Disusun Oleh :
ALFAYU PUTRI T. P27820820002
BELLA RARA W. P27820820009
DIANA SHINDY V. P27820820014
FEBRIYAN ARIYADI P27820820018
HALLISA'TU ZAHRO P27820820021
HERU NURMANSAH P27820820023
IKE KAMILATUL I. P27820820025
LELA ANDIKA SARI P27820820028
NINDYA RAMA P. R. C. P27820820035
PUTRI ALVIANITA P27820820043
RAHMA AMALIA S. P27820820044
i
DAFTAR ISI
COVER MAKALAH
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan ............................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Keperawatan Gawat Darurat........................................................3
2.2 Analisis jurnal ............................................................................................17
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................28
3.2 Saran.............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 29
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tindakan keperawatan gawat darurat merupakan rangkaian kegiatan
yang sistematis dan profesional, cepat dan tepat yang diberikan kepada pasien
yang dilaksanakan oleh perawat yang kompeten. Kondisi gawat darurat yang
sering muncul pada suatu insiden atupun bencana yang seringkali tidak
terprediksi jumlah korbanya dan tindakannya yang harus dilakukan menjadi
salah satu keterbatasan sumber daya ( Zubaidah dkk, 2019). Namun dari
banyak kekurangan yang ada konsep dan proses keperawatan gawat darurat
terus berbenah dan berkembang mengikuti perkembangan zaman yang ada.
Keperawatan kegawatdaruratan sendiri secara holistik harus
memberikan pelayanan secara utuh, baik secara fisik, mental, sosial dan
spiritul diberikan secara seimbang. Dalam segala aspek semua mempengaruhi
layanan dari kasus kegawatdarurat, yang secara holistik menuju tanggap dan
tepat. Maka dari itu faktor teknologi yang berkembang tentunya memiliki
pengaruh terhadap pelayanan kegawat daruratan. Hal ini harus diaplikaskan
dan dikembangkan oleh pelaku dalam pelayanan kegawatdarutan ini.
Pada zaman sekarang, berkembang teknologi industri 4.0, yaitu
perkembangan teknologi dimana dalam segala aspek pemenuhan kebutuhan
kehidupan manusia sudah dalam sistem digitalisasi yang terkoneksi satu sama
lain. Hal ini sudah masuk dalam semua aspek kehidupan termasuk dalam
bidang Kesehatan. Perkembangan revolusi industry 4.0 akan mendorong
system Kesehatan akan berpusat pada pasien atau patient-centic (Fonna,
2019).
Sesuai yang dikatakan oleh ketua umum Indonesia Healthcare forum
(IndoHCF), Dr. dr. Supriyantoro dalam wawancaranya di berita warta
online Wartaekonomi.co.id, Digitalisasi sudah masuk ke seluruh lini
kehidupan masyarakat. Tentunya untuk sektor pelayanan kesehatan yang
lebih baik kita perlu berbagai macam inovasi kesehatan dengan suntikan
teknologi terbaik, Layanan kesehatan masyarakat pun dapat diperoleh
dengan mudah dan murah serta penanganan pasien lebih berkualitas.
1
2
PEMBAHASAN
3
4
kedalam unit atau bagian gawat darurat (UGD) bukan berarti tidak
diperdulikan.
2. UGD (Unit Gawat Darurat)
UGD merupakan unit atau bagian yang memberikan pelayanan
gawat darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut atau
mengalami kecelakaan. Seperti pada kasus diatas pada klien A, ia
mengalami suatu kecelakaan yang mengakibatkan cedera tulang
belakang dengan demikian yang meski dibawa ke UGD adalah yang
klien A yang mengalami kecelakaan tersebut.
2.1.5 Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Pelayanan keperawatan gawat darurat meliputi pelayanan yang
ditujukan kepada pasien gawat darurat yaitu pasien yang tiba-tiba
berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam
nyawanya/ anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolongan secara cepat dan tepat.
1. Peran, fungsi dan kewenangan perawat
a. Peran dan fungsi perawat gawat darurat
Peran dan tanggung jawab sebagai “First Responder”
First Responder/Orang yang merespon pertama kali adalah
orang yang terlatih secara medis yang datang pertama kali ke
lokasi kejadian gawat darurat.
1) Pra Rumah Sakit
a) Segera merespon untuk datang ke lokasi kejadian.
b) Melindungi diri sendiri.
c) Melindungi pasien dan lokasi dari kemungkinan
bahaya lebih lanjut.
d) Memanggil bantuan yang tepat (pemadam kebakaran,
tim SAR, polisi, dll)
e) Lakukan pengkajian terhadap pasien.
f) Lakukan perawatan dan tindakan emergency yang
dibutuhkan
g) Pindahkan pasien jika diperlukan
8
2. Pasal 2
Ayat I: Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau
implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki
fungsi tubuh.
Ayat 2: Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Ayat 3: Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
3. Pasal 3
Ayat I: Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah
dan/atau masyarakat.
Ayat II: Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan.
12
4. Pasal 4
Ayat I: Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan
pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.
Ayat II: Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian
kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal
mungkin.
Ayat III : Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas
penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi
lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk
dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya
2.1.8 Ketentuan Pidana
Pasal 190
Ayat II: Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan terjadinya kecacatan dan/atau kematian,
pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga
kesehatan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
13
2. Softskills
Pada era ini, yang mutlak di butuhkan para pekerja untuk bisa
menghadapi perubahan pada 2020 dan seterusnya, terutama karena
adanya industri 4.0 keahlihan tersebut diantaranya pemecahan masalah
yang kompleks, berpikir kritis, kreativitas, manajemen manusia,
berkoordinasi dengan orang lain, kecerdasan emosional, penilaian dan
pengambilan keputusan, berorientasi service, negosiasi dan feksibilitas
kognitif.
3. Hardskills
1. Komputasi awan ( cloud computing)
2. Kecerdasan buatan (artifical inteligance)
3. Analisa sebab akibat (analytical reasoning
4. 4. Manjemen sumber daya manusia (people management)
ANALISA JURNAL 1
A. ANALISA JURNAL
1) JUDUL
Pemanfaatan Expert System Untuk Penentuan Kegawatdaruratan Pasien
Balita Di IGD.
2) PENELITI
Andik Jatmiko, Joan Santoso, dan Hendrawan Armanto.
3) RINGKASAN JURNAL
Perlu kita ketahui perubahan pola akan pelayanan kesehatan mengalami
pergeseran yang sangat draktis semenjak di berlakukannya program JKN.
Hal itu yang dialami oleh beberapa rumah sakit baik rumah sakit
pemerintah maupun swasta. Dari laporan semester 1 pada tahun 2018
Rumah Sakit islam Jemursari Surabaya menerima rata rata kunjungan per
bulan rawat jalan sebanyak 26.953 pasien, instalasi gawat darurat 4.219
pasien dan rawat inap 1.852 yang mana rata rata kunjungan mengalami
peningkatan kurang lebih 25% dari periode sebelumnya. Dengan adanya
peningkatan tersebut rumah sakit berupaya untuk menjaga kwalitas
pelayanan agar sesuai standart yang telah di tentukan. Terutama untuk
instalasi gawat darutat sangat menjadi prioritas utama.
4) TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas expert system untuk
penentuan kegawatdaruratan pasien balita di IGD Rumah Sakit Islam
Jemursari Surabaya
18
4) OUTCOME
Manfaat penelitian ini adalah untuk meringankan kerja petugas medis
dan bagi keluarga pasien dalam mengakses informasi tentang tingkat
kegawatan pasien. Selain itu tenaga medis dapat dengan mudah
menentukan implentasi pada pasien. Kecepatan dalam penggunaan
sistem ini sangat cepat sekitar 1 – 2 menit, sehingga user segera dapat
mengetahui hasil peridiksi kegawatan dari alat tersebut. Dengan tingkat
keakuratan 82,4%. Hasil penelitian pada kategori level 5 apabila bukan
tergolong dalam kategori kasus emergency rumah sakit maka dapat
memberlakukan pasien tersebut agar di arahkan ke poli umum, sehingga
dapat menekan jumlah antrian kunjungan di IGD.
20
ANALISIS JURNAL 2
A. RINGKASAN JURNAL
1. JUDUL
The Role Of Fifth-Generation Mobile Technology In Prehospital
Emergency Care: An Opportunity To Support Paramedics
2. PENELITI
Hyunmin Kima,f, Sung-Woo Kimb , Eunjeong Park , Ji Hoon Kimd,
HyukJae Chang
3. RINGKASAN JURNAL
Teknologi dan mekanisme baru telah dikembangkan dan
digunakan dalam sistem EMS untuk meningkatkannya, terutama di negara
maju. Misalnya, di Amerika Serikat (AS), Sistem Informasi EMS Nasional
telah dikembangkan . Ini bertujuan untuk meningkatkan perawatan pasien
dengan melayani sebagai database EMS nasional standar. . Selain itu, di
Kanada, Layanan Ambulans British Columbia dikembangkan dan
diterapkan untuk meningkatkan sistem EMS; Khususnya, ia mengandalkan
layanan e-ambulans dan sistem pencatatan dan pelaporan elektronik yang
memanfaatkan telematika . Selain itu, belakangan ini, minat terhadap file
penggunaan teknologi seluler generasi kelima (5 G) dalam sistem EMS.
Menurut Persatuan Telekomunikasi Internasional [7] Teknologi 5 G telah
mengantarkan era baru konektivitas yang cepat dan kinerja berkualitas
tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam
Ada bukti yang menunjukkan bahwa teknologi broadband (yaitu, 4
G / 5 G) dapat lebih mendukung atau meningkatkan EMS yang disediakan
sebagai telemedicine berbasis ambulans [ 20 , 21 ] dan melalui unit stroke
21
7) COMPARATION
Tidak ada jurnal pembanding.
8) OUTCOME
Upaya substansial telah diambil untuk menggunakan teknologi dan
mekanisme inovatif (termasuk teknologi 5 G) untuk meningkatkan sistem
EMS. Paramedis memainkan peran penting dalam pengiriman perawatan
darurat pra-rumah sakit. Dalam hal ini, teknologi 5G dapat memfasilitasi
proses perawatan dan, akibatnya, meningkatkan hasil pasien karena memiliki
fitur menguntungkan berikut: jaringan berkecepatan tinggi dan lebih luas,
komunikasi latensi rendah yang sangat andal, serta privasi dan keamanan
yang ditingkatkan. Namun, EMS berbasis 5 G memiliki beberapa
tantangan dan masalah, seperti berikut ini peraturan terbatas dan masalah
privasi dan keamanan tentang pengiriman / berbagi informasi pasien melalui
jaringan 5 G tidak cukup bukti kuat yang menjadi landasan kebijakan
yang bertujuan untuk mereformasi sistem EMS menggunakan teknologi
5 G dapat didirikan dan kurangnya akses ke jaringan 5 G di banyak
daerah pedesaan yang secara medis kurang terlayani dan terpencil.
Masalah ini harus ditangani oleh pembuat kebijakan, pengembang teknologi,
praktisi, dan pemangku kepentingan lainnya. Sementara ada harapan yang
berkembang tentang potensi dampak 5 G dalam perawatan kesehatan
dalam hal peningkatan kualitas dan hasil, solusi AI selanjutnya dapat
dipertimbangkan untuk mendukung atau meningkatkan perawatan pasien
dengan lebih baik dengan memberikan perawatan yang lebih relevan dan
24
PENUTUP
3.1 Simpulan
darurat menjadi luas, kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau
kegiatan yang sistematis dan profesional, cepat dan tepat yang diberikan
gawat darurat yang sering muncul pada suatu insiden atupun bencana yang
2019).
3.2 Saran
Kami sadar bahwa makalah yan kami susun masih banyak terdapat
kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari
25
DAFTAR PUSTAKA
Zubaidah, M., I., Rusdiana, Pusparina L., & Norfitri, R., 2019. Caring dan
Confort perawat Dalam Kegawatdaruratan. Yogjakarta: DEEPUBLISH.
Fonna, N. 2019. Pengembangan Revolusi Industri 4.0 dalam Berbagai Bidang.
Jakarta: Guepedia.
Saepulloh, Rahmat. 2019. Jawab Tantangan Revolusi Industri 4.0, Pelayanan
Kesehatan Butuh Inovasi. (Daring)
https://www.wartaekonomi.co.id/read255934/jawab-tantangan-revolusi-
industri-40-pelayanan-kesehatan-butuh-inovasi. Diakses tanggal 3 Oktober
2020.
Jatmiko A, Santoso J, dan Armanto H. (2018). Pemanfaatan Expert System Untuk
Penentuan Kegawatdaruratan Pasien Balita di IGD. Applied Technology
and Computing Science Journal, Vol. 1, No. 2, December 2018.
Kim et al., 2020 The Role of Fiffth-generation Mobile Technology in Prehospital
Emergency Care: An Opportunity to Support Paramedics. Volume 9, Issue
1, March 2020, Pages 109-114,
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2211883720300022
Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Herkutanto. 2010.
Aspek Pelayanan Gawat Darurat. Maj Kedokteran Indonesia. 57:2
26