Anda di halaman 1dari 9

PERAN PERAWAT DALAM MENERAPKAN SASARAN

KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


Josephine Tamara Gloria
josephinetamara18@gmail.com

LATAR BELAKANG untuk terjadinya kesalahan pelayanan yang


Rumah sakit merupakan layanan jasa dapat berakibat terhadap keselamatan
yang memiliki peran penting bagi pasien.
kehidupan masyarakat. Rumah sakit Banyaknya jenis obat, jenis
merupakan tempat yang sangat kompleks pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah
yang terdapat berbagai macam obat, tes pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup
dan prosedur, banyak alat dengan besar terutama untuk tenaga perawat yang
teknologinya, berbagai jenis tenaga profesi memiliki jumlah terbesar dalam jumlah
dan non profesi yang siap memberikan kepegawaian rumah sakit, merupakan hal
pelayanan pasien 24 jam terus menerus. yang potensial bagi terjadinya kesalahan
Mutu layanan kesehatan dapat medis (​medical errors​). ​Medical error
didefinisikan sebagai derajat adalah ​The failure of a planned action to
kesempurnaan pelayanan rumah sakit be completed as intended (i.e., error of
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat execusion) or the use of a wrong plan to
akan pelayanan kesehatan yang sesuai achieve an aim (i.e., error of planning)
standar profesi dan standar pelayanan (Institute of Medicine,1999:38)​. Kesalahan
dengan menggunakan sumber daya yang medis merupakan sebagai suatu kegagalan
tersedia di rumah sakit secara wajar, tindakan medis yang sebelumnya telah
efisien, dan efektif serta diberikan secara direncanakan. Kesalahan yang terjadi
aman dan memuaskan sesuai dengan dalam proses asuhan medis ini akan
norma, etika, hukum, dan sosio budaya mengakibatkan atau cedera pada pasien,
dengan memperhatikan keterbatasan dan bisa berupa Near Miss atau Adverse Event
kemampuan rumah sakit dan masyarakat (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
(Pedoman mutu pelayanan rumah sakit, Tenaga perawat merupakan tenaga
1994:4). Keberagaman dan kerutinan profesional yang berperan penting dalam
pelayanan tersebut apabila tidak dikelola fungsi rumah sakit. Hal tersebut
dengan baik dapat menimbulkan peluang didasarkan atas jumlah tenaga perawat
sebagai porsi terbesar didalam pelayanan Artikel ataupun jurnal yang
rumah sakit. Dalam menjalankan digunakan pada literature review ini
fungsinya, perawat merupakan staf yang adalah artikel atau jurnal yang didapatkan
memiliki kontak terbanyak dengan pasien. dari ​google scholar dan ​google book yang
Perawat juga merupakan bagian dari suatu diterbitkan selama 8 tahun terakhir
tim, yang didalamnya terdapat berbagai penerbitan. Dalam mencari ​literature
profesional lain seperti dokter. Luasnya review​, menggunakan kata kunci peran
peran perawat memungkinkannya perawat dalam menerapkan sasaran
terjadinya risiko kesalahan pelayanan. keselamatan pasien di rumah sakit
Hal-hal tersebut menempatkan peran
perawat sebagai komponen penting dalam HASIL
pelaporan kesalahan pelayanan dalam Keselamatan pasien merupakan istilah
pengembangan program keselamatan yang saat ini cukup populer dalam
pasien di rumah sakit. Oleh karena itu pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien
perlu digali berbagai faktor yang dapat merupakan suatu sistem dimana rumah
mempengaruhi perawat dalam melaporkan sakit atau pelayanan kesehatan membuat
kesalahan pelayanan. Kesalahan praktek asuhan pasien menjadi lebih aman,
keperawatan dapat terjadi dalam tahap mencegah terjadinya cedera yang
pengkajian keperawatan, diagnosa disebabkan oleh kesalahan akibat
keperawatan, perencanaan keperawatan, melaksanakan suatu tindakan atau tidak
pelaksanaan perencanaan keperawatan, mengambil tindakan yang seharusnya
evaluasi atau penilaian proses diambil.
keperawatan. Keselamatan Pasien adalah paradigma
yang menjadi sangat penting untuk
METODE dijadikan dasar dalam memberikan
Metode yang digunakan oleh penulis pelayanan. Keselamatan pasien
adalah ​literature review d​ engan cara didefinisikan sebagai suatu sistem dimana
melakukan analisis, eksplorasi, dan kajian Rumah Sakit membuat asuhan pasien lebih
bebas dari berbagai jurnal, ​text book,​ aman yang meliputi asesmen risiko,
maupun ​e-book yang relevan dan identifikasi dan pengelolaan hal yang
berkaitan dengan materi pembelajaran berhubungan dengan risiko pasien,
yaitu peran perawat dalam menerapkan pelaporan dan analisis insiden,
sasaran keselamatan pasien di rumah sakit kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk risiko infeksi; dan pencegahan risiko
meminimalkan timbulnya risiko dan pasien jatuh (Depkes, 2008).
mencegah terjadinya cedera yang Keberhasilan penerapan keselamatan
disebabkan oleh kesalahan akibat pasien ini menjadi tanggung jawab seluruh
melaksanakan suatu tindakan atau tidak komponen dalam rumah sakit termasuk
mengambil tinda-kan yang seharusnya perawat. Perawat merupakan tenaga
diambil (Kemkes, 2011). Pentingnya kesehatan yang selalu mendampingi pasien
paradigm ini dapat dilihat dalam empat sehingga sangat berisiko melakukan
pasal yang disampaikan dalam kelalaian yang dapat menyebabkan pasien
Undang-Undang Rumah Sakit. cedera bahkan mencapai angka 86%
Pelayanan kesehatan di rumah sakit (Maryam, 2009). Disisi lain, perawat
merupakan pemenuhan kebutuhan dari merupakan garda terdepan dalam
pemakai jasa pelayanan ( pasien) yang menjamin keselamatan pasien terutama
mengharapkan, Penyembuhan dan pada pasien rawat inap karena perawat
pemulihan yang berkualitas dan pelaksana memiliki kuantitas kontak
penyediaan pelayanan kesehatan yang dengan pasien paling banyak dibandingkan
nyaman dan aman. Peran perawat adalah tenaga kesehatan yang lain.
untuk membantu individu, sakit atau sehat,
dalam kinerja aktivitas yang menunjang
pada kesehatan dan pemulihannya PEMBAHASAN
atau pada kematian yang tenang Isu keselamatan pasien melahirkan
(International Council of Nurses, 1973). paradigma baru tentang mutu pelayanan.
Pelaksanaan keselamatan pasien di Mutu pelayanan yang baik saja tidak
Indonesia masih belum optimal, terbukti cukup berarti bagi pasien tanpa
dari banyaknya kasus malpraktek yang memperhatikan bagaimana derajat unsur
dilaporkan oleh media massa. Keselamatan resiko dan keselamatan yang diterima oleh
pasien dilaksanakan demi tercapainya 6 pasien. Tinggi rendahnya mutu sebanding
sasaran keselamatan pasien antara lain: dengan tingkat ketersediaan fasilitas
ketepatan identifikasi pasien; peningkatan pelayanan, untuk mencapai keseimbangan
komunikasi yang efektif; peningkatan terbaik antara risiko dan manfaat
keamanan obat yang perlu diwaspadai; keselamatan yang diterima oleh pasien
keamanan tindakan bedah; pencegahan Keselamatan (safety) telah menjadi isu
global termasuk juga untuk rumah sakit.
Menurut Nursalam (2011:307),
Keselamatan pasien (patient safety) dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah
merupakan suatu variabel untuk mengukur mendorong peningkatan spesifik dalam
dan mengevaluasi kualitas pelayanan keselamatan pasien. Sasaran ini menyoroti
keperawatan yang berdampak terhadap area yang bermasalah dalam pelayanan
pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien kesehatan dan menguraikan tentang solusi
adalah keadaan pasien bebas dari cedera atas konsensus berbasis bukti dan keahlian
yang tidak seharusnya terjadi atau bebas terhadap permasalahan ini.
dari cedera yang potensial akan terjadi Ada enam sasaran keselamatan pasien
(penyakit, cedera fisik/sosial psikologis, yaitu Ketepatan identifikasi pasien;
cacat, kematian) terkait dengan pelayanan Peningkatan komunikasi yang efektif;
kesehatan (Depkes, 2008). Program Peningkatan keamanan obat yang perlu
keselamatan pasien bertujuan menurunkan diwaspadai; Kepastian tepat lokasi,
angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
yang sering terjadi pada pasien selama Pengurangan risiko infeksi terkait
dirawat di rumah sakit sehingga sangat pelayanan kesehatan; dan Pengurangan
merugikan baik pasien sendiri dan pihak risiko pasien jatuh (Permenkes Nomor
rumah sakit. 1691, 2011).
Dalam kode etik keperawatan Perawat sebagai tenaga kesehatan
disebutkan bahwa perawat memiliki yang jumlahnya terbesar di rumah sakit
tanggung jawab agar senantiasa (sebesar 40–60%) memiliki jobdesk yang
memelihara mutu pelayanan keperawatan dituntut untuk selalu menerapkan 6
yang tinggi disertai kejujuran profesional Sasaran Keselamatan Pasien sehingga
yang menerapkan pengetahuan serta memiliki peran kunci dalam menentukan
keterampilan keperawatan sesuai dengan keberhasilan akreditasi JCI tingkat
kebutuhan klien. Dalam hubungannya paripurna. Sikap perawat dalam
dengan teman sejawat, perawat mendukung penerapan 6 Sasaran
berkewajiban melindungi klien dari tenaga Keselamatan Pasien sangat diutamakan
kesehatan yang memberikan pelayanan untuk menjamin keselamatan pasien.
kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis Asuhan keperawatan memiliki peran yang
dan ilegal sangat penting dalam mencegah KTD yang
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) terjadi pada pasien dan lingkungan
menjadi indikator standar dasar yang keperawatan. Jasa perawat dibutuhkan
utama dalam penilaian Akreditasi Rumah selama 24 jam oleh pasien sehingga
Sakit versi 2012 (KARS, 2013). Maksud memiliki waktu kontak paling banyak
dibanding tenaga kesehatan lain untuk berkontribuksi. Faktor berkontribusi
berhubungan dengan pasien. terhadap hal ini menurut Henriksen (2008)
Standar keselamatan pasien tersebut dipengaruhi oleh faktor karakteristik
terdiri dari: (a) Hak pasien (b). Mendidik individu meliputi pengetahuan, tingkat
pasien dan keluarga (c) Keselamatan pendidikan, usia dan pengalaman kerja dan
pasien dan kesinambungan pelayanan, (d). faktor sifat dasar pekerjaan meliputi alur
Penggunaan metoda-metoda peningkatan atau cara kerja, beban kerja/jam kerja,
kinerja untuk Melakukan evaluasi dan kerja sama tim, kompleksitas pekerjaan,
program peningkatan keselamatan pasien, kemampuan kognitif.
(e). Peran kepemimpinan dalam Faktor pengetahuan sangat
meningkatkan keselamatan pasien, (f) mempengaruhi kemampuan individu
Mendidik staf tentang keselamatan pasien, tersebut dalam melakukan tindakan yang
(g). Komunikasi merupakan kunci bagi tidak menimbulkan resiko terhadap
staf untuk mencapai keselamatan Pasien keselamatan pasien. Menurut Cahyono
Hal yang dapat menyebabkan (2008) bahwa pengetahuan sumber daya
kecelakaan pasien adalah: (a) Kesalahan manusia termasuk perawat merupakan hal
dalam mengidentifikasi pasien, (b) berhubungan dengan komitmen yang
Komunikasi yang tidak efektif, (c) sangat diperlukan dalam upaya untuk
Penggunaan obat high alert yang tidak membangun budaya keselamatan pasien.
aman, (d) Tidak tepat lokasi, prosedur, dan Faktor tingkat pendidikan diyakini bahwa
pasien operasi, (e). Pencegahan risiko semakin tinggi tingkat pendidikan maka
infeksi yang buruk, (f). Pencegahan pasien semakin besar keinginan untuk
jatuh yang buruk. memanfaatkan pengetahuan dan
The Institute of Medicine (IOM) ​pada keterampilan (Siagian, 1997). Faktor usia
tahun 2000 mengemukakan dua peran perawat juga menjadi alasan terjadinya
perawat dalam keselamatan pasien yaitu resiko ataupun kesalahan. Robbins (2003)
memelihara keselamatan melalui berpendapat bahwa kinerja dan
transformasi lingkungan keperawatan yang produktivitas menurun dengan semakin
lebih mendukung keselamatan pasien dan meningkatnya usia. Faktor pengalaman
peran perawat dalam keselamatan pasien kerja perawat merupakan hal berpontesi
melalui penerapan standar keperawatan menimbulkan cedera. Menurut Robbins
terkini. Penyebab keselamatan pasien (2003) bahwa ada hubungan positif antara
merupakan hal yang sangat komplek dan senioritas dengan produktivitas pekerjaan.
dipengaruhi oleh banyak faktor yang
Faktor beban kerja bisa bersifat yang disampaikan oleh perawat ke
kuantitatif bila yang dihitung berdasarkan dokter dapat akurat dan tepat,
banyaknya/jumlah tindakan keperawatan dalam rangka pengambilan
yang diberikan untuk memenuhi keputusan terhadap situasi klinis
kebutuhan pasien. Perawat yang jam yang dihadapi pasien, dapat
kerjanya diperpanjang dilaporkan lebih menggunakan standarisasi
sering melakukan kesalahan dan komunikasi melalui metode
mengalami kejadian pasien jatuh pada saat Situation Background Assessment
mereka berdinas (Sochalski, 2004). Recommendation (SBAR).
Dalam meningkatkan keselamatan 3. Peningkatan Keamanan Obat yang
pasien di rumah terdapat beberapa faktor Perlu Diwaspadai
yang dapat dilakukan : Obat-obatan menjadi bagian dari
1. Identifikasi Pasien rencana pengobatan pasien,
Ketersediaan gelang identitas manajemen harus berperan secara
sangat diperlukan untuk kritis untuk memastikan
memastikan identitas pasien. keselamatan pasien. Obat-obatan
Ketidaksediaan gelang identitas yang perlu diwaspadai (high alert
pasien di rumah sakit sangat medications) adalah obat yang
berisiko terjadi kesalahan dalam sering menyebabkan terjadinya
mengidentifikasi pasien pada saat kesalahan serius (sentinel event).
tindakan, prosedur diagnostik, dan Obat yang berisiko tinggi
terapeutik menyebabkan dampak yang tidak
2. Meningkatkan Komunikasi efektif diinginkan seperti obat-obatan
Komunikasi efektif yang tepat yang terlihat mirip Nama Obat
waktu, akurat, lengkap jelas dan Rupa Mirip (NORUM) atau Look
dipahami oleh pasien akan Alike Sound Alike (LASA)
mengurangi kesalahan dan dapat 4. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat
meningkatkan keselamatan pasien. Prosedur dan Tepat Pasien Operasi
Komunikasi dapat berbentuk lisan Operasi adalah sesuatu yang
dan tertulis. Komunikasi yang mengkhawatirkan dan tidak jarang
mudah terjadi kesalahan terjadi di rumah sakit. Kesalahan
kebanyakan terjadi pada saat ini merupakan akibat dari
perintah diberikan secara lisan atau komunikasi yang tidak efektif
melalui telepon. Agar informasi antara anggota tim bedah,
kurang/tidak melibatkan pasien di yang dianggap berisiko tinggi
dalam penandaan lokasi (site jatuh. Lokasi spesifik dapat
marking) dan tidak ada prosedur menyebabkan risiko jatuh
untuk verifikasi lokasi operasi. bertambah karena layanan yang
5. Pengurangan Risiko Infeksi Pelayanan diberikan. Misalnya, terapi fisik
Kesehatan (rawat jalan dan rawat inap)
Pokok dari eliminasi infeksi adalah memiliki banyak peralatan spesifik
cuci tangan (hand hygiene) yang digunakan pasien yang dapat
tepat. Pedoman hand hygiene yang menambah risiko pasien jatuh
berlaku secara internasional bisa seperti parallel bars, freestanding
diperoleh dari World Health staircases, dan peralatan lain untuk
Organization (WHO), rumah sakit latihan.
mempunyai proses kolaboratif
untuk mengembangkan kebijakan PENUTUP
dan/atau prosedur yang Rumah Sakit merupakan institusi
menyesuaikan atau mengadopsi pelayanan kesehatan yang
pedoman hand hygiene yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
diterima secara umum untuk secara paripurna yang memiliki risiko
implementasi pedoman itu di tinggi terhadap keselamatan pasien,
rumah sakit pendamping pasien, pengunjung, maupun
6. Mengurangi Risiko Pasien Cedera sumber daya manusia dan lingkungan
Akibat Jatuh rumah sakit, sehingga perlu
Pasien yang pada asesmen awal diselenggarakan keselamatan dan
dinyatakan berisiko rendah untuk kesehatan agar tercipta kondisi rumah sakit
jatuh dapat mendadak berubah yang sehat, aman, selamat dan nyaman
menjadi berisiko tinggi. Hal ini secara berkesinambungan (KEMENKES
disebabkan oleh operasi dan/atau RI, 2016). Penerapan keselamatan pasien
anestesi, perubahan mendadak dapat diwujudkan dengan menetapkan
kondisi pasien, serta penyesuaian standar, sasaran dan langkah menuju
pengobatan. Banyak pasien keselamatan pasien dengan tujuan akhir
memerlukan asesmen selama yaitu memberikan asuhan pasien yang
dirawat inap di rumah sakit. lebih aman (KEMENKES RI, 2017a).
Rumah sakit harus menetapkan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
kriteria untuk identifikasi pasien menjadi indikator standar dasar yang
utama dalam penilaian Akreditasi Rumah Sakit di Kota Padang. ​Menara Ilmu,
Sakit versi 2012 (KARS, 2013). Terdapat 12​(6).
enam sasaran keselamatan pasien yaitu Isnaini, N. M., & Rofii, M. (2014).
Ketepatan identifikasi pasien; Peningkatan Pengalaman Perawat Pelaksana dalam
komunikasi yang efektif; Peningkatan Menerapkan Keselamatan Pasien.
keamanan obat yang perlu diwaspadai; Jurnal Manajemen Keperawatan​,
Kepastian tepat lokasi, tepat-prosedur, 2​(1), 30-37.
tepat-pasien operasi; Pengurangan risiko Keles, A. W. (2015). Analisis pelaksanaan
infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan standar sasaran keselamatan pasien di
Pengurangan risiko pasien jatuh. unit gawat darurat RSUD Dr. Sam
Ratulangi Tondano sesuai dengan
DAFTAR PUSTAKA akreditasi rumah sakit versi 2012.
Arrum, D., Salbiah, S., & Manik, M. JIKMU,​ ​5(​ 3).
(2015). PENGETAHUAN TENAGA Neri, R. A., Lestari, Y., & Yetti, H.
KESEHATAN DALAM SASARAN (2018). Analisis Pelaksanaan Sasaran
KESELAMATAN PASIEN DI Keselamatan Pasien Di Rawat Inap
RUMAH SAKIT SUMATERA Rumah Sakit Umum Daerah Padang
UTARA. ​Idea Nursing Journal, 6​(2), Pariaman. ​Jurnal Kesehatan Andalas,
1-6. 7​, 48-55.
Basabih, M. (2018). Perlukah Keselamatan Pambudi, Y. D. W., Sutriningsih, A., &
Pasien Menjadi Indikator Kinerja RS Yasin, D. D. F. (2018). Faktor-Faktor
BLU?. ​Jurnal Administrasi Rumah Yang Mempengaruhi Perawat Dalam
Sakit Indonesia,​ ​3(​ 2). Penerapan 6 Skp (Sasaran
Cahyono, A. (2018). Hubungan Keselamatan Pasien) Pada Akreditasi
karakteristik dan tingkat pengetahuan Jci (Joint Commission International)
Perawat terhadap pengelolaan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
keselamatan Pasien di rumah sakit. Panti Waluya Malang. ​Nursing News:
Jurnal Ilmiah WIDYA, 4(​ 3). Jurnal Ilmiah Keperawatan, 3​(1).
Fadriyanti, Y., & Suryarinilsih, Y. (2018). Setyani, M. D., Zuhrotunida, Z., &
Hubungan Jam Kerja dan Syahridal, S. (2017). Implementasi
Karakteristik Perawat Pelaksana Sasaran Keselamatan Pasien Di Ruang
dengan Penerapan Sasaran Rawat Inap RSU Kabupaten
Keselamatan Pasien pada Rumah Tangerang. ​Jurnal JKFT,​ ​1(​ 2), 59-69.
Simamora, R. H. (2018). Buku ajar
keselamatan pasien melalui timbang
terima pasien berbasis komunikasi
efektif: SBAR. ​Medan: USUpress​.
Simamora, R. H. (2020). Learning of
Patient Identification in Patient Safety
Programs Through Clinical Preceptor
Models. ​Medico Legal Update​, ​20​(3),
553-556.
Surahmat, R., Neherta, M., & Nurariati, N.
(2019). Hubungan Karakteristik
Perawat terhadap Pelaksanaan Sasaran
Keselamatan Pasien Pasca Akreditasi
Rumah Sakit “X” di Kota Palembang
Tahun 2018. ​Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi​, ​19​(1),
1-10.
Surahmat, R., Neherta, M., & Nurariati, N.
(2019, February). HUbungan
Supervisi Dengan Implementasi
sasaran Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang. In
Proceeding Seminar Nasional
Keperawatan (Vol. 4, No. 1, pp.
173-178).
Zakaria, F. M. (2017). Pengaruh kualitas
pelayanan dan sasaran keselamatan
pasien terhadap kepuasan pasien
rumah sakit prima husada malang.
Jurnal Ilmu Manajemen Unisma,​ ​2(​ 2),
107-98.

Anda mungkin juga menyukai