LATAR BELAKANG untuk terjadinya kesalahan pelayanan yang
Rumah sakit merupakan layanan jasa dapat berakibat terhadap keselamatan yang memiliki peran penting bagi pasien. kehidupan masyarakat. Rumah sakit Banyaknya jenis obat, jenis merupakan tempat yang sangat kompleks pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah yang terdapat berbagai macam obat, tes pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup dan prosedur, banyak alat dengan besar terutama untuk tenaga perawat yang teknologinya, berbagai jenis tenaga profesi memiliki jumlah terbesar dalam jumlah dan non profesi yang siap memberikan kepegawaian rumah sakit, merupakan hal pelayanan pasien 24 jam terus menerus. yang potensial bagi terjadinya kesalahan Mutu layanan kesehatan dapat medis (medical errors). Medical error didefinisikan sebagai derajat adalah The failure of a planned action to kesempurnaan pelayanan rumah sakit be completed as intended (i.e., error of untuk memenuhi kebutuhan masyarakat execusion) or the use of a wrong plan to akan pelayanan kesehatan yang sesuai achieve an aim (i.e., error of planning) standar profesi dan standar pelayanan (Institute of Medicine,1999:38). Kesalahan dengan menggunakan sumber daya yang medis merupakan sebagai suatu kegagalan tersedia di rumah sakit secara wajar, tindakan medis yang sebelumnya telah efisien, dan efektif serta diberikan secara direncanakan. Kesalahan yang terjadi aman dan memuaskan sesuai dengan dalam proses asuhan medis ini akan norma, etika, hukum, dan sosio budaya mengakibatkan atau cedera pada pasien, dengan memperhatikan keterbatasan dan bisa berupa Near Miss atau Adverse Event kemampuan rumah sakit dan masyarakat (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD). (Pedoman mutu pelayanan rumah sakit, Tenaga perawat merupakan tenaga 1994:4). Keberagaman dan kerutinan profesional yang berperan penting dalam pelayanan tersebut apabila tidak dikelola fungsi rumah sakit. Hal tersebut dengan baik dapat menimbulkan peluang didasarkan atas jumlah tenaga perawat sebagai porsi terbesar didalam pelayanan Artikel ataupun jurnal yang rumah sakit. Dalam menjalankan digunakan pada literature review ini fungsinya, perawat merupakan staf yang adalah artikel atau jurnal yang didapatkan memiliki kontak terbanyak dengan pasien. dari google scholar dan google book yang Perawat juga merupakan bagian dari suatu diterbitkan selama 8 tahun terakhir tim, yang didalamnya terdapat berbagai penerbitan. Dalam mencari literature profesional lain seperti dokter. Luasnya review, menggunakan kata kunci peran peran perawat memungkinkannya perawat dalam menerapkan sasaran terjadinya risiko kesalahan pelayanan. keselamatan pasien di rumah sakit Hal-hal tersebut menempatkan peran perawat sebagai komponen penting dalam HASIL pelaporan kesalahan pelayanan dalam Keselamatan pasien merupakan istilah pengembangan program keselamatan yang saat ini cukup populer dalam pasien di rumah sakit. Oleh karena itu pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien perlu digali berbagai faktor yang dapat merupakan suatu sistem dimana rumah mempengaruhi perawat dalam melaporkan sakit atau pelayanan kesehatan membuat kesalahan pelayanan. Kesalahan praktek asuhan pasien menjadi lebih aman, keperawatan dapat terjadi dalam tahap mencegah terjadinya cedera yang pengkajian keperawatan, diagnosa disebabkan oleh kesalahan akibat keperawatan, perencanaan keperawatan, melaksanakan suatu tindakan atau tidak pelaksanaan perencanaan keperawatan, mengambil tindakan yang seharusnya evaluasi atau penilaian proses diambil. keperawatan. Keselamatan Pasien adalah paradigma yang menjadi sangat penting untuk METODE dijadikan dasar dalam memberikan Metode yang digunakan oleh penulis pelayanan. Keselamatan pasien adalah literature review d engan cara didefinisikan sebagai suatu sistem dimana melakukan analisis, eksplorasi, dan kajian Rumah Sakit membuat asuhan pasien lebih bebas dari berbagai jurnal, text book, aman yang meliputi asesmen risiko, maupun e-book yang relevan dan identifikasi dan pengelolaan hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran berhubungan dengan risiko pasien, yaitu peran perawat dalam menerapkan pelaporan dan analisis insiden, sasaran keselamatan pasien di rumah sakit kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk risiko infeksi; dan pencegahan risiko meminimalkan timbulnya risiko dan pasien jatuh (Depkes, 2008). mencegah terjadinya cedera yang Keberhasilan penerapan keselamatan disebabkan oleh kesalahan akibat pasien ini menjadi tanggung jawab seluruh melaksanakan suatu tindakan atau tidak komponen dalam rumah sakit termasuk mengambil tinda-kan yang seharusnya perawat. Perawat merupakan tenaga diambil (Kemkes, 2011). Pentingnya kesehatan yang selalu mendampingi pasien paradigm ini dapat dilihat dalam empat sehingga sangat berisiko melakukan pasal yang disampaikan dalam kelalaian yang dapat menyebabkan pasien Undang-Undang Rumah Sakit. cedera bahkan mencapai angka 86% Pelayanan kesehatan di rumah sakit (Maryam, 2009). Disisi lain, perawat merupakan pemenuhan kebutuhan dari merupakan garda terdepan dalam pemakai jasa pelayanan ( pasien) yang menjamin keselamatan pasien terutama mengharapkan, Penyembuhan dan pada pasien rawat inap karena perawat pemulihan yang berkualitas dan pelaksana memiliki kuantitas kontak penyediaan pelayanan kesehatan yang dengan pasien paling banyak dibandingkan nyaman dan aman. Peran perawat adalah tenaga kesehatan yang lain. untuk membantu individu, sakit atau sehat, dalam kinerja aktivitas yang menunjang pada kesehatan dan pemulihannya PEMBAHASAN atau pada kematian yang tenang Isu keselamatan pasien melahirkan (International Council of Nurses, 1973). paradigma baru tentang mutu pelayanan. Pelaksanaan keselamatan pasien di Mutu pelayanan yang baik saja tidak Indonesia masih belum optimal, terbukti cukup berarti bagi pasien tanpa dari banyaknya kasus malpraktek yang memperhatikan bagaimana derajat unsur dilaporkan oleh media massa. Keselamatan resiko dan keselamatan yang diterima oleh pasien dilaksanakan demi tercapainya 6 pasien. Tinggi rendahnya mutu sebanding sasaran keselamatan pasien antara lain: dengan tingkat ketersediaan fasilitas ketepatan identifikasi pasien; peningkatan pelayanan, untuk mencapai keseimbangan komunikasi yang efektif; peningkatan terbaik antara risiko dan manfaat keamanan obat yang perlu diwaspadai; keselamatan yang diterima oleh pasien keamanan tindakan bedah; pencegahan Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Menurut Nursalam (2011:307), Keselamatan pasien (patient safety) dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah merupakan suatu variabel untuk mengukur mendorong peningkatan spesifik dalam dan mengevaluasi kualitas pelayanan keselamatan pasien. Sasaran ini menyoroti keperawatan yang berdampak terhadap area yang bermasalah dalam pelayanan pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien kesehatan dan menguraikan tentang solusi adalah keadaan pasien bebas dari cedera atas konsensus berbasis bukti dan keahlian yang tidak seharusnya terjadi atau bebas terhadap permasalahan ini. dari cedera yang potensial akan terjadi Ada enam sasaran keselamatan pasien (penyakit, cedera fisik/sosial psikologis, yaitu Ketepatan identifikasi pasien; cacat, kematian) terkait dengan pelayanan Peningkatan komunikasi yang efektif; kesehatan (Depkes, 2008). Program Peningkatan keamanan obat yang perlu keselamatan pasien bertujuan menurunkan diwaspadai; Kepastian tepat lokasi, angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) tepat-prosedur, tepat-pasien operasi; yang sering terjadi pada pasien selama Pengurangan risiko infeksi terkait dirawat di rumah sakit sehingga sangat pelayanan kesehatan; dan Pengurangan merugikan baik pasien sendiri dan pihak risiko pasien jatuh (Permenkes Nomor rumah sakit. 1691, 2011). Dalam kode etik keperawatan Perawat sebagai tenaga kesehatan disebutkan bahwa perawat memiliki yang jumlahnya terbesar di rumah sakit tanggung jawab agar senantiasa (sebesar 40–60%) memiliki jobdesk yang memelihara mutu pelayanan keperawatan dituntut untuk selalu menerapkan 6 yang tinggi disertai kejujuran profesional Sasaran Keselamatan Pasien sehingga yang menerapkan pengetahuan serta memiliki peran kunci dalam menentukan keterampilan keperawatan sesuai dengan keberhasilan akreditasi JCI tingkat kebutuhan klien. Dalam hubungannya paripurna. Sikap perawat dalam dengan teman sejawat, perawat mendukung penerapan 6 Sasaran berkewajiban melindungi klien dari tenaga Keselamatan Pasien sangat diutamakan kesehatan yang memberikan pelayanan untuk menjamin keselamatan pasien. kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis Asuhan keperawatan memiliki peran yang dan ilegal sangat penting dalam mencegah KTD yang Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) terjadi pada pasien dan lingkungan menjadi indikator standar dasar yang keperawatan. Jasa perawat dibutuhkan utama dalam penilaian Akreditasi Rumah selama 24 jam oleh pasien sehingga Sakit versi 2012 (KARS, 2013). Maksud memiliki waktu kontak paling banyak dibanding tenaga kesehatan lain untuk berkontribuksi. Faktor berkontribusi berhubungan dengan pasien. terhadap hal ini menurut Henriksen (2008) Standar keselamatan pasien tersebut dipengaruhi oleh faktor karakteristik terdiri dari: (a) Hak pasien (b). Mendidik individu meliputi pengetahuan, tingkat pasien dan keluarga (c) Keselamatan pendidikan, usia dan pengalaman kerja dan pasien dan kesinambungan pelayanan, (d). faktor sifat dasar pekerjaan meliputi alur Penggunaan metoda-metoda peningkatan atau cara kerja, beban kerja/jam kerja, kinerja untuk Melakukan evaluasi dan kerja sama tim, kompleksitas pekerjaan, program peningkatan keselamatan pasien, kemampuan kognitif. (e). Peran kepemimpinan dalam Faktor pengetahuan sangat meningkatkan keselamatan pasien, (f) mempengaruhi kemampuan individu Mendidik staf tentang keselamatan pasien, tersebut dalam melakukan tindakan yang (g). Komunikasi merupakan kunci bagi tidak menimbulkan resiko terhadap staf untuk mencapai keselamatan Pasien keselamatan pasien. Menurut Cahyono Hal yang dapat menyebabkan (2008) bahwa pengetahuan sumber daya kecelakaan pasien adalah: (a) Kesalahan manusia termasuk perawat merupakan hal dalam mengidentifikasi pasien, (b) berhubungan dengan komitmen yang Komunikasi yang tidak efektif, (c) sangat diperlukan dalam upaya untuk Penggunaan obat high alert yang tidak membangun budaya keselamatan pasien. aman, (d) Tidak tepat lokasi, prosedur, dan Faktor tingkat pendidikan diyakini bahwa pasien operasi, (e). Pencegahan risiko semakin tinggi tingkat pendidikan maka infeksi yang buruk, (f). Pencegahan pasien semakin besar keinginan untuk jatuh yang buruk. memanfaatkan pengetahuan dan The Institute of Medicine (IOM) pada keterampilan (Siagian, 1997). Faktor usia tahun 2000 mengemukakan dua peran perawat juga menjadi alasan terjadinya perawat dalam keselamatan pasien yaitu resiko ataupun kesalahan. Robbins (2003) memelihara keselamatan melalui berpendapat bahwa kinerja dan transformasi lingkungan keperawatan yang produktivitas menurun dengan semakin lebih mendukung keselamatan pasien dan meningkatnya usia. Faktor pengalaman peran perawat dalam keselamatan pasien kerja perawat merupakan hal berpontesi melalui penerapan standar keperawatan menimbulkan cedera. Menurut Robbins terkini. Penyebab keselamatan pasien (2003) bahwa ada hubungan positif antara merupakan hal yang sangat komplek dan senioritas dengan produktivitas pekerjaan. dipengaruhi oleh banyak faktor yang Faktor beban kerja bisa bersifat yang disampaikan oleh perawat ke kuantitatif bila yang dihitung berdasarkan dokter dapat akurat dan tepat, banyaknya/jumlah tindakan keperawatan dalam rangka pengambilan yang diberikan untuk memenuhi keputusan terhadap situasi klinis kebutuhan pasien. Perawat yang jam yang dihadapi pasien, dapat kerjanya diperpanjang dilaporkan lebih menggunakan standarisasi sering melakukan kesalahan dan komunikasi melalui metode mengalami kejadian pasien jatuh pada saat Situation Background Assessment mereka berdinas (Sochalski, 2004). Recommendation (SBAR). Dalam meningkatkan keselamatan 3. Peningkatan Keamanan Obat yang pasien di rumah terdapat beberapa faktor Perlu Diwaspadai yang dapat dilakukan : Obat-obatan menjadi bagian dari 1. Identifikasi Pasien rencana pengobatan pasien, Ketersediaan gelang identitas manajemen harus berperan secara sangat diperlukan untuk kritis untuk memastikan memastikan identitas pasien. keselamatan pasien. Obat-obatan Ketidaksediaan gelang identitas yang perlu diwaspadai (high alert pasien di rumah sakit sangat medications) adalah obat yang berisiko terjadi kesalahan dalam sering menyebabkan terjadinya mengidentifikasi pasien pada saat kesalahan serius (sentinel event). tindakan, prosedur diagnostik, dan Obat yang berisiko tinggi terapeutik menyebabkan dampak yang tidak 2. Meningkatkan Komunikasi efektif diinginkan seperti obat-obatan Komunikasi efektif yang tepat yang terlihat mirip Nama Obat waktu, akurat, lengkap jelas dan Rupa Mirip (NORUM) atau Look dipahami oleh pasien akan Alike Sound Alike (LASA) mengurangi kesalahan dan dapat 4. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat meningkatkan keselamatan pasien. Prosedur dan Tepat Pasien Operasi Komunikasi dapat berbentuk lisan Operasi adalah sesuatu yang dan tertulis. Komunikasi yang mengkhawatirkan dan tidak jarang mudah terjadi kesalahan terjadi di rumah sakit. Kesalahan kebanyakan terjadi pada saat ini merupakan akibat dari perintah diberikan secara lisan atau komunikasi yang tidak efektif melalui telepon. Agar informasi antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan pasien di yang dianggap berisiko tinggi dalam penandaan lokasi (site jatuh. Lokasi spesifik dapat marking) dan tidak ada prosedur menyebabkan risiko jatuh untuk verifikasi lokasi operasi. bertambah karena layanan yang 5. Pengurangan Risiko Infeksi Pelayanan diberikan. Misalnya, terapi fisik Kesehatan (rawat jalan dan rawat inap) Pokok dari eliminasi infeksi adalah memiliki banyak peralatan spesifik cuci tangan (hand hygiene) yang digunakan pasien yang dapat tepat. Pedoman hand hygiene yang menambah risiko pasien jatuh berlaku secara internasional bisa seperti parallel bars, freestanding diperoleh dari World Health staircases, dan peralatan lain untuk Organization (WHO), rumah sakit latihan. mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan PENUTUP dan/atau prosedur yang Rumah Sakit merupakan institusi menyesuaikan atau mengadopsi pelayanan kesehatan yang pedoman hand hygiene yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan diterima secara umum untuk secara paripurna yang memiliki risiko implementasi pedoman itu di tinggi terhadap keselamatan pasien, rumah sakit pendamping pasien, pengunjung, maupun 6. Mengurangi Risiko Pasien Cedera sumber daya manusia dan lingkungan Akibat Jatuh rumah sakit, sehingga perlu Pasien yang pada asesmen awal diselenggarakan keselamatan dan dinyatakan berisiko rendah untuk kesehatan agar tercipta kondisi rumah sakit jatuh dapat mendadak berubah yang sehat, aman, selamat dan nyaman menjadi berisiko tinggi. Hal ini secara berkesinambungan (KEMENKES disebabkan oleh operasi dan/atau RI, 2016). Penerapan keselamatan pasien anestesi, perubahan mendadak dapat diwujudkan dengan menetapkan kondisi pasien, serta penyesuaian standar, sasaran dan langkah menuju pengobatan. Banyak pasien keselamatan pasien dengan tujuan akhir memerlukan asesmen selama yaitu memberikan asuhan pasien yang dirawat inap di rumah sakit. lebih aman (KEMENKES RI, 2017a). Rumah sakit harus menetapkan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) kriteria untuk identifikasi pasien menjadi indikator standar dasar yang utama dalam penilaian Akreditasi Rumah Sakit di Kota Padang. Menara Ilmu, Sakit versi 2012 (KARS, 2013). Terdapat 12(6). enam sasaran keselamatan pasien yaitu Isnaini, N. M., & Rofii, M. (2014). Ketepatan identifikasi pasien; Peningkatan Pengalaman Perawat Pelaksana dalam komunikasi yang efektif; Peningkatan Menerapkan Keselamatan Pasien. keamanan obat yang perlu diwaspadai; Jurnal Manajemen Keperawatan, Kepastian tepat lokasi, tepat-prosedur, 2(1), 30-37. tepat-pasien operasi; Pengurangan risiko Keles, A. W. (2015). Analisis pelaksanaan infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan standar sasaran keselamatan pasien di Pengurangan risiko pasien jatuh. unit gawat darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano sesuai dengan DAFTAR PUSTAKA akreditasi rumah sakit versi 2012. Arrum, D., Salbiah, S., & Manik, M. JIKMU, 5( 3). (2015). PENGETAHUAN TENAGA Neri, R. A., Lestari, Y., & Yetti, H. KESEHATAN DALAM SASARAN (2018). Analisis Pelaksanaan Sasaran KESELAMATAN PASIEN DI Keselamatan Pasien Di Rawat Inap RUMAH SAKIT SUMATERA Rumah Sakit Umum Daerah Padang UTARA. Idea Nursing Journal, 6(2), Pariaman. Jurnal Kesehatan Andalas, 1-6. 7, 48-55. Basabih, M. (2018). Perlukah Keselamatan Pambudi, Y. D. W., Sutriningsih, A., & Pasien Menjadi Indikator Kinerja RS Yasin, D. D. F. (2018). Faktor-Faktor BLU?. Jurnal Administrasi Rumah Yang Mempengaruhi Perawat Dalam Sakit Indonesia, 3( 2). Penerapan 6 Skp (Sasaran Cahyono, A. (2018). Hubungan Keselamatan Pasien) Pada Akreditasi karakteristik dan tingkat pengetahuan Jci (Joint Commission International) Perawat terhadap pengelolaan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit keselamatan Pasien di rumah sakit. Panti Waluya Malang. Nursing News: Jurnal Ilmiah WIDYA, 4( 3). Jurnal Ilmiah Keperawatan, 3(1). Fadriyanti, Y., & Suryarinilsih, Y. (2018). Setyani, M. D., Zuhrotunida, Z., & Hubungan Jam Kerja dan Syahridal, S. (2017). Implementasi Karakteristik Perawat Pelaksana Sasaran Keselamatan Pasien Di Ruang dengan Penerapan Sasaran Rawat Inap RSU Kabupaten Keselamatan Pasien pada Rumah Tangerang. Jurnal JKFT, 1( 2), 59-69. Simamora, R. H. (2018). Buku ajar keselamatan pasien melalui timbang terima pasien berbasis komunikasi efektif: SBAR. Medan: USUpress. Simamora, R. H. (2020). Learning of Patient Identification in Patient Safety Programs Through Clinical Preceptor Models. Medico Legal Update, 20(3), 553-556. Surahmat, R., Neherta, M., & Nurariati, N. (2019). Hubungan Karakteristik Perawat terhadap Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien Pasca Akreditasi Rumah Sakit “X” di Kota Palembang Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(1), 1-10. Surahmat, R., Neherta, M., & Nurariati, N. (2019, February). HUbungan Supervisi Dengan Implementasi sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. In Proceeding Seminar Nasional Keperawatan (Vol. 4, No. 1, pp. 173-178). Zakaria, F. M. (2017). Pengaruh kualitas pelayanan dan sasaran keselamatan pasien terhadap kepuasan pasien rumah sakit prima husada malang. Jurnal Ilmu Manajemen Unisma, 2( 2), 107-98.