Anda di halaman 1dari 35

Prinsip dasar pelayanan

paliatif dalam seting


pelayanan kesehatan
primer
Tri Agustina, dr, M. Gizi
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
UMS
 Suatu pendekatan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien dan keluarganya dalam
menghadapi penyakit yang mengancam jiwa,
Definisi melalui pencegahan dan mengurangi
(WHO) penderitaan dari rasa sakit melalui identifikasi
dini, pengkajian sempurna dan
penatalaksanaan nyeri dan masalah lainnya
secara fisik, psikososial, dan spiritual
 Diperkirakan perawatan paliatif dibutuhkan pada 40-60 %
kematian, yaitu untuk pasien dengan berbagai masalah kesehatan
yang membatasi kehidupan

 Penyakit kardiovaskuler 38,5%


 Kanker 34%
EPIDEMIOLOGI  PPOK 10,3%
 AIDS 5,7%
 Diabetes mellitus 4,6%
 Merupakan tugas profesi dokter yang mulia karena memberikan
kualitas hidup yang lebih baik pada pasien, walau dalam kondisi
prognosis buruk

TERAPI  Risiko terapi paliatif :


PALIATIF
 Kematian
 Efek samping akibat dosis obat yang tinggi
 Peran dokter dalam menjalankan tugasnya selalu berdasar pada
prinsip berbuat baik (principle of beneficence) yang memberi dokter
beberapa kewajiban :

Peran dokter  One ought to prevent evil or harm


 One ought to remove evil
 One ought to do or promote good

 Prinsip ini dijadikan dasar pelayanan para dokter sampai pada upaya
mempertahankan kehidupan pasien terminal sedapat mungkin seolah-
olah tanpa batas.
 Bukan menyembuhkan penyakit

 Bukan memperpanjang hidup


PERAWATAN
PALIATIF  Meningkatkan kualitas hidup pasien pada perjalanan akhir dari
kehidupannya
 Semua orang yang mengidap penyakit yang tidak dapat
disembuhkan

Perawatan  Mayoritas penyakit kronik, seperti : kanker, peny kardiovaskuler,


paliatif PPOK, HAIV/AIDS, Diabetes Melitus

untuk
 Pasien dengan end organ failures (gagal ginjal kronik)
siapa ?
 Kondisi lain : peny hati kronik, artritis rematik, peny neurologis,
demensia, anomali kongenital, dan tuberkulosis resisten obat
 Merupakan Kontribusi kritis bagi pasien

ASPEK  Pertimbangan financial


PSIKOSOSIAL
, ASPEK  Antisipasi  wali pasien perlu ditunjuk.
RELIGI DAN Di negara barat  tim geriatri dimasukkan anggota perwakilan dari
ETIKA badan keagamaan.
‘Bidang Keagamaan’ dapat membantu menentukan keputusan
dalam hidup dan kesehatannya.
 Meringankan rasa sakit/nyeri dan penderitaan lain
 Menegaskan kehidupan dan kondisi sekarat sebagai proses yang
CAKUPAN normal
 Tidak bermaksud untuk mempercepat atau menunda kematian
PERAWATAN  Mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual pada perawatan
PALIATIF pasien
 Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga
mengatasi penyakit pasien dan kedukaan mereka sendiri
 Menggunakan pendekatan tim untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan keluarga mereka, termasuk konseling jika
diindikasikan
 Meningkatkan kualitas hidup dan hal yang dapat berpengaruh
Lanjut… positif terhadap jalannya penyakit
 Melakukan terapi sejak dini dalam perjalanan penyakit untuk
mempertahankan kehidupan, seperti kemoterapi atau terapi
radiasi, dan termasuk evaluasi yang diperlukan untuk lebih
memahami dan mengatasi komplikasi klinis yang mempersulit
 Penatalaksanaan nyeri.
 Penatalaksanaan keluhan fisik lain.
JENIS  Asuhan keperawatan
KEGIATAN  Dukungan psikologis
PERAWATA  Dukungan sosial
N PALIATIF  Dukungan kultural dan spiritual
 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement).
 Aspek fisik
Aspek-aspek  Psikologis
dalam  Sosial
pelayanan  Spiritual
paliatif  Budaya
 Yaitu sebagai manifestasi fisik yang terjadi pada pasien akibat
penyakit yang diderita atau penyakit komorbid lain yang terjadi
bersamaan dengan penyakit primer
 Masalah fisik :
Aspek fisik  Nyeri (100%)
 Insomnia (93,3%)
 Kelelahan (88,3%)
 Kehilangan nafsu makan (83,3%)
 Tekanan psikologis terjadi 3 fase kehidupan pasien :
 Masa lalu : disebabkan oleh perasaan bersalah dan penyesalan
Aspek  Masa Sekarang : disebabkan oleh perasaan sedih, marah, dan

psikologis kehilangan
 Masa depan : disebabkan oleh perasaan takut, kegagalan, Kesia-sian
Dukungan  Dukungan psikiatris
psikologis  Terapi komplementer spt pijat, terapi aromatic
pada  Pendekatan spiritual dan memastikan pasien untuk melanjutkan
praktik keagamaan mereka
pelayanan  Terapi medikamentosa
paliatif:
 Yaitu perawatan yang dapat diberikan keluarga, teman dan orang
lain dengan berkomunikasi dengan pasien, memberikan interaksi
dan dukungan
 Dimensi dalam dukungan sosial :
Aspek Sosial  dukungan emosional lewat rasa empati dan pengertian, memiliki
pengaruh positif, mendorong ekspresi perasaan,
 Dukungan informasi mencakup penawaran informasi, bimbingan
dan saran
 Dukungan kasih sayang
 Yaitu aspek kemanusiaan yang merujuk pada cara individu
Aspek mencari dan mengekspresikan makna dan tujuan dan cara
Spiritual individu menjalankan hubungan mereka saat ini dengan diri
sensiri, orang lain, dengan alam dan Allah SWT
 Mencari makna kehidupan dan identitas dalam pengalaman
penyakit
Masalah  Mencari ketenangan pikiran dan kebebasan dari rasa takut akan
spiritual kematian

utama :  Mencari panduan (missal perawat atau dokter) untuk membantu


mereka memahami apa yang terjadi Ketika kematian semakin
dekat
PERAWATA  Rawat inap
N PALIATIF  Rawat jalan
DILAKUKAN
MELALUI  Kunjungan/rawat rumah
 Rumah sakit (hospital care)
 Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang memerlukan
pengawasan ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus, dokter
spesialis
 Puskesmas
TEMPAT  Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan.

PERAWATAN  Rumah singgah/panti (hospice care)


 Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan
PALIATIF khusus atau peralatan khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah
karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan.
 Rumah pasien (domiciliary care)
 Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan
khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga
 Pasien memiliki hak untuk tahu penyakitnya
WHEN,
WHAT, HOW  Dokter harus jujur kepada pasien
 Pasien mungkin mempunyai rencana untuk keluarga, berdamai
TO TELL dengan dirinya dan orang terkasih
PERSETUJUA
N TINDAKAN  Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan
MEDIS perawatan paliatif

(INFORMED  Sebaiknya setiap tindakan yang berisiko dilakukan informed consent.


CONSENT)
 Baik penerima informasi maupun pemberi persetujuan
diutamakan pasien sendiri apabila ia masih kooperatif dan sadar
penuh, dengan saksi anggota keluarga terdekatnya.
INFORMED  Waktu yang cukup agar diberikan kepada pasien untuk
berkomunikasi dengan keluarga terdekatnya.
CONSENT  Dalam hal pasien telah tidak kompeten, maka keluarga terdekatnya
melakukannya atas nama pasien
Tim perawatan paliatif sebaiknya mengusahakan
untuk memperoleh pesan atau pernyataan pasien pada
saat ia sedang kooperatif dan sadar penuh
Tentang apa yang harus atau boleh atau tidak boleh
dilakukan terhadapnya apabila kompetensinya
kemudian menurun (advanced directive).
Pesan dapat memuat secara eksplisit tindakan apa
yang boleh atau tidak boleh dilakukan, atau
Dapat pula hanya menunjuk seseorang yang
nantinya akan mewakilinya dalam membuat
keputusan pada saat ia tidak kompeten.
Pernyataan tersebut dibuat tertulis dan akan
dijadikan panduan utama bagi tim perawatan
paliatif.
Pada keadaan darurat, untuk
kepentingan terbaik pasien, tim
perawatan paliatif dapat
melakukan tindakan kedokteran
yang diperlukan, dan informasi
dapat diberikan pada kesempatan
pertama.
 Keputusan dapat dibuat oleh pasien yang kompeten atau oleh Tim
Resusitasi Perawatan paliatif.
/tidak  diinformasikan pada saat pasien memasuki atau memulai perawatan
paliatif.
resusitasi  Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki
pada pasien resusitasi, sepanjang informasi adekuat yang dibutuhkannya untuk
membuat keputusan telah dipahaminya.
dengan terapi  Keputusan tersebut dapat diberikan dalam bentuk pesan (advanced
directive) atau dalam informed consent menjelang ia kehilangan
paliatif kompetensinya.
 Keluarga terdekatnya pada dasarnya tidak
boleh membuat keputusan tidak resusitasi,
kecuali telah dipesankan dalam advanced
directive tertulis.
 Namun demikian, dalam keadaan
tertentu dan atas pertimbangan tertentu
yang layak dan patut, permintaan
tertulis oleh seluruh anggota keluarga
terdekat dapat dimintakan penetapan
pengadilan untuk pengesahannya.
 Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan untuk tidak melakukan resusitasi
sesuai dengan pedoman klinis di bidang ini,
 apabila pasien berada dalam tahap
terminal dan
 tindakan resusitasi diketahui tidak akan
menyembuhkan atau memperbaiki
kualitas hidupnya
 berdasarkan bukti ilmiah pada saat
tersebut.
Aspek Khusus Pada
Pasien Paliatif Anak
 Kanker menjadi penyebab kematian tertinggi di negara maju dan
kejadian kanker pada anak berkisar antara 2-3% dari kanker
secara keseluruhan
 Sekitar 175.300 kasus baru kanker anak pada usia 0-14 tahun
Latar  Penanganan kanker di Indonesia masih tertuju pada upaya kuratif
belakang sampai menjelang akhir kehidupan, oleh karena itu perlu
disosialisasikan kepada seluruh tenaga Kesehatan yang terkait
dengan kasus kanker pada anak tentang perlunya program paliatif
kanker pada anak
 Faktor tumbuh kembang
 Komunikasi dalam hal harapan, ketakutan, dan kondisi yang dialami
 Pengertian tentang penyakit dan kematian
Karakteristik 

‘Penilaian masalah dan cara mengatasinya
Pengambilan keputusan
program  Pentingnya belajar dan bermain
paliatif pada  Pentingnya taman bermain dan sekolah

anak  Pendekatan Waktu Konsultasi


 Tingkat perkembangan dan kemampuan kognitif sangat bervariasi
dan tidak selalu sesuai dengan usia anak. Maka dibutuhkan
komunikasi yang baik dan fleksibel dan disesuaikan dengan masing-
masing orang tua
 Fungsi keluarga
 Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk merawat dan
melindungi anaknya
Karakteristik  Sekolah, belajar dan bermain
program  Hak setiap anak

paliatif pada  Fisiologi dan farmakologi


 Kondisi fisiologi dan farmakologi berubah seiring dengan tumbuh
anak kembang anak
 Waktunparuh obat lebih Panjang daripada orang dewasa
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai