
berikutnya, dan menjadi evaluasi terhadap program atau kurikulum keperawatan
gerontik yang telah diterapkan.
4. Mahasiswa
Diharapkan kepada Ners Muda selanjutnya agar lebih lengkap dalam
melakukan pengkajian terhadap kelompok lansia, dan lebih banyak lagi ide-ide
yang dihasilkan secara inovatif untuk melakukan asuhan keperawatan gerontik
pada lansia yang akan dibina.
DAFTAR PUSTAKA
Muhith, A., & Siyoto, S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: ANDI.
Papalia, D., Old, S., & Feldman, R. (2007). Human Development and Aging (10th ed.). New
York: McGraw-Hill
Lampiran
DOKUMENTASI
a. Promosi kesehatan: pendidikan kesehatan komplikasi asam urat
b. Patnership: pemeriksaan kadar asam urat bekerja sama dengan poli klinik di
PSTW
e. Intervensi Keperawatan: terapi rendam air hangat jahe untuk asam urat.