2. AKHMADI, A.Md.Kep
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
karena itu, segala kritikan dan saran yang bersifat kontruktif dari pembaca
budi baik dari semua pihak diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga apa yang kami kami susun ini dapat bermanfaat bagi
Wassalamu’alaikumwr. Wb.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................2
C. TUJUAN..........................................................................................................................2
BAB II
PRMBAHASAN...........................................................................................................................4
A. TINJAUAN TEORI/ KONSEP PENYAKIT BAYI BERAT BADAN LAHIR
RENDAH..................................................................................................................................4
1. Definisi...........................................................................................................................4
2. Etiologi...........................................................................................................................4
3. Patofisioligi....................................................................................................................6
4. Manifestasi Klinis.........................................................................................................8
5. Klasifikasi......................................................................................................................9
6. Penatalaksanaan Medis..............................................................................................10
7. Komplikasi BBLR.......................................................................................................11
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR
RENDAH
1. Pengkajian...................................................................................................................12
2. Diagnosa Keperawatan...............................................................................................16
3. Intervensi.....................................................................................................................17
4. Implementasi...............................................................................................................24
5. Evaluasi........................................................................................................................24
BAB III
PENUTUP...................................................................................................................................26
1. KESIMPULAN...............................................................................................................26
2. SARAN............................................................................................................................27
II
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Patient Safety adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi
lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(DEPKES-RI, 2008). Ruang lingkup sistem patient safety meliputi: assesment risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi
untuk mencegah meminimalkan tindakan risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
Memasuki era globalisasi dan persaingan bebas, diperlukan peningkatan mutu dalam
segala bidang, salah satunya melalui akreditasi Rumah Sakit menuju kualitas pelayanan
Internasional. Dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI khususnya Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan memilih dan menetapkan sistem akreditasi yang mengacu pada standar
Joint Commission International (JCI) yang setelah diidentifikasi, diperoleh standar yang
paling relevan terkait dengan mutu pelayanan rumah sakit yaitu Internasional Patient
Safety Goals (sasaran internasional keselamatan pasien) rumah sakit yang meliputi 6
indikator, salah satunya adalah identify patient correctly (Kemenkes RI, 2011).
Sejak tahun 2012, akreditasi RS mulai beralih dan berorientasi pada paradigma baru
dimana penilaian akreditasi didasarkan pada pelayanan berfokus pada pasien. Keselamatan
pasien menjadi indikator standar utama penilaian akreditasi baru yang dikenal dengan
mutu pelayanan kesehatan. Fokus tentang keselamatan pasien ini didorong oleh masih
tingginya angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau Adverse Event dirumah sakit baik
secara global maupun nasional (KKP-RS 2006). World Health Organization (WHO) pada
tahun 2004 mengumpulkan angka– angka penelitian rumah sakit di berbagai Negara :
Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan KTD dengan rentang 3.2 – 16,6%.
Laporan Insiden Keselamatan Pasien di Indonesia berdasarkan jenisnya dari 145 insiden
yang dilaporkan didapatkan KNC sebanyak 69 kasus (47,6%), KTD sebanyak 67 kasus
(46,2%), dan lain-lain sebanyak 9 kasus (6,2%). Walaupun telah ada laporan insiden yang
diperoleh, perhitungan kejadian yang berhubungan dengan keselamatan pasien masih sangat
Rumah sakit merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan. Rumah sakit
sebagai pusat rujukan dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu
organisasi yang sangat kompleks karena padat modal, padat teknologi, padat karya,
padat profesi, padat sistem, padat mutu, serta padat risiko. Dengan berkembangnya ilmu dan
teknologi pelayanan kesehatan di rumah sakit maka tingkat kompleksitas semakin tinggi
sehingga tidak mengejutkan bila kejadian tidak diharapkan (KTD) akan sering terjadi dan
setiap rumah sakit wajib mengikuti akreditasi sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan.
Peningkatan mutu rumah sakit sendiri dilakukan melalui standarisasi dan akreditasi rumah
sakit, dan evaluasi mutu pelayanan rumah sakit dilakukan melalui program akreditasi serta
penilaian indikator klinis serta peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yang
Akreditasi rumah sakit wajib dilakukan secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali.
Saat ini standar yang dipakai adalah standar akreditasi baru tahun 2012 berdasarkan standar
dari Joint Commission International (JCI). Standar baru ini diaplikasikan pada pelayanan
berfokus pada pasien serta kesinambungan pelayanan dan menjadikan keselamatan pasien
Patient safety sampai saat ini telah menjadi perhatian besar di seluruh dunia.
Masyarakat menuntut pelayanan kesehatan, yang tidak hanya berkualitas namun juga
sistem yang membuat asuhan pasien menjadi lebih aman (Depkes, 2008). Para pengambil
prioritas pertama pelayanan. Program patient safety merupakan suatu hal yang jauh lebih
B. RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
jenis Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), dan Kejadian
BAB II
PRMBAHASAN
1. DEFINISI
a. Keselamatan/ Safety
Keselamatan/ Safety yaitu Pasien bebas dari harm/ cedera yang tidak seharusnya terjadi
atau bebas dari harm yang potensial akan terjadi (penyakit, cedera fisik/ sosial/ psikologis,
cacat, kematian dll), terkait dengan pelayanan kesehatan. Yang dimaksud dengan
keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu Rumah Sakit yang
memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di dalamnya asesmen risiko,
identifikasi, dan manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk
mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. (Penjelasan UU 44/2009 tentang RS
pasal 43).
b. Keselamatan Pasien RS/ Hospital Patient Safety
Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
c. Insiden Keselamatan Pasien (IKP)/ Patient Safety Incident
Insiden Keselamatan Pasien (IKP)/ Patient Safety Incident adalah setiap kejadian atau
situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera,
cacat, kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
2. JENIS INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
a. Kondisi Potensial Cidera (KPC)/ Reportable Circumstance
Kejadian potensial cidera harus dilaporkan dari unit pelayanan rumah sakit ke PMKP
dalam waktu maksimal 2x24 jam, setelah terjadinya insiden, dengan melengkapi formulir
laporan Kondisi Potensial Cidera (KPC).
a) Kondisi Potensial Cidera (KPC)/ Reportable Circumstance, antara lain:
1) SDM
Contoh: HD yang sangat sibuk tetapi jumlah staf kurang.
2) Alat Medis
Contoh: Penempatan defibrilator stanbay di IGD ternyata di ketahui bahwa alat
tersebut rusak, ventilator di ICU rusak tetapi belum dipakai pasien.
3) Alat non medis
Contoh: tempat tidur tanpa pengaman, oksigen tanpa rantai pengaman dan lain-lain.
TESIS ANALISIS PELAPORAN INSIDEN.... HERU SUSWOJO
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
4) Obat
Contoh: obat kewaspadaan tinggi ruangan tanpa label obat elektrolit konsentrat
tanpa label dan tidak sesuai dengan penepatannya.
5) Bangunan
Contoh: kamar mandi licin, kamar mandi tidak ada tempat pegangan pasien.
b. Kejadian Nyaris Cidera (KNC)/ Near Miss (Close Call)
a) Kejadian Nyaris Cidera (KNC)/ Near Miss (Close Call) harus di laporkan
dari unit pelayanan rumah sakit ke Komite PMKP dalam waktu maksimal
2x24 jam setelah terjadinya insiden, dengan melengkapi formulir laporan
insiden .
b) Kejadian Nyaris Cidera (KNC)/ Near Miss (Close Call), antara lain:
pengobatan, identifikasi, tindakan invasif, diet, transfusi, radiologi,
laboratorium
c) Kejadian Nyaris Cidera (KNC) dengan hasil grading matrix/grading resiko
dengan bands biru dan hijau dilakukan investigasi sederhana.
d) Kejadian Nyaris Cidera(KNC)/ Near Miss (Close Call) yang hasil grading
matrix/ grading resiko dengan bands kuning dan merah, dilakukan RCA
(Root Cause Analisis).
c. Kejadian Tidak Cidera (KTC)/ No Harm Incident
a) Kejadian tidak cidera (KTC)/ No Harm Incident harus di laporkan dari unit
pelayanan rumah sakit ke Komite PMKP dalam waktu maksimal 2x24 jam
setelah terjadinya insiden, dengan melengkapi formulir laporan insiden .
b) Insiden dibawah ini dapat menjadi KNC bila belum sampai terpapar ke pasien
sehingga tidak menyebabkan cedera, meliputi :
Tabel 2.1 Insiden yang Bisa Menjadi KNC Bila Belum Sampai Terpapar Ke
Pasien Sehingga Tidak Menyebabkan Cedera
No Pelayanan Insiden
Gawat Darurat Kesalahan identifikasi kegawat daruratan
1.
Kesalahan identifikasi pasien
Kesalahan identifikasi pasien
2. Kamar Operasi Kesalahan jenis operasi
Kesalahan menyiapkan instrumen
Insiden operasi dengan kekurangan darah
Insiden kesalahan diagnosa pra operasi
3. Ruang Intensif Insiden keslahan seting ventilator
Insiden kesalahan menghitung tetesan infus
Insiden kesalahan pemberin obat
Insiden kesalahan pemberian informasi kondisi
pasien kepada dokter
Insiden kesalahan persiapan operasi
Insiden kesalahan dosis obat
Kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang
Insiden kesalahan tranfusi
Tidak terpasangnya pengamantempat tidur
4. Rawat Inap pada pasien berisiko jatuh
Kesalahan memberikan informasi kondisi
c) Kejadian tidak cidera (KTC)/ No Harm Incident dengan hasil grading matrix/
grading resiko dengan bands biru dan hijau dilakukan investigasi sederhana.
d) Kejadian tidak cidera (KTC)/ No Harm Incident yang hasil grading matrix/
grading resiko dengan bands kuning dan merah, dilakukan RCA (Root Cause
Analysis).
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse event
a) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse event harus dilaporkan dari unit
pelayanan rumah sakit ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit dalam
waktu maksimal 2x24 jam setelah terjadinya insiden, dengan melengkapi
formulir laporan insiden .
b) Contoh Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse event antara lainsebagai
berikut :
1) Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai untuk rumah sakit
2) Semua kejadian serius akibat efek samping obat, jika sesuai dan
sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit
3) Semua kesalahan pengobatan yang signifikan jika sesuai
4) Semua perbedaan besar antara diagnosis praoperasi dan diagnosis pasca
operasi.
5) Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau mendalam
dan pemakaian anestesi
6) Kejadian-kejadian lain; misalnya, infeksi yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan atau wabah penyakit menular sebagaimana yang didefinisikan
oleh rumah sakit (IDO, dll)
c) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse event dengan hasil grading matrix/
grading resiko dengan bands biru dan hijau di lakukan investigasi sederhana.
d) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse event dengan hasil grading matrix/
grading resiko dengan bands kuning dan merah, dilakukan RCA (Root Cause
Analisis).
e. Kejadian Sentinel/ Sentinel Event
a) Kejadian sentinel harus dilaporkan dari unit pelayanan rumah sakit ke Komite
PMKP dalam waktu maksimal 1x24 jam setelah terjadinya insiden, dengan
melengkapi formulir laporan insiden
b) Kejadan sentinel yang harus di laporkan antara lain :
1. Kematian yang tidak diduga termasuk, dan tidak tidak terbatas hanya, :
Kematian yang tidak terantisipasi yang tidak berhubungan dengan proses
penyakit. (contoh, kematian setelah infeksi pasca operasi atau emboli paru
paru) ; Kematian bayi aterm; dan Bunuh diri
2. Kehilangan permanen dari fungsi fisiologis pasien yang tidak berhubungan
dengan proses penyakit.
3. Salah lokasi, prosedur dan salah pasien saat pembedahan.
4. Penculikan bayi, salah identifikasi bayi
5. Kekerasan/ perkosaan di tempat kerja yang mengakibatkan kematian, cacat
permanen, dan kasus bunuh diri di rumah sakit.
6. Terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat transfusi darah atau
produk darah atau transplantasi organ atau jaringan
c) Hasil laporan dilakukan RCA (Root Cause Analisis) oleh Komite PMKP dan
TESIS ANALISIS PELAPORAN INSIDEN.... HERU SUSWOJO
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
unit terkait.
terjadi.
Setelah nilai Dampak dan Probabilitas diketahui, dimasukkan dalam Tabel Matriks
Grading Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.
1. SKOR RISIKO
SKOR RISIKO = Dampak x Probabilitas
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu : Biru,
Hijau, Kuning dan Merah. Warna "bands" akan menentukan Investigasi yang akan
dilakukan : (tabel 3.3)
TESIS ANALISIS PELAPORAN INSIDEN.... HERU SUSWOJO
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1
3
Contoh : Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal, kejadian seperti ini
di RS X terjadi pada 2 tahun yang lalu
Nilai dampak : 5 (katastropik) karena pasien meninggal
Nilai probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena pernah terjadi 2 thn lalu
Skoring Risiko : 5 x 3 = 15
Warna Bands : Merah (ekstrim)
Extreme (sangat Risiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45 hari membutuhkan
tinggi) tindakan segera, perhatian sampai ke Direktur,
Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari Kaji dengan detil &
High (tinggi)
perlu tindakan segera serta membutuhkan perhatian top manajemen,
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Keselamatan/ Safety yaitu Pasien bebas dari harm/ cedera yang tidak
seharusnya terjadi atau bebas dari harm yang potensial akan terjadi (penyakit,
cedera fisik/ sosial/ psikologis, cacat, kematian dll), terkait dengan pelayanan
proses dalam suatu Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih
terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Budiarti, Tri. (2011). Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta, Trans Info Media.
Debora, O. (2013). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik (2nd ed;P.P Lestari,
Medika
Rahardjo. (2014). Dampak Masalah Pada Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah.
WIB.
Marni, Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Prasekolah.
Matondang, dkk. 2013. Diagnosis Fisik pada Anak. Jakarta: CV Aung Seto.
Muslihatun, NW. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Antika & Cahyo. (2010). Berat Badan Lahir Rendah. Medical Book : Yogyakarta
Minarti. (2010). Ilmu Teori Perkembangan Psikoseksual & Psikososial Anak. EGC.
Jakarta.
Proverawati, Atikah. (2010). Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta, Nuha Medika.
Jakarta Wong L.D. (2010). Buku Ajar Keperawatan Neonatus. EGC, Jakarta
Maternity, D., Arum, DA., Nita,E (2018). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita