Anda di halaman 1dari 14

PRINSIP DAN KONSEP KESELAMATAN

PASIEN SERTA PENGARUH FAKTOR


LINGKUNGAN DAN
MANUSIA PADA KESELAMATAN


KELOMPOK 2

BRAINIA LOGI ANSHARI P27820820010


HERU NURMANSAH P27820820023
LELA ANDIKA SARI P27820820028
RAHMA AMALIA SYAFITRI P27820820044
Konsep Keselamatan Pasien ( Patient Safety)


Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS) mendefinisikan
keselamatan pasien sebagai bebas dari cedera (harm) yang seharusnya tidak
terjadi atau potensial cedera akibat dari pelayanan kesehatan yang
disebabkan error yang meliputi kegagalan suatu perencanaan atau
memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan (Wardhani, 2017
Tujuan penerapan sistem keselamatan pasien di rumah sakit antara
lain:
 Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
 Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
 Menurunnya Kejadian Tak Diharapkan (KTD)
 Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD
Apa Manfaat Program Keselamatan Pasien ???


Program keselamatan pasien ini memberikan berbagai manfaat bagi
rumah
sakit antara lain:

 Adanya kecenderungan “Green Product” produk yang aman di bidang industri


lain
 Rumah Sakit yang menerapkan keselamatan pasien akan lebih mendominasi
pasar jasa bagi Perusahaan-perusahaan dan Asuransi-asuransi dan
menggunakan Rumah Sakit tersebut sebagai provider kesehatan
karyawan/klien mereka, dan kemudian di ikuti oleh masyarakat untuk
mencari
 Rumah Sakit yang aman.
 Kegiatan Rumah Sakit akan lebih memukuskan diri dalam kawasan
keselamatan pasien.
Standart Keselamatan Pasien


Menurut Kemenkes RI (2015), standar keselamatan pasien terdiri dari tujuh
standar, yaitu :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien Rumah Sakit
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien :
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.
Indikator Keselamatan Pasien


Indikator mutu layanan keperawatan yang sensitif terhadap staffing pada saat ini
secara terus menerus dikembangkan. Mulai tahun 2007, WHO Collaborating Center For
Patient Safety berupaya menetapkan Sembilan Solusi keselamatan pasien untuk
mempermudah pendeteksian terjadinya masalah pada keselamatan pasien diRumah
Sakit, yaitu :
(1) Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike medication
names).
(2) Pastikan Identifikasi pasien,
(3) Komunikasi secara benar saat serah terima pasien,
(4) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar,
(5) Kendalikan cairan elektrolit pekat,
(6) Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan,
(7) Hindari salah cateter dan salah sambung gelamng,
(8) Gunakan alat injeksi sekali pakai, dan
(9) Tingkatkan kebersihan tangan unuk pencegahan infeksi nosocomial.
Sasaran Keselamatan Pasien


 Sasaran I : Mengidentifikasi Pasien dengan Tepat
 Sasaran II : Peningkatan Komunikasi yang efektif
 Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu di
waspadai
 Sasaran IV : Mengurangi Risiko Salah Lokasi, Salah Pasien,
Dan Salah Tindakan Operasi
 Sasaran V : Mengurangi Risiko Infeksi
 Sasaran VI: Mengurangi Risiko Pasien Jatuh
Pengaruh Faktor Lingkungan dan Manusia pada
Keselamatan Pasien


Faktor Lingkungan: Faktor Faktor Manusia:
 Pencahayaan / penerangan  Human factor
 Kebisingan  Pengetahuan yang diperlukan
 Suhu udara  Hubungan antara Human Factor
 Siklus udara ( ventilasi ) dengan Keselamatan Pasien. Dua actor
 Bau-bauan dengan dampak paling banyak adala
 Getaran mekanis kelelahan dan stress. Ada bukti ilmiah
yang kuat yang menghubungkan
kelelahan dan penurunan kinerja
sehigga menjadikan factor risiko
dalam keselamatan pasien.
Skenario Kasus

Pasien jatuh dari ranjang di duga keteledoran perawat
Pamekasan- Seorang pasien bernama amyani (66) jatuh dari ranjang
sehingga tangan kirinya patah. Korban asal desa Poto’an Daya, Pamekasan,
Madura ini dirawat di RSUD Pamekasan. Diduga jatuhnya pasien yang
akan menjalani operasi payudara itu karena keteledoran perawat. Kini,
nenek 5 orang cucu itu terbaring lemah dengan lengan kiri di gip. Kini
Amyani terpaksa mennggu lebih lama untuk menjalani operasi, lantaran
harus menunggu lengannya yang patah itu sembuh.
“Karena keteledoran perawat, kami sekeluarga harus mengeluarkan biaya
lebih besar” sambat Dedy, putra bungsu Amyani yang ditemui di RSUD
Pamekasan saat menunggu Amyani di Ruang 3A Zal D, Selasa (19/7/2011).
Musibah yang menimpa Amyani itu berawal dari perintah seorang oknum
perawat yang meminta Amyani pindah ranjang karena akan dibersihkan.
Skenario Kasus

Usai menyuruh pindah, sang perawat keluar ruangan. Sepeninggal sang
perawat Amyani yang kondisi fisiknya lemah berusaha turun ranjang
untuk pindah. Sedetik kemudian tubuh Amyani terjatuh dengan lengan
kirinya patah. Sekitar 10 menit tubuh Amyani tergolek di lantai Ruang 3A,
yang memang hanya terisi 5 pasien tanpa seorangpun pengunjung. “Saat
ibu terjatuh, seluruh pengunjung ada di luar ruangan karena akan ada
visite dokter” sambung Dedi.
Secara terpisah, Direktur RSUD Pamekasan dr. Iri Agus Zubairi
membenarkan adanya pasien alami lengan patah karena terjatuh dari
ranjang. Pihaknya telah menegur sang perawat, “Saya akui ada beberapa
perawat yang masih kurang profesional dalam melayani pasien, itu
sebabnya saya terus melakukan pembinaan ke dalam” pungkas dr. Iri yang
juga pemilik RS Larasati.
ANALISA KASUS


Dalam kasus ini pada poin ke 6 yaitu pengurangan risiko pasien jatuh
belum terlaksana dengan baik. Karena keteledoran oknum perawat yang
tidak menjalankan prosudur SOP dalam Pencegahan Cedera pada Pasien
Resiko Jatuh dengan benar. Hal ini membuktikan adanya factor manusia
yang berpengaruh penting terhadap keselamatan pasien, ketika tenaga medis
yang dipekerjakan berdasarkan skill yang mumpuni, pengetahuan yang
sesuai dibutuhkan, motivasi kerja yang bagus, dan bersertifikasi tentunya
akan memberikan pelayanan yang maksimal bagi klien.
Seperti penelitian dari Futriani (2018), dalam penelitiannya yang
berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Penerapan Standar
Keselamatan Pasien Di Instalasi Perawatan Intensif “, menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan dan sikap perawat
dengan kualitas penerapan standart keselamatan pasien.
ANALISA KASUS


Namun dalam kasus ini selain dari factor manusianya perlunya ditinjau juga
dari factor lingkungan, dimana factor lingkungan juga memiliki peran penting
dalam menunjang keselamatan pasien. Factor lingkungan dibagi menjadi 2 yaitu
lingkungan fisik dan non fisik (Nuryanti & Taufiqurrahman, 2015). Dari segi
lingkungan fisik perlu ditinjau kembali kualitas bed pasien, apakah pengaman
dan pengunci masih berfungsi atau tidak, rumah sakit memiliki gelang identitas
untuk pasien dengan riskan jatuh, adanya label (segitiga kuning) pada bed untuk
pasien riskan jatuh dan bel pemanggil di dekat bed pasien. Semua fasilitas
menunjang untuk menjamin keselamatan pada pasien.
Lingkungan non fisik, contohnya adalah menciptakan suasana dimana
keselamatan adalah sebagai budaya melalui pengaplikasian, monitoring dan
evaluasi yang berkelanjutan. Menciptakan motivasi bagi para perawat pelaksana
untuk bekerja dengan tanggung jawab, teliti dan profesionalitas, memberikan
beban kerja yang sesuai sehingga akan menghindari stress perawat yang
berhujung pada sikap malas, teledor dan tidak profesionalitas.
ANALISA KASUS


Faktor manusia dan lingkungan saling melengkapi dan berpengaruh satu sama
lain sehingga untuk dapat melaksanakan keselamatan pasien, khususnya pada
kasus jatuhnya pasien hingga membuat cidera perlunya meningkatkan kwalitas
dari factor manusia dan lingkungannya. Menurut Partinah (2017), untuk
mendukung keselamatan pasien khususnya pada poin mencegah resiko pasien
jatuh maka perlu melakukan prosedur berikut:
 Melakukan pengkajian dengan Penilaian MFS
 Pemasangan gelang resiko
 Pemasangan label segitiga kuning
 Mendekatkan barang yang sering diperlukan pasien kedekat pasien. Meja
adalah sarana yang diperlukan pasien guna menaruh barang atau keperluan
yang sering kali dibutuhkan pasien agar pasien merasa lebih mudah mencukupi
kebutuhannya dikala sedang ada keterbatasan gerak.
 Merendahkan tempat tidur
 Pemasangan pagar pengaman tempat tidur
PENUTUP


 Kesimpulan
Berdasarkan skenario kasus diatas dapat disimpulkan bahwa dalam kasus
standart keselamatan pasien belum berjalan dengan baik dari segi faktor
lingkungan maupun dari faktor manusia (perawat) dalam upaya mencegah
pasien jatuh. Kelalaian perawat dengan tidak membantu pasien dalam
memindahkan pasien ke antar kasur (bed) juga menjadi salah satu faktor
dalam resiko pasien jatuh.
 Saran
Diharapkan kepada rumah sakit dan perawat meningkatkan dalam melihat,
mencegah, dan mengaplikasikan keselamatan pasien terhadap resiko jatuh
sehingga tidak terjadi kejadian yang tidak diharapkan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai