Anda di halaman 1dari 102

Perawat dan Keperawatan

OLEH : MUARROFAH, S.KEP. NS.M. KES


Pengertian

 Definisi perawat menurut UU RI No. 23 tahun 1992


tentang kesehatan.
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan
dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan ilmu yang dimiliki melalui pendidikan
keperawatan.
 Taylor (1989)
Perawat adalah seseorang yang berperan dalam
merawat atau memelihara, membentu dengan
melindungi seseorang karena sakit, luka, dan proses
penuaan.
 Menurut ICN ( International Council of Nursing)
1965
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan
pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat
serta berwenang di negeri bersangkutan untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang
bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan,
pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit
Keperawatan
4

 Lokakarya Nasional tentang keperawatan yg


dilaksanakan di Jakarta bulan Januari 1983, telah
disepakati pengertian Keperawatan:
“Keperawatan Adalah Suatu bentuk pelayanan
profesional yg merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yg komprehensif, ditujukan pada individu,
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat
yg mencakup seluruh proses kehidupan manusia”

muarrofah/ikd I/Stikes ICME/2008


Pelayanan kep. Diberikan karena adanya:
5

1. Kelemahan ( fisik dan mental)


2. Keterbatasan pengetahuan
3. Kurangnya kemauan

menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan


hidup sehari-hari yg mandiri

muarrofah/ikd I/Stikes ICME/2008


SEJARAH PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN
6

BY
MUARROFAH, SKEP. NS
Ketentuan Umum (I)
 Keperawatan: Kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan sakit
maupun sehat.
 Perawat, Klien, Pelayanan Keperawatan, Praktik
Keperawatan
 Asuhan Keperawatan: Rangkaian interaksi perawat dengan
klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan PEMENUHAN
KEBUTUHAN DAN KEMANDIRIAN KLIEN
 Organisasi Profesi, Kolegium, Konsil Keperawatan
 Institusi Pendidikan
 Wahana Pendidikan Keperawatan; fasilitas selain PT
yang digunakan sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan
keperawatan
JENIS PERAWAT
8 (II)

PERAWAT PROFESI
 NERS
 NERS SPESIALIS
PERAWAT VOKASI
PENDAHULUAN
9
Tuhan

Manusia

Keperawatan

 Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa setiap


orang memerlukan asuhan keperawatan dalam
proses hidupnya
10
 Dari sejarah dapat diketahui pengalaman
orang lain.
 Kita tidak harus melakukan sendiri
pengalaman tersebut, tetapi kita dapat
mengambil pelajaran dari pengalaman itu
untuk kita gunakan pada masa kini atau
masa yang akan datang.
 Perkembangan keperawatan, termasuk
keperawatan yang kita ketahui saat ini, tidak
dapat dipisahkan dan sangat dipengaruhi
oleh perkembangan struktur dan kemajuan
peradaban manusia.
Kepercayaan terhadap animisme,
11
penyebaran agama-agama besar dunia
serta kondisi sosial ekonomi masyarakat,
terjadinya perang, renaissance serta
gerakan reformasi Luther turut mewarnai
perkembangan keperawatan.
Agar tidak terjadi salah arah dalam
perkembangan keperawatan, kita perlu
mengetahui sejarah perkembangannya
baik di luar Indonesia maupun di
Indonesia sendiri.
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI
LUAR INDONESIA
12

1. Zaman Purba
 Pada zaman ini orang percaya bahwa
sesuatu yang ada di bumi mempunyai
suatu kekuatan mistik yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia.
Kepercayaan ini biasa disebut animisme.
Mereka meyakini bahwa sakitnya
seseorang disebabkan oleh kekuatan alam
atau pengaruh kekuatan gaib seperti batu
besar, gunung tinggi, pohon besar, sungai
besar.
 Peran tabib dan perawat
13 jelas berbeda, tabib
adalah medicineman yang mengobati penyakit
dengan jalan melantunkan nyanyian, memberi
semangat dari ketakutan atau membuka otak
untuk menghilangkan jiwa yang jahat (Dolan,
Fitzpatrick & Herman, 1983).
 Perawat biasanya berperan sebagai ibu yang
merawat familinya sewaktu sakit dengan
memberikan perawatan fisik dan memberikan
obat dari tumbuh-tumbuhan. Peran ini
diteruskan sampai saat ini.
2. Zaman Keagamaan14
 Pada zaman ini, kuil menjadi pusat
perawatan medis sebab orang percaya
bahwa penyakit disebabkan oleh dosa
dan kutukan Tuhan.
 Pemimpin agama dijunjung tinggi
sebagai tabib, perawat dianggap sebagai
budak dan mendapat penghargaan yang
rendah karena pekerjaannya
didasarkan perintah dari pemimpin
agama yang berperan sebagai tabib
3. Permulaan Masehi
15
 Pada permulaan masehi, agama Kristen
mulai berkembang. Pada masa ini
keperawatan mengalami kemajuan yang
berarti seiring dengan kepesatan
perkembangan agama Kristen.
 Organisasi wanita pertama yang
dibentuk pada saat itu dinamakan
Deaconesses, mengunjungi orang-orang
sakit dan anggota keagamaan laki-laki
memberikan perawatan serta mengubur
orang mati.
 Pada perang salib perawat
16 laki-laki dan
perempuan bertugas merawat orang-orang yang
luka dalam peperangan tersebut.
 Kemajuan profesi keperawatan pada masa ini
juga terlihat jelas dengan berdirinya rumah sakit
terkenal di Roma yang bernama Monastic
Hospital. Rumah sakit ini dilengkapi dengan
fasilitas perawatan berupa bangsal-bangsal
perawatan untuk merawat orang sakit serta
bangsal-bangsal lain sebagai tempat merawat
orang cacat, miskin dan yatim piatu.
 Seperti halnya di Eropa, 17pada pertengahan abad VI
masehi keperawatan juga berkembang di benua
Asia. Tepatnya di Timur Tengah seiring dengan
perkembangan agama Islam.
 Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan
keperawatan tidak terlepas dari keberhasilan Nabi
Muhammad SAW menyebarkan agama Islam ke
berbagai pelosok negara
 Pada masa ini di jazirah Arab berkembang pesat
18
ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti, ilmu kimia,
higiene, dan obat-obatan. Hal ini menyebabkan
keperawatan juga berkembang.
 Prinsip dasar keperawatan seperti pentingnya
menjaga kebersihan diri (personal hygiene),
kebersihan makanan, air dan lingkungan
berkembang pesat. Tokoh keperawatan yang
terkenal dari dunia Arab pada masa ini adalah
Rafidah.
4. Permulaan Abad XVI
 Struktur dan orientasi masyarakat
19 berubah dari
orientasi keagamaan menjadi orientasi pada kekuasan,
yaitu perang, eksplorasi kekayaan alam, serta
perkembangan pengetahuan.
 Akibatnya banyak gereja dan tempat ibadah ditutup,
padahal tempat ini digunakan oleh ordoordo
keagamaan untuk merawat orang sakit.
 Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap
perkembangan keperawatan. Untuk memenuhi
kebutuhan perawat, wanita yang pernah melakukan
kejahatan dan telah bertobat dapat diterima bekerja
sebagai perawat. Akibat reputasi yang jelek ini,
perawat menerima gaji yang rendah dengan jam kerja
lama pada kondisi yang buruk (Taylor C., dkk,1989)
5. Masa Sebelum Perang Dunia II
20
 Dasar pelayanan keperawatan dititikberatkan pada
pengaduan sebagai ungkapan cinta bersama yang
diinspirasikan oleh ajaran agama. Sasarannya adalah
pelayanan orang yang sakit. Kegiatan pelayanan
ditujukan untuk menolong orang sakit agar sembuh
atau lebih sehat.
 Tenaga perawat yang memberi pelayanan tersebut
sedikit sekali atau bahkan tanpa pendidikan formal.
Yang terpenting adalah "magang"atau pengalaman
praktik langsung, karena pada masa itu yang menonjol
adalah "role model" atau model peran. Ruang lingkup
pelayanan perawatan lebih bersifat kuratif dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar fisiologis manusia
yang sakit.
 Florence Nightingale (1820-1910) merupakan
21
tokoh pembaharu perawatan pada saat itu dan
bahkan sering disebut Ibu Perawatan.
 Pada waktu itu, Florence Nightingale sudah
menyadari pentingnya suatu sekolah untuk
mendidik para calon perawat, agar dapat
diberikan pengetahuan, keterampilan dan
pembinaan mental sehingga dihasilkan tenaga
perawatan yang berbudi luhur, berpengetahuan
luas dan terampil dalam melaksanakan
perawatan.
 Beliau menetapkan struktur dasar sebagai
22
prasyarat dalam pendidikan perawat:
1. Mendirikan sekolah perawat
2. Menentukan tujuan pendidikan perawat
3. Menetapkan pengetahuan yang harus dimiliki
para calon sebagai dasar perawatan
 Di samping itu, Florence Nightingale telah
berpendapat bahwa: 23
1. Perlu persipan pendidikan yang berlainan bagi
perawat pelaksana dan perawat administrator
atau supervisor.
2. Perlu diperhatikan bahwa harus ada perubahan
tentang jam kerja perawat yang waktu itu
berlangsung 12 jam/hari dan 7 hari/ minggu.
3. Perlu diperhatikan peningkatan pendapatan
perawat setiap 6 bulan, mengingat beban dan
tanggung jawab mereka.
 Namun, secara menyeluruh
24 perkembangan
perawat dari zaman Florence Nightingale sampai
pecah perang dunia II dinilai sangat kecil atau
hampir tidak ada perubahan.
 Oleh karena itu, masa ini sering disebut sebagai
masa pemeliharaan.
6. Masa Selama Perang25
Dunia II
 Selama perang, banyak kejadian yang
merupakan "tekanan" bagi setiap
bangsa di dunia. Tekanan perang ini
mendorong manusia mengadakan
perubahan-perubahan. Kemajuan
teknologi dimaksudkan untuk berlomba
menaklukkan dunia.
 Penerapan teknologi modern dalam
bidang pelayanan orang sakit telah
mulai diperkenalkan waktu itu sebagai
jawaban atas kebutuhan pelayanan
kesehatan akibat penderitaan sakit
selama perang.
 Timbulnya penyakit akibat perang, menyebabkan
26
dibutuhkannya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan tenaga medis maupun perawat.
 Kemampuan satu bidang profesi tertentu tidak
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan waktu itu. Inipun merupakan
tantangan baru bagi perawat dalam memberikan
pelayanan kesehatan bersama dengan profesi lain.
7. Masa Pascaperang Dunia II
27
 Akibat Perang Dunia II yang mengakibatkan
banyaknya penderitan bagi penduduk dunia
telah menggugah semua pihak untuk
memperbaiki keadaan dunia.
 Perkembangan pesat di segala ilmu dan bidang
kehidupan, sekaligus merupakan perubahan-
perubahan untuk mewujudkan masyarakat
dunia yang sejahtera.
 Perkembangan dalam bidang perawatan secara
pesat terjadi di Amerika yang dipengaruhi oleh:
1. Kesadaran masyarakat yang 28 meningkat di bidang
kesehatan
2. Pertambahan penduduk yang relatif tinggi,
menimbulkan masalah baru dalam bidang pelayanan
kesehatan
3. Pertumbuhan ekonomi, akan memengaruhi pula tingkah
laku
4. Perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang
menyangkut ilmu kedokteran, cara-cara baru dalam
terapi yang semuanya sangat penting dalam proses
penyembuhan penyakit
5. Upaya-upaya menjadi lebih aktif dan kreatif sehingga
tidak hanya meliputi pelayanan kuratif saja melainkan
juga upaya preventif dan promotif.
6. Adanya perkembangan baru dalam kebijakan
pendidikan, sehingga sekolah perawat harus mengalami
perubahan juga.
 Dasar pemikiran semula, "The Nurse must give
total patient care" dalam29 arti sempit telah

berkembang, dalam arti luas perawat lebih


menyadari atas makna totality of the individual
client dari sebelumnya. Oleh karena itu terjadi
perubahan dari perawat bekerja sendiri menjadi
bekerja secara team.
 Dalam dekade ini telah dilancarkan perjuangan
untuk pengakuan keperawatan sebagai profesi.
Lucile Brown (1948) menulis laporan tentang
pengakuan perawat sebagai profesi merupakan
titik tolak yang besar untuk kehidupan perawat
dan profesi perawat.
8. Sejak Tahun 1950
30
 Dalam mengacu proses profesionalisme, perlu
pengembangan pendidikan keperawatan.
 Sebenarnya pendidikan keperawatan di tingkat
universitas sudah ada sejak tahun 1909 di
Universitas Minesota Amerika. Namun,
pengakuan perawat sebagai profesi, baru terjadi
tahun 1950, inipun baru pengakuan saja, belum
memenuhi karakteristik profesi.
 Pendidikan perawat pada tingkat "Bachelor"
dimulai tahun 1919. Pada
31 tahun 1977 telah

terdapat 3830 orang lulusan master di bidang


keperawatan dan pada tahun 1972 terdapat 9
institusi yang melaksanakan program Doktor di
bidang keperawatan. Di Thailand pendidikan
keperawatan pada tingkat "Bachelor" dimulai
tahun 1966, dan pada tingkat "Master" dimulai
tahun 1986.
 Proses keperawatan yang dimulai pada tahun
1950 dianggap sebagai stadium embrio. Pada
saat itu proses keperawatan belum dipahami dan
juga belum bisa diterima, tetapi sudah dilakukan
sehari-hari.
 Baru pada tahun 1955 Lydia Hall memberikan
32
presentasinya tentang "Perawatan adalah suatu
proses". Pada hakikatnya keperawatan
menyangkut empat hal pokok yaitu:
1. Nursing at the patient
2. Nursing to the patient
3. Nursing for the patient
4. Nursing with the patient
 Fase dalam proses keperawatan diidentifikasi oleh para
dosen keperawatan Universitas
33 Katolik Amerika pada
tahun 1967 meliputi: pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
 Pengertian keperawatan menurut International Council
of Nurses (ICN) pada tahun 1973 adalah," Fungsi yang
unik dari perawat adalah menolong seseorang yang sakit
atau sehat dalam usaha-usaha menjaga kesehatan atau
penyembuhan atau untuk menghadapi sakaratul maut
dengan tenang, yaitu usaha yang dapat dilakukan oleh
pasien sendiri apabila dia cukup kuat, berkemauan atau
sadar dan melakukannya sedemikian rupa sehingga si
pasien dalam waktu singkat dapat mandiri".
 Dari pengertian tersebut terungkap beberapa
pokok hakikat keperawatan,
34 antara lain:
1. Kegiatan keperawatan merupakan kegiatan
memberi bantuan.
2. Wujud bantuan tersebut pada hakikatnya
merupakan kegiatan fungsi hidup sehari-hari
yang normalnya dapat dilakukan sendiri oleh
setiap individu yang sehat.
3. Keterbatasan atau ketidakmampuan individu
untuk melaksanakan fungsi sehari-hari itu
disebabkan kelemahan fisik, kurang kemauan
maupun kurang pengetahuan.
 Keperawatan sebagai profesi, sampai sekarang
35
masih memerlukan perjuangan yang cukup
besar.
 Meskipun keperawatan sudah mulai disebut
sebagai suatu profesi, tetapi jika menelaah
karakter profesi, keperawatan lebih tepat
dianggap sebagai suatu profesi yang baru lahir
atau yang sedang berkembang.
 Sebagaimana halnya manusia yang bergerak dari
kebutuhan dasar ke kebutuhan untuk tumbuh,
begitu pula dengan keperawatan yang belum
sepenuhnya mencapai status profesional.
 Untuk memperoleh pengakuan sebagai
suatu profesi, menurut36
Taylor C, et al.
(1997) keperawatan harus memiliki:
1. Perumusan body of knowledge yang baik
2. Berorientasi pada pelayanan yang kuat
3. Pengakuan keahlian oleh sebuah kelompok
profesional
4. Kode etik
5. Organisasi profesi yang menetapkan standar
6. Pengembangan diri secara terus menerus
7. Otonomi
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI
INDONESIA
37

 Seperti halnya perkembangan keperawatan di


dunia pada umumnya, perkembangan
keperawatan di Indonesia juga dipengaruhi oleh
kondisi sosial dan ekonomi.
 Penjajahan pemerintah kolonial Belanda, Inggris
dan Jepang serta situasi pemerintah Indonesia
setelah merdeka mewarnai perkembangan
keperawatan di Indonesia. Perkembangan itu pada
hakikatnya dapat dibedakan atas dua masa yaitu
masa sebelum kemerdekaan dan masa setelah
kemerdekaan.
1. Masa Sebelum Kemerdekaan
 Pada masa pemerintahan38kolonial Belanda, perawat
berasal dari penduduk pribumi yang disebut Verpleger
dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga orang
sakit.
 Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di
Jakarta yang didirikan pada tahun 1799 untuk
memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda.
 Usaha pemerintah Belanda pada masa itu antara lain
membentuk Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas
Kesehatan Rakyat. Pendirian rumah sakit ini termasuk
usaha Deandels mendirikan rumah sakit di Semarang
dan Surabaya. Karena tujuannya hanya untuk
kepentingan tentara Belanda, maka tidak diikuti
perkembangan keperawatan.
 Sebaliknya, Gubernur Jenderal
39
Inggris, Rafless,
sangat memperhatikan kesehatan rakyat.
Semboyannya adalah kesehatan adalah milik
manusia, ia melakukan berbagai upaya untuk
memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi
antara lain mengadakan pencacaran umum,
membenahi cara perawatan pasien gangguan jiwa
serta memperhatikan kesehatan dan perawatan
para tahanan.
 Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan
40
Belanda, usaha-usaha peningkatan kesehatan
penduduk mengalami kemajuan. Pada tahun
1819 di Jakarta didirikan beberapa rumah sakit,
salah satu di antaranya adalah Rumah Sakit
Stadverband berlokasi di Glodok Jakarta Barat.
Pada tahun 1919 rumah sakit ini dipindahkan ke
Salemba yang sekarang bernama Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo (RSCM). Saat ini RSCM
menjadi rumah sakit pusat rujukan nasional dan
pendidikan nasional.
 Pada kurun waktu 1816-1942 berdiri beberapa
rumah sakit swasta milik41 Misionaris Katolik dan

Zending Protestan antara lain Rumah Sakit PGI


Cikini, Rumah Sakit St. Carolus Salemba, Rumah
Sakit St. Boromeus Bandung dan Rumah Sakit
Elisabeth Semarang. Bersamaan dengan
berdirinya rumah sakit di atas, didirikan sekolah
perawat. RS PGI Cikini tahun 1906
menyelenggarakan pendidikan juru rawat, RSCM
tahun 1912 ikut menyelenggarakan pendidikan
juru rawat. Itulah sekolah perawat pertama yang
berdiri di Indonesia meskipun baru pendidikan
okupasional.
 Kekalahan tentara sekutu dan kedatangan tentara
42
Jepang tahun 19421945 menyebabkan
perkembangan keperawatan mengalami
kemunduran karena pekerja perawat pada masa
Belanda dan Inggris sudah dikerjakan oleh
perawat yang telah dididik, maka pada masa
Jepang tugas perawat dilakukan oleh mereka yang
tidak dididik untuk menjadi perawat.
2. Masa Setelah Kemerdekaan
43
a. Periode tahun 1945-1962
Tahun 1945-1950 merupakan periode awal
kemerdekaan dan merupakan masa transisi
Pemerintah Republik Indonesia sehingga
dapat dimaklumi jika masa ini boleh dikatakan
tidak ada perkembangan. Demikian pula
tenaga perawat yang digunakan di unit-unit
pelayanan keperawatan adalah tenaga yang
ada, pendidikan tenaga keperawatan masih
meneruskan sistem pendidikan yang telah ada
(lulusan pendidikan "Perawat" Pemerintah
Belanda).
 Perkembangan keperawatan secara konseptual
44
belum ada dan ini berlangsung sangat lama,
karena baru pada dekade delapan puluhan mulai
tampak ada perkembangan. Hal ini dapat
diketahui dari tidak adanya kejelasan konsep-
konsep keperawatan ditambah tidak adanya pola
ketenagaan untuk pelayanan keperawatan,
demikian pula pola pendidikan tenaga
keperawatan.
 Bentuk-bentuk kegiatan pelayanan keperawatan
45
dari tahun 1945 sampai akhir tahun 1962-an masih
berorientasi pada keterampilan melaksanakan
prosedur dan lebih pada perpanjangan tangan
untuk kegiatan-kegiatan pelayanan medis, sampai
adanya perubahan konsep tentang keperawatan
sebagai profesi tahun 1983.
 Pendidikan keperawatan dari awal kemerdekaan
46
sampai tahun 1953 masih berpola pada
pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Hindia Belanda. Sebagai contoh, sampai dengan
tahun 1950 pendidikan tenaga keperawatan yang
ada adalah pendidikan tenaga keperawatan
dengan dasar pendidikan umum Mulo + 3 tahun
untuk mendapatkan ijazah A (perawat umum)
dan ijazah B untuk perawat jiwa. Ada juga
pendidikan perawat dengan dasar sekolah rakyat
+ 4 tahun pendidikan yang lulusannya disebut
mantri juru rawat.
 Baru pada tahun 1953 dibuka sekolah pengatur
47
rawat dengan tujuan untuk menghasilkan tenaga
keperawatan yang lebih berkualitas. Namun,
pendidikan dasar umum tetap SMP yang setara
dengan Mulo dengan lama pendidikan tiga tahun.
Pendidikan ini dibuka di tiga tempat (yaitu di
Jakarta, di Bandung dan di Surabaya), kecuali
pendidikan perawat di Bandung, keduanya berada
dalam institusi rumah sakit.
 Tahun 1955 di buka Sekolah Djuru Kesehatan
(SDK) dengan pendidikan 48 dasar umum sekolah
rakyat ditambah pendidikan satu tahun dan
Sekolah Pengamat Kesehatan yaitu sebagai
pengembangan SDK ditambah pendidikan satu
tahun. Ditinjau dari aspek pengembangannya
sampai dengan tahun 1955 ini tampak
pengembangan keperawatan tidak berpola, baik
tatanan pendidikannya maupun pola ketenagaan
yang diharapkan.
 Tahun 1962 dibuka Akademi Perawatan, yaitu
49
pendidikan tenaga keperawatan dengan dasar
pendidikan umum SMA di Jakarta, di RSUP Cipto
Mangunkusumo yang sekarang kita kenal sebagai
Poltekkes jurusan Keperawatan Jakarta yang
berada di jalan Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Sekalipun sudah ada keinginan bahwa pendidikan
tenaga perawat berada pada pendidikan tinggi,
namun konsep-konsep pendidikan tinggi belum
tampak.
 Hal ini dapat ditinjau dari kelembagaannya yang
berada dalam organisasi50 rumah sakit, kegiatan
institusi yang belum mencerminkan konsep
pendidikan tinggi yaitu kemandirian dan
pelaksanaan fungsi perguruan tinggi yang
disebut Tri Dharma Perguruan Tinggi, di
samping itu Akademi Keperawatan tidak berada
dalam sistem pendidikan tinggi nasional namun,
berada dalam struktur organisasi institusi
pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit.
Demikian juga penerapan kurikulumnya yang
masih berorientasi pada keterampilan tindakan
dan belum dikenalkannya konsepkonsep
keperawatan.
b. Periode tahun 1963 – 1982
51
Pada masa tahun 1963 hingga 1982 tidak terlalu
banyak perkembangan di bidang keperawatan,
sekalipun sudah banyak perubahan dalam
pelayanan, tempat tenaga lulusan Akademi
Keperawatan banyak diminati oleh rumah sakit -
rumah sakit, khususnya rumah sakit besar.
c. Periode 1983 – sekarang
52
 Sejak adanya kesepakatan pada lokakarya
nasional (Januari 1983) tentang pengakuan
dan diterimanya keperawatan sebagai suatu
profesi, dan pendidikannya berada pada
pendidikan tinggi, terjadi perubahan mendasar
dalam pandangan tentang pendidikan
keperawatan.
 Pendidikan keperawatan bukan lagi
menekankan pada penguasaan keterampilan,
tetapi lebih pada penumbuhan, pembinaan
sikap dan keterampilan profesional
keperawatan disertai dengan landasan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.
 Tahun 1983 merupakan tahun kebangkitan
53
profesi keperawatan di Indonesia, sebagai
perwujudan lokakarya tersebut di atas pada
tahun 1984 diberlakukan kurikulum nasional
untuk Diploma III Keperawatan.
 Dari sinilah awal pengembangan profesi
keperawatan Indonesia, yang sampai saat ini
masih perlu perjuangan, karena keperawatan di
Indonesia sudah diakui sebagai suatu profesi
maka pelayanan atau asuhan keperawatan yang
diberikan harus didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan.
 Hal ini sejalan dengan tuntutan UU No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan, terutama
54 pada pasal 32 yang
berbunyi:
Ayat 3: Pengobatan dan atau perawatan dapat
dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran
atau ilmu keperawatan atau cara lain
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ayat 4: Pelaksanaan pengobatan dan atau
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
atau ilmu keperawatan hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu.
 Tenaga keperawatan yang mempunyai keahlian
55
dan kewenangan untuk melakukan keperawatan
sebagaimana diharapkan tersebut harus
dipersiapkan pada tingkat pendidikan tinggi.
 Tahun 1985 dibuka Program Studi Ilmu
Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia dan kurikulum pendidikan tenaga
keperawatan jenjang S1 juga disahkan.
 Tahun 1992 merupakan tahun penting bagi profesi
56
keperawatan, karena pada tahun ini secara hukum
keberadaan tenaga keperawatan sebagai profesi
diakui dalam undang-undang yaitu yang kenal
dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No.
32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan sebagai
penjabarannya.
 Tahun 1995 dibuka lagi57Program Studi Ilmu
Keperawatan di Indonesia, yaitu di Universitas
Padjajaran Bandung dan Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia berubah menjadi Fakultas
Keperawatan.
 Tahun 1998 dibuka kembali program S1
Keperawatan yang ketiga yaitu Program Studi
Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Kurikulum Ners disahkan,
digunakannya kurikulum ini merupakan hasil
pembaruan kurikulum S1 Keperawatan tahun
1985.
 Tahun 1999 Program Sl kembali di buka, yaitu
Program Studi Ilmu Keperawatan
58 (PSIK) di
Universitas Airlangga Surabaya, PSIK di
Universitas Brawijaya Malang, PSIK di
Universitas Hasanuddin Ujung Pandang, PSIK di
Universitas Sumatera Utara, PSIK di Universitas
Diponegoro Jawa Tengah, PSIK di Universitas
Andalas, dan dengan SK Mendikbud No.
129/D/0/1999 dibuka juga Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan (STIK) di St. Carolus Jakarta. Pada
tahun ini juga (1999) kurikulum DIII
Keperawatan selesai diperbarui dan mulai
didesiminasikan serta diberlakukan secara
nasional.
Tahun 2000 diterbitkan
59 SK
Menkes No. 647 tentang
Registrasi dan Praktik Perawat
sebagai regulasi praktik
keperawatan sekaligus kekuatan
hukum bagi tenaga perawat
dalam menjalankan praktik
keperawatan secara profesional.
60

DAN AKHIRNYA……….. TH
2011 ?????
PENUTUP
61

 Keperawatan dalam arti merawat orang sakit sudah


dikenal sejak zaman purba, dalam
perkembangannya keperawatan mengalami
beberapa pergeseran pandangan, yaitu yang diawali
dari pandangan keperawatan sebagai pelayanan
vokasional dan hanya perpanjangan tangan tenaga
medis kepada keperawatan sebagai pelayanan
profesional.
 Keperawatan sebagai profesi di Indonesia mulai disadari
pada awal tahun 1983 yaitu62setelah disepakatinya
keperawatan sebagai profesi dan pendidikan
keperawatan berada pada jenjang pendidikan tinggi.
Sejak tahun itulah terjadi proses profesionalisasi di
bidang keperawatan yang berlangsung sampai sekarang.
 Keperawatan sebagai suatu profesi saat ini sudah
semakin jelas, hal ini dapat dilihat dari perkembangan
pendidikan tinggi keperawatan, perkembangan konsep
dan perangkat hukum yang mengatur tentang praktik
keperawatan, meskipun pada kenyataannya praktik
keperawatan profesional hingga saat ini belum dirasakan
sepenuhnya oleh masyarakat luas.
63

WASSALAM !!!!!

Hindyah.doc
64

Hindyah.doc
PERAWAT 65

Seseorang yang telah lulus pendidikan


perawat baik didalam negeri maupun diluar
negeri sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Kepmenkes, 1239/2001)
Perawat : vokasional & profesional
PERAWAT PROFESIONAL
66

 Berpendidikan tinggi dengan perilaku &


sikap profesional (professional attitude)
 Menerapkan IPTEK Keperawatan
(scientific knowledge)
 Menerapkan keterampilan profesional
(professional skill : intelektual, tehnikal,
interpersonal & etik)
PERAWAT PROFESIONAL
67

• Melaksanakan askep profesional, memiliki,


menunjukkan dan menampilkan :
- Sikap & tingkah laku profesional
- Ilmu pengetahuan dan teknologi kepw maju
- Keterampilan profesional
• Berpegang pada azas belajar sepanjang hayat :
- Terus menerus mengembangkan diri
- Berpandangan dan bersikap sebagai ilmuwan
& profesional
- Selalu berupaya meningkatkan mutu asuhan
 menerapkan IPTEK maju
KEMAMPUAN PERAWAT
68
PROFESIONAL

• Mengkaji dan memberikan intervensi


yang tepat
• Berkomunikasi (terapeutik)
• Berfikir kritis
• Mendidik orang lain
• Membina hubungan antar manusia
berdasarkan sikap “caring”
• Mengelola pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya
• Memperlihatkan sikap kepemimpinan
• Mengintegrasikan pengetahuan
SOSOK PERAWAT INDONESIA
MASA DEPAN
69

 Melaksanakan askep humanistik


 Menggunakan pendekatan holistik
 Menampilkan sikap & tingkah laku profesional
 Memiliki ilmu pengetahuan keperawatan serta menguasai keterampilan
profesional
 Memahami masyarakat dan lingkungan
 Memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap fungsinya sebagai
perawat
 Perawat sebagai ilmuwan yg siap dan mampu secara terus menerus
mengembangkan diri
 Memahami tuntutan kebutuhan masyarakat dalam pelayanan
 Berperan sebagai agen pembaharu (change agent)
 Berkomunikasi secara benar dan terbuka dengan masy
 Mengelola kegiatan pengabdian secara mandiri, benar dan baik
WAWASAN ILMU KEPERAWATAN
70

Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu-


ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia,
melalui pengkajian mendasar tentang hal-hal
yang melatarbelakangi, serta mempelajari
berbagai upaya untuk mencapai kebutuhan
dasar tersebut, melalui pemanfaatan semua
sumber daya yang ada potensial
FRAGMENTASI ILMU
KEPERAWATAN
71

I Dasar Kepw
Kel. Ilmu
I Kepemimpinan &
Kep. Dasar
manajemen Kepw

I Kepw Anak
I Kepw Maternitas
Kel. Ilmu
ILMU I Kepw Medikal Bedah
Kep. Klinik
KEPERAWATAN
I Kepw Jiwa
I Kepw Gadar

I Dasar Keluarga
Kel. Ilmu Kep.
Komunitas I Kepw Gerontik
I Kepw Komunitas
BIDANG GARAPAN DAN FENOMENA YANG MENJADI OBJEK STUDI
ILMU KEPERAWATAN
72

Penyimpangan atau tidak terpenuhinya


kebutuhan dasar manusia
(bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual),
mulai dari tingkat individu utuh,
mencakup seluruh siklus kehidupan,
sampai pada tingkat masyarakat,
yang juga tercerminkan pada tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar
pada tingkat sistem organ fungsional sampai
molekuler
SEGMEN KEPERAWATAN
73

 Mempunyai batasan eksternal sebagai respon terhadap :


☻ pemenuhan kebutuhan dasar
☻ tuntutan
☻ potensi klien yang selalu berubah
 Bersentuhan dengan profesi lain
 Mempunyai inti sebagai dasar untuk melakukan askep yang
merupakan fenomena keperawatan :
☻Objek materi : manusia yg tdk dpt berfungsi dg sempurna
dlm kaitan dg kondisi kesh & proses
penyembuhan
☻ Objek formal : keg dlm membantu individu yang bersifat
mendukung terwujudnya kesh &
penyembuhan
PELAYANAN KEPERAWATAN
74

Berupa bantuan yang diberikan karena adanya


kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju
kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup
sehari-hari secara mandiri
PELAYANAN KEPERAWATAN
75

1. Sebagai bagian integral dari pelayanan kesh


 bagian dari upaya untuk menjadikan manusia sehat
“jasmani, rohani dan sosial”

2. Perlu dipahami sifat pely/asuhan dan batas


batas lingkup dan kewenangan, serta tanggungjawab
pely/ asuhan keperawatan
 pengakuan lingkup kemampuan dan
keterampilan
 pengakuan lingkup wewenang dan
tanggungjawab
3. Sifat saling berhubungan,
76 saling menopang/
saling mendukung, saling memerlukan dan
saling bergantung-sinergistik & interdependen
antara pely/ askep dengan asuuhan profesional
dlm bidang kesh lainnya (asuhan medis)

4. Pelayanan/ asuhan keperawatan yg bersifat


“humanistik”
 asas dan landasan kemanusiaan
 nilai dan moral manusia/ kemanusiaan
77

5. Menggunakan pendekatan “holistik”


Melihat manusia & lingkungan secara
menyeluruh dalam satu kesatuan-sistem
Melihat manusia secara utuh : jasat, nafsu dan
roh
Melihat manusia dengan segala sifatnya yang
hakiki : mempunyai kebutuhan dasar dan
kebutuhan interpersonal  punya perasaan,
keinginan & punya kemampuan
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
78
 MASA LALU :
- naluri
- kepercayaan
- kasih sayang
- Vokasional

 MASA SEKARANG  TRANSISI


- pemahaman konsep keperawatan secara mendasar
- penataan peran fungsi
- penataan sistem pendidikan
- Penataan praktik keperawatan
- penataan organisasi profesi

 MASA YANG AKAN DATANG  PROFESIONAL


- bidang garap jelas  KDM
- pelayanan yg diberikan  ilmiah & etis
- penyelesaian masalah pendekatan nursing process
Posisi Keperawatan
79
di Indonesia

 Proses mewujudkan keperawatan


sebagai profesi, suatu proses berubah
jangka panjang
 Keperawatan sebagai profesi –
berorientasi pada pelayanan untuk
memenuhi tuntutan dan kebutuhan
masyarakat
PERKEMBANGAN
IPTEK & KEPERAWATAN
80

 Pilihan tindakan yankes, mahal


 Integrasi IPTEK ke dalam filosofi keperawatan : holistik &
manusiawi
 Perlindungan hak klien (informed consent)
 Fokus riset dari proses ke hasil yan/ askep
 Pengendalian kualitas yang cost efektif
 Evidence based practice
KECENDERUNGAN GLOBAL
KEPERAWATAN
81

 Yankep memperhatikan pengaruh faktor lingkungan


 Pergeseran yankep di luar RS/institusi
 Yankep di RS terfokus pada “critical care”
 Yankep primer sebagai mekanisme utama
 Masalah etik terkait dengan kehidupan klien dan kebijakan
sistem yankes (mekanisme pembiayaan & alokasi sumber)
Kecenderungan ……
82

 Yankes komprehensif terhadap sistem klien


 Penekanan pada upaya promotif & preventif
 Pelayanan berkualitas & memiliki akontabilitas
 Standarisasi kompetensi & praktik profesional
 Cross border nursing regulation
83

Hindyah.doc
Keperawatan
sebagai suatu
profesi
KEPERAWATAN SEBAGAI SUATU PROFESI
(1983)

 Profesi : suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang


lama dan menyangkut keterampilan intelektual (Webter)
 Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk
kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan
golongan atau kelompok tertentu.
 Profesi : suatu kumpulan atau set pekerjaan
yang membangun suatu set norma yang
sangat khusus yang berasal dari perannya
yang khusus di masyarakat (Schein, E.H)
 Hughes, E.C menyatakan profesi
mengetahui lebih baik dari kliennya tentang
apa yang diderita atau terjadi pada kliennya
KARAKTERISTIK PROFESI (Flexner)

 Aktivitas intelektual
 Berdasarkan ilmu dan belajar
 Untuk tujuan praktik dan Pelayanan
 Dapat diajarkan
 Terorganisir secara internal
 Altruistik
5 Karakteristik Profesi
(Greenwood)

 Systematic theory
 Authority
 Prestige
 Code of ethics
 Professional culture
Karakteritik Profesi
(Edgar Schein)

1. Para profesional terkait dengan pekerjaan


seumur hidup & menjadi sumber
penghasilan utama
2. Profesional mempunyai motivasi kuat
atau panggilan sbg landasan bagi
pemilihan karir profesionalnya dan
mempunyai komitmen seumur hidup yg
mantap terhadap karirnya
3. Profesional memiliki kelompok ilmu
pengetahuan & keterampilan khusus yg
diperoleh melalui pendidikan & latihan yg
lama
4. Profesional mengambil keputusan demi
kliennya berdasarkan aplikasi prinsip dan
teori
5. Profesional berorientasi pada pely,
menggunakan keahlian demi kebutuhan
khusus klien
6. Pely yg diberikan berdasarkan kebutuhan
objektif klien
7. Profesional lebih mengetahui apa yg baik
untuk klien dari pada klien sendiri
8. Profesional membentuk perkumpulan profesi 
menetapkan kriteria penerimaan, standar
pendidikan, perizinan/ujian masuk formal, jalur
karir, batasan/ peraturan
9. Profesional mempunyai kekuatan dan tatu dlm
bidang keahliannya & pengetahuan mereka
dianggap khusus
10. Profesional dlm menyediakan pely tdk
diperbolehkan advertensi
Karakteristik essensial suatu profesi
( Shortridge, L.M)

 Kode etik  sbg pedoman terlaksananya standar & tg


jawab pribadi
 Orientasi pd pelay sbg komitmen dlm memberikan asuhan
 Berdasarkan ilmu pengetahuan yg kokoh
 Otonomi
 Profesional : seseorang yang memiliki
kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu

 Profesionalime : karakter, spirit atau


metode profesional yg mencakup
pendidikan & kegiatan

 Profesionaliasi : merupakan suatu proses


yang dinamis untuk memenuhi atau
mengubah karakteritik kearah suatu profesi
Atribut terpenting dari
Profesionalisasi Keperawatan (Miller)

 Menambah/ memperoleh body of


knowledge dari universitas
 Mencapai kompetensi dg landasan teoritis
 Menspesifikasi keterampilan dan
kompetensi
Moore & Rosenblum,
Mendefinisikan 6 elemen suatu profesi

 Memiliki teori yang sistematik


 Mempunyai otoritas
 Memiliki wibawa
 Memiliki kode etik
 Mempunyai budaya profesional
 Menjadi sumber utama penghasilan
Peralihan suatu pekerjaan menjadi profesi
terjadi melalui 4 tahapan (Hall) :

 Memperoleh body of knowledge dari


institusi pendidikan tinggi
 Menjadi pekerjaan utama
(full-time occupation)
 Membentuk organisasi profesi
 Menyusun kode etik
Keperawatan sebagai Suatu Profesi
(Berger & Williams)

1. Kelompok pengetahuan yg melandasi


keterampilan untuk menyelesaikan masalah dlm
tatanan praktik kepw
2. Kemampuan memberikan pely yg unik kepada
masy
3. Pendidikan yg memenuhi standar dan
diselenggarakan di PT/ Universitas
4. Pengendalian thd tandar praktik
5. Bertanggungjawab & bertanggunggugat thd tind
yg dilakukan
6. Karir seumur hidup
7. Fungsi mandiri
3 NILAI SOSIAL TERKAIT KONSEP PROFESI

1. Pengetahuan yang mendalam dan


sistematis
2. Keterampilan tehnis dan kiat
3. Pelayanan/ asuhan berdasarkan ilmu,
keterampilan, dan etika profesi
Kesepakatan Loknas 1983:

 Keperawatan sebagai profesi


1. Keperawatan
2. Pelayanan Keperawatan
3. Asuhan Keperawatan
4. Praktik Keperawatan
 Struktur Pendidikan Tinggi
Keperawatan sebagai Pendidikan
Profesi
Professional Characteristics Public
Recognitio

GLOBALIZATION ENTRY POINT

Education

Professional
Service Live Research

SCIENC
HEALTH TRENDS
TECHNOL
& NEEDS
Luaran Sistem Dikti Keperawatan
berkualias:

 Lulusan berkualitas dari berbagai jenis dan


jenjang pendidikan dengan berbagai peran
 Sifat dan Jenis hasil riset ilmiah
keperawatan untuk pengembangan
keilmuan dan terapan
 Sifat dan jenis hasil pengabdian kepada
masyarakat dalam keperawatan
WASSALAM !!!!

Anda mungkin juga menyukai