PERILAKU KEKERASAN
2020
10
PENDAHULUAN
11
BAB I
PENDAHULUAN
15
yang dialami , sifat tidak
berani mengemukakan
keinginan dan pendapat
sendiri, tidak ingin terjadi
konflik karena takut akan
tidak disukai atau
menyakiti perasaan orang
lain.
Agresif Sikap agresif adalah sikap Perilaku agresif sering bersifat
membela diri sendiri menghukum, kasar, menyalahkan, atau
dengan melanggar hak menuntut. Hal ini termasuk mengancam,
orang lain melakukan kontak fisik, berkata-kata
kasar, komentar menyakitkan dan juga
menjelek - jelekkan orang lain
dibelakang. Sikap agresif merupakan
perilaku yang menyertai marah namun
masih dapat dikontrol. Orang agresif
biasanya tidak mau mengetahui hak
orang lain. Dia berpendapat bahwa
setiap orang harus bertarung untuk
mendapatkan kepentingan sendiri.
Agresif memperlihatkan permusuhan,
keras dan menuntut, mendekati orang
lain dengan ancaman, memberi kata
ancaman tanpa niat melukai.Umumnya
klien masih dapat mengontrol perilaku
untuk tidak melukai orang lain.
Kekerasan Disebut sebagai gaduh Perilaku kekerasan ditandai dengan
gelisah atau amuk menyentuh orang lain secara
menakutkan, memberi kata-kata
ancaman melukai disertai melukai di
tingkat ringan dan yang paling berat
adalah melukai merusak secara serius.
Klien tidak mampu mengendalikan diri .
16
mengamuk adalah rasa marah dan
bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan kontrol diri. Pada keadaan
ini, individu dapat merusak dirinya
sendiri maupun terhadap orang lain
(Keliat, 2002).
2.1 Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Psikologis
Psyschoanalytical Theory : Teori ini mendukung bahwa perilaku agresif
merupakan akibat dari instinctual drives. Freud berpendapat bahwa perilaku
manusia dipengaruhi oleh dua insting. Pertama, insting hidup yang diekspresikan
dengan seksualitas dan kedua, insting kematian yang diekspresikan dengan
agresivitas.
Frustation-agression Theory : Teori yang dikembangkan oleh pengikut
Freud ini berawal dari asumsi bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai suatu
tujuan mengalami hambatan, maka akan timbul dorongan agresif yang pada
gilirannya akan memotivasi prilaku yang dirancang untuk melukai orang atau
objek yang menyebabkan frustasi. Jadi, hampir semua orang melakukan tindakan
agresif mempunyai riwayat perilaku agresif.
Pandangan psikologi lainnya mengenai perilaku agresif : mendukung
pentingnya peran dari perkembangan predisposisi atau pengalaman hidup. Ini
menggunakan pendekatan bahwa manusia mampu memilih mekanisme koping
yang sifatnya tidak merusak. Beberapa contoh dari pengalaman tersebut :
1) Kerusakan otak organik dan retardasi mental sehingga tidak mampu untuk
menyelesaikan secara efektif
2) Severe emotional deprivation atau rejeksi yang berlebihan pada masa
kanak-kanak atau seduction parental yang mungkin telah merusak
hubungan saling percaya dan harga diri
3) Terpapar kekerasan selama masa perkembangan, termasuk child abuse atau
mengobservasi kekerasan dalam keluarga, sehingga membentuk pola
pertahanan atau koping.
b. Faktor Sosial Budaya
17
Sosial Learning Theory, teori ini mengemukakan bahwa agresi tidak
berbeda dengan respon-respon yang lain. Agresi dapat dipelajari melalui observasi
atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan penguatan, maka semakin besar
kemungkinan untuk terjadi. Jadi, seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan
emosionalnya secara agresif sesuai dengan respon yang dipelajarinya.
Pembelajaran ini bisa internal atau eksternal. Contoh internal : orang yang
mengalami keterbangkitan seksual karena menonton film erotis menjadi lebih
agresif dibandingkan mereka yang tidak menonton, seorang anak yang marah
karena tidak boleh beli es krim kemudian ibunya memberinya es agar si anak
berhenti marah. Anak tersebut akan belajar bahwa bila ia marah, maka ia akan
mendapatkan apa yang ia inginkan. Contoh eksternal : seorang anak menunjukkan
prilaku agresif setelah melihat seseorang dewasa mengekspresikan berbagai bentuk
perilaku agresif terhadap sebuah boneka. Kultural dapat pula mempengaruhi
perilaku kekerasan. Adanya norma membantu mendefinisikan ekspresi agresif
mana yang dapat diterima atau tidak dapat diterima sehingga dapat membantu
individu untuk mengekspresikan marah dengan cara yang asertif.
c. Faktor Biologis
Penelitian neurobiology mendapatkan bahwa adanya pemberian stimulus
elektris ringan pada hipotalamus binatang ternyata menimbulkan prilaku agresif.
Perangsangan yang diberikan terutama pada impuls periforniks hipotalamus dapat
menyebabkan seekor kucing mengeluarkan cakarnya, mengangkat ekornya,
mendesis, mengeram, dan hendak menerkam tikus atau objek yang ada
disekitarnya. Jadi, terjadi kerusakan fungsi sistim limbic (untuk emosi dan
perilaku), lobus frontal (untuk pemikiran rasional), dan lobus temporal (untuk
interprestasi indra penciuman dan memori). Neurotransmiter yang sering dikaitkan
dengan perilaku agresif: serotonin, dolpamin, norepinefrin, asetilkoin, dan asam
amino GABA. Factor-factor yang mendukung adalah : 1) masa kanak-kanak yang
tidak menyenangkan, 2) sering mengalami kegagalan, 3) kehidupan yang penuh
tindakan agresif, dan 4) lingkungan yang tidak kondusif (bising, padat).
d. Perilaku
18
Reinforcment yang terima pada saat melakukan kekerasan dan sering
mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar rumah, semua aspek ini
menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan (Keliat, 1996).
TINJAUAN KASUS
19
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn ”H“
20
Masalah keperawatan : Tidak Ada
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan tidak pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenagkan,
namun menurut klien hal yang paling tidak menyenagkan adalah jauh dari
keluarganya, terutama ibunya.
IV. FISIK
1. Tanda-tanda vital
TD = 110/90 mmHg
N = 96 x/m
S = 370C
RR = 20 x/m
Keterangan :
: Laki-laki : Klien
: Perempuan : Garis perkawinan
21
: Garis keturunan
: Meninggal (Laki)
: Meninggal (Pr)
: tinggal serumah
22
Penjelasan :
Klien mengatakan kalau kakek dan neneknya telah meninggal dunia. Klien tinggal
serumah bersama orang tuanya. Klien merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara.
2. Konsep diri:
a. Citra tubuh
Klien mengatakan anggota tubuhnya baik dan klien menyukai tubuhnya apa
adanya
b. Identitas diri
Klien mengatakan anak terakhir dari 6 bersaudara. Klien bersekolah hanya
sampai SD, lalu bekerja sebagai buruh tani.
c. Peran
Klien mengatakan berperan sebagai anak ke-6 dalam keluarga. Klien belum
menikah. Biasanya klien membantu pekerjaan ibunya di rumah seperti
mencuci, menyapu dan membantu ayahnya dalam beraktivitas karena ayahnya
dalam kondisi buta.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang berkumpul bersama
keluarganya dan bekerja serta menikah
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa malu dengan orang lain
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan social
a) Orang yang terdekat
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah ibunya.
b) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien ikut berperan aktif dalam kegiatan kelompok.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
karena merasa malu, dan tidak pandai dalam memulai percakapan.
23
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
4. Spriritual
a. Nilai dan keyakinan
Nilai dan keyakinan yang dipegang oleh klien adalah nilai – nilai islam dan
klien mengatakan shalat itu wajib.
b. Kegiatan Ibadah
Kegiatan ibadah klien adalah shalat, dan tidak pernah lalai untuk shalat
Masalah Keperawatan : Tidak Ada.
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan klien cukup rapi, rambut lurus, kemudian menggunakan baju yang
seharusnya, dan mandi 2 kali dalam sehari. Klien cukup memperhatikan
penampilannya.
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan keras, agak kacau serta terlihat cepat tersinggung
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Aktivitas motorik
Klien terlihat sehat dan selalu mengikuti kegiatan yang ada di rumah sakit
4. Alam perasaan
Klien mengatakan merasa senang dan bahagia tinggal di Rumah Sakit.
5. Afek
Afek klien labil, cepat marah dan tersinggung.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
6. Interaksi selama wawancara
Interaksi selama wawancara klien baik, namun kontak mata tajam.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
7. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar bisikan-bisikan aneh ataupun melihat
bayangan-bayangan aneh juga.
8. Proses pikir
24
Proses fikir klien adalah flight of ideas karena sering megganti topic pembicaraan
tanpa menyelesaikan topic pertama.
Masalah keperawatan : Waham
9. Isi Pikir
Klien mengatakan dirinya memiliki suatu ilmu dan pernah bekerja di luar daerah
serta menganggap dirinya memiliki kekuatan.
Masalah Keperawatan : Waham
10. Tingkat kesadaran
Compos mentis (Klien sadar akan dirinya)
Tingkat kesadaran klien baik dan klien tidak mengalami disorientasi terhadap
waktu, tempat dan orang. Buktinya klien masih mengingat tanggal masuk rumah
sakit dan dia tahu berada di ruang Angsoka.
11. Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat karena klien mampu menjelaskan
kegiatan sehari-hari dan juga menceritakan pengalaman-pengalaman saat sebelum
masuk rumah sakit.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi Klien baik karena masih dapat berhitung dan dapat menjawab
perhitungan sederhana yang diberikan perawat.
13. Kemampuan penilaian
Kemampuan penilaian klien mengalami gangguan penilaian ringan. Klien bisa
tidak bisa memilih antara dua pilihan.
14. Daya tilik diri
Klien mengatakan dirinya sehat dan tidak semestinya dibawa ke Rumah Sakit.
25
3. Mandi
Klien bisa mandi 2 kali sehari pagi dan sore hari tanpa bantuan orang lain
4. Berpakaian/berhias
Klien dapat berpakaian dengan rapi tanpa bantuan orang lain.
5. Istirahat dan tidur
Klien tidak mengalami gangguan tidur. Klien tidur siang 4-5 jam dan untuk
tidur malam 8-9 jam. Aktivitas sebelum tidur biasanya pasien hanya berjalan-
jalan dan mengobrol bersama teman sekamar maupun perawat.
6. Penggunaan obat
Untuk pengguanaan obat Klien tidak membutuhkan bantuan karena Klien bisa
melakukannya sendiri dan mengetahui obat-obat yang di konsumsi
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan jarang pergi ke pusat kesehatan untuk memeriksakan diri.
8. Aktivitas di dalam rumah
Klien mampu melakukan kegiatan rumahan dengan baik misalnya, mononton TV,
menyiapkan makanan ataupun menjaga kerapian rumah.
9. Aktivitas di luar rumah
Klien masih dapat melakukan aktivitas diluar rumah secara mandiri seperti
berkendaraan ataupun berjalan-jalan dan mengobrol dengan keluarganya.
26
c. Masalah dengan pendidikan
Klien mengatakan putus sekolah sejak kelas 5 SD.
d. Masalah dengan pekerjaan
Klien tidak mengalami masalah dalam bekerja
e. Masalah ekonomi
Klien mengatakan hidupnya dan keluarganya masih mampu dan berkecukupan.
27
-tangan mengepal
-Rahang mengatup
-Wajah memerah
-Postur tubuh kak
2 Gejala dan tanda mayor
Waham
DS :
D.0105
-Mengungkapkan isi waham
DO:
-Menunjukan perilaku sesuai isi waham
-Isi pikir tidak sesuai realitas
-Isi pembicaraan sulit di mengerti
Gejala da tanda minor
DS:
-Merasa sulit berkonsentrasi
-Merasa khawatir
DO:
-Curiga berlebihan
-Waspada berlebihan
-Bicara berlebihan
-Sikap menentang atau permusuhan
Perilaku Kekerasan
Waham : Kebesaran
28
B. INTERVENSI
TUJUAN &
DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
29
Status Orientasi Manajemen Waham
WAHAM L.09090 I.09295
D.0105 -Verbalisasi waham Observasi
menurun dengan skor -Monitor waham yang isinya membahayakan
5 diri sendiri,orang lain dan lingkungan
-Perilaku sesuai Terapeutik
realita membaik - Bina hubungan interpersonal saling percaya
dengan skor 5 -Tunjukan sikap tidak menghakimi secara
-Isi pikir sesuai konsisten
realita pembicaraan -Diskusikan waham dengan berfokus pada
membaik dengan perasaan yang mendasari waham
skor 5 -Berikan aktivitas rekreasi dan pengalihan
-Konsentrasi sesuai kebutuhan
membaik dengan Edukasi
skor 5 -Anjurkan melakukan rutinitas harian secara
-Kemampuan konsisten
mengmabil
keputusan membaik
dengan skor 5
30
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI
31