Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERIPHERAL NERVOUS SYSTEM

Disusun Oleh:

Alifya Azzahra Cahyaningtyas(130210180012)


Hilmi Al Wahid (130210180034)
Astari Rasyida Rachmat (130210180041)
Annisa Rosma P (130210180049)
Ellen Angelina Darmawan (130210180051)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAH HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, sholawat serta salam kita
kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya peper ini dapat diselesaiakan. Tidak lupa penulis ucapkan
terimakasih kepada bapak maupun ibu dosen matematika yang telah mencurahkan
ilmunya kepada penulis, sehingga penulis dapat dengan baik dan lancar dalam
menulis makalah ini. 
     Selanjutnya kami mohon kepada dosen khususnya dan para pembaca pada
umumnya bila ada kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi
bahasa maupun kontennya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang
akan datang.
Wassalamualaikum Wr.Wb

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Sistem Saraf Tepi......................................................................................2
2.3.1 Sistem Saraf Otonom.........................................................................2
2.1.1 Sistem Saraf Somatis.........................................................................7
2.2 Saraf Kranial.................................................................................................8
1. Olfactory Nerve (saraf kranial I)...................................................................8
2. Optic Nerve (saraf kranial II)........................................................................8
3. Occulomotor Nerver (saraf III).....................................................................8
4. Trochlear Nerve (IV)....................................................................................8
5. Trigeminal Nerve (saraf kranial V)...............................................................8
6. Abducent Nerve (saraf kranial VI)................................................................8
7. Facial Nerve (saraf kranial VII)....................................................................8
8. Vestibulocochlear Nerve (saraf VII).............................................................9
9. Glossopraryngeal Nerve (saraf kranial IX)...................................................9
10. Vagal Nerve (saraf kranial X)...................................................................9
11. Accessory Nerve (saraf kranial XI)...........................................................9
12. Hypoglossal Nerve (saraf kranial XII)......................................................9
2.3 Kelainan Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf..............................................9
2.3.1 Hyperalgesia (hypersensitivity to pain).................................................9
2.3.2 Herpes Zoster.........................................................................................9
2.3.3 Tic Douloureux......................................................................................9
BAB III KESIMPULAN........................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem saraf adalah bagian dari makhluk hidup yang mengkoordinasi
aksi dengan mengirimkan sinyal dari bagian tubuh yang berbeda-beda.
System saraf mendeteksi perubahan dari lingkungan yang mempengaruhi
tubuh, lalu bekerja bersama-sama dengan system endokrin untuk merespon
peristiwa tersebut. Pada vertebrata system saraf terbagi menjadi dua bagian
yaitu, system saraf pusat (CNS) dan system saraf tepi (PNS). Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan saraf tulang belakang. System saraf tepi banyak
terdiri dari saraf, yang tertutup oleh akson, saraf ini menghubungkan system
saraf pusat dengan bagian lainnya pada tubuh. Saraf tersebut mengirimkan
sinyal dari otak yang disebut motor atau saraf efferent, saat saraf tersebut
mengirimkan informasi dari tubuh ke system saraf pusat disebut sensori atau
afferen. System saraf tepi dibagi menjadi tiga subsistem yaitu, somatic dan
autonomic. Saraf somatic bertanggung atas control otok sadar. Saraf
autonomic dibagi menjadi dua subdivisi yaitu, saraf simpatik dan
parasimpatik. System saraf simpatik diaktifkan dalam kasus-kasus darurat
untuk mobilisasi energi, sedangkan system saraf parasimpatik diaktifkan
dalam keaadan istirahat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pembagian system saraf tepi?
2. Apa saja fungsi dari 12 saraf kranial?
3. Apa saja kelainan anatomi dan fisiologi system saraf?

1.3 Tujuan
1. Mengeratahu pembagian system saraf tepi
2. Mengetahui fungsi dari 12 saraf kranial
3. Mengetahui kelainan anatomi dan fisiologi system saraf

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi (SST) dianggap bagian yang sederhana dari system
saraf, dibandingkan dengan system saraf pusat (SSP). SST disusun dari serat
afferent sensory dan serat efferent motoric yang menggerakan otot rangka
melalui neuromuscular junction. Interneurons terletak di SSP (tulang
belakang, batang otak, atau otak) yang berfungsi memodulasi informasi
sebelum aktivasi serat efferent sebagai respon dari stimulasi serat afferent.
Sistem saraf tepi dibagi menjadi dua subdivisi yaitu, autonomic nervous
system dan somatic nervous system.

2.3.1 Sistem Saraf Otonom


Sistem saraf otonom adalah visceral efferent general (GVE) system
motoric yang mengontrol dan meregulasi otot polos, otot jantung dan
kelenjar. System saraf otonom memiliki tiga divisi: simpatik,
parasimpatik dan enteric. Terdiri dari dua tipe saraf: neuron
preganglionic dan neuron postganglionic. System saraf otonom
dipengaruhi oleh hypothalamus.
A. Divisi Simpatik
System simpatik juga disebut thoralolumbar atau system adregernic.
Berfungsi untuk menstimulasi aktivitas yang dimobilisasi pada saat
keaadaan darurat, perkelahaian dan ketakutan, yang meliputi peningkatan
denyut jantung, kekuatan kontraksi otot, dan peningkatan tekanan darah.
A. Neuron preganglionic
Terletak di ruang sel intermediolateral (T1 – L3). Memproyeksikan
melalui ventral roots dan ramus putih yang berkomunikasi ke batang
simpatik atau melalui saraf splanknik ke ganglia vertebralis
(collateral). Mereka bersinaps di kedua lokasi dengan neuron post
ganglionic.
B. Neuron posganglionic

2
Terletak di batang simpatik (paravertebral ganglia) dan di
prevertebral (collateral ganglia. Di batang simpatik, memproyeksikan
melalui ramus abu-abu ke saraf spinal dan pembuluh darah, otot pili
arrector dan kelenjar keringat. Di prevertebral ganglia,
memproyeksikan ke abdominal dan pelvic viscera.
C. Interneurons
Disebut juga sebagai sel small intensely fluorescent (SIF). Terletak
di ganglia simpatik. Bersifat dopaminergic dan penghambat.
D. Neurotransmitter
a. Acetylcholine (ACh)
Adalah neurotransmitter dari neuron preganglionic
b. Norepinephrine
Adalah neurotransmitter dari neuron simpatik postganglionic.
c. Epinephrine
Diproduksi oleh sel chromaffin di medulla adrenal. Ada dengan
rasio 4:1 dengan norepinephrine.
d. Dopamine
Adalah neurotransmitter dari sel SIF
e. Vasoactive intestinal polypeptide (VIP)
Diko-lokasikan dengan Ach pada beberapa serat parasimpatik
postganglionic. Berfungsi sebagai vasodilator.

3
B. Divisi Parasimpatik
Sistem saraf parasimpatik disebut juga craniosacral atau system
choligernic. Berfungsi menstimulasi aktivitas yang mengehemat energi
dan memulihan sumber daya tubuh, termasuk menurunkan detak jantung,
penigkatan pencernaan, dan penyerapan makanan.

4
 Menggunakan Ach sebagai neurotransmitter untuk kedua synaps
preganglionic dan posganglionic

1. Divisi cranial
Berasosiasi dengan empat saraf kranial
a. Occulomotor nerve (saraf kranial III)
b. Facial nerve (saraf kranial VII)
1) Superior salivatory nucleus
 Memproyeksikan serat preganglion ke pterygopalatine
dan ganglia submandibular.
2) Pterygopalatine ganglion
 Memproyeksikan serat postganglion je kelenjar
lacrimal dan mucosa hidung.
3) Submandibular ganglion
 Memproyeksikan serat postganglion ke kelenjar
submandibular dan sublingual.
c. Glosspharyngeal nerve (saraf kranial IX)
1) Inferior salivatory nucleus
 Memproyeksikan serat preganglion ke ganglion otic.
2) Otic ganglion
 Memproyeksikan serat postganglion ke kelenjar
parotid.
d. Vagal nerve (saraf kranial X)
1) Dorsal motor nucleus
 Memproyeksikan serat preganglion ke intramural
ganglia didalam atau dekat dengan organ visceral.
2) Intramural ganglia
 Menginervasi melalui serat postganglion pendek.
3) Nucleus ambiguus
 Memproyeksikan serat preganglion ke intramural
ganglia dari jantung.
2. Neurotransmitter

5
a. ACh
b. VIP
 Diko-lokasikan dengan ACh
 Menstimulasi neuron secretomotor dan neuron vasodilator
c. Nitric Oxide
 Neurotransmitter yang baru ditemukan, bertanggung jawab
dalam relaksasi otot polos dan ereksi penis.

6
2.1.1 Sistem Saraf Somatis
Setiap saraf spoinal dibentuk oleh dua root yang berdifusi di tulang
belakang: ventral root dibentuk dari spinal motor rootlets (motor neuron
axon); dan dorsal root mengandung ganglion dorsal root yang
mengandung badan sel dari semua neuron sensori SST. Dua roots bersatu
membentuk saraf spinal. Ada 8 pasang saraf spinal, 12 pasang saraf
thoracic, 5 pasang saraf lumbar, 5 pasang saraf spinal sacral dan beberapa
pasang saraf coccygeal.

7
A. Tipe dari reseptor sensori dan stimuli yang dideteksi
1. Mechanoreceptors
Yang mendeteksi tekanan mekanik.
2. Thermoreceptor
Yang mendeteksi perubahan suhu.
3. Nocireceptor
Yang mendeteksi kerusakan fisik dan kimia.
4. Electromagneticreceptors
Yang mendeteksi cahaya pada retina.
5. Chemoreceptor
Yang mendetesi rasa pada mulut, bau pada hidung, dan tingkat
oksigen pada darah.

2.2 Saraf Kranial


1. Olfactory Nerve (saraf kranial I)
Saraf yang berfungsi untuk merasakan bau (olfaction).
2. Optic Nerve (saraf kranial II)
Saraf yang berfungsi untuk mensubjekkan penglihatan dan reflex cahaya
pupil (afferent limb). Tidak termasuk SST.
3. Occulomotor Nerver (saraf III)
Saraf motoric yang berfungsi menggerakan mata, kontraksi pupil, dan
akomodasi.
4. Trochlear Nerve (IV)
Saraf yang berfungsi untuk inverasi otot oblique superior.
5. Trigeminal Nerve (saraf kranial V)
Saraf yang berfungsi untuk otot pengunyahan dan memediasi sensasi
umum dari wajah, mata, dan rongga hidung dan mulut.
6. Abducent Nerve (saraf kranial VI)
Saraf yang berfungsi untuk inervasi otot rektus lateral yang menggerakan
bola mata.

8
7. Facial Nerve (saraf kranial VII)
Saraf yang berfungsi untuk memediasi gerakan wajah, rasa, saliva, dan
lacrimasi.

8. Vestibulocochlear Nerve (saraf VII)


Saraf yang berperan dalam keseimbangan, bekerja sama dengan
cerebellum.
9. Glossopraryngeal Nerve (saraf kranial IX)
Saraf yang berfungsi memediasi rasa, salivasi, dan menelan (dengan saraf
kranial X dan saraf kranial XII)
10. Vagal Nerve (saraf kranial X)
Saraf yang berfungsi untuk menelan (dengan saraf kranial IX dan saraf
kranial XII), elevasi langit-langit dan rasa.
11. Accessory Nerve (saraf kranial XI)
Saraf yang berfungsi untuk memediasi pergerakan kepala dan bahu dan
inervasi otot laring.
12. Hypoglossal Nerve (saraf kranial XII)
Saraf yang berfungsi untuk memediasi pergerakan lidah.

2.3 Kelainan Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf


2.3.1 Hyperalgesia (hypersensitivity to pain)
Jalur saraf nyeri terkadang menjadi sangat berlebihan, yang menimbulkan
hyperalgesia. Kemungkinan penyebab hyperalgesia adalah sensitivitas
berlebihan dari reseptor rasa sakit, yang disebut hyperalgesia primer.
Contoh dari hyperalgesia ada sensitivitas ekstrem kulit yang terbakar sinar
matahari.
2.3.2 Herpes Zoster
Kadang-kadang herpesvirus menginfeksi ganglion akar dorsal. Infeksi ini
ini menyebabkan rasa sakit yang parah pada segmen dermatomal, sehingga
memunculkan jenis nyeri tertentu yang menyebar di seluruh tubuh.
Pernyakit ini disebut herpes zoster, karena erupsi kulit yang sering terjadi.

9
2.3.3 Tic Douloureux
Jenis nyeri yang menusuk kadang-kadang terjadi pada beberapa orang di
satu sisi wajah di daerah distribusi sensorik dari saraf kelima atau
kesembilan. Rasa sakitnya terasa seperti kejutan listrik tiba-tiba, dan itu
muncul hanya beberapa detik pada satu waktu atau mungkin terus
menerus.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
System saraf tepi banyak terdiri dari saraf, yang tertutup oleh akson,
saraf ini menghubungkan system saraf pusat dengan bagian lainnya pada
tubuh. Saraf tersebut mengirimkan sinyal dari otak yang disebut motor
atau saraf efferent, saat saraf tersebut mengirimkan informasi dari tubuh
ke system saraf pusat disebut sensori atau afferen. Sistem saraf tepi
dibagi menjadi dua subdivisi yaitu, autonomic nervous system dan
somatic nervous system. Sistem saraf otonom adalah system motoric
yang mengontrol dan meregulasi otot polos, otot jantung dan kelenjar.
System saraf otonom memiliki tiga divisi: simpatik, parasimpatik dan
enteric. Terdiri dari dua tipe saraf: neuron preganglionic dan neuron
postganglionic. Sistem saraf tepi terdiri dari 12 saraf kranial yaitu:
olfactory nerve, optic nerve, occulumotor nerve, trochlear nerve,
trigeminal nerve, abducent nerve, facial nerve, vestibulocochlear nerve,
glossopharyngeal nerve, vagal nerve, accessory nerve, dan hypoglossal
nerve. Pada system saraf tepi terdapat beberapa kelainan yaitu:
hyperalgesia, herpes zoster, dan tic douloreux.

10
DAFTAR PUSTAKA

Catala, M & Kubis, N. 2013. Gross Anatomy and Development of The Peripheral
Nervous System. Handbook of Clinical Neurology
Franklin, S. 2016. The Peripheral and Central Nervous System. University of
Kentucky: Lexington
James, D. 2008. Neuroanatomy (fouth edition). Wolters Kluwer: Philadelphia
John, E. 2011. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology (thirteenth
edition). Elsevier: Philadelphia
Katona, I & Weis, J. 2017. Diseases of The Peripheral Nerves. Elsevier
Parent, A. 2014. The Human Nervous System (third edition). Elsevier: San Diego
Rovira, A. 2017. Peripheral Nervous System Invovement In Multiple Sclerosis.
Sagepub.co.uk.
Vogel, H. Peripheral Nervous System. 2013. Drug Discovery and Evaluation

11

Anda mungkin juga menyukai