Anda di halaman 1dari 10

p-ISSN 2623-2111

e-ISSN 2623-212X

EDUKASI KESEHATAN REMAJA


DI PANTI ASUHAN BINTANG TERAMPIL
KOTA BENGKULU
1
Oktarianita, 2Nurhayati, 3M. Amin
1,3,4)
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
2)
Program Studi Ilmu Keperawtaan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
*Corresponding author: oktarianita@umb.ac.id

ABSTRAK
Informasi Artikel Kasus cedera pada anak usia sekolah dan remaja semakin
Terima : 31/03/2021 meningkat. Masih kurangnya informasi mengenai kesehatan
Revisi : 22/05/2021 terutama untuk remaja. Perlu adanya pengetahuan dan
Disetujui : 12/08/2021 pemahaman pada remaja terutama tentang berperilaku. Untuk itu,
pendidikan kesehatan tentang kesehatan remaja menjadi langkah
Kata Kunci: edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja
kesehatan, remaja
tentang kesehatan remaja, terutama pada anak-anak sekolah.
Sebab anak-anak merupakan kelompok rentan dan
kecenderungan berperilaku berisiko mengalami permasalahan
kesehatan. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang
akan dilaksanakan di Panti Asuhan Bintang Terampil
menggunakan metode observasi, pendidikan kesehatan berupa
penyuluhan. Observasi dilakukan untuk menentukan
permasalahan apa yang dihadapi anak-anak, dilanjutkan kegiatan
edukasi kesehatan remaja yang akhirnya akan berguna untuk
menghadapi permasalahan kesehatannya. Dari observasi awal
melalui wawancara terhadap 4 orang anak panti dengan beberapa
pertanyaan mengenai pengetahuan tentang kesehatan remaja
diketahui bahwa anak-anak belum mengetahui apa saja tentang
kesehatan remaja. Hasil Tim Pengabdian Masyarakat setelah
melakukan edukasi kesehatan remaja. Remaja mengetahui
seputar kesehatan remaja, hal yang harus dihindari dan cara
mengatasi masalah remaja. Kesimpulan dari hasil pengabdian ini
kegiatan berjalan cukup baik, remaja telah mengetahui kesehatan
remaja dan remaja antusias dalam mengikuti penjelasan yang
diberikan.

PENDAHULUAN merupakan kelompok penduduk


Remaja adalah seseorang yang Indonesia dengan jumlah yang cukup
berusia antara 10-18 tahun, dan besar (Kemenkes RI, 2019). Masa

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Agustus 2021, Vol 4 No.2 564


p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

remaja merupakan suatu fase terdapat 30 orang anak dan 5 pengurus


perkembangan antara masa kanak-kanak panti. Dari observasi awal melalui
dan masa dewasa dimana seseorang akan wawancara terhadap 4 orang anak panti
mengalami banyak perubahan secara dengan beberapa pertanyaan mengenai
biologis, psikologis, maupun sosial. pengetahuan tentang kesehatan remaja
Beberapa masalah remaja antara lain, diketahui bahwa anak-anak belum
masih tingginya angka merokok pada mengetahui apa saja tentang kesehatan
remaja, mengkonsumsi alkohol, serta remaja dan mereka mengatakan belum
masalah Kesehatan terkait gizi remaja. mendapat informasi lengkap tentang
Berdasarkan data Riskesdas, 2018 kesehatan remaja.
menunjukkan bahwa jumlah perokok Sehingga tim pengabdian
berusia 10-18 tahun di Indonesia masyarakat perlu untuk melakukan
mencapai 5,3%, remaja mengkonsumsi edukasi mengenai kesehatan remaja
alkohol sebanyak 4%, dan remaja yang bertujuan memberikan pengetahuan
mengalami masalah pertumbuhan sangat dan pemahaman pada remaja tentang
pendek mencapai 6,7%. (RISKESDAS, kesehatan remaja dan cara mengatasi
2018). Prevalensi gangguan jiwa yang permasalahan yang dihadapi.
ditunjukkan dengan gejala depresi pada
METODE KEGIATAN
usia 15 tahun ke atas mencapai 6,1%
Pelaksanaan pengabdian kepada
yang salah satunya disebabkan oleh
masyarakat dilaksanakan di Panti
penyalahgunaan Napza (Kemenkes RI,
Asuhan Bintang Terampil dengan
2020).
menggunakan metode observasi,
Pengabdian dilaksanakan di Panti
pendidikan kesehatan berupa edukasi
Asuhan Bintang Terampil Kota
atau penyuluhan tentang kesehatan
Bengkulu yang merupakan salah satu
remaja yang dilaksanakan pada bulan
Panti Asuhan yang ada di kota Bengkulu
Februari-Maret 2021. Observasi
terletak di Jalan Merapi 6D RT 06/ RW
dilakukan untuk menentukan
02 Kelurahan Panorama Kecamatan
permasalahan apa yang dihadapi anak-
Singaran Pati Kota Bengkulu, 5 km dari
anak, dilanjutkan kegiatan edukasi
Kampus IV Universitas muhammadiyah
kesehatan remaja yang akhirnya berguna
Bengkulu.
dalam menghadapi masalah
Survei awal yang dilakukan di
kesehatannya.
Panti Asuhan Bintang Terampil Kota
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bengkulu, didapat informasi bahwa
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Agustus 2021, Vol 4 No.2 565
p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

Pengabdian masyarakat Adapun informasi kesehatan remaja


dilaksankan di Panti Asuhan Bintang yang diberikan adalah pengertian remaja,
Terampil di mulai dari melakukan masalah remaja yang harus diwaspadai
observasi terkait permasalahan kesehatan diantaranya bahaya merokok bagi
remaja yang ada. Observasi dilakukan kesehatan remaja, napza, perilaku yang
dengan menemui beberapa orang anak salah tentang gizi, serta cara mengatasi
remaja yang kemudian dilakukan tanya permasalahan remaja.
jawab seputar kesehatan remaja. Remaja mengikuti kegiatan dengan
Tahapan kegiatan pengabdian memperhatikan semua penjelasan yang
masyarakat: disampaikan.
1) Analisis Situasi
Melakukan observasi untuk
menganalisis situasi, dengan persiapan
melakukan survei lokasi.

Gambar 1. Observasi tentang situasi


permasalahan di Panti Asuhan Bintang Terampil

2) Pelaksananaan Edukasi Kesehatan


Selanjutnya Tim pengabdian
masyarakat melakukan edukasi kepada
remaja berupa pemberian penyuluhan
Gambar 2. Dokumentasi Edukasi
tentang kesehatan remaja. Sebelum Kesehatan Remaja
memulai kegiatan dilakukan doa
Remaja cenderung berperilaku
bersama untuk kelancaran kegiatan
berisiko. Masa remaja merupakan suatu
selanjutnya ketua pelaksana/ pengabdi
fase perkembangan antara masa kanak-
menyampaikan maksud dan tujuan
kanak dan masa dewasa dimana
kegiatan, yang dilanjutkan dengan
seseorang akan mengalami banyak
penyampaian materi edukasi kesehatan
remaja.

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Agustus 2021, Vol 4 No.2 566


p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

perubahan secara biologis, psikologis, makan harian yang baik banyak


maupun sosial. memiliki status gizi normal (Widawati,
Remaja 10-19 tahun berada pada 2018). Hasil penelitian yang telah
masa peralihan dari kanak-kanak dilakukan oleh Ethasari (2014)
menjelang dewasa. Masa yang rawan menunjukan bahwa (30,4%) jarang
dan kritis dalam perkembangan emosi sarapan dan (5,4%) tidak pernah sarapan.
dan perilaku belum stabil. Perlunya Padahal, sarapan memiliki peranan
penanganan yang melibatkan semua penting terutama bagi anak yang
unsur untuk dapat menangani bersekolah (Ethasari & Nuryanto, 2014).
permasalahan yang dihadapi remaja Sarapan dapat membantu dalam
(Sartika, et al 2021). kosentrasi belajar disekolah sehingga,
Masalah yang sering terjadi pada dapat medukung prestasi belajar serta
remaja seperti ketidakseimbangan antara dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk
asupan kebutuhan atau kecukupan yang aktivitas yang padat di sekolah (Arifin, L
akan menimbulkan masalah gizi, baik itu .A & Prihanto, 2015).
berupa gizi lebih atau gizi kurang. Kebiasaan sarapan terlihat belum
Masalah gizi yang dapat terjadi pada banyak dilakukan oleh responden. Hasil
remaja adalah gizi kurang (under penelitian menunjukkan bahwa sebesar
weight), obesitas (over weight) dan 32,7% responden yang tidak pernah
anemia. Jumlah konsumsi energi dan sarapan walaupun sebesar 44,2%
zat-zat gizi lain tidak memenuhi responden selalu sarapan. Permasalahan
kebutuhan tubuh menyebabkan gizi melewatkan sarapan pada anak dan
kurang sedangka kejadian gizi lebih remaja tidak hanya terjadi di Indonesia
remaja disebabkan kebiasaan makan (Rosyidah et al., 2013).
yang kurang baik sehingga jumlah Pemenuhan kebutuhan zat gizi
masukan energi berlebih. (Widawati, karena sarapan dapat memberikan
2018). sumbangan zat gizi perharinya. Anak
Apabila asupan tidak tercukupi yang tidak sarapan akan berisiko
kebutuhannya maka akan memiliki defisiensi zat gizi. Jika hal ini
peluang yang lebih besar untuk berada berlangsung lama akan berpengaruh
pada kategori status gizi kurang (Irdiana terhadap status gizinya. Sumbangan
Whenny, 2017). energi sebanyak 20% diberikan jika
Hasil penelitian Widawati (2017) sesorang melakukan sarapan yang baik.
menunjukkan siswa dengan kebiasaan Status gizi yang baik atau optimal
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Agustus 2021, Vol 4 No.2 567
p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

akan berpengaruh bila tubuh dikalangan remaja. Remaja perokok


memperoleh cukup zat gizi yang yang berusia 11-15 tahun sebesar 46%
digunakan secara efisien, sehingga berperilaku merokok secara terbuka jika
memungkinkan pertumbuhan fisik, mereka tinggal dirumah bebas rokok
pertumbuhan otak, kemampuan dibandingkan dengan remaja yang 76%
kerja otak (Ethasari & Nuryanto, tinggal dengan tiga atau lebih perokok.
2014). Hal ini dikorelasikan dengan
Masalah terkait status gizi yaitu persepsi sikap yang lebih mendukung
remaja sering membatasi konsumsi perilaku merokok didalam keluarganya.
makanan dengan pola konsumsi yang Sikap orang tua terhadap perilaku
tidak sesuai dengan kaidah ilmu gizi. merokok mereka, 7% dari mereka yang
Hasil penelitian yang dilakukan Yunita, tinggal dengan 3 atau lebih perokok
dkk (2020) Hubungan pola diet remaja dikeluarganya, orangtua mereka tidak
dengan status gizi menunjukkan bahwa melakukan larangan terhadap perilaku
terdapat hubungan pola diet remaja merokok, dibandingkan dengan 1% dari
dengan status gizi (Yunita et al., 2020). mereka yang tinggal dikeluarga yang
Perilaku diet berlebihan yaitu tidak merokok (Munir, 2018).
seperti konsumsi obat pencahar atau Dampak dari merokok menjadi
diuretik, olahraga berlebihan, salah satu masalah kesehatan terbesar di
pembatasan konsumsi makanan yang dunia. World Health Organization
berlebihan, dan sengaja memuntahkan (WHO) menyatakan bahwa satu dari
makanan memiliki risiko yang lebih lima anak merokok, dan hal ini menjadi
besar untuk mengalami gangguan makan kekhawatiran karena anak-anak ini
(Cruz-Sáez et al., 2015). cenderung menjadi perokok seumur
Selain itu masalah remaja yang hidup sehingga menambah jumlah
telah mulai merokok. Merokok perokok dewasa di masa depan (WHO,
merupakan kegiatan yang buruk dan 2020).
berbahaya bagi kesehatan tubuh karena Remaja yang suka
lebih dari 4000 zat kimia beracun yang bereksperimentasi selalu ingin mencoba-
terkandung dalam rokok. coba akan membentuk perilaku
Hasil penelitian (Munir, 2018) merokok. Perokok yang masih remaja
menjelaskan bahwa lingkungan dimana memiliki status kesehatan yang buruk
dan dengan siapa mereka tinggal sangat bila dibandingkan dengan remaja yang
mempengaruhi perilaku merokok
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Agustus 2021, Vol 4 No.2 568
p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

tidak merokok sama sekali (Indah Riski NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA


Hidayati, Dewi Pujiana, 2019) (narkotika, psikotropika dan zat adiktif
Hasil penelitian Sari (2019) lainnya) merupakan permasalahan
mengenai perilaku merokok di kalangan kompleks baik dilihat dari faktor
SMA di Kota Padang menunjukkan hasil penyebab maupun akibat. Rusaknya otak
bahwa pengetahuan mereka berada manusia secara permanen merupakan
pada kategori rendah sebesar 62.3%, dampak dari narkoba bagi kesehatan,
Pengetahuan merupakan faktor juga menimbulkan kerusakan gigi,
predisposisi yang mempengaruhi jantung, hati, paru-paru, ginjal, lambung
perilaku seseorang dan diharapkan dan organ reproduksi manusia bahkan
mereka yang berpengetahuan tinggi bayi yang dikandung dari ibu pecandu
akan berperilaku yang positif (Sari, narkoba dapat terlahir secara cacat
2019). mental maupun fisik.
Hasil penelitian Supeno, Suroso Dampak yang sering terjadi di
(2015) mengenai efikasi diri di kalangan tengah masyarakat dari penyalahgunaan
remaja menunjukkan bahwa secara narkoba antara lain merusak hubungan
parsial tidak berhubungan dengan kekeluargaan, menurunkan kemampuan
perilaku merokok remaja laki-laki usia belajar, dan produktivitas secara drastis,
12 - 15 tahun. Tidak adanya hubungan sulit membedakan mana perbuatan baik
tersebut kemngkinan ada variabel lain maupun perbuatan buruk, perubahan
yang lebih berhubungan erat dengan perilaku menjadi perilaku anti sosial
perilaku merokok remaja laki-laki usia (perilaku maladaptif), gangguan
12-15 tahun. Misalnya, pengaruh teman kesehatan (isik dan mental),
sebaya, budaya merokok pada mempertinggi kecelakaan lalu lintas,
masyarakat tertentu, para perokok yang tindak kekerasan atau kriminalitas
secara fisik tampak dari luar sebagai lainnya (Jumaidah & Rindu, 2017).
orang yang sehat-sehat saja atau tidak Penyalahgunaan Napza yang
memiliki gangguan yang berat akibat disebabkan oleh faktor internal seperti:
rokok. Efikasi-diri merupakan bentuk (1) Keingintahuan yang besar untuk
keyakinan individu terhadap kapabilitas mencoba, tanpa berpikir panjang
diri untuk meningkatkan prestasi dalam mengenai akibatnya, (2) Keinginan
kehidupan (Supeno, 2015). untuk mencoba-coba karena penasaran,
Bahaya bagi kesehatan remaja (3) Keinginan untuk bersenang-senang
seperti masalah penyalanggunaan atau, (4) Keinginan untuk mengikuti
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Agustus 2021, Vol 4 No.2 569
p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

trend atau gaya, (5) Keinginan untuk Hasil penelitian Racmayanie,


diterima oleh lingkungan atau kelompok Arli (2018) menjelasakan bahwa remaja
(konformitas), (6) Lari dari kebosanan, dengan perilaku menyimpang lebih
masalah atau kegetiran hidup, (7) cenderung menggunakan coping
menimbulkan ketagihan, (8) disengagement dalam menghadapi
Ketidakmampuan menghadapi tekanan masalah dalam hidupnya, lebih tepatnya
dari lingkungan atau kelompok, melarikan diri, menghindari dan
pergaulan untuk menggunakan Napza, menjauhkan dari stressor (Rachmayanie
dan (9) Tidak dapat berkata tidak & Rusandi, 2018). Permasalahan harus
terhadap Napza (Murtiwidayanti, 2018). dihadapi dengan berada dilingkungan
Menurut (Rachmayanie & pertemanan yang baik atau memberikan
Rusandi, 2018), pada kegiatan dampak positif, bersama teman yang
pengabdian masyarakatnya tentang setia dan dapat dipercaya, serta
model pembinaan remaja tentang bahaya tingkatkan ibadah.
napza ditinjau dari sudut fisiologi otak 3) Tahapan sesi tanya jawab
dan sistem syaraf menjelaskan bahwa
optimalisasi kedua peran pesantren
melalui peningkatan kapabilitas dan
aktifitas di dalamnya akan meningkatkan
pemahaman bahaya narkoba yang pada
akhirnya mampu menekan angka
penyalahgunaan dan peredaran narkoba
Gambar 3. Dokumentasi Sesi Tanya Jawab
di kalangan remaja (Asep Suryana setelah Edukasi Kesehatan Remaja
Abdurrahmat, 2018).
Selanjutnya dilakukan sesi tanya
Pendidikan kesehatan dapat
jawab kepada remaja tentang hasil
dilakukan dengan metode dan media
edukasi yang diberikan. Kegiatan ini
yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2012).
bertujuan untuk mengetahui sejauh
Pada masa remaja, anak
mana remaja telah memahami materi
perempuan dan anak laki-laki
yang telah disampaikan seputar
menghadap tugas perkembangan yang
kesehatan remaja.
menantang, seperti menyesuaikan diri
Remaja terlihat antusias saat
dengan kelompok teman sebaya,
mengikuti kegiatan, hasil tanya jawab,
membedakan dari keluarga dan
remaja menjadi tahu apa yang dimaksud
memajukan pembentukan identitas.
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Agustus 2021, Vol 4 No.2 570
p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

remaja, dari sebelumnya remaja belum


PENUTUP
mengetahui apa itu remaja hingga cara
Berdasarkan hasil pengabdian
dalam mengatasi masalah kesehatan
kepada masyarakat berupa pemberian
remaja. Terlihat pertanyaan yang
edukasi tentang kesehatan remaja pada
diajukan, remaja mampu memberikan
remaja di Panti Bintang Terampil Kota
jawaban yang tepat. Hasil kuesioner
Bengkulu, dapat disimpulkan:
yang diberikan, remaja telah mampu
a) Remaja berpartisipasi pada setiap
menyelesaikan pertanyaan dengan
kegiatan pengabdian masyarakat
jawaban benar, ada peningkatkan dari
dari saat analisis situasi
sebelum dilakukan edukasi pada remaja.
permasalahan yang ada hingga
Pendidikan kesehatan bertujuan
sesi tanya jawab.
agar orang mampu menerapkan masalah
b) Remaja antusias mengikuti
dan kebutuhan mereka sendiri, mampu
kegiatan pengabdian masyarakat
memahami apa yg dapat mereka lakukan
berupa pemberian edukasi
terhadap masalahnya, dengan sumber
kesehatan remaja.
daya yg ada pada mereka ditambah
c) Kegiatan pengabdian masyarakat
dengan dukungan dari luar, dan mampu
telah berjalan seesuai tahapan,
memutuskan kegiatan yg tepat guna
sesuai dengan yang ditargetkan
untuk meningkatkan taraf hidup sehat
adanya peningkatan pengetahuan
dan kesejahteraan masyarakat (Mubarak,
dan pemahaman remaja tentang
2012).
kesehatan remaja setelah
4) Penutupan
dilakukan eduksi.
Tahapan terakhir kegiatan
pengabdian masyarakat dengan foto
Bersama. Remaja di Panti Asuhan
Bintang terampil Kota Bengkulu.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, L .A & Prihanto, J. . (2015).
Hubungan Sarapan Pagi denagn
tingkat Konsentrasi Siswa di
ditutup dengan kegiatan foto bersama Sekolah. Jurnal Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan, 3(1),
203–207.
Asep Suryana Abdurrahmat, N. L.
(2018). Model Pembinaan Remaja
Tentang Bahaya Napza Ditinjau
dari Sudut Fisiologi Otak dan
Gambar 4. Dokumentasi Bersama remaja Panti Sistem Syara. 4(1), 29–33.

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Agustus 2021, Vol 4 No.2 571


p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

Cruz-Sáez, S., Pascual, A., Salaberria, Munir, M. (2018). Pengetahuan dan


K., Etxebarria, I., & Echeburúa, E. Sikap Remaja Tentang Risiko
(2015). Risky eating behaviors and Merokok pada Santri Mahasiswa di
beliefs among adolescent girls. Asrama UIN Sunan Ampel
Journal of Health Psychology, Surabaya. Klorofil, 1(2), 93–104.
20(2), 154–163. Murtiwidayanti, S. Y. (2018). Sikap dan
https://doi.org/10.1177/1359105313 Kepedulian Remaja dalam
500683 Penanggulangan Penyalahgunaan
Ethasari, R. K., & Nuryanto, N. (2014). Narkoba. Jurnal PKS, Volume 17,
Hubungan Antara Kebiasaan 49.
Sarapan Dengan Kesegaran Jasmani Notoatmodjo, S. (2012). Pendidikan dan
Dan Status Gizi Pada Anak Sekolah Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka
Dasar Di Sd Negeri Padangsari 02 Cipta.
Banyumanik. Journal of Nutrition Rachmayanie, R., & Rusandi, M. A.
College, 3(3), 346–352. (2018). Strategi coping remaja pada
https://doi.org/10.14710/jnc.v3i3.65 perilaku menyimpang. Seminar
87 Nasional Bimbingan Dan Konseling
Indah Riski Hidayati, Dewi Pujiana, M. Di Perguruan Tinggi, April, 1–9.
F. (2019). Pengaruh Pendidikan RISKESDAS. (2018). Laporan Nasional
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Riskesdas 2018_FINAL. In Badan
Dan Sikap Siswa Tentang Bahaya Penelitian dan Pengembangan
Merokok Kelas XI SMA Yayasan Kesehatan (hal. 198).
Wanita Kereta Api Palembang Rosyidah, Z., Ririn Andrias, D., & Gizi
Tahun 2019. 12(2), 125–135. Kesehatan Fakultas Kesehatan, D.
Irdiana Whenny. (2017). Hubungan (2013). Jumlah Uang Saku Dan
Kebiasaan Sarapan dan Asupan Zat Kebiasaan Melewatkan Sarapan
Gizi dengan Status Gizi Siswi Berhubungan Dengan Status Gizi
SMAN 3 Surabaya. Amerta Lebih Anak Sekolah Dasar. 1–6.
Nutrition, 1(3), 227. Sari, a. (2019). Perilaku Merokok di
https://doi.org/10.20473/amnt.v1i3. Kalangan Siswa Sekolah Menengah
6249 Atas di Kota Padang. Jurnal Ilmiah
Jumaidah, J., & Rindu, R. (2017). Kesehatan Masyarakat, 11, 238–
Perilaku Pencegahan 244.
Penyalahgunaan Narkoba Pada Sartika, A., Oktarianita, O., & Padila, P.
Remaja Di Wilayah Kecamatan (2021). Penyuluhan terhadap
Sukmajaya, Depok. Jurnal Ilmiah Pengetahuan Remaja tentang
Kesehatan, 16(3), 42–49. PKPR. Journal of Telenursing
https://doi.org/10.33221/jikes.v16i3 (JOTING), 3(1), 171-176.
.38 https://doi.org/https://doi.org/10.31
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan 539/joting.v3i1.2192
Indonesia 2018 [Indonesia Health Supeno, S. (2015). Kematangan Emosi,
Profile 2018]. Efikasi Diri dan Perilaku Merokok
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Remaja Laki-Laki Usia 12-15
Indonesia Tahun 2019. In Tahun. Persona: Jurnal Psikologi
Kementerian Kesehatan RI. Indonesia, 4(03), 288–295.
https://doi.org/10.1017/CBO978110 https://doi.org/10.30996/persona.v4
7415324.004 i03.723
Mubarak. (2012). Promosi kesehatan : WHO. (2020). Organization World
Sebuah pengantar proses belajar Health.
mengajar dalam pendidikan. Widawati. (2018). Gambaran Kebiasaan

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Agustus 2021, Vol 4 No.2 572


p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

Makan dan Status Gizi Remaja di Sutisna, E. (2020). Hubungan Pola


SMAN 1 Kampar tahun 2017. Diet Remaja Dengan Status Gizi.
Jurnal Gizi (Nutritions Journal), 8(2), 27–32.
2(2), 146–159.
Yunita, F. A., Eka, A., Yuneta, N., &

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir, Agustus 2021, Vol 4 No.2 573

Anda mungkin juga menyukai