Anda di halaman 1dari 35

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF  

   REFERAT
FAKULTAS KEDOKTERAN                 SEPTEMBER
UNIVERSITAS PATTIMURA 2022

VERTIGO CENTRAL

Debi Anisa Reniurwarin


2016-83-064

Pembimbing:
dr. Samuel Wagiu Sp.S

DIBAWAKAN DALAM RANGKA


TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan cinta kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan referat ini guna
penyelesaian tugas kepaniteraan klinik pada bagian ilmu Penyakit Saraf dengan
judul referat “Vertigo Central”. Dalam penulisan referat ini, banyak pihak yang
turut terlibat untuk penyelesaiannya. Untuk itu penulis ingin berterima kasih
kepada :
1. dr. dr. Samuel Wagiu Sp.S selaku dokter spesialis pembimbing dalam
refarat ini, yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian referat ini.
2. Kedua orangtua penulis, kakak dan adik penulis yang selalu memberikan
semangat, doa yang tak henti-hentinya untuk penulis.
3. Semua pihak yang telah membantu serta memberi motivasi penulis dalam
menyelesaikan penulisan refarat ini.

Penulis manyadari bahwa sesungguhnya referat ini masih jauh dari


kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan banyak masukkan berupa
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perkembangan penulisan referat
dalam waktu yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih,
semoga referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

    Ambon, September 2022

                Penulis

DAFTAR ISI

II
KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBARiv

DAFTAR TABEL v

BAB I PENDAHULUAN 1

I.1 Latar Belakang 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2

II.1 SISTEM KESEIMBANGAN TUBUH 2

II.1.1 Pengertian Keseimbangan 2

II.1.2 Anatomi sistem Keseimbangan 2

II.1.3. Neurofisiologi Keseimbangan 8

II.1.4 Fisiologi Keseimbangan 8

II.2 DEFENISI VERTIGO 10

II.2.1. Defenisi 10

II.2.2 Epidemiologi 11

II.2.3 Etiologi 11

II.2.4 Patofisiologi Vertigo Sentral 13

II.2.5 Manifestasi Klinis dan Diagnosis 15

II.2.5.1 Anamnesis 17

II.2.5.2 Pemeriksaan fisik 17

II.2.5.3 Pemeriksaan Penunjang 23

III
II.2.6. Diagnosa Banding 24

II.2.7 Tatalaksana 2

II.2.8 Prognosis 27

BAB III PENUTUP 28

III.1 Kesimpulan 28

DAFTAR PUSTAKA 30

IV
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Vertigo merupakan suatu gejala yang biasanya ditandai dengan adanya


suatu perasaan/ilusi perubahan posisi dari tubuh atau dari posisi lingkungan
sekitar. Pasien dengan vertigo akan merasa tubuhnya atau lingkungannya berputar
atau adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh dan lingkungannya yang
disebabkan karena adanya gangguan keseimbangan tubuh. 1,5,6

Secara global prevalensi kejadian vertigo mencapai 7,4% dengan angka


rata-rata kejadian pertahun yaitu 1,4%. Kejadian vertigo di Amerika serikat
mencapai 800.000/orang pertahun dengan penyumbang kejadian terbanyak yaitu
Stroke Iskemik yang disebabkan oleh oklusi arteri serebelar inferior posterior atau
arteri vertebralis. Kasus migrain mencapai 12% pada populasi orang dewasa
dengan perbandingan 6% pada pria dan 18% pada wanita. Prevalensi umur diatas
40 untuk vertigo central pada negara ini mencapai 25% dengan prevalensi usia
terbanyak >40 tahun.8 Sedangkan di Indonesia belum ada data yang menjelaskan
tentang prevalensi vertigo di di Indonesia. Namun dikutip dari Jurnal Ascelepius
tahun 2020 menunjukan bahwam Indonesia mempunyai kejadian vertigo sangat
tinggi terutama pada usia 40-50 tahun sekitar 50% dan merupakan keluhan
normor tiga paling sering ditemukan pada penderita yang datang ke tempat
prakter dokter.8,9

Secara etiologi vertigo terbagi menjadi 2 yaitu vertigo perifer dan vertigo
central, dimana manifestasi dari keduanya dapat dibedakan dengan melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Begitupula manajemen
dari penatalaksanaan kedua tipe ini hampir sama. oleh karena itu tenaga medis
wajib mengetahui perbedaan keduanya. Namun, pada kesempatan ini refarat ini
akan menjelaskan terkait vertigo central.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 SISTEM KESEIMBANGAN TUBUH

II.1.1 Pengertian Keseimbangan

Keseimbangan diartikan sebagai suatu kemampuan tubuh untuk dapat

mempertahankan orientasi tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam hubungannya

dengan lingkungan sekitar. Ada tiga sistem yang paling berperan penting dalam

pengelolaan keseimbangan yaitu sistem vestibular (labirin), sistem propioseptik

(somatosensoris) serta sistem visual atau optic, ketiga sistem ini selanjutnya akan

terintegrasi di batang otak dan Cerebelum. Biasanya sistem vestibular akan

berfungsi untuk mempertahankan posisi saat berdiri, postur tubuh, koordinasi

gerakan tubuh, kepala serta mata dan fiksasi visual. Sistem vestibular terdiri atas

meliputi labirin (apparatus vestibular), nervus vestibularis dan vestibularis

central yang akan dibahas dalam anatomi sistem keseimbanagan dibawah ini : 1,2,3

II.1.2 Anatomi sistem Keseimbangan

A. Aparatus Sensoris Vestibular Perifer

Bagian telinga dalam merupakan bagian dari sensoris vestibular

perifer yang didalamnya terdapat Os petrosus (bagian dari Os.Temporalis),

Labirintus membranaseus (labirin yang tersusun atas membrane), dan

sensor Gerakan sistem vestibular yaitu sel rambut (hair cells). Bagian

lateralnya terdapat telinga tengah, sedangkan bagian medial Os Temporal

2
dan bagian posterior yaitu organ Coclea. Dapat dilihat pada gambar di

bawah ini :1,2

3
Gambar 1. Bagian Sensoris Vestibular Perifer
Sumber : Sutarni S, Malueka RG, Gofir A.Bunga Rampai Vertigo. Gadjah Mada
University Press.1st.2018

B. Nervus Vestibularis

Serabut nervus Vestibularis merupakan proyeksi aferen yang berasal

dari Neuron bipolar ganglion vestibularis (Scarpa) yang terletak pada

kanalis auditorik internal (internal audiotoric canal/IAC), IAC mendapatkan

informasi dari nervus vestibularis melalui sinyal aferen, pada IAC nervus

vestibularis kemudian akan bergabung dengan nervus coclearis

(pendengaran) dan bersamaan berjalan melalui petrous tulang temporal

sampai ke fossa posterior setingkat pons. Kemudian, IAC menuju ke ruang

subaracnoid dan memasuki batang otak pada sudut pontgomedularis yang

selanjutnya serabutnya akan menuju nucleus vestibularis yang terdapat

diantara labirin dan batang otak.2

4
Gambar 2. Distribusi Nervus Vestibulocochlearis
Sumber : Widyastuti K, Dwitasari MAD. Neurology batang otak.Fakultas Kedokteram
Universitas Udayana.2017
C. Bagian Vestibular Sentral

Bagian ini pada sistem keseimbangan berperan penting untuk

mengoordinasi dan mengintegrasi informasi yang berkaitan dengan gerakan

kepala dan tubuh serta untuk mengontrol jalur keluar dari Neuron Motoric

yang berpesan penting dalam menyesuaikan posisi mata, kepala, dan tubuh.

Adapula fungsi dan peran dari sistem vestibular central yaitu : 2,3

1. Membantu mempertahankan keseimbangan selama pergerakan

2. Mempertahankan posture

3. Mempertahankan tonus otot

Adupala dua bagian penting dari sistem vestibular central primer yaitu

Nucleus vestibular dan Cerebelum.

a. Fungsi nucleus vestibular adalah input utama vestibular atau prosesor

utama dan menerapkan koneksi langsung dan cepat antara informasi

yang masuk (aferen) dan keluar melalui neuron-neuron motoric (eferen).

5
Gambar 3. Nukleus Vestibularis
Sumber : Widyastuti K, Dwitasari MAD. Neurology batang otak.Fakultas
Kedokteram Universitas Udayana.2017
b. Cerebelum berfungsi sebagai prosesor adaptif yang memonitoring kinerja

dari vestibular serta mengatur ulang pengelolaan ulang vestibular central.

Cerebelum, bertanggung jawab atas koordinasi Gerakan, khususnya

Gerakan halus yang disadari, kontrol gait dan postur tubuh, serta regulasi

tonus otot. 4

a. b.

Gambar 4. a.Cerebellum. b.Nukleus Vestibularis


Sumber : a. Netter.Atlas Anatomi Manusia Bahasa Indonesia ED.6.2016
b. Brandt T, Dieterich M. The dizzy patient: don’t forget disorders
of the central vestibular system: Reviws. Neurologist.2017

Adapula kompleks Nukleus Vestibularis terdiri atas empat nucleus utama

(Gambar4.b), yaitu :5

1. Nukleus Vestibularis superior (dari Bechterew)

2. Nukleus Vestibularis medial (dari Schalbe)

3. Nukleus Vestibularis lateral (dari Deiters)

4. Nukleus Vestibularis Inferior/descending (dari Roller)

6
Gambar 5 : Hubungan Central Nervusvestibularis
Sumber: Sutarni S, Malueka RG, Gofir A.Bunga Rampai Vertigo. Gadjah Mada
University Press.1st.2018

7
II.1.3. Neurofisiologi Keseimbangan.

Adapun beberapa tahap yang akan di lewati saat terjadinya mekanisme

keseimbangan: 2,3,4

a. Tahap Transduksi

Pada tahap ini rangsangan Gerakan akan diubah oleh reseptor vestibular (

(haircell), kemudian reseptor visus (rod and cone) dan reseptor

proprioseptik akan diubah menjadi impuls saraf.

b. Tahap Transmisi

Di tahap ini, impuls yang di kirimkan oleh haircells akan diteruskan ke

otak melalui saraf aferen vestibular dengan bantuan NT-nya Glutamat.

c. Tahap Persepsi

Modulasi akan terjadi pada beberapa tempat,struktur di otak,

1. Intivestibular

2. Vestibulo serebelum

3. Inti ocular monitoring

4. Hipotalamus

II.1.4. Fisiologi Keseimbangan

Perjalanan informasi yang berkaitan dengan sistem keseimbangan akan

ditangkap oleh reseptor vestibur dan propioseptik. Reseptor vestibular memainkan

peran penting dari ketiga jenis reseptor ini. Arus informasi ini akan berlangsung

intensif, dan apabila ada gerakan atau adanya perubahan gerakan dari kepala atau

tubuh, maka hasil dari gerakan ini akan mengakibatkan terjadinya perpindahan

8
cairan endolimfe yang berada di labirin, kemudian akan diikuti dengan cila dari

rambut sel terjadi penekukkan, yang tekukan dari cilia ini kemudian menyebabkan

permeabilitas membrane sel menjadi berubah dan menimbulkan adanya

depolarisasi. Dimana depolaarisasi yang terjadi karena adanya ion kalsium yang

masuk ke dalam sel menyebabkan pelepasan NT eksitator (Glutamat) yang

selanjutnya akan meneruskan impuls sensoris ini melewati sarabut aferen

N.Vesibularis ke pusat-pusat tempat kesimbangan di otak. Pusat keseimbangan ini

yang pertama adalah inti vestibular yang menerima impuls aferen dari

propioseptik, visual serta vestibular. Kemudian, impuls ini akan dibawah ke

cerebellum yang merupakan pusat integrasi ke dua, yang berperan dalm

komparasi informasi yang sedang berlangsung dengan informasi gerakan yang

sudah lewat, oleh karena itu, memori gerakan yang pernah dilakukan di sebelum-

sebelumnya (masalalu) akan disimpan di area Vestibulocerebeli dan juga pusat

memori prefrontal korteks serebri.3,5,6

Gambar 6: Fisiologi Keseimbangan


Sumber : Iskandar Junaidi. Mencegah dan mengatasi sakit kepala : Tumor otak, vertigo,
meningitis,migrain.CV Andi Offset.2021
II.2 DEFENISI VERTIGO

Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang berarti memutar. Vertigo

merupakan suatu gejala yang biasanya ditandai dengan adanya suatu

9
perasaan/ilusi perubahan posisi dari tubuh atau dari posisi lingkungan sekitar.

Pasien dengan vertigo akan merasa tubuhnya atau lingkungannya berputar atau

adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh dan lingkungannya yang

disebabkan karena adanya gangguan keseimbangan tubuh. Berdasarkan lokasinya

vertigo dapat dibagi menjadi dua yaitu vertigo central dan vertigo perifer.

Adapula gambaran umum perbedaan kedua vertigo ini dapat dilihat dibawah ini:

(Tabel 1.)3,4,5,6

Tabel 1: Perbedaan Vertigo periver dengan sentral

Sumber : Iskandar Junaidi. Mencegah dan mengatasi sakit kepala : Tumor otak, vertigo,
meningitis,migrain.CV Andi Offset.2021

II.2.1 Vertigo Central

Verigo central merupakan vertigo yang disebabkan karena adanya suatu

gangguan/penyakit pada sistem saraf pusat yang berjalan sepanjang nucleus

vestibular di medulla oblongata hingga ocular motor nuclei dan pusat integrasi

seseorang yang terletak di mesenphalon hingga vestibulocerebellum, thalamus

dan korteks vestibular di tempopariental. 6,7

II.2.2 Epidemiologi
10
Secara global prevalensi kejadian vertigo mencapai 7,4% dengan angka

rata-rata kejadian pertahun yaitu 1,4%. Kejadian vertigo di Amerika serikat

mencapai 800.000/orang pertahun dengan penyumbang kejadian terbanyak yaitu

Stroke Iskemik yang disebabkan oleh oklusi arteri serebelar inferior posterior atau

arteri vertebralis. Kasus migrain mencapai 12% pada populasi orang dewasa

dengan perbandingan 6% pada pria dan 18% pada wanita. Prevalensi umur diatas

40 untuk vertigo central pada negara ini mencapai 25% dengan prevalensi usia

terbanyak >40 tahun.8

Sedangkan di Indonesia belum ada data yang menjelaskan tentang

prevalensi vertigo di di Indonesia. Namun dikutip dari Jurnal Ascelepius tahun

2020 menunjukan bahwa Indonesia mempunyai kejadian vertigo sangat tinggi

terutama pada usia 40-50 tahun sekitar 50% dan merupakan keluhan normor tiga

paling sering ditemukan pada penderita yang datang ke tempat prakter dokter.9

II.2.3 Etiologi

Penyebab atau etiologi dari vertigo central ditandai adanya lesi atau

penyakit pada berada pada sistem saraf pusat. Penyakit ini diantaranya migrain

basiller, stroke iskemik vertebrocerebral, massa pada sudut serebelopointing

seperti neuroma akustik dan tumor, ishemik vertebrobasilar dan trauma mekanik.

Adapula vertigo central yang berasal sejak lahir atau kongenital, dikenal dengan

nama Dandy Walker Syndrome .10,11,12,13

1. Migrain Bassiler dan Vestibular

11
Merupakan penyekit neurologis kronis paroksismal yang ditandai dengan

adanya gangguan jaringan otak yang kompleks, dimana hypothesis berkaitan

dengan trauma kepala atau genetic yang berkaitan dengan kerusakan arteri

Basillaris sehingga mengakibatkan terjadinya keluhan vertigo central.

Adapula migrain vestibular sering berkaitngan dengan vertigo.10,11

2. Stroke Iskemik Vertebrocerebral

Pasien dengan stroke cerebral akan mengakibatkan sumbatan pada arteri

cerebral anterior inferior dan posterior. Apabila sumbatan terjadi pada arteri

cerebral ini maka akan dibarengi dengan menurunkan atau menghilangnya

kemampuan audiovestibular 8,9,11

3. Massa pada sudut serebelopointing

Massa/tumor pada daerah ini akan mengakibatkan penekanan pada

N.Vestibular serta dextruksi jaras vestibuler yang berjalan lambat, sehingga

akan menggangu kesimbangan seseorang dn menimbulkan gejala vertigo.9,11

4. Dandy Walker Syndrome

Kelainan kongenital yang memiliki karakteristik adanya hipoplasi vermis

serebelum, dan terjadi dilatasi kistik ventrikel empat dan pembesaran fossa

posterior, baik disertai hidrosefalus atau tanpa hydrosefalus.8,12

II.2.4 Patofisiologi Vertigo Sentral

Setiap lesi yang mempengaruhi apparatus vestibular akan mengakibatkan

terjadinya sindroma vestibular yang sebagai konsekuensinya pasien akan

12
mengalami ketidakseimbangan tonus yang muncul gejala vertigo (pusing) sebagai

gejala utamanya. Ada dua macam sindrom klinis yang relevan yaitu :9,10

1. Spatial hemineglect

Terjadi apabila lesi terdapat di daerah thalamus atau di hemisfer

otak. Sindroma ini biasanya didapati pada pasien post-stroke. pasien

akan cenderung memposisikan badannya ke arah tubuh yang

mengalami kelemahan.9,10

2. The pusher syndrome. Trjadi apabila terdapat gangguan atau kerusakan di

bagian otak yang bertanggung jawab atas orientasi ruang. Hal ini

akan menyebabkan pasien tidak dapat mempersepsikan objek di salah

satu sisi.9,10

Alur Fisiologi Patofisiologi vertigo central


Sumber : Pricilia S, Kurniawan NS. Central Vertigo : Review Artikel. Journal pain : Headache
and Vertigo. 2021

13
ketika seseorang bergerak maka, fungsi vestibular sentral akan

mengaktifkan integrasi sensorimotor yang terdiri atas memori spasial,

orientasi, atensi, navigasi dan interaksi tubuh terhadap lingkungan. Oleh

karena itu, ketika ada kerusakan atau gangguan pada otak yang berfungsi

mempersepsikan impuls yang berkiatan dengan keseimbangan ini, maka

respon yang juga kan terganggu atau patologis.9,10

Gambar 7: Fisiologi Patofisiologi vertigo central


Sumber : Pricilia S, Kurniawan NS. Central Vertigo : Review Artikel. Journal pain : Headache
and Vertigo. 2021

14
Perubahan posisi dan gerak kepala yang diinformasikan melalui

sistem vestibular normalnya akan membuat mata tetap stabil ketika

memandang, yang dikenal dengan mekanisme VOR seperti gambar diatas.

Apabila terdapat gangguan pada salah satu komponen VOR misalnya batang

otak maka impuls yang diteruskan akan salah dipersepsikan. Akibatnya

pasien akan mengalami vertigo yang disertai dengan nistagmus dan

ketidakseimbangan postur tubuh.

II.2.5 MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS

Untuk mendiagnosis seseorang dengan vertigo, maka pasein bukan datang

dengan gejala pusing saja, tetapi pasien akan mengalami gejala somatic berupa

(nystagmus,Unstable),otonomik(pucat,peluh dingin,mual muntah dan pusing).

Vertigo central dapat didiagnosis denga melakukan anamnesis dan pemeriksaan

fisik:11,12,13,14

II.2.5.1 ANAMNESIS

Pada anamnesis harus ditanyakan apakah pusing yang dirasakan oleh

pasien terasa seperti berputar atau hanya merasa kepalanya ringan.

Selanjutnya perlu ditanyakan juga durasi, onset, frekuensi, keparahan dan

faktor yang memperberat vertigonya. Biasanya, vertigo sentral durasinya

lebih lama tetapi tingkat keparahannya tergolong ringan. Gejala lain yang

berhubungan dengan vertigo juga harus dieksplorasi seperti mual muntah,

sakit kepala, penurunan pendengaran, telinga terasa penuh dan tinnitus.

Riwayat penyakit juga perlu ditanyakan karena adanya risiko penyakit

15
jantung meningkatkan kejadian iskemia cerebrovaskular dan dapat

menyebabkan vertigo khususnya di usia tua dengan serangan spontan. Adapula

penyebab vertigo central dengan manifestasi klinisnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini : (Tabel.2)

16
Tabel 2: Manifestasi klinis penyebab vertigo central
Sumber : Pricilia S, Kurniawan NS. Central Vertigo : Review Artikel. Journal pain : Headache
and Vertigo. 2021

II.2.3.2 PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk membantu penegakan

diagnosis vertigo sentral yaitu “HINTS” yang memiliki kepanjangan Head

Impulse, Nystagmus dan Test of Skew : 11,13,15

1. Head Impuls

Gambar 8: Pemeriksaan Head Impuls


Sumber : Nelson J, Erik V. The Clinical differentiation of cerebellar infraction from
common vertigo syndromes.Western Journal of Emergency Medicine.Volume X. No
4.2019

17
Pemeriksaan yang pertama adalah horizontal head impulse.

Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara :13,14

1. Gerakkan kepala pasien dari sisi ke sisi dengan lembut, pastikan

otot leher rileks.

2. Kemudian minta pasien untuk terus melihat hidung pemeriksa saat

pemeriksa memutar kepalanya ke kiri dan ke kanan.

3. Putar kepala pasien 10-20° ke setiap sisi dengan cepat dan

kemudian kembali ke titik tengah.

Interpretasi : 11,12,13

Tes positif menunjukkan ada gangguan pada refleks vestibulo-

okular, sehingga mata bergerak dengan kepala, kemudian saccade

dengan cepat kembali ke titik fiksasi pada hidung pemeriksa ('saccade

korektif') serta pasien akan mengalami kesulitan fiksasi pada hidung

pemeriksa. Jika ada sakadik refiksasi (tes impuls kepala positif) ini

meyakinkan bahwa patologi kemungkinan besar merupakan masalah

dengan N.Vestibulocochlear di sisi ipsilateral yaitu perifer dan bukan

sentral yang artnya bahwa apabila hasilnya normal maka vertigonya

adalah tipe sentral. 13

Head impulse test memiliki angka sensitivitas sebesar 11.1% dan

spesifisitas sebesar 100% dalam membedakan central vestibular disorder

dengan vestibular migraine.11,13,14

18
2. Pemeriksaan Nistagmus dengan Manuver Dix-Hallpike.

Gambar 9: Pemeriksaan Nistagmus


Sumber : Nelson J, Erik V. The Clinical differentiation of cerebellar infraction from
common vertigo syndromes.Western Journal of Emergency Medicine.Volume X. No
4.2019

Pemeriksaan Nistagmus ini dilakukan dengan Manuver Dix-

Hallpike. dilakukan dengan cara pemeriksa memutarkan kepala pasien

sekitar 45 derajat ke salah satu sisi, setelah itu pasien kemudian berbaring

dengan kepala menggantung yang dapat ditumpu sambil kepalanya

dipegang oleh pemeriksa.11,13,14

19
Kemudian pada saat yang sama pemeriksa memperhatikan apakah

ada atau tidaknya nistagmus pada mata pasien, serta menanyakan apakah

pasien merasa pusing ataukah tidak. Posisi ini dipertahankan selama 30

detik, Namun apabila tidak ada respon dari pasien maka pemeriksaan ini

dapat dipertahankan selama 1 menit. Hasilnya dikatakan positif

apabila pasien mengeluh pusing dan didapatkan adanya nystagmus

pada mata pasien.11,13,14

Apabila saat pemeriksaan didapatkan Nistagmus pasien adalah

horizontal, pure torsional atau pure vertical, ada perubahan arah, dapat

berubah arah dengan konvergensi, dapat berubah arah atau

intensitas dengan perubahan posisi kepala atau mata. Maka, pasien

mengarah ke Vertigo central. 11,13,14

3. Test Of Skew

20
Gambar 10. Pemeriksaan Test Of Skew
Sumber : Oisth Stanley, Jones Lindsay, Maza E.Vertigo.Lecturi : Active Matery of
Medical Consept..2022
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara meminta pasien melihat

ke arah hidung pemeriksa. Sementara itu, kedua mata pasien kanan dan

kiri ditutup secara bergantian dengan cepat. Setelah itu, diamati apakah

mata pasien bergerak untuk kembali sejajar lagi. Apabila hasilnya

ada ketidak sejajaran vertikal pada mata maka mengindikasikan

adanya vertigo sentral.11,13,14,15

Tabel 2: Membedakan vertigo perifer vs sentral menggunakan pemeriksaan HINT.


Sumber : Oisth Stanley, Jones Lindsay, Maza E.Vertigo.Lecturi : Active Matery of
Medical Consept..2022

Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti tes Romberg.

Tes Romberg ini dikatakan positif apabila pasien dapat mempertahankan

keseimbangannya dalam mata terbuka. Ketika tes ini dilakukan dan pasien

jatuh ke satu sisi baik dengan mata terbuka maupun tertutup maka kelainannya

dapat dipastikan berada di serebelum. Apabila gejala lebih sugestif mengarah

21
pada vertigo sentral, maka pemeriksaan neurologis perlu dilakukan. Tanda-

tanda disfungsi serebelum seperti disdiadokinesia, dismetria, disartria dan

ataksia harus dieksplorasi. Pemeriksaan Tandem gait juga dapat dilakukan,

apabila ditemukan kelainan serebral maka pasien akan jatuh, namun apabila

kelainannya di organ vestibular pasien akan berjalan menyimpan.16,17

Gambar 11. Pemeriksaan Romberg sign


Sumber : J, Cronovich H Forbes.Romberg test.2022
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563187/

22
Gambar 11. Pemeriksaan Tandem gait
Sumber : Menz H.B et all. Effect of Indoor Footwear on balance and gait patterns in
community-dwelling older.Gerontology.2017
II.2.5.3.Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu

penegakan diagnosis vertigo sentral antara lain : 18,19,20

1. (Audiological Testing) Pemeriksaan pendengaran.

Pemeriksaan ini dapat mengetahui ada tidaknya penurunan fungsi

pendengaran pada pasien dengan vertigo.

2. Caloric Testing

dilakukan untuk mengevaluasi fungsi dari labirin untuk membantu

membedakan vertigo yang terjadi termasuk tipe perifer atau

sentral.

3. Pemeriksaan Radiologis merupakan alat investigasi yang penting

apabila didapatkan kecurigaan penyebab vertigo adalah di sentral.

Gejala klinis seperti vertigo yang terjadi tiba-tiba dan tidak

diprovokasi oleh perubahan posisi, berhubungan dengan sakit kepala

baru di daerah oksipital, berhubungan dengan ketulian tetapi tidak ada

riwayat Meniere disease, vertigo akut dengan head Impulse test normal,

dan berhubungan dengan tanda neurologis sentral seperti ataksia

trunkal merupakan pertimbangan untuk segera dilakukan pemeriksaan

radiologis. MRI lebih direkomendasikan ketika pasien memiliki

kecurigaan penyakit seperti sklerosis multipel, infark vaskular,

atau tumor di serebelopontin. CT-scan lebih direkomendasikan

23
untuk mendeteksi adanya abnormalitas tulang petrosa atau

perdarahan serebelum dan sebagai alat untuk follow upvertigo yang

diinduksi trauma.

II.2.6. Diagnosa Banding

Diagnosa banding vertigo central dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

24
Tabel 4: Diagnosa Banding
Sumber : Pricilia S, Kurniawan NS. Central Vertigo : Review Artikel. Journal pain : Headache
and Vertigo. 2021

II.2.7 TATALAKSANA

1. Tatalaksana serangan akute vertigo

Serangan akut vertigo apapun penyebabnya pada prinsipnya akan

menghilang sendiri dalam 24-48 jam, hal ini di sebabkan karena adanya

kompensasi tubuh yang diperankan oleh batang otak. Selama fase akut,

terapi suportif seperti tirah baring serta pemberian obat-obatan vestibular

blocking agents dapat mengurangi gejala yang dirasakan. Kombinasi dari

antihistamin dan antiemetik adalah kombinasi obat yang biasanya dapat di

gunakan untuk memperbaiki gejala ini.11,18,19

25
Tabel 5: Farmakologi
Sumber : Pricilia S, Kurniawan NS. Central Vertigo : Review Artikel. Journal pain : Headache
and Vertigo. 2021
2. Tatalaksana Spesifik sesuai penyebab

Penyebab vertigo sentral yang berbahaya adalah stroke. Kondisi ini

umum terjadi khususnya pada pasien yang memiliki faktor risiko

kardiovaskular. Manajemen yang dapat dilakukan adalah melakukan

rujukan ke rumah sakit dengan segera dan melakukan pemeriksaan

radiologis. Modifikasi faktor risiko kardiovaskular dan terapi antikoagulan

dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut. Untuk mengatasi

vertigo yang disebabkan oleh migrain vestibular dapat diberikan profilaksis

migrain yaitu agonis reseptor serotonin (obat golongan Triptan). Apabila

penyebabnya berupa tumor atau kelainan seperti Dandy Walker Syndrome

maka tindakan operatif dapat dipertimbangkan.

Pada vertigo juga dapat dilakukan rehabilitasi untuk mengatasi

intolerasi gerak dan masalah keseimbangan pada pasien apabila penyakit

yang mendasari sudah tidak menimbulkan masalah. Tujuan dari rehabilitasi

ini adalah meningkatkan stabilitas gaze, meningkatkan stabilitas postur

tubuh, mencegah vertigo, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam

melakukan aktivitas sehari-hari. Rehabilitasi ini memfasilitasi perbaikan

dari mekanisme keseimbangan yang meliputi adaptasi, substitusi,

somatosensorik dan strategi postural

26
II.2.8 PROGNOSIS

Pada Umumnya pasien dengan vertigo sentral umumnya memiliki prognosis

yang baik, dengan catatan apabila atau selama penyakit penyebabnya bisa

dikendalikan. Salah satunya pengendalian ini dapat dilakukan dengan modifikasi

faktor risiko dan rutin mengonsumsi obat. 11,19

Vertigo sentral yang disebabkan oleh stroke lebih berbahaya dan apabila

tidak dilakukan penanganan dengan segera akan berdampak buruk pada fisiologis

tubuh pasien. Pada pasien yang melakukan rehabilitasi keseimbangan dengan

teratur akan terbentuk perbaikan yang signifikan pada keseimbangan tubuh dan

pandangan mata.11,20

27
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Verigo central merupakan vertigo yang disebabkan karena adanya suatu

gangguan/penyakit pada sistem saraf pusat yang berjalan sepanjang nucleus

vestibular di medulla oblongata hingga ocular motor nuclei dan pusat integrasi

seseorang yang terletak di mesenphalon hingga vestibulocerebellum, thalamus

dan korteks vestibular di tempopariental.

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk membantu penegakan

diagnosis vertigo sentral yaitu “HINTS” yang memiliki kepanjangan Head

Impulse, Nystagmus dan Test of Skew, dapat pula dilakuakan tes lainnya untuk

menentukan penyebab vertigo seperti tes Romberg dan lain-lain. Adapula

pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan antara lain tes pendengaran/auditory

untuk mengecek pendengaran pasien, pemeriksaan radiologi lainnya untuk

mengetahui penyebab spesifik seperti MRI.

Kombinasi dari antihistamin dan antiemetik adalah dua jenis obat yang

dapat diberikan untuk menangani kasus yang akute selain tirah baring, adapula

tatalaksana spesifik dapat di berikan pengobatan sesuai penyebab. Prognosis pada

umumnya baik apabila ditangani dengan cepat dan tepat.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Sutarni S, Malueka RG, Gofir A.Bunga Rampai Vertigo. Gadjah Mada

University Press.1st.2018

2. Widyastuti K, Dwitasari MAD. Neurology batang otak.Fakultas

Kedokteram Universitas Udayana.2017

3. Iskandar Junaidi. Mencegah dan mengatasi sakit kepala : Tumor otak,

vertigo, meningitis,migrain.CV Andi Offset.2021

4. Netter.Atlas Anatomi Manusia Bahasa Indonesia ED.6.2016

5. Brandt T, Dieterich M. The dizzy patient: don’t forget disorders of the

central vestibular system: Reviws. Neurologist.2017

6. Kusumastuti R, Sutarni S. Sindrome Vertigo Central Sebagai Manifestasi

Klinis Stroke Vertebrobasillar Pada Pasien Pemphigus Vulgaris. Bagian

Neurologi Fakultas Kedokteran Gadjah Mada.Vol 03, No 1.2016

7. Damayanti R, Dafif MW, Kurniawan NS, Munir B, et all. Dandy-Walker

Variant (DWV) in 70 Years old woman with disquilibrium and central

vertigo: A case report. Jurnal of Pain:Headache and vertigo.2020

8. Lui F, Foris LA, Willner K, et al. Central Vertigo. [Updated 2022 Jul 4].

In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022

Jan-

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441861/.2022

29
9. Amin M, Lestari AY. Pengalaman pasien vertigo di wilayah kerja

puskesmas lingkar timur, Asclepius J.2020

10. Hilton DB, Shermetaro C. Migraine-Associated Vertigo. [Updated 2022

16 september]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):

StatPearlsPublishing;2022.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK5078

59/.2022

11. Pricilia S, Kurniawan NS. Central Vertigo : Review Artikel. Journal pain :

Headache and Vertigo. 2021

12. Tukirtani Hatim. Dandy-Walker-Syndrome. Journal of Taibah Univesity

Medical Sciencess. Taibah Univerrity.2022

13. Nelson J, Erik V. The Clinical differentiation of cerebellar infraction from

common vertigo syndromes.Western Journal of Emergency

Medicine.Volume X. No 4.2019

14. Oisth Stanley, Jones Lindsay, Maza E.Vertigo.Lecturi : Active Matery of

Medical Consept.2022

15. Hohnen Harry. The Head Impuls, Nistagmus, Test of Skew (HINTS)

Examination.Neurogical examination.2022.

16. J Cronovich H Forbes.Romberg test. 2022.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563187/2022.

17. Menz H.B et all. Effect of Indoor Footwear on balance and gait patterns in

community-dwelling older.Gerontology.2017

30
18. Soemarmo,Penuntun Neurologi. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.

2015

19. Zwergal A, et all. Cerebellar Dizziness and Vertigo : Etiologies,

diagnostic, Assesment and treatment. 2019

20. Ranali P. An Overwiew of central Vertigo Disorders : Diagnosis and

Treatment. Otorhinolaryngol.2019

31

Anda mungkin juga menyukai