a. Pengertian RW Siaga
RW Siaga adalah RW yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan/kejadian luar biasa (KLB) secara mandiri.
RW Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau, dan mampu untuk
mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti
kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian
luar biasa dengan memanfaatkan berbagai sumber daya dan potensi setempat secara
gotong royong. RW Siaga terbentuk berdasarkan Permenkes No.564/2006.
d. Indikator RW Siaga
Indikator bahwa RW Siaga masuk kualifikasi baik (pratama, madya, dan purnama)
ada 8 hal, yaitu:
1. Adanya forum masyarakat sebagai wadah mendiskusikan masalah kesehatan
2. Adanya pelayanan kesehatan dasar (sarana pos RW sebagai PIK keluarga)
3. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikembangkan (Posyandu,
dana sehat, donor darah, transportasi dll).
4. Sistem pengamatan penyakit (surveilans) dan factor resiko berbasis masyarakat.
Bersifat pengamatan terhadap gejala wabah penyakit.
5. Kesiapsiagaan dan penanggulangan gawatdarurat dan bencana.
6. Ada upaya mewujudkan Lingkungan Sehat.
7. Ada upaya mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); lingkungan
hidup punya pengaruh 45% terhadap kesehatan, 30% dari perilaku, dan 20% dari
pelayanan kesehatan
8. Ada upaya mewujudkan Masyarakat/Keluarga Sadar Gizi dan berperilaku hidup
bersih dan sehat.
e. Kualifikasi RW Siaga
Dalam pengembangannya Kelurahan Siaga akan meningkat dengan membagi menjadi
3 Strata, yaitu :
1. Strata Pratama
Pada strata ini sebuah kelurahan siaga baru melakukan kegiatan 4 indikator
kelurahan siaga
2. Strata Madya
Pada strata ini sebuah kelurahan siaga sudah melakukan 6 indikator kelurahan
siaga
3. Strata Utama
Pada strata ini sebuah kelurahan siaga sudah melakukan kedelapan indikator
kelurahan siaga
1) Memantau warga yang memiliki status ODP, PDP dan Positif COVID- 19.
2) Melaporkan ODP yang tidak memiliki ruang karantina mandiri ke
perangkat RW.
3) Mendata warga dengan status ODP, PDP dan Positif COVID-19 yang
perlu disantuni.
4) Memastikan warga wilayah masing-masing mematuhi aturan physical
distancing.
c. Peran SATGAS COVID-19 dalam penanggulangan pandemi COVID-19
3) Menghindari kerumunan
4) Memastikan yang berstatus ODP dan OTG untuk tidak keluar rumah
DAPUS
Anderson, E.T. 2011. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktek.
Jakarta : EGC
Effendi & Makhfudi. 2010. Komunitas Teori dan Praktek. Jakarta : Pt Grasindo
Rosdakary
Mubarak & Chayatin. 2009. Keperawatan Kesehatan Masyarakat: Teori dan
Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak,dkk. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta : Salemba Medika
Stanhope, M. & Lanchaster, J. 2004. Community Public Health Nursing. St. Louise
Missouri: Mosby