a t S e
a r ur
tan D a Oleh :
wa c a n
Pera Ben Dwi
Prasetyaningati
, M.Kep
Permasalahan yang dihadapi dalam penanganan krisis
kesehatan akibat bencana, antara lain:
1. Sistem informasi yang belum berjalan
dengan baik
2. Mekanisme koordinasi belum berfungsi
dengan baik
3. Mobilisasi bantuan dari luar lokasi
bencana masih terhambat akibat
masalah transportasi
4. Sistem pembiayaan belum mendukung
5. Sistem kewaspadaan dini belum
berjalan dengan baik
6. Keterbatasan logistik
Dalam penanganan krisis kesehatan akibat bencana,
banyak bantuan kesehatan dari LSM/lokal mapun
internasional yang terlibat secara aktif dalam
penanganan bencana di Indonesia. Oleh karena itu
perlu adanya standar bagi petugas kesehatan di
Indonesia, LSM/NGO nasional maupun internasional,
lembaga donor dan masyarakat yang bekerja atau
berkaitan dalam penanganan krisis kesehatan akibat
bencana.
Kebijakan dalam Penanganan Krisis Kesehatan
1. Setiap korban akibat bencana perlu mendapatkan pelayanan
kesehatan sesegera mungkin secara maksimal dan manusiawi.
2. Prioritas awal selama masa tanggap darurat adalah penanganan
gawat darurat medik terhadap korban luka dan identifikasi
korban mati disarana kesehatan.
3. Kegiatan kesehatan untuk mengurangi risiko munculnya
bencana lanjutan, di wilayah yang terkena bencana dan lokasi
pengungsian.
4. Koordinasi pelaksanaan penanganan krisis kesehatan akibat
bencana dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat.
5. Pelaksanaan penanganan krisis kesehatan dilakukan oleh
Pemerintah dan dapat dibantu dari berbagai pihak, termasuk
bantuan negara sahabat, lembaga donor, LSM nasional atau
internasional, dan masyarakat.
6. Bantuan kesehatan dari dalam maupun luar negeri,perlu
mengikuti standar dan prosedur yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan.
7. Pengaturan distribusi bantuan bahan, obat, dan perbekalan
kesehatan serta SDM kesehatan dilaksanakan secara
berjenjang.
8. Dalam hal kejadian bencana yang mengakibatkan tidak
berjalannya fungsi pelayanan kesehatan setempat, kendali
operasional diambil alih secara berjenjang ke tingkat yang
lebih tinggi.
9. Penyampaian informasi yang berkaitan dengan
penanggulangan kesehatan pada bencana dikeluar-kan oleh
Dinas Kesehatan setempat selaku anggota Satkorlak/Satlak
10. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi berkala yang perlu
diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
penanggulangan kesehatan, sekaligus menginformasikan
kegiatan masing-masing.
Siklus Bencana
Kesiapsiagaan
Tanggap
Darurat
Pra Bencana Saat Bencana
Mitigasi
Pencegahan
Setelah Bencana
Pemulihan
Rekonstruksi
Pengorganisasian
Tingkat Pusat
Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) merupakan
Lembaga Pemerintah
Nondepartemen setingkat menteri
yang memiliki fungsi perumusan dan
penetapan kebijakan penanggulangan
bencana dan penanganan pengungsi
dengan bertindak cepat dan tepat
serta efektif dan efisien; dan
pengoordinasikan pelaksanaan
kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu dan
menyeluruh
Daerah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah
perangkat daerah yang dibentuk untuk melaksanakan
tugas dan fungsi penyelenggaraan penanggulangan
bencana di daerah. Pada tingkat provinsi BPBD dipimpin
oleh seorang pejabat setingkat di bawah gubernur atau
setingkat eselon Ib dan pada tingkat kabupaten/kota
dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di bawah
bupati/walikota atau setingkat eselon IIa.
BPBD mempunyai fungsi :
1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan
bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak
cepat dan tepat, efektif dan efisien
2. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan
bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.
Unit Pelaksana Teknis Depkes
KKP/
RSU Provinsi Dinkes Provinsi BTKL PPM
Puskesmas, Masyarakat/Lokasi
Bencana
Pengelolaan Data
Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan mencakup:
1. Data bencana
2. Data sumber daya (sarana, tenaga dan dana)
3. Data sanitasi dasar
4. Data upaya kesehatan penanggulangan bencana
5. Data status kesehatan dan gizi
6. Data mengenai masalah pelayanan kesehatan
Pengolahan data
Puskesmas melakukan pengolahan data mengenai masalah
kesehatan untuk melihat besaran dan kecenderungan permasalahan
kesehatan untuk peningkatan pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pengolahan data dari
Puskesmas dan Rumah Sakit muntuk pelayanan kesehatan dan
sanitasi dasar untuk merumuskan kebutuhan bantuan
Dinas Kesehatan Provinsi melakukan pengolahan data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Provinsi mengenai
masalah kesehatan untuk melihat besaran dan kecenderungan
permasalahan kesehatan, kebutuhan sumber daya untuk pelayanan
kesehatan untuk merumuskan kebutuhan bantuan.
Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan melakukan
pengolahan data dari Dinas Kesehatan Provinsi mengenai masalah
kesehatan untuk melihat besaran dan kecenderungan permasalahan
kesehatan, kebutuhan sumber daya untuk pelayanan kesehatan dan
merumuskan kebutuhan bantuan bersama dengan unit terkait.
Penyajian Data
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian
data, antara lain:
1. Puskesmas menyiapkan data masalah kesehatan
dalam bentuk tabel, grafik, pemetaan, dll untuk
dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
kabupaten/Kota.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan
penyajian data dapat dalam bentuk bentuk tabel,
grafik, pemetaan, dll.
3. Dinas Kesehatan Provinsi melakukan penyajian data
dapat dalam bentuk tabel, grafik, pemetaan, dll.
4. Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan
melakukan penyajian data dalam bentuk tabel,
grafik, Pemetaan dan dimuat dalam web-site, dan
Penyampaian Data
Informasi yang diperoleh
dapat disampaikan dengan
menggunakan:
1. Kurir
2. Radio Komunikasi
3. Telepon
4. Faksimili
5. E-mail
6. SMS,
Terima
Kasih