Anda di halaman 1dari 77

Gelombang II

Angkatan 8
LAPORAN AKTUALISASI

NILAI - NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL

DI PUSKESMAS LABUHANBILIK KECAMATAN PANAI TENGAH

KABUPATEN LABUHANBATU

DISUSUN

Oleh:

MUHAMMAD MANSUR, SKM


PENATA MUDA/ IIIA
NIP. 19930609 201903 1 004

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN SUMATERA UTARA


BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SUMATERA UTARA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI
PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PUSKESMAS LABUHANBILIK
KECAMATAN PANAI TENGAH KABUPATEN LABUHANBATU

Nama :
Muhammad Mansur, SKM
NIP :
19930609 201903 1 004
Pangkat/Golongan :
Penata Muda/ IIIA
Jabatan :
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama
Instansi :
Puskesmas Labuhanbilik Dinas Kesehatan
Kabupaten Labuhanbatu
Gelombang/Angkatan : II/8
Kelompok : 2

Telah diseminarkan pada hari kamis tanggal 25 Juli 2019 di hadapan Penguji,
Pembimbing (Coach) dan Mentor di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
Sumatera Utara

Medan, 25 Juli 2019

Penguji, Coach, Mentor,

Wasito, S.Sos, M.Si Zul Fahmi, M.Pd Irma Suryani, SKM


NIP. 196604041986021001 NIP. 197506232006041003 NIP. 197706192007012001

Mengetahui
A/N Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sumatera Utara
Plh. Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial

PARLUHUTAN SIRAIT, SH, M.SP


PEMBINA
NIP. 19620928 199603 1 002

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI
NEGERI SIPIL DI PUSKESMAS LABUHANBILIK
KECAMATAN PANAI TENGAH KABUPATEN LABUHANBATU

Nama :
Muhammad Mansur, SKM
NIP :
19930609 201903 1 004
Pangkat/Golongan :
Penata Muda/ IIIA
Jabatan :
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama
Instansi :
Puskesmas Labuhanbilik Dinas Kesehatan
Kabupaten Labuhanbatu
Gelombang/Angkatan : II/8
Kelompok : 2

Telah diseminarkan pada hari Selasa tanggal 10 September 2019 di hadapan


Penguji, Pembimbing (Coach) dan Mentor di Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan Sumatera Utara

Medan, 10 September 2019

Penguji, Coach, Mentor,

Wasito, S.Sos, M.Si Zul Fahmi, M.Pd Irma Suryani, SKM


NIP. 196604041986021001 NIP. 197506232006041003 NIP. 197706192007012001

Mengetahui
A/N Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sumatera Utara
Plh. Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial

PARLUHUTAN SIRAIT, SH, M.SP


PEMBINA
NIP. 19620928 199603 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
lah kita masih dapat menjalani kehidupan ini, dan atas berkat-Nya pula lah,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS di
Puskesmas Labuhanbilik Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu.

Laporan aktualisasi ini disusun bertujuan untuk memenuhi syarat


kelulusan Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2019. Kemudian
bertujuan untuk mencegah, mengatasi, dan menyelesaikan isu-isu yang selama ini
berkembang di unit kerja tugas penulis, yang sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi penulis sebagai penyuluh kesehatan masyarakat.

Dalam pelaksanaan dan penulisan laporan aktualisasi ini penulis banyak


mengalami kesulitan, namun berkat dorongan dari banyak pihak serta bimbingan
dari Coach dan Mentor, penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi nilai-
nilai dasar PNS ini tepat pada waktunya.

Demi kesempurnaan laporan aktualisasi ini, penulis menerima masukan


berupa saran dan kritik yang membangun. Atas perhatiannya, terimakasih.

Labuhanbilik, 31 Agustus 2019


Penulis

Muhammad Mansur, SKM

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Deskripsi Organisasi............................................................................. 3
1.2.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu..... 3
1.2.2 Profil Puskesams Labuhanbilik.................................................. 3
1.2.2.1 Letak Geografis..................................................................... 3
1.2.2.2 Visi dan Misi Puskesmas Labuhanbilik.............................. 4
1.2.2.3 Nilai-Nilai Dasar Organisasi Puskesmas Labuhanbilik.... 4
1.2.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh Kesehatan Masyarakat 5
1.2.2.5 Struktur Organisasi.............................................................. 6
1.3 Isu Permasalahan.................................................................................. 7

BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH............................. 8


2.1 Identifikasi Isu....................................................................................... 8
2.2 Analisis Isu dan Dampaknya................................................................ 10
2.3 Penetapan Isu......................................................................................... 12
2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan.............................................................. 14

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI.................................................... 15


3.1 Nilai –Nilai Dasar PNS ......................................................................... 15
3.1.1 Akuntabilitas ............................................................................... 15
3.1.2 Nasionalisme ............................................................................... 17
3.1.3 Etika Publik ................................................................................. 18
3.1.4 Komitmen Mutu ......................................................................... 19
3.1.5 Anti Korupsi ................................................................................ 19
3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI.......................................... 20
3.2.1 Whole Of Government................................................................ 21

iv
3.2.2 Manajemen ASN.......................................................................... 24
3.2.3 Pelayanan Publik ........................................................................ 26
3.3 Rancangan Aktualisasi......................................................................... 27

BAB IV AKTUALISASI, HABITUASI DAN KOMPETENSI BIDANG. 39


4.1 Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi ................................................... 39
4.2 Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas.................................... 63

BAB V PENUTUP........................................................................................ 64
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 64
5.2 Saran....................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... vi

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 menyatakan bahwa ASN
(Aparatur Sipil Negara) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

Berdasarkan peraturan tentang ASN tertuang dalam UU no. 5 Tahun 2014


bahwa ASN yang umum di sebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada
jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik. Untuk
mewujudkan cita-cita bangsa dan negara sebagaimana diamanatkan dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 melalui proses pembangunan
nasional sebagai pengamalan Pancasila, dibutuhkan ASN yang memiliki integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, memperkuat profesionalisme
serta kompetensi bidang dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan.

Dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional


Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan
yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat, ketersediaan akses terhadap
informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan, serta memberdayakan dan
mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini
dimanatkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 16, 17
dan 18, selanjutnya pasal 62 ayat 1 bahwa Peningkatan kesehatan merupakan
segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan,
penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup
sehat. Mengacu pada ketentuan tersebut maka salah satu strategi Kementerian
Kesehatan RI adalah meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM

1
kesehatan yang merata dan bermutu. Salah satu jenis SDM Kesehatan yang
bermutu dan bersifat profesional adalah Tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat.

Tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat adalah Pegawai Negeri Sipil yang


diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat dalam
mendukung upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan pada
instansi pemerintah dan non pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Sebagai salah satu ASN seharusnya Tenaga Penyuluh Kesehatan
Masyarakat dapat membentuk karakter menjadi ASN yang berkompeten,
profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas dan fungsi yang
diembannya.

Demi terwujudnya ASN dengan karakter demikian, maka diperluka


adanya pendidikan dan pelatihan dasar jabatan pegawai negeri sipil seperti yang
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
ASN. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah diklat pendidikan dan pelatihan
dasar khususnya bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III yang
penyelenggaraannya diatur dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 12 Tahun 2018
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan I, II dan III. Pelatihan Dasar CPNS ini diharapkan dapat mencetak PNS
yang memiliki integritas moral yang beretika, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul yang
berkomitmen terhadap mutu serta bertanggung jawab terhadap tugas, memperkuat
profesionalisme dan anti korupsi serta kompentensi dalam bidang. Diharapkan
yang kemudian hari PNS mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat
dengan baik sesuai dengan nilai-nilai dasar yang terkandung pada Undang-
Undang Nomor 5 tahun 2014 yang disebut dengan ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi).

Pelatihan dasar ini merupakan Pendidikan dan Pelatihan dengan pola baru
yang diwajibkan untuk diterapkan kepada setiap ASN yang ada diseluruh wilayah
di Indonesia ini dengan harapan agar dalam pelaksanaan setiap tugas yang
diamanahkan kepada setiap ASN di lingkungan kerja selalu terwujud nilai–nilai

2
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi ditambah dengan Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole Of
Government.

Ruang lingkup penerapan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme,


Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, Manajemen ASN, Pelayanan Publik
dan Whole of Governmnet ini adalah di UPT Puskesmas Labuhanbilik Kecamatan
Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu.

1.2 Deskripsi Organisasi


1.2.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu
“Mewujudkan Masyarakat Labuhanbatu Sehat, Mandiri, dan Berkeadilan
Menuju Sejahtera dan Lebih Berdaya 2021”. Untuk mencapai Visi Dinas
Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu tersebut ditempuh melalui Misi sebagai
berikut :

1. Menjamin mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan


2. Meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit
3. Meningkatkan kemandirian masyarakat dan jaminan pemeliharaan kesehatan
4. Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan

1.2.2 Profil Puskesmas Labuhanbilik


1.2.2.1 Letak Geografis
Kecamatan Panai Tengah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten
Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara. Ibukota kecamatan ini adalah
Labuhanbilik. Dalam sejarah mengatakan bahwa Labuhan bilik pernah menjadi
ibu kota Kesultanan Panai. Kecamatan Panai Tengah merupakan salah satu daerah
yang berada Kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kecamatan
Panai Tengah berada pada 20 27’42.78”N Lintang Utara dan 1000 1431.49”E
Lintang Selatan dengan ketinggian 0-700 meter di atas permukaan laut.
Kecamatan Panai Tengah menempati area seluas 483,74 Km2.

Administrasi Pemerintah Kecamatan Panai Tengah terdiri dari 10


(sepuluh) desa, dengan jumlah penduduk 38.968 jiwa. Batas wilayah Kecamatan
Panai Tengah sebagai berikut:

3
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan kecamatan Panai Hilir
2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Riau
3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Kampung Rakyat
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Bilah Hilir

1.2.2.2 Visi dan Misi Puskesmas Labuhanbilik


Adapun Visi Puskesmas Labuhanbilik yaitu “Terwujudnya masyarakat
Labuhanbilik yang mandiri dalam hidup sehat melalui pembangunan kesehatan
yang optimal”, dengan Misi Puskesmas sebagai berikut :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan


2. Menjalin hubungan kerjasama dengan lintas sektoral dan lintas terkait
3. Membangun kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat dengan
memberdayakan dan mendorong kemandirian masyarakat sehingga PHBS
menjadi kebutuhan
4. Mengupayakan kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan prima yang
bermutu secara optimal

1.2.2.3 Nilai-Nilai Dasar Organisasi Puskesmas Labuhanbilik


Adapun nilai-nilai organisasi yang menjadi acuan saat bertugas adalah
nilai PRIMA :

1. Profesional : Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan


pelayanan kesehatan yang terbaik
2. Ramah : Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh
masyarakat dan rekan kerja
3. Inovatif : Memiliki kemampuan untuk memberikan ide-ide kreatif serta
memberikan terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan
4. Malu : Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya
5. Akuntabel : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan
standar pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan
dipertanggungjawabkan

4
1.2.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Jabatan fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat ditetapkan melalui
Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
58/KEP/M.PAN/8/2000 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan
Masyarakat dan Angka Kreditnya.

Tugas pokok Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat adalah


melaksanakan kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan
masyarakat serta dilandasi oleh semangat kemitraan, melakukan penyebarluasan
informasi, membuat rancangan media, melakukan pengkajian/penelitian perilaku
masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan, serta merencanakan intervensi
dalam rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan.
Tugas pokok Jabfung PKM adalah:

1. Melaksanakan kegiatan advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan


Masyarakat
2. Melakukan penyebarluasan informasi kesehatan dalam berbagai bentuk dan
saluaran komunikasi;
3. Membuat rancangan media, baik media cetak, elektronika maupun media
luar ruang;
4. Melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan
dengan kesehatan;
5. Merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku
masyarakat yang mendukung kesehatan.

5
Kepala Puskesmas
1.2.2.5 Struktur Organisasi
Tata Usaha

Juru Bayar Jamkesda PUMK SIK/SP2TP Inventaris

Upaya Kesehatan Perorangan Upaya kesehatan Masyarakat

R.Obat Labor Poli Gigi Poli Umum Loket KIA/KB Kesling Promkes Gizi P2M

USILA TB Paru
UKS/
Imunisasi
MTBS
Hatra
PTM
SDIDTKA
HIV/AIDS
PKPR
Diare
Surveilance

Pustu Sei Siarti Pustu Selat Beting Pustu Sei Pelancang Pustu Bagan Bilah Pustu Sei Rakyat Kecacingan

Pos. Selat Beting Pos. Sei Pelancang Pos. Bagan Bilah Pos. Sei Rakyat Pos. Sei Nahodaris Pos. Telaga Suka

Pos. Labuhan Bilik Pos. Sei Merdeka Pos. Pasar Tiga

6
7
1.3 Isu Permasalahan
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di Puskesmas Labuhanbilik
ditemukan permasalahan kesehatan yang menjadi penghambat kinerja penyuluh
kesehatan masyarakat. Adapun permasalahan yang terjadi antara lain: masih
tingginya kasus penyakit Tuberkulosis Paru yang disebabkan masih banyaknya
masyarakat yang belum mengetahui tentang penyebab terjadinya penyakit TB
Paru dan kurang optimalnya pengawasan kepada pasien dalam meminum obat. Isu
permasalahan lain adalah rendahnya kemauan masyarakat untuk deteksi dini
penyakit tidak menular dengan melakukan pengecekan tekanan darah, lingkar
perut, cek asam urat, gula darah dan kadar kolesterol, padahal dalam kegiatan
deteksi dini ini dilakukan secara gratis oleh pihak puskesmas.

Masih adanya persalinan ibu yang ditolong oleh dukun beranak juga
menjadi salah satu isu permasalahan yang ada di wilayah kerja puskesmas yang
dilihat dari adanya ibu bersalin yang melakukan persalinan ditolong oleh dukun
beranak, pertolongan persalinan yang ditolong oleh dukun beranak merupakan
tindakan yang dilarang dan melanggar hukum. Isu masalah kesehatan lainnya
yang berkaitan perilaku hidup bersih dan sehat adalah masih banyaknya
masyarakat merokok di dalam rumah, hal ini terlihat masih banyaknya masyarakat
terutama kaum bapak-bapak yang merokok dan tidak sadar akan perilaku hidup
bersih dan sehat di dalam rumah, dan masih ada masyarakat buang air besar
sembarangan yang dilihat dari masih ada beberapa rumah tangga yang tidak
memiliki jamban keluarga, sehingga masyarakat tersebut buang air besar di parit
ataupun sungai.

Dari isu / masalah tersebut diatas maka diharapkan adanya gagasan


kegiatan dalam menyelesaikan masalah melalui kegiatan – kegiatan kreatif dan
inovatif yang memiliki nilai – nilai profesi ASN yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi ditambah lagi
Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole Of Government dan tidak
melanggar peraturan perundang – undangan yang telah ditetapkan.

7
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1 Identifikasi Isu


Setelah melihat gambaran kondisi berdasarkan permasalahan yang muncul
dilapangan khususnya di ruang lingkup wilayah kerja Puskesmas Labuhanbilik,
maka telah dilakukan pengidentifikasian isu yang akan diangkat didalam
rancangan aktualisasi ini antara lain:

1. Masih tingginya masalah kesehatan penyakit Tuberkulosis Paru


2. Rendahnya kemauan masyarakat untuk deteksi dini penyakit tidak menular
3. Masih adanya persalinan ibu yang ditolong oleh dukun beranak
4. Masih banyaknya masyarakat merokok di dalam rumah
5. Masih ada masyarakat buang air besar sembarangan

Tabel 2.1 Keterkaitan Isu dengan Aspek Kedudukan dan Peran PNS

No Permasalahan Sumber Isu Penyebab


1 Masih tingginya masalah Pelayanan Publik Ketidaktahuan masyarakat terhadap
kesehatan penyakit penyebab terjadinya penyakit TB
Tuberkulosis Paru Paru dan masih banyak pasien TB
yang tidak menggunakan masker
dan menutup mulut saat batuk, serta
pasien TB kurang di awasi dalam
meminum obat hingga tuntas
2 Rendahnya kemauan Pelayanan Publik Kurangnya pengetahuan dan
masyarakat untuk deteksi kesadaran masyarakat untuk
dini penyakit tidak melakukan pemeriksaan dini
menular penyakit tidak menular, masyarakat
merasa dirinya masih sehat dan tidak
ada penyakit, sehingga enggan untuk
memeriksa
3 Masih adanya persalinan Pelayanan Publik Kurangnya kesadaran keluarga ibu
ibu yang ditolong oleh bersalin untuk melakukan persalinan
dukun beranak oleh tenaga kesehatan yang
kompeten, dan kurangnya kerjasama
tenaga kesehatan dengan dukun
beranak yang ada di desa

8
4 Masih banyaknya Pelayanan Publik Kurangnya kesadaran masyarakat
masyarakat merokok di mengenai bahaya yang ditimbulkan
dalam rumah dari perilaku merokok, dan
ketidakpedulian perokok terhadap
lingkungan sekitarnya
5 Masih ada masyarakat Pelayanan Publik Kurangnya pengetahuan masyarakat
buang air besar tentang perilaku hidup bersih dan
sembarangan sehat, dan masih ada masyarakat
yang kurang mampu untuk membuat
WC sendiri di rumah.
Sumber: Data Olahan

Berdasarkan identifikasi yang telah ditemukan, maka akan dilakukan


analisis isu berdasarkan kriteria isu. Kriteria isu dapat diukur menggunakan
metode APKL. Unsur-unsur yang dinilai menggunakan metode APKL ini adalah
Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak/Kelayakan. Aktual artinya benar-
benar terjadi dan sedang dibicarakan. Problematik artinya sebuah isu memiliki
permasalahan yang kompleks sehingga harus segera dicarikan solusi
permasalahannya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Kelayakan artinya isu yang diangkat masuk akal dan realistis untuk
dipecahkan masalahnya.

Dengan menggunakan metode APKL tersebut, kriteria isu dapat di ukur


sebagai berikut:

Tabel 2.2 Penilaian Kriteria Isu

N Isu Kriteria Isu


o Aktua Problematik Kekhalayaka Laya
l n k
1 Masih tingginya masalah √ √ √ √
kesehatan penyakit
Tuberkulosis Paru
2 Rendahnya kemauan √ √ √ √
masyarakat untuk deteksi dini
penyakit tidak menular
3 Masih adanya persalinan ibu √ √ √ √
yang ditolong oleh dukun
beranak

9
4 Masih banyaknya masyarakat √ √ √ √
merokok di dalam rumah
5 Masih ada masyarakat buang √ √ √ √
air besar sembarangan
Sumber: Data Olahan

Dari tabel 2.2 diatas semua isu memenuhi kriteria yaitu isu no. 1, 2, 3, 4,
dan 5 dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Aktual
Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan.
b. Problematik
Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya.
c. Kekhalayakan
Isu yang di angkat menyangkut orang banyak.
d. Kelayakan
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.

2.2 Analisis Isu dan Dampaknya


Berdasarkan permasalahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Labuhanbilik terdapat beberapa isu yang menjadi perhatian kesehatan yang
berkenaan dengan tugas dan fungsi penyuluh kesehatan masyarakat dan dampak
dari isu tersebut bisa dijelaskan seperti berikut:

1. Masih tingginya masalah kesehatan penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru)


yang dilihat dari masih banyaknya masyarakat hampir di 10 desa di
wilayah kerja Puskesmas Labuhanbilik yang mengalami penyakit TB Paru,
Penyakit TB Paru merupakan penyakit yang sangat mudah menular dari
penderita TB Paru kepada orang lain yang ditularkan melalui udara saat
penderita batuk, becerita, ataupun bersin, dan beberapa pasien TB Paru
tidak menuntaskan dalam meminum obat selama 6 bulan, seharusnya

10
pengobatan TB Paru hingga tuntas yaitu selama 6 bulan tanpa putus
minum obat.

2. Rendahnya kemauan masyarakat untuk deteksi dini penyakit tidak


menular, hal ini terlihat dari masih sedikitnya masyarakat berusia 15 s/d 59
tahun yang melakukan pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular
dengan melakukan pengecekan tekanan darah, lingkar perut, cek asam
urat, gula darah dan kadar kolesterol, padahal dalam kegiatan deteksi dini
ini dilakukan secara gratis oleh pihak puskesmas. Belakangan ini semakin
tinggi kasus kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular seperti
Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner, Diabetes, Reumatik, Osteorporosis
dan lain-lain, dengan dilakukannya pemeriksaan deteksi dini, seharusnya
dapat mencegah faktor terjadinya penyakit tidak menular tersebut.

3. Masih adanya persalinan ibu yang ditolong oleh dukun beranak yang
dilihat dari adanya ibu bersalin yang melakukan persalinan ditolong oleh
dukun beranak di desa Sei Siarti, pertolongan persalinan yang ditolong
oleh dukun beranak merupakan tindakan yang dilarang dan melanggar
hukum, Pemerintah belakangan ini sudah menerapkan bahwa semua
persalinan ibu bersalin harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten di bidangnya dan dilakukan di fasyankes (fasilitas pelayanan
kesehatan) agar ibu bersalin maupun bayi yang ada di dalam kandungan
terjamin keselamatan dan kesehatannya, apabila persalinannya ditolong
oleh dukun beranak ataupun tidak dilakukan di fasyankes, maka hal
tersebut dapat dijerat hukum dan faktor resiko sangat tinggi bagi si ibu dan
si bayi.

4. Masih banyaknya masyarakat merokok di dalam rumah, hal ini terlihat


masih banyaknya masyarakat terutama kaum bapak-bapak yang merokok
dan tidak sadar akan perilaku hidup bersih dan sehat di dalam rumah,
perilaku merokok sangat berbahaya bagi si perokok, perilaku tersebut
menimbulkan berbagai hal masalah kesehatan, perilaku merokok juga
dapat membahayakan bagi perokok pasif (yang tidak pernah merokok dan

11
tidak tahan dengan asap rokok) yang lebih rentan terkena penyakit dari
asap rokok yang dihirupnya.
5. Masih ada masyarakat buang air besar sembarangan yang dilihat dari
masih ada beberapa rumah tangga yang tidak memiliki jamban keluarga,
sehingga masyarakat tersebut buang air besar di parit ataupun sungai.
Buang air besar sembarangan ini menimbulkan berbagai masalah
kesehatan antara lain; diare, kolera, dan lain-lain.

Maka dari kelima isu yang ditemukan ini, perlu adanya kegiatan preventif
(pencegahan) dan promotif (penyuluhan) kepada masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai masalah kesehatan yang ada,
agar masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan dini dan mengaplikasikan
perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, positif dan produktif melalui
pendekatan pemberdayaan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Labuhanbilik.

2.3 Penetapan Isu


Salah satu metode untuk menetapkan prioritas isu/ masalah adalah dengan
menggunakan Metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Metode ini
merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah berdasarkan skala prioritas
menggunakan skala nilai 1-5, sehingga dapat diketahui urutan kepentingan
isu/masalah dengan menggunakan 3 (tiga) komponen/variabel pembanding yaitu
(kotler dkk, 2001) :

1. Urgency = seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan


dihubungkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras
tekanan waktu untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu
tadi.
2. Seriousness = seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan
dengan akibat/dampak yang timbul dengan penundaan pemecahan
masalah yang menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab
isu tidak dipecahkan. Suatu masalah yang dapat menimbulkan
masalah lain adalah lebih serius dibandingkan dengan masalah yang
berdiri sendiri.

12
3. Growth = seberapa besar isu tersebut berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.
Nilai dari ketiga variabel tersebut akan dijumlahkan, isu yang mempunyai
jumlah nilai terbesar merupakan prioritas utama yang harus diselesaikan. Berikut
tabel skala nilai matriks USG.

Tabel 2.3 Analisis Isu melalui USG

No Identifikasi Isu U S G Total Rangking


1 Masih tingginya masalah 5 5 5 15 I
kesehatan penyakit Tuberkulosis
Paru
2 Rendahnya kemauan masyarakat 4 5 5 14 II
untuk deteksi dini penyakit tidak
menular
3 Masih adanya persalinan ditolong 4 5 5 14 II
oleh dukun beranak
4 Masih banyak masyarakat merokok 4 4 5 13 III
di dalam rumah
5 Masih ada masyarakat buang air 4 4 4 12 IV
besar sembarangan
Keterangan :
5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat
kecil
Dari analisis terhadap isu di Puskesmas Labuhanbilik Kabupaten
Labuhanbatu yaitu penilaian kriteria isu dan analisis isu dengan USG serta
penjelasan dari dampak isu diatas maka dapat ditetapkan isu yang diambil yaitu
“Masih tingginya masalah kesehatan penyakit Tuberkulosis Paru”.

13
2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan
Dari penjelasan analisis penetapan isu diatas maka ditetapkan gagasan
kegiatan yang kemudian dijelaskan pada rancangan aktualisasi pada BAB III.
Adapun gagasan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan isu adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.4 Sumber Kegiatan

No Isu yang diangkat Gagasan Kegiatan Sumber Kegiatan


.
1 Masih tingginya masalah 1. Melakukan penyuluhan kepada SKP
kesehatan penyakit masyarakat mengenai penyakit
Tuberkulosis Paru Tuberkulosis Paru
2. Melakukan pembinaan Kader SKP
Tuberkulosis Paru
3. Melakukan kunjungan rumah Inisiatif sendiri
dalam pembinaan PMO
(Pengawas Menelan Obat) untuk
memantau pasien minum obat
secara teratur
4. Menyebarkan leaflet tentang SKP
penyakit Tuberkulosis Paru
kepada masyarakat
5. Memberikan masker kepada Inisiatif sendiri
pasien penderita Tuberkulosis
Paru

14
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai-Nilai Dasar PNS


Nilai dasar merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam
menjalankan profesi. Nilai-nilai dasar PNS sering disebut dengan ANEKA.
Kelima nilai dasar itu adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi, serta ditambah dengan Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole Of Government.

Untuk mencapai terciptanya aparatur negara yang profesional, bebas dari


intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanaan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan
peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, maka perlu adanya
penerapan nilai-nilai dasar PNS. Nilai-nilai dasar tersebut dijabarkan sebagai
berikut.

3.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai yang
mencerminkan akuntabilitas yaitu:

a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah yang dimana
pimpinan memainkan peran yang penting dalam menciptakan lingkungannya.

b. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah : mendorong komunikasi yang
lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal, memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam

15
pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan,
serta meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.

c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjungjung
tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-Undang, kontrak,
kebijakan dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada public dan/atau stakeholder.

d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga, bahwa ada sesuatu konsekuensi dari setiap tindakan yang
telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan
yang telah dibuat. Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan
responsibilitas institusi.

e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh
sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena dapat meghancurkan kepercayaan
dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak
optimal.

f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas
tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.

g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga

16
memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga desertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya keahlian (skill) yang dimiliki.

h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam
melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
Dengan demikian fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.

i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari
sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen
dan kredibilitas anggota organisasi.

3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti luas berarti pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme merupakan pondasi bagi Aparatur Sipil Negara dalam
mengaktualisasikan fungsi dan tugasnya yang berorientasi untuk kepentingan
Publik, Bangsa dan Negara melalui penanaman nilai-nilai Pancasila bukan
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan. Nilai-nilai yang mencerminkan
nasionalisme antara lain : gotong royong, persamaan etnis, cinta tanah air,
patriotisme, musyawarah mufakat, keadilan, rela berkorban, tidak diskriminatif,
kerjasama, tenggang rasa, kerja keras.

Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang


diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:

17
1. Mendapatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan Bertanah Air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri.
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa.
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

3.1.3 Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah suatu perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Nilai-nilai Etika Publik antara lain: 

1. Memegang teguh nilai-nilai pancasila dalam ideologi Negara Pancasila


2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja non diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdayaguna, berhasilguna, dan santun
10. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

18
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir

3.1.4 Komitmen Mutu


Komitmen mutu dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Negara
bertujuan menjadikan pemerintahan yang baik dan bersih. Indikator komitmen
mutu dalam pelaksanaan tugas ASN dicirikan pada pekerjaan yang berazaskan
efektivitas, efiseinsi, selalu berinovasi demi menjawab tantangan yang senantiasa
berubah, serta mutu kinerja ASN. Target utama kinerja aparatur yang berbasis
komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima
layanan (customer satisfaction).

3.1.5 Anti Korupsi


Anti korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam
UU No. 20 Tahun 2001 diartikan sebagai setiap tindakan melawan hukum dengan
tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Terdapat 7 kelompok
tindak pidana korupsi terdiri dari kerugian keuangan negara, suap menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan
dalam pengadaan, dan gratifikasi. Subjek korupsi adalah setiap individu,
penyelenggara Negara (ASN). Korupsi dapat terjadi karena objek yang
mendukung seperti: janji, kesempatan, kemudahan, dan kekayaan Negara.

Korupsi dapat dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu:

1. Korupsi transaktif adalah korupsi yang menunjukkan adanya


kesepakatan timbal balik antara pemberi dan penerima, demi
keuntungan bersama. Kedua pihak sama-sama aktif menjalankan
perbuatan tersebut
2. Korupsi ekstroaktif adalah korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk
koersi (tekanan) tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk
menyuap guna mencegah kerugian yang mengancam diri, kepentingan,
orang-orangnya, atau hal yang dihargai

19
3. Korupsi investif adalah korupsi yang melibatkan suatu penawaran
barang atau jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan
bagi pemberi. Keuntungan diharapkan akan diperoleh di masa yang
akan datang
4. Korupsi nepotistik adalah korupsi berupa pemberian perlakuan khusus
kepada teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam
rangka menduduki jabatan publik
5. Korupsi autogenik adalah korupsi yang dilakukan individu karena
mempunyai kesempatan untuk mendaptkan keuntungan dari
pengetahuan dan pemahamannya atas sesuatu yang diketahui sendiri
6. Korupsi suportif adalah korupsi yang mengacu pada penciptaan
suasana yang kondusif untuk melindungi atau mempertahankan
keberadaan tindak korupsi yang lain
7. Korupsi defensif adalah korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka
mempertahankan diri dari pemerasan.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan para pakar telah


melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak
sembilan nilai anti korupsi sebagai berikut : jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.

3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Aparatur Sipil Negara mempunyai peran besar dan penting didalam
Pemerintahan dan Negara Indonesia ini karena perkembangan pembangunan
sebuah Negara berada dipundak setiap ASN, banyak tantangan dan cobaan oleh
setiap ASN dalam mendukung perkembangan kemajuan sebuah Negara semakin
berat, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya oknum Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan pelanggaran hukum, terlibat praktek korupsi, kolusi dan nepotisme,
disisi lain praktek birokrasi yang menjadi salah satu hambatan dalam
pembangunan.

Adapun kedudukan dan peran PNS/ASN didalam Negara Kesatuan


Republik Indonesia berdasarkan Undang–Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:

20
1. Pelaksana Kebijakan Publik
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan
segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh
karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan
oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.

2. Pelayan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.

3. Perekat dan Pemersatu Bangsa


ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung
tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara
dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan
manajemen ASN berkewajiban dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Kedudukan dan peran PNS tersebut harus dilakukan dengan penuh


tanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

3.2.1 Whole of Government


1. Pengertian Whole Of Government
Whole of government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif

21
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pedekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah yaitu sebagai berikut :

a) Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan pubik dalam mewujudkan


integritas kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik. Selain itu perkembangan
teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks
juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah
sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik.
b) Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetensi antar sektor dalam
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap faktor
lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan tidak
beriringan, malainkan justru kontraproduktif atau saling membunuh.
Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari
lainnya.
c) Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa. Hal ini
merupakan upaya untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh
sektor guna mencapai tujuan bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang
berorientasi sekor harus dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaan
yang lebih mendasar, yang mendorong adanya semangat persatuan dan
kesatuan.

2. Praktek WoG
Terdapat beberapa cara pendekatan Wog yang dapat dilakukan, baik dari
sisi penataan institusi formal maupun informal yaitu sebagai berikut :

a. Penguatan koordinasi antar lembaga

22
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lebaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.

b. Membentuk lembaga koordinasi khusus


Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
menkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara
melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status
kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan
kelembagaan yang dikoordinasikannya.

c. Membentuk gugus tugas


Gugus tugas merupakan salah satu bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar strukur formal, yang sifatnya tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber
daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari
lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.

d. Koalisi sosial
Merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau
lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi
ini. Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi
tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.

3. Tantangan dalam Praktek WoG


Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
antara lain sebagai berkut :

a. Kapasitas SDM dan institusi


Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah
sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi

23
kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi yang
berbeda.

b. Nilai dan budaya organisasi


Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi
pun menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan
penyatuan kelembagaan.

c. Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu
mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu
SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.

3.2.2 Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk manghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politk, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa
konsep yang ada dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

1. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas :


a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pewagai ASN secara
menetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

24
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) PPPK adalah
warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka
waktu tertentu dalam melaksanakan tugas pemerintahan.

2. Hak dan Kewajiban ASN


Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :

a. PNS berhak memperoleh :


1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
2. Cuti;
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. Perlindungan; dan
5. Pengembangan kompetensi

b. PPPK berhak memperoleh :


1. Gaji, dan tunjangan,
2. Cuti;
3. Perlindungan; dan
4. Pengembangan kompetensi

Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan


perlindungan berupa:

1. Jaminan kesehatan
2. Jaminan kecelakaan kerja
3. Jaminan kematian; dan
4. Bantuan hukum

Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah :

25
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang; 
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; 
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggungjawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan; 
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

3.2.3 Pelayanan Publik


Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara: 1998). Prinsip pelayanan publik
yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif
2. Transparan
3. Responsif
4. Tidak Diskriminatif
5. Mudah dan Murah
6. Efektif dan efisien
7. Aksesibel
8. Akuntabel
9. Berkeadilan

26
Sesungguhnya yang menjadi produk dari organisasi pemerintahan adalah
pelayanan masyarakat, baik itu merupakan layanan sipil maupun layanan publik.
Artinya kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu hak.
Pelayanan tersebut melekat pada setiap orang, baik secara pribadi maupun
berkelompok (organisasi), dan dilakukan secara universal.

Hak atas pelayanan itu sifatnya sudah universal, berlaku terhadap siapa
saja yang berkepentingan atas hak itu, dan oleh organisasi apa pun juga yang
tugasnya menyelenggarakan pelayanan. Tugas pemerintah adalah untuk melayani
dan mengatur masyarakat, dan tugas pelayan lebih menekankan kepada
mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat
waktu proses pelaksanaan urusan publik

Prinsip-prinsip pelayan prima antara lain:


1. Responsif terhadap pelanggan/ memahami pelanggan.
2. Membangun visi dan misi pelayanan.
3. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, sebagai
dasar pemberian pelayanan.
4. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana
memberikan pelayanan yang baik, serta pemahaman tugas dan fungsi
organisasi.
5. Memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah melaksanakan tugas
pelayanannya dengan baik.

Sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7 P sebagai berikut:


1. Pasionate (Sangat bergairah = Bersemangat, Antusias)
2. Progressive (Memakai cara yang terbaik = termaju)
3. Proaktive (Antisipatif, proaktif dan tidak menunggu)
4. Prompt (Positif = tanpa curiga dan kekhawatiran)
5. Patience (Penuh rasa kesabaran)
6. Proporsional (Tidak mengada-ada)
7. Punctional (Tepat waktu)

3.3 Rancangan Aktualisasi

27
Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai isu yang diangkat sesuai
dengan nilai – nilai dasar profesi PNS / ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole of Government yang akan diaktualisasikan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan sehari – hari di Puskesmas
Labuhanbilik Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu. Adapun
rancangan aktualisasi yang akan di implementasiakan adalah sebagai berikut.

Isu yang diangkat: Masih tingginya masalah kesehatan penyakit


Tuberkulosis Paru. Adapun kegiatannya sebagai berikut:

1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit


Tuberkulosis Paru
2. Melakukan pembinaan Kader Tuberkulosis Paru
3. Melakukan kunjungan rumah dalam pembinaan PMO (Pengawas Menelan
Obat) untuk memantau pasien minum obat secara teratur
4. Menyebarkan leaflet tentang penyakit Tuberkulosis Paru kepada
masyarakat
5. Memberikan masker kepada pasien penderita Tuberkulosis Paru

28
Formulir.1 Rancangan Kegiatan
Unit Kerja : Puskesmas Labuhanbilik Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu
Identifikasi Isu : 1. Masih tingginya masalah kesehatan penyakit Tuberkulosis Paru
2. Rendahnya kemauan masyarakat untuk deteksi dini penyakit tidak menular
3. Masih adanya persalinan ibu yang ditolong oleh dukun beranak
4. Masih banyaknya masyarakat merokok di dalam rumah
5. Masih ada masyarakat buang air besar sembarangan
Isu yang diangkat : 1. Masih tingginya masalah kesehatan penyakit Tuberkulosis Paru
Gagasan Kegiatan : 1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit Tuberkulosis Paru
2. Melakukan pembinaan Kader Tuberkulosis Paru
3. Melakukan kunjungan rumah (home visit) dalam pembinaan PMO (Pengawas Menelan Obat) untuk memantau
pasien minum obat secara teratur
4. Menyebarkan media informasi berupa leaflet tentang penyakit Tuberkulosis Paru kepada masyarakat
5. Memberikan masker kepada pasien penderita Tuberkulosis Paru

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai


Substansi Mata Terhadap Visi Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan penyuluhan - Saya akan Dengan Dalam kegiatan Dengan Diharapkan
kepada masyarakat meminta izin dilakukannya ini ada beberapa dilaksanakan dengan kegiatan
mengenai penyakit kepada Pimpinan penyuluhan nila-nilai yang kegiatan penyuluhan ini,
Tuberkulosis Paru (Kepala kepada terkait dalam penyuluhan maka dapat
Puskesmas) untuk masyarakat beberapa kepada memberikan
melakukan tentang penyakit kegiatan yaitu : masyarakat maka penguatan pada
kegiatan TB Paru, maka dapat nilai dasar
penyuluhan masyarakat dapat Transparansi : mewujudkan Visi organisasi yaitu
- Saya akan mengetahui Dalam kegiatan Puskesmas yaitu Profesional
mempersiapkan bahaya penyakit ini dilakukan “Terwujudnya dalam
materi TB Paru dan dengan masyarakat memberikan
penyuluhan lebih sadar dalam memberikan Labuhanbilik pelayanan yang
kesehatan menjaga informasi secara yang mandiri terbaik, dan
29
mengenai kesehatannya terbuka yang dalam hidup sehat bersikap ramah
penyakit TB paru disampaikan melalui kepada
- Saya akan kepada Kepala pembangunan masyarakat.
berkoordinasi Desa dan kesehatan yang
dengan Tata disebarkan ke optimal” dan Misi
Usaha untuk masing masing “membangun
membuat surat kadus. kesadaran
undangan perilaku hidup
pertemuan dengan Kejelasan : bersih dan sehat
masyarakat menyampaikan dengan
- Saya akan jadwal dan memberdayakan
meminta izin tempat kegiatan dan mendorong
dengan Kepala secara detail. kemandirian
Desa untuk masyarakat
melakukan Nasionalisme : sehingga PHBS
kegiatan dengan nilai nilai menjadi
- Saya akan Adil/ tidak kebutuhan”.
melakukan membeda
kegiatan bedakan suku,
penyuluhan agama dan ras,
kepada dan Nilai peduli
masyarakat terhadap
kesehatan

Etika Publik :
Meminta izin
dengan sopan
kepada atasan,
dan Menjalankan
tugas secara
profesional dan
tidak berpihak
untuk
30
kepentingan
pribadi
2 Melakukan pembinaan - Saya akan Dengan Dalam kegiatan Dengan Diharapkan
kepada kader TB Paru meminta izin dilakukannya ini ada beberapadilaksanakan dengan kegiatan
kepada Pimpinan pembinaan nila-nilai yang pembinaan pembinaan
(Kepala kepada kader TB terkait dalam kepada kader TB kepada kader ini,
Puskesmas) untuk Paru, maka kader beberapa Paru, maka dapat maka dapat
melakukan Tersebut dapat kegiatan yaitu :mewujudkan Visi memberikan
kegiatan membantu Puskesmas yaitu penguatan pada
pembinaan kader menemukan Transparansi : “Terwujudnya nilai dasar
TB Paru masyarakat yang Dalam kegiatan masyarakat organisasi yaitu
- Saya akan dicurigai terkena ini dilakukan
Labuhanbilik Profesional
mempersiapkan penyakit TB Paru dengan yang mandiri dalam
materi pembinaan agar penyebaran memberikan dalam hidup sehat memberikan
kader penyakitnya informasi secaramelalui pelayanan yang
- Saya akan dapat terbuka yang
pembangunan terbaik, dan
berkoordinasi diminimalisir dan disampaikan kesehatan yang bersikap ramah
dengan program kader dapat kepada pengelolaoptimal” dan Misi kepada
TB untuk membantu program TB
“menggerakkan masyarakat, serta
mengundang memberikan untuk pembangunan berinovasi
kader TB dorongan kepada mengundang berwawasan memberikan
- Saya akan pasien untuk kader TB kesehatan” dan terobosan bagi
melakukan meminum obat “membangun peningkatan
kegiatan dan diawasi oleh Responsibilitas :kesadaran pelayanan
pembinaan PMO Bertanggung perilaku hidup kesehatan
kepada kader jawab menjalani bersih dan sehat
tugas untuk
dengan
membina memberdayakan
masyarakat dan mendorong
berperilaku sehat
kemandirian
masyarakat
Kejelasan : sehingga PHBS
menyampaikan menjadi
31
jadwal dan kebutuhan”.
tempat kegiatan
secara detail.

Etika Publik :
Meminta izin
dengan sopan
kepada atasan,
dan Menjalankan
tugas secara
profesional dan
tidak berpihak
untuk
kepentingan
pribadi

Nasionalisme :
dengan nilai nilai
Adil/ tidak
membeda
bedakan suku,
agama dan ras,
dan Nilai peduli
terhadap
kesehatan
masyarakat

Kegiatan ini
berkoordinasi
dengan kader TB
sebagai upaya
kolaboratif untuk
mencapai tujuan
32
pembangunan
kesehatan
(Whole of
Government)
3 Melakukan kunjungan - Saya akan Dengan Dalam kegiatan Dengan Diharapkan
rumah (home visit) dalam meminta izin dilakukannya ini ada beberapa dilaksanakan dengan kegiatan
pembinaan PMO untuk kepada Pimpinan kunjungan rumah nila-nilai yang kunjungan rumah kunjungan rumah
memantau pasien minum (Kepala kepada PMO, terkait dalam kepada PMO, ini, maka dapat
obat secara teratur Puskesmas) untuk maka PMO dapat beberapa maka dapat memberikan
melakukan memberikan kegiatan yaitu : mewujudkan Visi penguatan pada
kunjungan rumah pemantauan Puskesmas yaitu nilai dasar
dalam pembinaan secara lebih Kepercayaan : “Terwujudnya organisasi yaitu
PMO kepada pasien Berkoordinasi masyarakat Profesional
- Saya akan dalam mengawasi dengan Kader TB Labuhanbilik dalam
berkoordinasi meminum obat dalam kunjungan yang mandiri memberikan
dengan Tata secara teratur rumah dalam hidup sehat pelayanan yang
Usaha untuk agar pengobatan memberikan rasa melalui terbaik, dan
membuat surat pasien dilakukan percaya pasien pembangunan bersikap ramah
undangan secara tuntas dan kesehatan yang kepada
melakukan tidak putus Transparansi : optimal” dan Misi masyarakat.
kunjungan rumah Dalam kegiatan ““mengupayakan
- Saya akan ini dilakukan kemudahan akses
meminta izin dengan terhadap
kepada Kepala memberikan pelayanan
Desa untuk informasi secara kesehatan prima
melakukan terbuka yang yang bermutu
kunjungan rumah disampaikan secara optimal”.
warga nya kepada Kepala
- Saya akan Desa dan
berkoordinasi disebarkan ke
dengan kader TB masing masing
dalam kunjungan kadus.
rumah
33
- Saya akan Nasionalisme :
menyampaikan dengan nilai nilai
materi pembinaan Adil/ tidak
kepada PMO membeda
bedakan suku,
agama dan ras,
dan Nilai peduli
terhadap
kesehatan
masyarakat

Etika Publik :
Meminta izin
dengan sopan
kepada atasan,
dan Menjalankan
tugas secara
profesional dan
tidak berpihak
untuk
kepentingan
pribadi

Komitmen
Mutu :
melakukan
kunjungan rumah
agar PMO dapat
mengawasi
pasien minum
obat secara
teratur untuk
kesembuhan
34
pasien

Anti Korupsi :
Tidak meminta
imbalan setelah
memberikan
pembinaan
kepada PMO

Kegiatan ini
berkoordinasi
dengan Kader TB
sebagai upaya
kolaboratif untuk
mencapai tujuan
pembangunan
kesehatan
(Whole of
Government)
4 Menyebarkan media - Saya akan Dengan Dalam kegiatan Dengan Diharapkan
informasi berupa leaflet meminta izin disebarkannya ini ada beberapa dilaksanakan dengan kegiatan
tentang penyakit kepada Pimpinan media informasi nila-nilai yang penyebaran media penyebaran
Tuberkulosis Paru kepada (Kepala kesehatan berupa terkait dalam informasi media leaflet ini,
masyarakat Puskesmas) untuk leaflet, maka beberapa kesehatan, maka maka dapat
menyebarkan masyarakat lebih kegiatan yaitu : dapat memberikan
media informasi memahami mewujudkan Visi penguatan pada
kepada mengenai bahaya Akuntabilitas : Puskesmas yaitu nilai dasar
masyarakat penyakit TB Paru menyiapkan “Terwujudnya organisasi yaitu
tentang penyakit dan selalu bahan sesuai masyarakat Profesional
TB Paru menjaga standar / Labuhanbilik dalam
- Saya akan kesehatan mereka integritas yang mandiri memberikan
merancang media dalam hidup sehat pelayanan yang
informasi berupa melalui terbaik, dan
35
leaflet yang akan Nasionalisme : pembangunan akuntabel
dibuat membagikan kesehatan yang
- Saya akan leaflet tanpa optimal” dan Misi
mencetak media membeda “membangun
informasi bedakan kesadaran
- Saya akan perilaku hidup
menyebarkan Etika publik : bersih dan sehat
media informasi Meminta izin dengan
kepala memberdayakan
puskesmas dan mendorong
dengan sikap kemandirian
sopan santun masyarakat
sehingga PHBS
Komitmen menjadi
mutu: kebutuhan” dan
Meningkatkan “mengupayakan
pengetahuan kemudahan akses
Masyarakat terhadap
mengenai pelayanan
masalah penyakit kesehatan prima
TB Paru, yang bermutu
Berinovasi secara optimal”
membuat media
informasi untuk
memudahkan
penyampaian
informasi kepada
masyarakat

36
Anti korupsi :
Pembuatan
leaflet sesuai
anggaran
operasional
program/
mandiri, tidak
meminta bayaran
kepada
masyarakat
5 Memberikan masker kepada - Saya akan Dengan Dalam kegiatan Dengan Diharapkan
pasien penderita meminta izin dilakukannya ini ada beberapa dilaksanakan dengan kegiatan
Tuberkulosis Paru kepada Pimpinan pemberian nila-nilai yang pemberian masker pemberian
(Kepala masker kepada terkait dalam kepada pasien TB masker ini, maka
Puskesmas) untuk pasien TB Paru, beberapa maka dapat dapat
memberikan maka penularan kegiatan yaitu : mewujudkan Visi memberikan
masker kepada penyakit TB Paru Puskesmas yaitu penguatan pada
pasien TB Paru dapat dicegah “Terwujudnya nilai dasar
- Saya akan Responsibilitas : masyarakat organisasi yaitu
berkoordinasi Memberikan Labuhanbilik Profesional
kepada petugas masker kepada yang mandiri dalam
apotek untuk pasien TB paru dalam hidup sehat memberikan
menyediakan dengan melalui pelayanan yang
masker persediaan yang pembangunan terbaik, dan
- Saya akan sesuai kebutuhan kesehatan yang bersikap ramah
memberikan optimal” dan Misi kepada
masker kepada “membangun masyarakat.
pasien Nasionalisme : kesadaran
- Saya akan dengan nilai nilai perilaku hidup
menjelaskan Adil/ tidak bersih dan sehat
pemakaian membeda dengan
masker yang bedakan suku, memberdayakan
benar agama dan ras, dan mendorong
37
dan Nilai peduli kemandirian
terhadap masyarakat
kesehatan sehingga PHBS
masyarakat menjadi
kebutuhan”
Etika Publik :
Meminta izin
dengan sopan
kepada atasan,
dan tidak
berpihak untuk
kepentingan
pribadi

Efektifitas :
Dengan
diberikannya
masker kepada
pasien akan
sangat efektif
dalam mencegah
penularan
penyakit kepada
orang lain
Anti Korupsi :
Tidak meminta
bayaran
pemberian
masker kepada
pasien

38
BAB IV
AKTUALISASI, HABITUASI, DAN KOMPETENSI BIDANG
4.1 Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi
Kegiatan aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil
yakni ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi) dilakukan di Puskesmas Labuhanbilik
Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu. Dimaksudkan peserta
dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA di lingkungan kerja
agar menjadi contoh ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya
kegiatan aktualisasi ini didasarkan pada rancangan aktualisasi yang telah
disusun, kemudian dijadikan suatu habituasi dalam menjalankan tugas dan
jabatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi di Puskesmas Labuhanbilik.
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 1 (satu)
bulan. Dalam pelaksanaan aktualisasi di semua kegiatan, penulis selalu
berkoordinasi dengan mentor dan coach. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan
berdasarkan jadwal kegiatan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Kegiatan

N Waktu
Gagasan Kegiatan Keterangan
o Pelaksanaan

Melakukan penyuluhan Aktualisasi


kepada masyarakat 01 Agustus s.d 05 Selesai
1
mengenai penyakit Agustus 2019 Dilaksanakan
Tuberkulosis Paru
Aktualisasi
Melakukan pembinaan 08 Agustus s.d 09
2 Selesai
kepada kader TB Paru Agustus 2019
Dilaksanakan
Melakukan kunjungan
rumah (home visit) Aktualisasi
dalam pembinaan 10 Agustus s.d 13 Selesai
3
PMO untuk memantau Agustus 2019 Dilaksanakan
pasien minum obat
secara teratur
4 Menyebarkan media 19 Agustus s.d 20 Aktualisasi
informasi berupa Agustus 2019 Selesai
leaflet tentang penyakit Dilaksanakan

39
Tuberkulosis Paru
kepada masyarakat
Memberikan masker Aktualisasi
kepada pasien 22 Agustus s.d 28 Selesai
5
penderita Tuberkulosis Agustus 2019 Dilaksanakan
Paru

40
41
Formulir.2 Kartu Pengendalian Aktualisasi Mentor
Nama : Muhammad Mansur
NIP : 19930609 201903 1 004
Unit Kerja : Puskesmas Labuhanbilik Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu
Jabatan : Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama
Isu : Masih tingginya masalah kesehatan penyakit Tuberkulosis Paru
Kegiatan : 1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit Tuberkulosis Paru

No Kegiatan/Tahap Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor

1 2 3 4
1 Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit Tuberkulosis Paru 1. Dalam melakukan 31/07/2019
Tahapan : penyuluhan harus
- Saya telah meminta izin kepada Pimpinan (Kepala Puskesmas) untuk dengan bahasa yang
melakukan kegiatan penyuluhan mudah dimengerti oleh
- Saya telah mempersiapkan materi penyuluhan kesehatan mengenai penyakit TB masyarakat agar mereka
paru dapat memahaminya
- Saya telah berkoordinasi dengan Tata Usaha untuk membuat surat undangan
pertemuan dengan masyarakat
- Saya telah meminta izin dengan Kepala Desa untuk melakukan kegiatan
- Saya telah melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat
2 Output/ Hasil Kegiatan : 2. Output sesuaikan dengan 31/07/2019
Dengan dilakukannya penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit TB Paru, bukti-bukti hasil
maka masyarakat dapat mengetahui bahaya penyakit TB Paru dan lebih sadar kegiatan
dalam menjaga kesehatannya.
3 Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan : 31/07/2019
3. Laksanakan kegiatan
Dalam kegiatan ini ada beberapa nila-nilai yang terkait dalam beberapa kegiatan sesuai dengan nilai-nilai
yaitu : dasar yang telah
Transparansi : Dalam kegiatan ini dilakukan dengan memberikan informasi dikuasai.
secara terbuka yang disampaikan kepada Kepala Desa dan disebarkan ke masing
42
masing kadus.
Kejelasan : menyampaikan jadwal dan tempat kegiatan secara detail.
Nasionalisme : dengan nilai nilai Adil/ tidak membeda bedakan suku, agama
dan ras, dan Nilai peduli terhadap kesehatan
Etika Publik : Meminta izin dengan sopan kepada atasan, dan Menjalankan tugas
secara profesional dan tidak berpihak untuk kepentingan pribadi
4 Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi: 31/07/2019

Dengan dilaksanakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat maka dapat 4. Konsisten dalam
mewujudkan Visi Puskesmas yaitu “Terwujudnya masyarakat Labuhanbilik yang mewujudkan visi misi
mandiri dalam hidup sehat melalui pembangunan kesehatan yang optimal” dan organisasi dalam setiap
Misi “membangun kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat dengan kegiatan
memberdayakan dan mendorong kemandirian masyarakat sehingga PHBS
menjadi kebutuhan”. 31/07/2019
5 Penguatan Nilai-Nilai Organisasi :
5. Konsisten perilaku
Diharapkan dengan kegiatan penyuluhan ini, maka dapat memberikan penguatan dalam menguatkan nilai-
pada nilai dasar organisasi yaitu Profesional dalam memberikan pelayanan yang nilai organisasi yang ada
terbaik, dan bersikap ramah kepada masyarakat.
6 Manfaat :
Kegiatan penyuluhan ini bermanfaat untuk masyarakat sehingga mereka mengetahui tentang penyakit TB Paru dan cara
mencegahnya serta lebih sadar dalam menjaga kesehatannya.

Analisis Dampak :
Kegiatan ini berdampak akan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan terutama dalam mencegah
penyakit tuberkulosis dikarenakan sudah mendapatkan informasi kesehatan melalui penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan. Jika tidak dilaksanakan kegiatan ini akan berdampak kepada masyarakat sehingga mereka tidak mengetahui
tentang bahaya penyakit tuberkulosis yang merupakan penyakit menular dan mudah ditularkan melalui udara, sehingga akan
berakibat semakin tingginya penderita penyakit tuberkulosis. Oleh karena itu dituntut kepada ASN untuk bekerja secara inovatif,
kreatif, bertanggung jawab, ketelitian dan saling bekerjasama sehingga kinerja organisasi akan semakin profesional sebagai
pelayan publik.

43
Tabel 4.2 Kegiatan Aktualisasi 1
Nama Kegiatan Melakukan penyuluhan kepada
masyarakat mengenai penyakit
Tuberkulosis Paru
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 31 Juli 2019 s.d 05 Agustus 2019
Daftar Lampiran  Surat Keterangan Izin Mentor
 Surat Undangan
 Testimoni TU
 Surat Perintah Tugas
 Materi Penyuluhan
 Daftar Hadir
 Testimoni Masyarakat
 Surat Pernyataan Mentor
Gambar Keterangan Gambar
Tahapan 1 :
Saya telah meminta izin kepada
Pimpinan (Kepala Puskesmas) untuk
melakukan kegiatan penyuluhan
Waktu : Rabu, 31 Juli 2019
Tempat : Ruang Kepala Puskesmas

Tahapan 2 :
Saya telah mempersiapkan materi
penyuluhan kesehatan mengenai
penyakit TB paru
Waktu : Kamis, 01 Agustus 2019
Tempat : Ruang Program

44
Tahapan 3 :
Saya telah berkoordinasi dengan Tata
Usaha untuk membuat surat undangan
pertemuan dengan masyarakat
Waktu : Kamis, 01 Agustus 2019
Tempat : Ruang Administrasi

Tahapan 4 :
Saya telah meminta izin dengan
Kepala Desa untuk melakukan
kegiatan
Waktu : Kamis, 01 Agustus 2019
Tempat : Kantor Kepala Desa Sei
Nahodaris

Tahapan 5 :
Saya telah melakukan kegiatan
penyuluhan kepada masyarakat.
Waktu : Senin, 05 Agustus 2019
Tempat : Aula Kantor Desa Sei
Nahodaris

45
Formulir.2 Kartu Pengendalian Aktualisasi Mentor
Nama : Muhammad Mansur
NIP : 19930609 201903 1 004
Unit Kerja : Puskesmas Labuhanbilik Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu
Jabatan : Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama
Isu : Masih tingginya masalah kesehatan penyakit Tuberkulosis Paru
Kegiatan : 2. Melakukan pembinaan kepada kader TB Paru
Paraf
No Kegiatan/Tahap Kegiatan Catatan Mentor
Mentor
1 2 3 4
1 Melakukan pembinaan kepada kader TB Paru 1. Dalam melakukan 08/08/2019
Tahapan : pembinaan kepada
- Saya telah meminta izin kepada Pimpinan (Kepala Puskesmas) untuk melakukan kader harus lebih
kegiatan pembinaan kader TB Paru detail agar kader
- Saya telah mempersiapkan materi pembinaan kader memahami informasi
- Saya telah berkoordinasi dengan program TB untuk mengundang kader TB yang diterima
- Saya telah melakukan kegiatan pembinaan kepada kader
2 Output/ Hasil Kegiatan : 2. Output sesuaikan 08/08/2019
Dengan dilakukannya pembinaan kepada kader TB Paru, maka kader Tersebut dengan bukti-bukti
dapat membantu menemukan masyarakat yang dicurigai terkena penyakit TB Paru hasil kegiatan
agar penyebaran penyakitnya dapat diminimalisir dan kader dapat membantu
memberikan dorongan kepada pasien untuk meminum obat dan diawasi oleh PMO
3 Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan : 3. Laksanakan kegiatan 08/08/2019
sesuai dengan nilai-
Dalam kegiatan ini ada beberapa nila-nilai yang terkait dalam beberapa kegiatan nilai dasar yang telah
yaitu : dikuasai.
Transparansi : Dalam kegiatan ini dilakukan dengan memberikan informasi
secara terbuka yang disampaikan kepada pengelola program TB untuk
mengundang kader TB
Responsibilitas :
Bertanggung jawab menjalani tugas untuk membina masyarakat berperilaku sehat
Kejelasan : menyampaikan jadwal dan tempat kegiatan secara detail.

46
Etika Publik : Meminta izin dengan sopan kepada atasan, dan Menjalankan tugas
secara profesional dan tidak berpihak untuk kepentingan pribadi
Nasionalisme : dengan nilai nilai Adil/ tidak membeda bedakan suku, agama
dan ras, dan Nilai peduli terhadap kesehatan masyarakat
Kegiatan ini berkoordinasi dengan kader TB sebagai upaya kolaboratif untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan (Whole of Government)
4 Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi: 4. Konsisten dalam 08/08/2019
mewujudkan visi misi
Dengan dilaksanakan pembinaan kepada kader TB Paru, maka dapat mewujudkan organisasi dalam
Visi Puskesmas yaitu “Terwujudnya masyarakat Labuhanbilik yang mandiri dalam setiap kegiatan
hidup sehat melalui pembangunan kesehatan yang optimal” dan Misi
“menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan” dan “membangun
kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat dengan memberdayakan dan mendorong
kemandirian masyarakat sehingga PHBS menjadi kebutuhan”.
5 Penguatan Nilai-Nilai Organisasi : 5. Konsisten perilaku 08/08/2019
dalam menguatkan
Diharapkan dengan kegiatan pembinaan kepada kader ini, maka dapat memberikan nilai-nilai organisasi
penguatan pada nilai dasar organisasi yaitu Profesional dalam memberikan yang ada
pelayanan yang terbaik, dan bersikap ramah kepada masyarakat, serta berinovasi
memberikan terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan
6 Manfaat :
Kegiatan pembinaan kepada kader TB Paru bermanfaat untuk membantu menemukan masyarakat yang dicurigai terkena
penyakit TB Paru agar penyebaran penyakitnya dapat diminimalisir dan kader dapat membantu memberikan dorongan kepada
pasien untuk meminum obat dan diawasi oleh PMO
Analisis Dampak :
Kegiatan ini berdampak akan menurunnya kasus penyakit tuberkulosis dikarenakan penemuan suspek (yang dicurigai) penyakit
tuberkulosis ditemukan segera mungkin dengan adanya bantuan dari kader TB, dan membantu memberikan dorongan kepada
pasien untuk meminum obat secara teratur yang di awasi oleh PMO (Pengawas Menelan Obat) sehingga pasien tidak putus
meminum obat. Jika tidak dilaksanakan kegiatan ini akan berdampak semakin meningkatnya penderita tuberkulosis di wilayah
kerja Puskesmas Labuhanbilik dikarenakan tidak adanya penemuan suspek masyarakat yang dicurigai terkena tuberkulosis,
sehingga penyakit tersebut akan menyebar luas melalui udara dan menularkan ke orang lain. Oleh karena itu dituntut kepada
ASN untuk bekerja secara inovatif, bertanggung jawab, ketelitian dan bekerjasama sehingga kinerja organisasi akan semakin

47
profesional sebagai pelayan publik.

48
Tabel 4.3 Kegiatan Aktualisasi 2
Nama Kegiatan Melakukan pembinaan kepada kader
TB Paru
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 08 Agustus 2019 s.d 09 Agustus 2019
Daftar Lampiran  Surat Keterangan Izin Mentor
 Testimoni Program TB
 Materi Pembinaan Kader
 Testimoni Kader TB
 Surat Pernyataan Mentor
Gambar Keterangan Kegiatan
Tahapan 1 :
Saya telah meminta izin kepada
Pimpinan (Kepala Puskesmas) untuk
melakukan kegiatan pembinaan kader
TB Paru
Waktu : Rabu, 31 Juli 2019
Tempat : Ruang Kepala Puskesmas

Tahapan 2 :
Saya telah mempersiapkan materi
pembinaan kader
Waktu : Kamis, 08 Agustus 2019
Tempat : Ruang Program

49
Tahapan 3 :
Saya telah berkoordinasi dengan
program TB untuk mengundang kader
TB
Waktu : Jumat, 09 Agustus 2019
Tempat : Ruang Program

Tahapan 4 :
Saya telah melakukan kegiatan
pembinaan kepada kader
Waktu : Jumat, 09 Agustus 2019
Tempat : Rumah Kader TB di
Kelurahan Labuhanbilik

50
51
Formulir.2 Kartu Pengendalian Aktualisasi Mentor
Nama : Muhammad Mansur
NIP : 19930609 201903 1 004
Unit Kerja : Puskesmas Labuhanbilik Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu
Jabatan : Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama
Isu : Masih tingginya masalah kesehatan penyakit Tuberkulosis Paru
Kegiatan : 3. Melakukan kunjungan rumah (home visit) dalam pembinaan PMO untuk memantau pasien minum obat secara
teratur

Paraf
No Kegiatan/Tahap Kegiatan Catatan Mentor
Mentor
1 2 3 4
1 Melakukan kunjungan rumah (home visit) dalam pembinaan PMO untuk memantau 1. Dalam melakukan 12/08/2019
pasien minum obat secara teratur kunjungan ke
Tahapan : masyarakat harus
- Saya telah meminta izin kepada Pimpinan (Kepala Puskesmas) untuk melakukan dengan sopan dan
kunjungan rumah dalam pembinaan PMO menyampaikan
- Saya telah berkoordinasi dengan Tata Usaha untuk membuat surat undangan informasi dengan
melakukan kunjungan rumah bahasa yang mudah
- Saya telah membuat materi pembinaan kepada PMO dimengerti
- Saya telah meminta izin kepada Kepala Desa untuk melakukan kunjungan rumah
warga nya
- Saya telah berkoordinasi dengan kader TB dalam kunjungan rumah
- Saya telah menyampaikan materi pembinaan kepada PMO
2 Output/ Hasil Kegiatan : 2. Output sesuaikan 12/08/2019
Dengan dilakukannya kunjungan rumah kepada PMO, maka PMO dapat dengan bukti-bukti
memberikan pemantauan secara lebih kepada pasien dalam mengawasi meminum hasil kegiatan
obat secara teratur agar pengobatan pasien dilakukan secara tuntas dan tidak putus
3 Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan : 3. Laksanakan kegiatan 12/08/2019
sesuai dengan nilai-
Dalam kegiatan ini ada beberapa nila-nilai yang terkait dalam beberapa kegiatan nilai dasar yang telah
yaitu : dikuasai.

52
Kepercayaan : Berkoordinasi dengan Kader TB dalam kunjungan rumah
memberikan rasa percaya pasien
Transparansi : Dalam kegiatan ini dilakukan dengan memberikan informasi
secara terbuka yang disampaikan kepada Kepala Desa dan disebarkan ke masing
masing kadus.
Nasionalisme : dengan nilai nilai Adil/ tidak membeda bedakan suku, agama
dan ras, dan Nilai peduli terhadap kesehatan masyarakat
Etika Publik : Meminta izin dengan sopan kepada atasan, dan Menjalankan tugas
secara profesional dan tidak berpihak untuk kepentingan pribadi
Komitmen Mutu : melakukan kunjungan rumah agar PMO dapat mengawasi
pasien minum obat secara teratur untuk kesembuhan pasien
Anti Korupsi : Tidak meminta imbalan setelah memberikan pembinaan kepada
PMO
Kegiatan ini berkoordinasi dengan Kader TB sebagai upaya kolaboratif untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan (Whole of Government)
4 Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi: 4. Konsisten dalam 12/08/2019
mewujudkan visi misi
Dengan dilaksanakan kunjungan rumah kepada PMO, maka dapat mewujudkan organisasi dalam
Visi Puskesmas yaitu “Terwujudnya masyarakat Labuhanbilik yang mandiri dalam setiap kegiatan
hidup sehat melalui pembangunan kesehatan yang optimal” dan Misi
““mengupayakan kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan prima yang
bermutu secara optimal”.
5 Penguatan Nilai-Nilai Organisasi : 5. Konsisten perilaku 12/08/2019
dalam menguatkan
Diharapkan dengan kegiatan kunjungan rumah ini, maka dapat memberikan nilai-nilai organisasi
penguatan pada nilai dasar organisasi yaitu Profesional dalam memberikan yang ada
pelayanan yang terbaik, dan bersikap ramah kepada masyarakat.
6 Manfaat :
Kegiatan kunjungan rumah kepada PMO bermanfaat kepada Pengawas Menelan Obat (PMO) dan pasien TB agar PMO selalu
memberikan pemantauan secara intens kepada pasien dalam mengawasi pasien untuk meminum obat secara teratur agar
pengobatan pasien dilakukan secara tuntas dan tidak putus

53
Analisis Dampak :
Kegiatan ini berdampak akan semakin meningkatnya pengawasan pasien tuberkulosis dalam meminum obat secara teratur
dikarenakan adanya pengawasan dari keluarga pasien, sehingga pasien tersebut bisa sembuh secara total. Jika tidak
dilaksanakan kegiatan ini akan berdampak kepada pasien yang mengakibatkan terjadinya resistensi obat yakni obat yang
dikonsumsi sudah tidak berpengaruh dalam proses pengobatan pasien, dan akan menimbulkan itngkatan penyakit tuberkulosis
yang lebih parah serta harus menjalani pengobatan selama 2 tahun. Oleh karena itu dituntut kepada ASN untuk bekerja secara
inovatif, kreatif, bertanggung jawab, ketelitian dan saling bekerjasama sehingga kinerja organisasi akan semakin profesional
sebagai pelayan publik.

54
Tabel 4.4 Kegiatan Aktualisasi 3
Nama Kegiatan Melakukan kunjungan rumah (home
visit) dalam pembinaan PMO untuk
memantau pasien minum obat secara
teratur
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 10 Agustus 2019 s.d 13 Agustus 2019
Daftar Lampiran  Surat Keterangan Izin Mentor
 Surat Undangan
 Testimoni TU
 Surat Perintah Tugas
 Materi Pembinaan PMO
 Testimoni Kader TB
 Testimoni PMO
 Surat Pernyataan Mentor
Gambar Keterangan Gambar
Tahapan 1 :
Saya telah meminta izin kepada
Pimpinan (Kepala Puskesmas) untuk
melakukan kunjungan rumah dalam
pembinaan PMO
Waktu : Rabu, 31 Juli 2019
Tempat : Ruang Kepala Puskesmas

Tahapan 2 :
Saya telah berkoordinasi dengan Tata
Usaha untuk membuat surat undangan
melakukan kunjungan rumah
Waktu : Kamis, 01 Agustus 2019
Tempat : Ruang Administrasi

55
Tahapan 3 :
Saya telah membuat materi pembinaan
kepada PMO
Waktu : Sabtu, 10 Agustus 2019
Tempat : Ruang Program

Tahapan 4 :
Saya telah meminta izin kepada
Kepala Desa untuk melakukan
kunjungan rumah warga nya
Waktu : Senin, 12 Agustus 2019
Tempat : Kantor Kepala Desa Telaga
Suka

Tahapan 5 :
Saya telah berkoordinasi dengan kader
TB dalam kunjungan rumah
Waktu : Selasa, 13 Agustus 2019
Tempat : Rumah warga Desa Telaga
Suka

56
Tahapan 6 :
Saya telah menyampaikan materi
pembinaan kepada PMO.
Waktu : Selasa, 13 Agustus 2019
Tempat : Rumah warga Desa Telaga
Suka

57
Formulir.2 Kartu Pengendalian Aktualisasi Mentor
Nama : Muhammad Mansur
NIP : 19930609 201903 1 004
Unit Kerja : Puskesmas Labuhanbilik Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu
Jabatan : Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama
Isu : Masih tingginya masalah kesehatan penyakit Tuberkulosis Paru
Kegiatan : 4. Menyebarkan media informasi berupa leaflet tentang penyakit Tuberkulosis Paru kepada masyarakat

No Kegiatan/Tahap Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor

1 2 3 4
1 Menyebarkan media informasi berupa leaflet tentang penyakit Tuberkulosis Paru 1. Dalam membuat 19/08/2019
kepada masyarakat lealet harus
Tahapan : semenarik mungkin
- Saya telah meminta izin kepada Pimpinan (Kepala Puskesmas) untuk agar masyarakat
menyebarkan media informasi kepada masyarakat tentang penyakit TB Paru tertarik untuk
- Saya telah merancang media informasi berupa leaflet yang akan dibuat membacanya
- Saya telah mencetak media informasi
- Saya telah menyebarkan media informasi
2 Output/ Hasil Kegiatan : 2. Output sesuaikan 19/08/2019
Dengan disebarkannya media informasi kesehatan berupa leaflet, maka masyarakat dengan bukti-bukti
lebih memahami mengenai bahaya penyakit TB Paru dan selalu menjaga kesehatan hasil kegiatan
mereka
3 Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan : 3. Laksanakan kegiatan 19/08/2019
sesuai dengan nilai-
Dalam kegiatan ini ada beberapa nila-nilai yang terkait dalam beberapa kegiatan nilai dasar yang telah
yaitu : dikuasai.
Akuntabilitas : menyiapkan bahan sesuai standar / integritas
Nasionalisme : membagikan leaflet tanpa membeda bedakan
Etika publik : Meminta izin kepala puskesmas dengan sikap sopan santun
Komitmen mutu: Meningkatkan pengetahuan Masyarakat mengenai masalah
58
penyakit TB Paru, Berinovasi membuat media informasi untuk memudahkan
penyampaian informasi kepada masyarakat
Anti korupsi : Pembuatan leaflet sesuai anggaran operasional program/ mandiri,
tidak meminta bayaran kepada masyarakat 4. Konsisten dalam 19/08/2019
4 Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi: mewujudkan visi
misi organisasi
Dengan dilaksanakan penyebaran media informasi kesehatan, maka dapat dalam setiap
mewujudkan Visi Puskesmas yaitu “Terwujudnya masyarakat Labuhanbilik yang kegiatan
mandiri dalam hidup sehat melalui pembangunan kesehatan yang optimal” dan Misi
“membangun kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat dengan memberdayakan
dan mendorong kemandirian masyarakat sehingga PHBS menjadi kebutuhan” dan
“mengupayakan kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan prima yang 19/08/2019
bermutu secara optimal” 5. Konsisten perilaku
5 Penguatan Nilai-Nilai Organisasi : dalam menguatkan
nilai-nilai organisasi
Diharapkan dengan kegiatan penyebaran media leaflet ini, maka dapat memberikan yang ada
penguatan pada nilai dasar organisasi yaitu Profesional dalam memberikan pelayanan
yang terbaik, dan akuntabel
6 Manfaat :
Kegiatan penyebaran media informasi kesehatan berupa leaflet bermanfaat agar masyarakat mendapatkan informasi mengenai
kesehatan dari berbagai media informasi, dan bagi masyarakat agar lebih memahami mengenai bahaya penyakit TB Paru dan
selalu menjaga kesehatan
Analisis Dampak :
Kegiatan ini berdampak akan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan terutama dalam mencegah
penyakit tuberkulosis dikarenakan sudah mendapatkan informasi kesehatan melalui media informasi berupa leaflet yang diberikan
oleh tenaga kesehatan. Jika tidak dilaksanakan kegiatan ini akan berdampak kepada masyarakat sehingga mereka tidak
mengetahui tentang bahaya penyakit tuberkulosis yang merupakan penyakit menular dan mudah ditularkan melalui udara,
sehingga akan berakibat semakin tingginya penderita penyakit tuberkulosis. Oleh karena itu dituntut kepada ASN untuk bekerja
secara inovatif, kreatif, bertanggung jawab, ketelitian dan saling bekerjasama sehingga kinerja organisasi akan semakin
profesional sebagai pelayan publik.

59
Tabel 4.5 Kegiatan Aktualisasi 4
Nama Kegiatan Menyebarkan media informasi berupa
leaflet tentang penyakit Tuberkulosis
Paru kepada masyarakat
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 19 Agustus 2019 s.d 20 Agustus 2019
Daftar Lampiran  Surat Keterangan Izin Mentor
 Media Leaflet
 Testimoni Masyarakat
 Surat Pernyataan Mentor
Gambar Keterangan Kegiatan
Tahapan 1 :
Saya telah meminta izin kepada
Pimpinan (Kepala Puskesmas) untuk
menyebarkan media informasi kepada
masyarakat tentang penyakit TB Paru
Waktu : Rabu, 31 Juli 2019
Tempat : Ruang Kepala Puskesmas

Tahapan 2 :
Saya telah merancang media informasi
berupa leaflet yang akan dibuat
Waktu : Senin, 19 Agustus 2019
Tempat : Ruang Program

60
Tahapan 3 :
Saya telah mencetak media informasi
Waktu : Senin, 19 Agustus 2019
Tempat : Ruang Program

Tahapan 4 :
Saya telah menyebarkan media
informasi
Waktu : Selasa, 20 Agustus 2019
Tempat : Desa Sei Siarti, Kecamatan
Panai Tengah

61
62
Formulir.2 Kartu Pengendalian Aktualisasi Mentor
Nama : Muhammad Mansur
NIP : 19930609 201903 1 004
Unit Kerja : Puskesmas Labuhanbilik Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu
Jabatan : Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama
Isu : Masih tingginya masalah kesehatan penyakit Tuberkulosis Paru
Kegiatan : 5. Memberikan masker kepada pasien penderita Tuberkulosis Paru

Paraf
No Kegiatan/Tahap Kegiatan Catatan Mentor
Mentor
1 2 3 4
1 Memberikan masker kepada pasien penderita Tuberkulosis Paru 1. Dalam memberikan 22/08/2019
Tahapan : masker harus
- Saya telah meminta izin kepada Pimpinan (Kepala Puskesmas) untuk dijelaskan cara
memberikan masker kepada pasien TB Paru pemakaian masker
- Saya telah berkoordinasi kepada petugas apotek untuk menyediakan masker yang benar dan
- Saya telah memberikan masker kepada pasien jelaskan etika saat
- Saya telah menjelaskan pemakaian masker yang benar batuk kepada pasien

2 Output/ Hasil Kegiatan : 2. Output sesuaikan 22/08/2019


Dengan dilakukannya pemberian masker kepada pasien TB Paru, maka penularan dengan bukti-bukti
penyakit TB Paru dapat dicegah hasil kegiatan

3 Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan : 3. Laksanakan kegiatan 22/08/2019


sesuai dengan nilai-
Dalam kegiatan ini ada beberapa nila-nilai yang terkait dalam beberapa kegiatan nilai dasar yang telah
yaitu : dikuasai.
Responsibilitas : Memberikan masker kepada pasien TB paru dengan persediaan
yang sesuai kebutuhan
Nasionalisme : dengan nilai nilai Adil/ tidak membeda bedakan suku, agama
dan ras, dan Nilai peduli terhadap kesehatan masyarakat
Etika Publik : Meminta izin dengan sopan kepada atasan, dan tidak berpihak
63
untuk kepentingan pribadi

Efektifitas : Dengan diberikannya masker kepada pasien akan sangat efektif dalam
mencegah penularan penyakit kepada orang lain
Anti Korupsi : Tidak meminta bayaran pemberian masker kepada pasien
4 Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi: 4. Konsisten dalam 22/08/2019
mewujudkan visi misi
Dengan dilaksanakan pemberian masker kepada pasien TB maka dapat organisasi dalam
mewujudkan Visi Puskesmas yaitu “Terwujudnya masyarakat Labuhanbilik yang setiap kegiatan
mandiri dalam hidup sehat melalui pembangunan kesehatan yang optimal” dan
Misi “membangun kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat dengan
memberdayakan dan mendorong kemandirian masyarakat sehingga PHBS menjadi
kebutuhan” 5. Konsisten perilaku 22/08/2019
5 Penguatan Nilai-Nilai Organisasi : dalam menguatkan
nilai-nilai organisasi
Diharapkan dengan kegiatan pemberian masker ini, maka dapat memberikan yang ada
penguatan pada nilai dasar organisasi yaitu Profesional dalam memberikan
pelayanan yang terbaik, dan bersikap ramah kepada masyarakat.
6 Manfaat :
Kegiatan pemberian masker kepada pasien TB Paru bermanfaat agar penularan penyakit TB Paru dapat dicegah dari penderita
TB kepada orang lain yang sehat

Analisis Dampak :
Kegiatan pemberian masker kepada pasien ini berdampak terhadap meminimalisir penularan penyakit TB Paru dari penderita
tuberkulosis kepada masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga penyebaran penyakit tuberkulosis tidak terjadi dicegah dari
penderita TB kepada orang lain. Jika tidak dilaksanakan kegiatan ini akan berdampak semakin meningkatnya penyebaran
penularan penyakit tuberkulosis melalui udara dikarenakan pasien TB paru ketika batuk atau berbicara akan mengeluarkan
bakteri tuberkulosa melalui udara sekitar, sehingga akan berdampak menularkan kepada orang lain. Oleh karena itu dituntut
kepada ASN untuk bekerja secara inovatif, kreatif, bertanggung jawab, ketelitian dan saling bekerjasama sehingga kinerja
organisasi akan semakin profesional sebagai pelayan publik.

64
Tabel 4.6 Kegiatan Aktualisasi 5
Nama Kegiatan Memberikan masker kepada pasien
penderita Tuberkulosis Paru
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 22 Agustus 2019 s.d 28 Agustus 2019
Daftar Lampiran  Surat Keterangan Izin Mentor
 Testimoni Petugas Apotek
 Testimoni Masyarakat
 Surat Pernyataan Mentor
Gambar Keterangan Kegiatan
Tahapan 1 :
Saya telah meminta izin kepada
Pimpinan (Kepala Puskesmas) untuk
memberikan masker kepada pasien TB
Paru
Waktu : Rabu, 31 Juli 2019
Tempat : Ruang Kepala Puskesmas

Tahapan 2 :
Saya telah berkoordinasi kepada
petugas apotek untuk menyediakan
masker
Waktu : Kamis, 22 Agustus 2019
Tempat : Ruang Program

65
Tahapan 3 :
Saya telah memberikan masker kepada
pasien
Waktu : Rabu, 28 Agustus 2019
Tempat : Ruang Program

Tahapan 4 :
Saya telah menjelaskan pemakaian
masker yang benar
Waktu : Rabu, 28 Agustus 2019
Tempat : Ruang Program

66
4.2 Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas
Program : Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III
Nama Peserta : MUHAMMAD MANSUR, SKM
NIP : 19930609 201903 1 004
Jabatan/ Unit Kerja : Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama/ Puskesmas Labuhanbilik Kecamatan Panai Tengah

N Standar Jenis Tujuan Strategi/Metode Mata Jumlah Tempat Nilai


O Kompetensi Penguatan Penguatan Penguatan Pelatihan JP/Hari Pelaksanaan (20%)
Kompetensi
1 Standar Bimbingan Untuk Ceramah, tatap Bimbingan 06 Agustus Ruang Data
Kompetensi Teknis meningkatkan muka, Infocus, Teknis 2019 Dinas
Bidang Petugas pengetahuan Diskusi, Tanya Pembinaan Kesehatan
Promosi dan kinerja Jawab Petugas Kabupaten
Kesehatan Petugas Promkes Labuhanbat
Puskesmas promkes mengenai u
Kesehatan di Perilaku
Puskesmas Hidup
Bersih dan
Sehat

Ket: Bukti-bukti penguatan kompetensi teknis bidang tugas terlampir. (surat perintah tugas, sertifikat, surat pernyataan telah
melaksanakan kegiatan)

67
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Laporan kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi ASN ini berdasarkan
ketentuan pelaksanaan (DIKLAT) Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Pola Baru
yang diselenggarakan oleh Badan DIKLAT Propinsi Sumatera Utara yang
dilaksanakan oleh Widyaiswara yang sangat kompeten dan kompetitif dalam
bidangnya. Tujuan dilaksanakannya DIKLAT ini yaitu untuk meningkatkan mutu
dan kualitas pelayanan prima, perekat dan pemersatu bangsa, jujur, peduli,
tanggung jawab kepada seluruh stakeholder sebagai wujud loyalitas kepada
negara dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar profesi yang dimiliki ASN yaitu
dikenal dengan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen
mutu, dan Anti korupsi) yang akan peserta aplikasikan di Puskesmas
Labuhanbilik Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu sebagai tempat
aktualisasi.

Pelaksanaan aplikasi nilai-nilai dasar profesi ASN di unit kerja tidaklah


lepas dari bimbingan widyaiswara serta Kepala Puskesmas, untuk mewujudkan
ASN yang memiliki integritas tinggi terhadap pekerjaannya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayanan publik serta perekat dan pemersatu bangsa terutama
dibidang kesehatan. Dengan kata lain, dapat menciptakan tunas-tunas bangsa yang
memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang baik, kompeten dan dapat
diandalkan dimasyarakat dalam mewujudkan good government di masa yang akan
datang.

Adapun kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan sebagai berikut :

1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit Tuberkulosis


Paru
2. Melakukan pembinaan Kader Tuberkulosis Paru
3. Melakukan kunjungan rumah dalam pembinaan PMO (Pengawas Menelan
Obat) untuk memantau pasien minum obat secara teratur
4. Menyebarkan leaflet tentang penyakit Tuberkulosis Paru kepada masyarakat
5. Memberikan masker kepada pasien penderita Tuberkulosis Paru

68
5.2 Saran
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini tidak lepas dari bimbingan dan
kerjasama widyaiswara maupun kepala Puskesmas Labuhanbilik sebagai mentor
peserta selama aktualisasi habituasi. Untuk itu, peserta mengharapkan saran dan
dukungan yang baik untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan ini sesuai dengan
nilai-nilai dasar profesi ASN yakni nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Narkoba). Semoga laporan kegiatan ini
memberikan manfaat yang baik untuk peserta sebagai ASN, unit kerja Puskesmas
Labuhanbilik, serta masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan di
Kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhanbatu.
DAFTAR PUSTAKA

Repulik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan.

Repulik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara.

Republik Indonesia. 2017. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang


Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2018. Peraturan Lembaga Administrasi Negara


Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar
Calon Pegawai. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.. 2013. Modul Pelatihan


Pengangkatan Pertama Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan
Masyarakat Ahli Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi


Pegawai Negeri Sipil. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

69
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2016. Manajemen ASN. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2016. Pelayanan Publik. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2016. Whole of Government. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Profil Kesehatan Puskesmas Labuhanbilik Kecamatan Panai Tengah Tahun 2017.

70

Anda mungkin juga menyukai