Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

di SMP BINAAN NURSING CENTER STIKES CITRA DELIMA


” Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Komunitas II”
Yang diampuh oleh : Ns. Ardiansyah, M.Kep

Disusun oleh : Kelompok 2


Anggota :
1. Anisa (18100055)
2. Astri Ambarani ( 18100031)
3. Dika Anugrah P (1910070P)
4. Evi Yanuar (18100049)
5. Ferlen Faliany ( 18100053)
6. Isabela (18100066)
7. Leony Paradillah ( 18100047)
8. Merry Agustin (18100032)
9. Panji R (18100045)
10. Riski F 18100046)
11. Seli Weliyani (18100057)
12. Wulan Silvani (18100037)
13. Yulianda Sari (18100034)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG
Tahun Akademik 2021
KASUS :
Perawat komunitas melakukan Community Assesment di SMP binaan Nursing Center
STIKES Citra Delima’, dengan pendekatan community as a partner. Untuk mampu
menegakkan nursing diagnosis, perawat melakukan pengkajian pada Core dan Sub system
community. Pada early and periodic screnning didapatkan data : kelas 7 dan 8 menunjukan
bahwa 52% siswa mengalami cacingan, 60% mengeluh batuk dan pilek setiap bulan.
Berdasarkan hasil focus group discussion 75% anak mempunyai kebiasaan jajan saat
disekolah, dan saat ditanya alasan jajan karena tidak pernah sarapan pagi. Dari hasil
observasi jenis jajanan yang dibeli termasuk kategori junkfood, yang dibeli dari pedagang
yang berjualan disekitar sekolah. Dan Sekolah juga belum pernah melakukan pembinaan
tentang jajanan sehat pada pedagang yang berjualan di sekitar sekolah.
Dari pengamatan perawat, terlihat bahwa sekolah ini belum memiliki fasilitas memadai
yang menunjang PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Pemantauan kesehatan murid
dan guru kurang berjalan dengan baik. Pertemuan dengan wali murid dilaksanakan setiap
satu semester, tapi agenda yang dibahas hanya berkaitan dengan keuangan dan
pengembangan sekolah. Sekolah tersebut sudah memiliki UKS, tetapi Trias UKS belum
bisa berjalan dengan optimal, hal ini dimungkinkan karena kurang baiknya koordinasi
antar pelaksana UKS dan belum adanya perawat kesehatan sekolah. Sehingga program
Health Promotion School dengan titik tekan pada upaya promotif dan preventif, serta
kuratif dan rehabilitative sebagai upaya pendukungnya, belum bisa berjalan dengan
optimal

A. Analisis Data
No. Data Masalah
1. 1. Lingkungan fisik Resiko ketidakseimbangan nutrisi :
 Adanya kebiasaan pada Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
lingkungan anak usia sekolah pada agregat anak usia sekolah
kurang baik bagi
perkembangan anak yaitu
kebiasaan tidak sarapan pagi.
 52% siswa mengalami
cacingan.

2. Keamanan dan transportasi


 Kebiasaan jajan makanan yang
tidak sehat.
o 75% anak mempunyai
kebiasaan jajan di pagi
hari, jenis jajanan yang
dibeli termasuk dalam
kategori makanan
junkfood.
3. 3. Komunikasi informal Kurangnya pengetahuan tentang
 Kategori makanan yang dijual makanan sehat
oleh pedagang disekitar
sekolah adalah makanan
junkfood.
o Belum adanya pembinaan
yang dilakukan oleh pihak
sekolah kepada para
pedagang disekitar sekolah
tentang makanan sehat.
4. 4. Pelayanan kesehatan dan pelayanan Ketidakefektifan Fungsi UKS sebagai
sosial. Pelayanan Pendidikan kesehatan,
 Sekolah sudah memiiki UKS Pelayanan kesehatan, dan Pembinaan
tetapi Trias UKS belum lingkungan sekolah sehat
berjalan secara optimal.
 Kurang baiknya koordinasi Defisit kebersihan diri pada agregat
antar pelaksana UKS. anak usia sekolah
 Belum adanya perawat
kesehatan sekolah.
 Belum adanya fasilitas
memadai untuk menunjang
PHBS.
o 60% siswa mengalami
batuk dan pilek setiap
bulannya.
o 52% siswa mengalami
cacingan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Resiko ketidakseimbangan nutrisi : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada


agregat anak usia sekolah b/d cacingan ditandai dengan kebiasaan tidak sarapan
pagi dan kebiasaan jajan makanan yang tidak sehat.
2. Kurangnya pengetahuan tentang makanan sehat b/d tidak adanya pembinaan
tentang makanan sehat ditandai dengan pedagang yang menjual makanan tidak
sehat seperti junkfood disekitar sekolah.
3. Ketidakefektifan Fungsi UKS sebagai Pelayanan Pendidikan kesehatan, Pelayanan
kesehatan, dan Pembinaan lingkungan sekolah sehat b/d Trias UKS belum berjalan
secara optimal dan kurang baiknya koordinasi antar pelaksana UKS.
4. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kurangnya PHBS
ditandai dengan belum adanya fasilitas memadai untuk menunjang PHBS.

B. Prioritasa masalah
Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah memprioritaskan diagnosa

keperawatan dengan menggunakan ranking dari semua diagnosa yang telah

ditemukan. Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk mengetahui diagnosa

keperawatan komunitas yang mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu dengan

masyarakat.

Prioritas untuk diagnosa komunitas pada agregrat anak usia sekolah di SMP binaan

Nursing Center STIKES Citra Delima.

Diagnosa keperawatan pada agregat anak usia sekolah Score


Pentingnya Perubahan positif Penyelesaian

penyelesaian untuk penyelesaian untuk

masalah di komunitas peningkatan

0 : Tidak ada kualitas

0 : Tidak ada 1 : Rendah hidup

1 : Rendah 2 : Sedang 0 : Tidak ada

2 : Sedang 3 : Tinggi 1 : Rendah

3 : Tinggi
2 : Sedang

3 : Tinggi
Resiko

ketidakseimbangan

nutrisi : Nutrisi 3 : Tinggi 3 Tinggi 3 : Tinggi 9

kurang dari kebutuhan

tubuh pada agregat

anak usia sekolah b/d

cacingan ditandai

dengan kebiasaan

tidak sarapan pagi dan

kebiasaan jajan

makanan yang tidak

sehat
Kurangnya
pengetahuan tentang
makanan sehat b/d 2 : Sedang 2 : Sedang 3: Tinggi 7
tidak adanya
pembinaan tentang
makanan sehat
ditandai dengan
pedagang yang
menjual makanan
tidak sehat seperti
junkfood disekitar
sekolah.
Ketidakefektifan
Fungsi UKS sebagai
Pelayanan Pendidikan
kesehatan, Pelayanan
kesehatan, dan 3 : Tinggi 3 : Sedang 3 : Tinggi 8
Pembinaan
lingkungan sekolah
sehat b/d Trias UKS
belum berjalan secara
optimal dan kurang
baiknya koordinasi
antar pelaksana UKS.

Defisit kebersihan diri


pada agregat anak usia
sekolah b/d kurangnya 3 : Tinggi 3 : Tinggi 3 : Tinggi 9
PHBS ditandai dengan
belum adanya fasilitas
memadai untuk
menunjang PHBS.

Kesimpulan : Masalah Keperawatan Komunitas yang menjadi prioritas di SMP Binaan

Nursing Center STIKES Citra Delima, yaitu :

1. Resiko ketidakseimbangan nutrisi : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada

agregat anak usia sekolah b/d cacingan ditandai dengan kebiasaan tidak sarapan

pagi dan kebiasaan jajan makanan yang tidak sehat

2. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kurangnya PHBS
ditandai dengan belum adanya fasilitas memadai untuk menunjang PHBS.

C. Intervensi Keperawatan

N Dx. Kep Tujuan Rencana Sasar Meto Wak Temp

o. Keperawatan an de tu at
1. Resiko Noc: Nic:

ketidakseimba Status Nutrisi: Manajemen

ngan nutrisi : Asupan Nutrisi Nutrisi

Nutrisi kurang Setelah 1.Tentukan

dari kebutuhan Dilakukan status gizi

tubuh pada Tindakan pasien dan


agregat anak Keperawatan kemampuan(pas

usia sekolah 3x24jam,Nutrisi ien) untuk

Teratur dengan memenuhi

kriteria hasil: kebutuhan gizi

1.Asupan

Kalori 2.Tentukan apa

2.Asupan yang menjadi

Protein preferensi

3.Asupan makanan bagi

Lemak pasien

4.Asupan

Karbohidrat 3.Bantu pasien

5.Asupan Serat dalam

6.Asupan menentukan

Vitamin pedoman atau

7.Asupan piramida

Mineral makanan yang

paling cocok

dalam

memenuhi

kebutuhan

nutrisi dan

preferensi(misal

nya., Piramida

makanan
vegetarian,

Piramida

panduan

makanan, dan

Piramida

makanan untuk

lanjut usia lebih

dari 70)

4.Tentukan

jumlah kalori

dan jenis nutrisi

yang dibutuhkan

untuk memenuhi

persyaratan gizi

5.Lakukan atau

bantu pasien

terkait dengan

perawatan mulut

sebelum makan

6.Anjurkan

pasien terkait

dengan
kebutuhan

makanan

tertentu

berdasarkan

perkembangan

atau

usia(misalnya.,

Peningkatan

kalsium, protein,

cairan, dan

kalori untuk

wanita

menyusui;

peningkatan

asupan serat

untuk mencegah

konstipasi pada

orang dewasa

yang lebih tua)

7.Monitor kalori

dan asupan

makanan
2. Defisit Noc: Nic:
kebersihan diri
pada agregat Perawata Diri: Bantuan
anak usia
Kebersihan Perawatan
sekolah b/d Setelah Diri:
kurangnya
PHBS ditandai Dilakukan Mandi/Kebersi
dengan belum
adanya Tindakan han
fasilitas
Keperawatan 1.Pertimbangka
memadai
untuk 3x24jam, n budaya pasien
menunjang
PHBS. Defifit saat

Kebersihan Diri mempromosikan

Teratur dengan aktivitas

kriteria hasil: perawatan diri

1.Mencuci

Tangan 2.Pertimbangka

2.Membersihka n usia pasien

narea perineum saat

3.Menggunakan mempromosikan

pembalut aktivitas

4.Membersihka perawatan diri

n Telinga

5.Menjaga 3.Letakkan

hidung untuk handuk, sabun,

kemudahan deodoran, alat

bernafas dan bercukur, dan

bersih asesoris lain

6.Mempertahan yang diperlukan

kan kebersihan di sisi tempat

mulut tidur atau kamar


7.Mengeramas mandi

rambut

4.Sediakan

barang pribadi

yang

diinginkan(misal

nya., deodoran,

sikat gigi, sabun

mandi, sampo,

lotion, dan

produk

aromaterapi)

5.Monitor

kebersihan

kuku, sesuai

dengan

kemampuan

merawat diri

pasien

6.Monitor

integritas kulit

7.Berikan
bantuan sampai

pasien benar-

benar mampu

merawat diri

secara mandiri
D. Implementasi

No. Dx. Keperawatan Hari/tanggal Kegiatan


1. Resiko ketidakseimbangan nutrisi :

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

pada agregat anak usia sekolah

2. Defisit kebersihan diri pada agregat

anak usia sekolah b/d kurangnya

PHBS ditandai dengan belum adanya

fasilitas memadai untuk menunjang

PHBS

Anda mungkin juga menyukai