Anda di halaman 1dari 15

Pengelolahan Bantuan

Obat dan Perbekalan


Kesehatan
Kelompok 1_2/A
Aden D. Dollu
Astantina Piga Nono
Eka Kristin Riwu
Maria Y. Deru
Batasan Materi
1 2
Pengantar Mekanisme
Pengelohan
Bantuan Obat
dan Perbekes

3 4
Prinsip Pengelohan Koordinasi
Bantuan Obat dan Kebutuhan Obat dan
Perbekes Perbekes sesuai
kondisi bencena
Pengantar
• Penyediaan obat dalam situasi bencana merupakan salah satu unsur
penunjang yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan pada saat
bencana.

• Penyediaan dan pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan dalam


penanggulangan bencana pada dasarnya tidak akan membentuk sarana
dan prasarana baru, tetapi menggunakan sarana dan prasarana yang
telah tersedia, hanya intensitas pekerjaannya ditingkatkan dengan
memberdayakan sumber daya daerah (Kab/Kota/ Provinsi).
1 Koordinasi Pengelolahan Bantuan Obat dan
Perbekalan Kesehatan

Pengaturan dan pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan adalah sebagai berikut:

 Posko Kesehatan langsung meminta obat dan perbekalan kesehatan kepada Dinas
Kesehatan setempat.
 Obat dan Perbekalan Kesehatan yang tersedia di Pustu dan Puskesmas dapat langsung
dimanfaatkan untuk melayani korban bencana, bila terjadi kekurangan minta tambahan
ke Dinkes Kab/Kota (Instalasi Farmasi Kab/Kota).
 Dinkes Kab/Kota (Instalasi Farmasi Kab/Kota) menyiapkan obat dan perbekalan
kesehatan selama 24 jam untuk seluruh sarana kesehatan yang melayani korban
bencana baik di Puskesmas, pos kesehatan, RSU, Sarana Pelayanan Kesehatan TNI dan
POLRI maupun Swasta.
 Bila persediaan obat di Dinkes Kab/Kota mengalami kekurangan dapat segera meminta
kepada Dinkes Provinsi dan atau Depkes c.q Pusat Penanggulangan Krisis berkoordinasi
dengan Ditjen Binfar dan Alkes.
2
Prinsip Pengelolahan Bantuan Obat
dan Perbekalan Kesehatan

Prinsip dasar dari pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan pada


situasi bencana adalah harus :
- Cepat
- Tepat, dan
- Sesuai kebutuhan

Oleh karena itu, dengan banyaknya institusi kesehatan yang terlibat perlu
dilakukan koordinasi dan pembagian wewenang dan tanggung jawab.
Prinsip utama yang harus dipenuhi dalam proses pemberian bantuan obat dan
perbekalan kesehatan mengacu lepada “Guidelines for Drug Donations”, yaitu:

Prinsip pertama: obat sumbangan harus memberikan keuntungan yang sebesar-


besarnya bagi negara penerima, sehingga bantuan harus didasarkan pada
kebutuhan, sehingga kalau ada obat yang tidak diinginkan, maka kita dapat
menolaknya.
Prinsip kedua: obat sumbangan harus mengacu kepada keperluan dan sesuai
dengan otoritas penerima dan harus mendukung kebijakan pemerintah dibidang
kesehatan dan sesuai dengan persyaratan administrasi yang berlaku.
Prinsip ketiga: tidak boleh terjadi standar ganda penetapan kualitas jika
kualitas salah satu item obat tidak diterima di negara donor, sebaiknya hal ini
juga diberlakukan di negara penerima.

Prinsip keempat: adalah harus ada komunikasi yang efektif antara negara
donor dan negara penerima, sumbangan harus berdasarkan permohonan
dan sebaiknya tidak dikirimkan tanpa adanya pemberitahuan.
3
Koordinasi Pengelolahan Bantuan
Obat dan Perbekalan Kesehatan

A. Koordinasi dan pembagian wewenang dan tanggung jawab

B. Persyaratan teknis obat sumbangan

C. Jenis obat berdasarkan jenis bencana


A. Koordinasi dan pembagian wewenang dan tanggung jawab
Tabel. Koordinasi dan pembagian wewenang dan tanggung jawab dalam pengelolaan obat dan
perbekalan kesehatan pada penanggulangan bencana.
Koordinasi obat dan perbekalan kesehatan yang berasal dari pihak donor
harus dikoordinasikan oleh:

1. Pihak Dinas Kesehatan Provinsi berkoordinasi dengan kantor kesehatan


pelabuhan setempat bila obat dan perbekalan kesehatan langsung diterima
oleh Provinsi.
2. Pihak Departemen Kesehatan (Ditjen Binfar dan Alkes) bila obat dan
Perbekalan Kesehatan di terima di tingkat Nasional.
3. Bila obat dan perbekalan kesehatan diterima oleh BPBD atau BNPB, maka
BPBD atau BNPB memberikan informasi bantuan ke Dinas Kesehatan Provinsi
di tingkat Provinsi atau Departemen Kesehatan di tingkat Nasional.
B. Persyaratan teknis obat sumbangan
 Masa Kedaluarsa obat dan Perbekalan sumbangan minimal 2
(dua) tahun pada saat diterima oleh penerima bantuan.
 Obat dan Perbekalan kesehatan sumbangan yang diterima harus
berasal dari sumber resmi dan terdaftar/mempunyai izin edar di
negeri pemberi atau mendapat pengakuan dari WHO atau lembaga
independen lainnya.
 Obat yang diterima sebaiknya sesuai dengan DOEN (Daftar Obat
Esensial Nasional), hal ini diperlukan agar tidak mengganggu
Program Penggunaan Obat Esensial di sarana kesehatan).
 Kekuatan/potensi/dosis dari obat sebaiknya sama dengan obat
yang biasa digunakan oleh petugas Kesehatan.
B. Persyaratan teknis obat sumbangan
 Obat dan Perbekalan kesehatan sumbangan sebaiknya memenuhi
aturan internasional pengiriman barang yaitu setiap obat dan
perbekalan kesehatan yang dikirim hendaknya disertai dengan detail isi
karton yang menyebutkan secara spesifik bentuk sediaan, jumlah,
nomor batch, tanggal kadaluarsa (expire date), volume, berat dan
kondisi penyimpanan yang khusus.
 Pengeluaran obat dan perbekalan kesehatan dari pelabuhan mendapat
pembebasan tarif pajak apabila ada rekomendasi dari Sekretariat
Negara (masuk dalam kategori bantuan teknis).
 Biaya pengiriman dari negara donor, transport lokal,
pergudangan/penyimpanan yang baik, urusan be cukai sebaiknya
dibayar oleh negara pemberi.
C. Jenis obat berdasarkan jenis bencana

 Agar penyediaan obat dan perbekalan kesehatan dapat


membantu pelaksanaan pelayanan kesehatan pada saat
kejadian bencana, maka jenis obat dan perbekalan
kesehatan harus sesuai dengan jenis penyakit.

Anda mungkin juga menyukai