Anda di halaman 1dari 9

Penerapan Manejem Keselamatan Pasien Dalam Usaha Pencegahan Kejadian

Pasien Jatuh Di Rumah Sakit


Fifi Adelina Rambe(181101026)
Fifiadelina0895@gmail.com

ABSTRAK

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yan disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan .

Kata kunci : manejemen , keselamatan pasien pasien jatuh

1. Latar belakang
Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan kebutuhan
fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan
terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat berkarya dengan optimal dalam hidupnya.
Mencari lingkungan yang betul-betul aman memang sulit, maka konsekuensinya promosi
keamanan berupa kesadaran dan penjagaan adalah hal yang penting. Ilmu keperawatan
sebagai ilmu yang berfokus pada manusia dan kebutuhan dasarnya memiliki tanggung jawab
dalam mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera sebagaimana merawat klien yang telah
cedera tidak hanya di lingkungan rumah sakit tapi juga di rumah, tempat kerja, dan
komunitas. Perawat harus peka terhadap apa yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan
yang aman bagi klien sebagai individu ataupun klien dalam kelompok keluarga atau
komunitas (Patmawati, 2008). Menurut Craven (2000) keamanan tidak hanya mencegah rasa
sakit dan cedera tetapi juga membuat individu merasa aman dalam aktifitasnya. Keamanan
dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan umum.
2. Tujuan
Tujuan dari penerapan manajemen keselamatan pasien dalam usaha pencegahan kejadian
pasien jatuh di rumah sakit, yaitu
1. Mengetahui konsep kebutuhan dasar manusia: rasa aman dan rasa nyaman
2. Mengetahui konsep umum keselamatan pasien
3. Mengetahui defenisi cedera macam-macam cedera, dan jenis cedera di rumah sakit.
4. Mengetahui cara pencegahan cedera
5. Mengetahui standar operasional prosedur pencegahan cedera pada pasien dengan
resiko jatuh.
.
3. Metode

Metode yang digunakan, yaitu


Metode tim merupakan pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat
profesional yang memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Namun pada
metode ini, kesinambungan asuhan keperawatan belum optimal

4. Hasil

Tujuan pemberian metode tim ini dalam asuhan keperawatan adalah untuk memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas
dan nyaman dengan tindakan yang dilakukan . Selain itu, metode tim dapat meningkatkan
kerjasama dan koordinasi antara perawat dalam melaksanakan tugas dan memungkinkan
adanya transfer of knowledge dan transfer of experiences di antara perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan
motivasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Dan apabila metode tim ini
terlaksana maka kecelakaan atau kesalahan dalam perawatan pasien dapat dimimalkan.
5. Pembahasan
A.Kebutuhan Dasar Manusia : Rasa Aman dan Nyaman
Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan kebutuhan
fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan
terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat berkarya dengan optimal dalam hidupnya.
Mencari lingkungan yang betul-betul aman memang sulit, maka konsekuensinya promosi
keamanan berupa kesadaran dan penjagaan adalah hal yang penting. Ilmu keperawatan
sebagai ilmu yang berfokus pada manusia dan kebutuhan dasarnya memiliki tanggung
jawab dalam mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera sebagaimana merawat klien
yang telah cedera tidak hanya di lingkungan rumah sakit tapi juga di rumah, tempat kerja,
dan komunitas. Perawat harus peka terhadap apa yang diperlukan untuk menciptakan
lingkungan yang aman bagi klien sebagai individu ataupun klien dalam kelompok
keluarga atau komunitas (Patmawati, 2008). Menurut Craven (2000) keamanan tidak
hanya mencegah rasa sakit dan cedera tetapi juga membuat individu merasa aman dalam
aktifitasnya. Keamanan dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan umum.

B. Keselamatan Pasien (Patient Safety)


Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yan disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. (Panduan Nasional
Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006).
Tujuan dilakukannya kegiatan Patient Safety di rumah sakit adalah untuk menciptakan
budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkan akuntabilitas rumah sakit,
menurunkan KTD di rumah sakit, terlaksananya program-program pencegahan sehingga
tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan. Mengingat masalah keselamatan
pasien merupakan masalah yang penting dalam sebuah rumah sakit, maka diperlukan
standar keselamatan pasien rumah sakit yang dapat digunakan sebagai acuan bagi rumah
sakit di Indonesia. Departemen Kesehatan RI telah menerbitkan Panduan Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) edisi kedua pada tahun 2008 yang
terdiri dari dari 7 standar, yakni :
1. Hak Pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Untuk mencapai ke tujuh standar di atas Panduan Nasional tersebut menganjurkan ’Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit’ yang terdiri dari :
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Integrasikan aktifitas pengelolaan resiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan bekomunikasi dengan pasien
6. Belajar dari berbagai pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

C. Cedera
1. Definisi Cedera
Cedera adalah rasa sakit yang ditimbulkan akibat kecelakaan atau trauma, sehingga dapat
menimbulkan cacat, luka, dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh
(Eviani, 2012). Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi
tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi. Luka juga
dapat merujuk pada luka batin atau perasaan (Yuliana, 2013).
2. Jenis Cedera
Menurut Eviani (2012), ada beberapa macam jenis cedera, yakni :
a. Cedera tingkat I (Cedera Ringan)
Pada cedera ini penderita tidak mengalami keluhan yang serius, namun dapat
mengganggu penampilan. Misalnya : Lecet, memar, sprain yang ringan.
b. Cedera tingkat II (Cedera Sedang)
Pada cedera sedang, kerusakan jaringan lebih nyata berpengaruh. Keluhan bisa berupa
nyeri, bengkak, gangguan fungsi (tanda-tanda inflamasi). Misalnya : robeknya ligamen.
c. Cedera tingkat III (Cedera berat)
Pada cedera tingkat ini perlu penanganan yang intensive, istirahat total dan mungkin
perlu tindakan bedah jika terdapat robekan lengkap atau hampir lengkap ligamen (sprain
grade III dan IV) atau fraktur tulang.
3. Cedera di Rumah Sakit
Perawatan pada pasien rawat inap di rumah sakit sangat membutuhkan perhatian yang
lebih. Pada pasien rawat inap dimana pasien pada ruangan tersebut membutuhkan
penanganan jangka panjang yang perlu keseriusan dari para tenaga kesehatan untuk
menghindari terjadinya kesalahan penanganan dalam praktiknya. Hal ini untuk
menghindari kesalahan medis, kesalahan medis itu sendiri adalah kesalahan yang terjadi
dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
pada pasien dan kejadian yang tidak diharapkan (KTD). KTD adalah suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission), dan bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien (DepKes,
2008).
Cedera pada pasien dirumah sakit umumnya lebih banyak diakibatkan oleh jatuh.
Kejadian pasien jatuh di rumah sakit merupakan masalah yang serius karena dapat
menyebabkan cedera ringan sampai kematian, serta memperpanjang lama perawatan
(length of stay/LOS) di rumah sakit dan biaya perawatan menjadi lebih besar. Kejadian
pasien jatuh di rumah sakit Inggris sebanyak 250.000/tahun dan lebih dari 1000 kasus
menyebabkan patah tulang (HQIP, 2012).

D. Pencegahan Cedera
Pengetahuan tentang pengontrolan cedera sangat perlu dan dibutuhkan dalam beberapa
tahun terakhir ini yang ditujukan pada komponen hal-hal yang membahayakan kemanan
yang berkontribusi pada cedera baik non fatal maupun fatal. Istilah kecelakaan tidak
begitu luas akan digunakan dalam diskusi pencegahan cedera, karena kecelakaan
diimpilikasikan pada kejadian yang terjadi karena kehendak Tuhan atau keberuntungan
yang buruk, yang tidak dapat diduga, dan yang tidak dapat dicegah. Seperti halnya,
kecelakaan, maka cedera memiliki sesuatu cara yang harus dicegah.
Prinsip pencegahan cedera termasuk pendidikan mengenai hal-hal yang membahayakan
keamanan dan strategi pencegahan; pengontrolan lingkungan dan mesin-mesin
(keamanan aktif atau pasif dikemudian hari yang mungkin mencegah cedera dari produk
atau alat yang digunakan), dan penguatan pada pengaturan diantara peralatan, pengaman,
tenaga kerja dan sebagainya. Keamanan aktif termasuk pemberian pengaturan pada
tingkah laku seseorang yang dapat menguntungkannya. Keamanan pasif atau automatik
termasuk pengaturan yang menggunakan mesin dan peralatan dan tidak membutuhkan
tingkah laku seseorang yang spesifik untuk menjadi aktif. Kantung udara, pengaman
tempat tidur adalah contoh dari keamanan pasif. Keamanan pasif adalah lebih
menguntungkan dari pada keamanan aktif dalam pengerjaannya, karena tidak
membutuhkan penjelasan atau pendidikan kepada klien atau individu tersebut. Salah satu
risiko keamanan pasien selama berada dalam pelayanan di rumah sakit adalah
kemungkinan pasien jatuh ( fall) (Setyarini, .2010).

E. Jatuh
1. Definisi
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tak disengaja / tak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai,
dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis
(pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin) (Yohanto, 2014).
2. Faktor Resiko Jatuh
1) Riwayat jatuh sebelumnya
2) Gangguan Kognitif
3) Gangguan keseimbangan, gaya berjalan, atau kekuatan
4) Gangguan mobilitas
5) Penyakit neurologi; seperti stroke dan Park
6. Penutup
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yan disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
7. Referensi

Elrifda,S.
(2011).BudayaPatientSafetydanKarakteristikKesalahanPelayanan:ImplikasiKebijakandiS
alahSatuRumahSakitdiKotaJambi.JurnalKesehatanMasyarakatNasionalVol.6,No.2.
Firawati.
(2012).PelaksanaanProgramKeselamatanPasiendiRSUDSolok,JurnalKeselamatanPasien
.6(2),74-77.
Ginting,D.(2019).KebijakanPenunjangMedisRumahSakit(SNARS).Yogyakarta:Deepublish.
Herawati,Y.T.
(2015).BudayaKeselamatanPasiendiRuangRawatInapRumahSakitXKabupatenJember.Ju
rnalIkatanKesehatanMasyarakat.11(1),54-58.
Isamainar,H.(2019).KeselamatanPasiendiRumahSakit.Yogyakarta:Deepublish.
Kamil,H.(2017).PatientSafety.IdeaNursingJournalVol1No1.
KemenkesRI.(2011).PermenkesRINo.1691/Menkes/VIII/
2011tentangKeselamatanPasienRimahSakit.
Panesar.S.S.,Stevens.A.C.,dkk.
(2017).AtaGlanceKeselamatPasiendanPeningkatanMutuPelayananKesehatan.Jakarta:Pe
nerbitErlangga.
Potter,P.A.,&Perry,A.G.
(2005).BukuAjarFundamentalKeperawatan:Konsep,ProsesdanPraktek(edisi4).Jakarta:E
GC.
Potter,P.A.,&Perry,A.G.(2010).FundamentalKeperawatanBuku1Edisi7.Jakarta:SalembaMedika.
Rivai,F.,Sidin,A.I.&Kartika,I.
(2016).FaktoryangBerhubungandenganImplementasiKeselamatanPasiendiRSUDAjjappa
nngeSoppengTahun2015.JurnalKebijakanKesehatanIndonesia,Vol.05,No.4.
Sakinah,S.,dkk.
(2017).AnalisisSasaraKeselamatanPasienDilihatdariAspekPelaksananIdentifikasiPasiend
anKeamananObatdiRSKepresidenanRSPADGatotSoebrotoJakarta.JurnalKesehatanMasy
arakat(e-Journal)Volume5,Nomor4.
Siamamora,R.H.
(2019).BukuAjar:PelaksanaanIdentifikasiPasien.PonorogoJawaTimur:UwaisInspirasiInd
onesia.
Siamamora,R.H.
(2018).PengaruhPenyuluhanIdentifikasiPasiendenganMenggunakanMediaAudiovisualTe
rhadapPengetahuanPasienRawatInap.JurnalKeperawatanSilamparivol.3,No.1.Hal.342-
351.
Siamamora,R.H.
(2018).DocumentationofParientIdentificationIntoTheElectronicSystemtoImproveTheQua
lityofNursingServices.InternationalJournalofScientific&TechnologyResearch.Vol.8.No.0
9.Hal.1884-1886.
Triwibowo,C.,Yuliawati,S.,&Husna,N.A.
(2016).HardoversebagaiUpayaPeningkatanKeselamatanPasien(Patientsafety)diRumahSa
kit.JurnalKeperawatanSoedirman.Vol11(2),Hal77-79
Whardani,V.(2017).BukuAjarManajemenKeselamatanPasien.Malang:UBPress.

Anda mungkin juga menyukai