Nim : P05120319029
Resume
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga
yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa,melalui
Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh,dengan
pendekatan multidisiplinyang terintegrasi.tujuannya untuk mengurangi penderitaan
pasien,memperpanjang umurnya,meningkatkan kualitas hidupnya ,juga memberikan support kepada
keluarganya.meski pada akhirnya pasien meninggal,yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap
secara psikologis dan spiritual ,serta tidak stress menghadapi penyakit yang dideritanya.
Tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup
orang dengan penyakit yang serius,penyakit yang kompleks,kondisi terminal.non-rumah akit perawatan
paliatif tidak tergantung pada prognosis dan ditawarkan dalam hubungannya dengan kuratif dan semua
bentuk lain yang sesuai perawatan medis.
Peran keluarga dapat dilakukan dengan melaksanaan fungsi keluarga dalam perawatan dan
pendampingan untuk anggota keluarga dengan penyakit yang mengancam jiwa, antara lain:
Steele dan Davies (2015), mengemukakan bahwa terdapat transisi memudar dicirikan oleh tujuh
dimeni, mendefinisikan kembali, membebani, berjuang dengan paradoks, bersaing dengan perubahan,
mencari makna, hidup hari demi hari, dan mempersiapkan kematian. (Steele & Davies, 2015)
A. Mendefinisikan ulang
Menjadi keluarga pendukung, keluarga dalam hal ini dapat mendukung anggota yang sakit dengan
cara “melanjutkan seperti biasa” setelah dapat melakukan bagian pertama yakni mendefinisikan ulang.
Tetap libatkan anggota yang sakit dalam kegiatan yang biasa ia lakukan dengan memodifikasi sesuai
dengan porsi tubuhnya saat ini. Hindari sikap terlihat mengasihani dirinya dan tunjukkan bahwa
keluarga tetap mendukung kegiatan yang menyenangkan untuknya, dengan catatan tidak
membahayakan.
B.Membebani
Jika pasien melihat diri mereka sebagai tanpa tujuan, tergantung, dan tidak bergerak, mereka memiliki
perasaan lebih besar membebani orang yang mereka cintai. Semakin realistis pasien mendefinisi ulang
diri mereka sendiri ketika kapasitas mereka berkurang, semakin akurat mereka dalam persepsi mereka
tentang beban. Ketika anggota keluarga yang sakit mengalami hal ini maka yakinkan mereka bahwa
C. Berjuang dengan paradox, bertahan dengan perubahan dan mencari makna hidup dari hari ke hari
Berjuang dengan paradoks berasal dari kenyataan bahwa pasien hidup dan mati. Bagi anggota
keluarga yang sakit, perjuangan berfokus pada keinginan untuk percaya bahwa mereka akan bertahan
dan mengetahui bahwa mereka tidak akan selamat. Dalam hal ini keluarga dan anggota dapat
mendefinisikan bahwa penyembuhan tidak hanya penyembuhan fisik saja, melainkan emosional dan
spiritual serta berikan pemahaman bahwa makhluk yang hidup akan selalu menemui kematian.
Keluarga dapat mendampingi dan merawat anggota keuarga yang sakit saat ia mengalami perubahan
fisik, emosional dan spiritual adalah keluarga yang hebat walaupun memang tidak mudah. Proses
D.Mempersiapkan kematian
Keluarga dapat memfasilitasi dengan mendatangkan dan membuat pertemuan dengan anggota
keluarga yang sakit. Tidak hanya untuk anggota yang sakit, keluarga juga dapat mempersiapkan diri
apabila melanjutkan hidup tanpanya. Persiapan yang dilakukan ini dapat membuat keluarga dan pasien
lebih siap ditinggalkan dan meninggalkan tanpa penyesalan nantinya.
2.Perawatan dalam aspek Fisik
Beberapa gejala yang disebabkan oleh penyakit yang membatasi hidup, yaitu breathlessness, fatigue,
stress and anxiety, sleeplessness, pain, memory, attention, and information processing, lymphoedema
and oedema management, dan skin care and comfort.(Hammill, 2018) Beberapa gejala yang dapat di
1)Terengah-engah (breathlessness): Keluarga dapat belajar tentang manajemen stres dan kecemasan,
strategi koping, penentuan posisi, dan teknik konservasi energi, Keluarga dapat mengurangi dampak
2)Kelelahan: Dalam hal ini berhubungan dengan fase “mendefinisikan kembali”, keluarga dan
anggotanya yang sakit berkerja sama dalam memilih aktivitas, pekerjaan dan hal lain yang memerlukan
3)Kurang Tidur: Keluarga rutin untuk mengajak anggota keluarga yang sakit tentang perilaku tidur
yang baik, mengubah lingkungan tempat tidur, atau memperkenalkan rutinitas tidur baru untuk
4)Nyeri: keluarga membantu dan membimbing anggota yang sakit agar dapat meminimalkan tingkat
nyeri melalui latihan dan terapi, beberapa diantaranya relaksasi otot progresif dan Teknik napas dalam.
5)Memori, proses awal, dan pemrosesan informasi: Keluarga membantu mengurangi dampak gejala
kognitif dengan menerapkan berbagai strategi yang dirancang untuk mengkompensasi kehilangan atau
untuk melatih kembali memori dan perhatian anggota keluarga yang sakit, dalam hal ini kepada
anggota keluarga yang mengalami demensia. Salah satu yang dapat dilakukan adalah bercerita dengan
6)Perawatan kulit dan kenyamanan: Keluarga memerlukan segala bentuk kasur atau bantal perawatan
tekanan untuk membantu mengurangi atau mencegah sakit akibat tekanan atau membuat istirahat lebih
nyaman ketika anggota yang sakit hanya bisa beraktivitas di atas tempat tidur.
Teknologi informasi seperti aplikasi dapat dimaanfaatkan untuk memberdayakan keluarga. Dengan
membuat aplikasi yang ditujukan kepada keluarga dalam merawat anggota yang sakit dengan penyakit
yang mengancam jiwa dalam aspek perawatan secara fisik, psikologis, sosio, dan spiritual. Selain itu,
keluarga juga mengalami tekanan emosional yang tinggi saat melakukan perawatan, maka aplikasi ini
akan di lengkapi dengan edukasi koping yang dapat dilakukan oleh keluarga itu sendiri. Aplikasi yang
1.Fitur record, yang dapat diakses oleh perawat keluarga. Berupa perkembangan keadaan pasien dan
2.Pemberian konten edukasi terkait penyakit dan penanganannya pada keluarga akan disesuaikan
3.Konten dalam aplikasi tidak hanya berupa tulisan, namun juga berupa audio visual berupa video
Hal ini sesuai dengan peran perawat sebagai pemberi layanan, edukator dan komunikator.
1.Pemberi Layanan
Sebagai pemberi layanan, perawat membantu klien memperoleh kembali kesehatan dan kehidupan
maandiri yang optimal melalui proses pemulihan. Pemulihan yang dimaksud meliputi unsur fisik,
2.Edukator
Sebagai edukator, perawat dapat memberikan edukasi kesehatan terkait kondisi penyakit klien dengan
proses belajar. Perawat dapat menjelaskan fakta kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti
perawatan diri, memperbaiki perilaku, dan mengevaluasi kemajuan klien dan keluarga dalam belajar.
3.Komunikator
Komunikasi sangat penting antara perawat dan klien, ketika perawat mengenal klien, mengetahui
kelebihan kelemahannya, kebutuhan dan ketakutan mereka dalam menghadapi penyakit. Tanpa
komunikasi yang jelas, akan menjadi sulit untuk memberikan kenyamanan dan dukungan emosional
dan melayani dengan efektif.(Potter & Perry, 2009) Ketika perawat dapat menjalani perannya sebagai
komunikator dengan baik, maka perawat tersebut dalam menjadi orang yang nyaman di ajak