Anda di halaman 1dari 18

LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN

PATIENT SAVETY DI PMB,


PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT

Norisa Anugrah
Dyan Putri Wulansari
Disusun Oleh: Rindu Rahayu Bernita S
Nina Ratna Ningsih
Wulida Fanum
LATAR BELAKANG
 Keselamatan pasien PMB, Puskesmas dan Rumah Sakit adalah suatu sistem
dimana membuat asuhan pasien menjadi lebih aman yang meliputi asesmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera.
 Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) yaitu:
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di Puskesmas yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan
(green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan.
Kesalahan medis didefinisikan sebagai suatu kegagalan tindakan medis
yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang
diharapkan atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan
(yaitu kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam proses
asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian
Tidak Diharapkan atau KTD)

Oleh karena itu, keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan
dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra PMB, puskesmas dan Rumah Sakit.
RUMUSAN MASALAH

 Bagaimana Langkah-langkah Penerapan Patient Savety di PMB?


 Bagaimana Langkah-langkah Penerapan Patient Savety di Puskesmas?
 Bagaimana Langkah-langkah Penerapan Patient Savety di Rumah Sakit?

TUJUAN

 Untuk mengetahui Langkah-langkah Penerapan Patient Savety di PMB.


 Untuk mengetahui Langkah-langkah Penerapan Patient Savety di
Puskesmas.
 Untuk mengetahui Langkah-langkah Penerapan Patient Savety di Rumah
Sakit.
TINJAUAN PUSTAKA PATIENT SAVETY

 Keselamatan pasien merupakan indikator yang paling utama dalam sistem pelayanan
kesehatan, yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam menghasilkan pelayanan
kesehatan yang optimal dan mengurangi insiden bagi pasien (Canadian Patient
Safety Institute, 2017). 
 keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem yang memastikan asuhan
pada pasien jauh lebih aman. Sistem tersebut meliputi pengkajian risiko,
identifikasi insiden, pengelolaan insiden, pelaporan atau analisis insiden, serta
implementasi dan tindak lanjut suatu insiden untuk meminimalkan terjadinya risiko.
(Kemenkes RI, 2015)
 Insiden keselamatan pasien adalah semua kejadian atau situasi yang berpotensi atau
mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, kerugian dan lain-lain),
hal tersebut dapat dicegah bahkan seharusnya tidak terjadi karena sudah
dikategorikan sebagai suatu disiplin
Insiden keselamatan pasien dapat diklasifikasikan
sebagai berikut (WHO, 2018):

 Insiden berbahaya : Insiden yang dapat membahayakan dan merugikan pasien


sehingga planning perawatan tidak sesuai yang diharapkan.
 Insiden tidak berbahaya : Insiden yang tidak menimbulkan bahaya dan kerugian pada
pasien.
 Insiden nyaris berbahaya : Insiden yang tidak membahayakan pasien tetapi memiliki potensi
atau resiko untuk bahaya dan kerugian.
 Insiden keselamatan pasien dapat disebabkan karena beberapa hal yang tidak sesuai
standar dalam periode pelayanan pasien, pengobatan yang tidak memenuhi harapan untuk
perbaikan atau penyembuhan pasien, risiko dalam pengobatan dan kedisiplinan serta
ketidakpatuhan pasien dalam minum obat.
Klasifikasi dampak insiden keselamatan pasien
dalam pelayanan kesehatan (Cooper,2018):

 Tidak ada kerugian : Proses pengobatan yang berjalan hingga selesai tanpa ada kerusakan atau
kerugian untuk pasien.
 Tidak ada kerugian karena hasil mitigasi : Segala insiden yang berpotensi menyebabkan bahaya tetapi
tidak menimbulkan bahaya.
 Kerugian ringan : Insiden di mana pasien terluka tetapi tidak memerlukan intervensi atau perawatan
minimal.
 Kerugian sedang : Pasien yang memerlukan perawatan medis jangka pendek untuk penilaian dan
perawatan ringan baik di UGD atupun bangsal rumah sakit.
 Insiden perusakan berat : Pasien mengalami insiden yang berdampak jangka panjang atau permanen
pada fisik, mental ataupun sosialnya sehingga mempersingkat harapan hidupnya.
 Kematian : Insiden yang terjadi dalam masa pengobatan. Dapat terjadi karena kurang tepat dalam
penegakkan diagnosis, penanganan awal, dan lain sebagainya.
 Insiden yang kurang detail : Insiden di mana informasi tidak memadai untuk mengevaluasi keparahan
bahaya  sehingga dapat berisiko kesalahan dalam hasil perawatan.
“Nine ife-Saving Patient Safety Solutions” (“Sembilan
Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit”) (WHO)

 perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip/norum atau look-alike,


sound-alike medication names/ LASA
 identifikasi pasien
 komunikasi saat serah terima/pengoperan pasien
 tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
 pengendalian cairan elektrolit pekat (concentrated)
 pastikan akurasi pemberian obat pada transisi asuhan
 hindari kesalahan pemasangan kateter dan selang (tube)
 penggunaan alat injeksi sekali pakai
 tingkatkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk pencegahan
infeksi (HAIs/ Healthcare Associated Infections)
Langkah-langkah Patient Savety di PMB (Praktik Mandiri Bidan)

 PMB (Praktek Mandiri Bidan) adalah tempat melaksanakan rangkaian kegiatan pelayanan kebidanan yang dilakukan
oleh Bidan secara perorangan (PMK No. 28, 2017)
 Tempat Praktik Mandiri Bidan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Bidan lulusan
pendidikan profesi untuk memberikan pelayanan langsung kepada klien.
 Keselamatan pasien didefinisikan sebagai upaya penghindaran, pencegahan, dan perbaikan dari hasil tindakan yang
buruk atau injuri yang berasal dari proses perawatan kesehatan.
ada 7 langkah menuju keselamatan pasien menurut Tutiany, dkk (2017), yaitu;
 Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
 Memimpin dan mendukung staf
 Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
 Mengembangkan sistem pelaporan
 Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
 Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
 Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
MEMBANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN

Aplikasi pada bidan di PMB, adil dalam memberikan pelayanan antar pasien tanpa diskriminasi dan
terbuka akan pelayanan dan asuhan kebidanan yang diberikan.

MEMIMPIN DAN MENDUKUNG STAF

Dengan memimpin dan mendukung staf di PMB dalam keselamtan pasien, maka budaya keselamatan
pasien akan menjadi rutinitas, sehingga kepuasan pelanggan PMB juga meningkat.

MENGINTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO

bidan di PMB harus membuat SPO. Sesuai konteks topik dalam makalah ini, salah satu SPO yang harus ada
di PMB adalah SPO tentang prosedur keselamatan pasien. pimpinan PMB membuat SK berisi Tim
Keselamatan Pasien yang akan mengelola semua yang berkaitan dengan kasus-kasus keselamatan pasien di
PMB.
MENGEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN

upaya untuk memastikan staf atau asisten bidan di PMB mudah untuk melaporkan insiden secara
internal (kepada pimpinan PMB) , dan secara eksternal (kepada lembaga terkait yang berwenang)
misalnya laporan kepada organisasi profesi, puskesmas pembina wilayah lokasi PMB berada, dan pihak
eksternal lainnya.

MELIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN

berkomunikasi dengan pasien juga dicatat dan dilaporkan, tidak membuat laporan kasus keselamatan
pasien yang hanya menulis dari versi bidan saja

BELAJAR DAN BERBAGI PENGALAMAN TENTANG KESELAMATAN PASIEN

analisa akar masalah kasus keselamatan pasien dengan 5W+1H. Dan keputusan teknik analisis ini
dibuatkan SPO juga sehingga jelas prosedur sistem keselamatan pasien di PMB
MENCEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KESELAMATAN PASIEN

bidan di PMB harus megambil pembelajaran dari kasus-kasus keselamatan pasien yang terjadi. Sehingga sistem
keselamatan pasien di PMB menjadi suatu siklus PDCA (Plan, Do, Check and Action) yang berkesinambungan
seperti halnya yang dilaksanakan klinik, puskesmas dan RS.

Penerapan Sistem Patient Safety di PMB (Praktik Mandiri


Bidan) dalam Masa Pandemik Covid-19

semua SPO di PMB seharusnya diadaptasikan dengan situasi yang ada, termasuk juga tentang
manajemen risiko dan prosedur keselamatan pasien PMB. Seperti SPO pelayanan Ibu Hamil masa
pandemik Covid-19, SPO pelayanan Ibu Bersalin masa pandemik Covid-19, SPO Ibu Nifas masa
pandemik Covid-19, dan SPO lainnya yang tersedia layanannya di PMB, semestinya sudah
disesuaikan dengan prosedur keselamatan pasien PMB
Langkah-langkah Patient Savety di
Puskesmas
 Standar Keselamatan Pasien Puskesmas, terdiri dari 7 standar yaitu:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran Kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Melatih staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Langkah-langkah Patient Savety di
Puskesmas
 Sasaran keselamatan pasien puskesmas, menerapkan 6 sasaran keselamatan
pasien yang dilaksanakan oleh seluruh satuan kerja secara terpadu dan
terkoordinasi yaitu:
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
2. Identifikasi nama pasien dan tanggal lahir (wajib)
3. Pemasangan Tanda Gelang
4. Semua pasien yang mempunyai risiko atas dasar pengkajian awal, akan
diberikan tanda risiko
Langkah-langkah Patient Savety di
Rumah Sakit
 Langkah-langkah pelaksanaan patient safety:
(9 solusi keselamatan pasien di RS):
1. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (lookalike, sound-alike medication names)
2. Pastikan identitas pasien
3. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5. Kendalikan cairan elektrolit yang pekat
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihn pelayanan
7. Hindai salah kateter dan salah sambung siang
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai
9. Tingkatkan kebersihan tangan untuk mencegah infeksi nasokomial.
Langkah-langkah Patient Savety di
Rumah Sakit
 8 langkah menuju keselamatan pasien RS (berdasarkan KKP RS No.001-VIII-2005)
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan Pasien, “ciptakan kepemimpinan dan budaya yang
terbuka dan adil”
2. Pimpin dan dukung staf anda “bangunlah komitmen dan focus yang kuat dan jelas tentang KP di
RS anda”
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, “kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko,
serta lakukan identifikasi dan asesmen hal yg potensial brmasalah”
4. Kembangkan sistem pelaporan, “pastikan staf Anda agar dg mudah dpt melaporkan
kejadian/insiden serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS”
Langkah-langkah Patient Savety di
Rumah Sakit
 8 langkah menuju keselamatan pasien RS (berdasarkan KKP RS No.001-VIII-2005)
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, “kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka
dengan pasien”
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan pasien, “dorong staf anda untuk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul”
7. Cegah cedera melalui implementasi system Keselamatan pasien, “Gunakan informasi yang ada
tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pd sistem pelayanan”
8. 6 standar keselamatan pasien (hak pasien, Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan,
Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien, Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien,
Mendidik staf tentang keselamatan pasien, Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien)
KESIMPULAN

 Penatalaksanaan patient safety dalam rumah sakit, puskesmas, pusat, kabupaten, dan
provinsi, dilakukan secara optimal hal ini dapat diketahui dari masih adanya indicator
pelaksana patient safety yang dilakukan
 Hambatan yang dirasakan dalam pelaksanaan patient safety adalah kurangnya pengetahuan
terhadap pentingnya patient safety serta kuantitas baik sumber daya manusia maupun
sarana dan prasarananya.

SARAN

Harapan agar dalam penatalaksaannya dapat lebih baik adalah diadakanya fungsi
sosialisasi mengenai pentingnya patient safety berdasarkan langkah langkah yang
telah tertera, sehigga kualitas mutu pelayanan dapat meningkat

Anda mungkin juga menyukai