Anda di halaman 1dari 6

Nama : mayang tri wulandari

Nim : P05120319029

Resume

A. pengertian perawatan paliatif

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga

yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa,melalui

pencegahan nyeri dan masalah-masalah lain,fisik,psikososial,dan spiritual ( WHO,2002)

Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh,dengan
pendekatan multidisiplinyang terintegrasi.tujuannya untuk mengurangi penderitaan
pasien,memperpanjang umurnya,meningkatkan kualitas hidupnya ,juga memberikan support kepada
keluarganya.meski pada akhirnya pasien meninggal,yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap
secara psikologis dan spiritual ,serta tidak stress menghadapi penyakit yang dideritanya.

B. Tujuan Perawatan Paliatif

Tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup
orang dengan penyakit yang serius,penyakit yang kompleks,kondisi terminal.non-rumah akit perawatan
paliatif tidak tergantung pada prognosis dan ditawarkan dalam hubungannya dengan kuratif dan semua
bentuk lain yang sesuai perawatan medis.

C. Peran Dan Fungsi Keluarga Dalam Perawatan Paliatif

Peran keluarga dapat dilakukan dengan melaksanaan fungsi keluarga dalam perawatan dan

pendampingan untuk anggota keluarga dengan penyakit yang mengancam jiwa, antara lain:

1.Perawatan dalam aspek psikologis, sosial, dan spiritual

Steele dan Davies (2015), mengemukakan bahwa terdapat transisi memudar dicirikan oleh tujuh
dimeni, mendefinisikan kembali, membebani, berjuang dengan paradoks, bersaing dengan perubahan,
mencari makna, hidup hari demi hari, dan mempersiapkan kematian. (Steele & Davies, 2015)
A. Mendefinisikan ulang

Menjadi keluarga pendukung, keluarga dalam hal ini dapat mendukung anggota yang sakit dengan

cara “melanjutkan seperti biasa” setelah dapat melakukan bagian pertama yakni mendefinisikan ulang.

Tetap libatkan anggota yang sakit dalam kegiatan yang biasa ia lakukan dengan memodifikasi sesuai

dengan porsi tubuhnya saat ini. Hindari sikap terlihat mengasihani dirinya dan tunjukkan bahwa

keluarga tetap mendukung kegiatan yang menyenangkan untuknya, dengan catatan tidak

membahayakan.

B.Membebani

Jika pasien melihat diri mereka sebagai tanpa tujuan, tergantung, dan tidak bergerak, mereka memiliki

perasaan lebih besar membebani orang yang mereka cintai. Semakin realistis pasien mendefinisi ulang

diri mereka sendiri ketika kapasitas mereka berkurang, semakin akurat mereka dalam persepsi mereka

tentang beban. Ketika anggota keluarga yang sakit mengalami hal ini maka yakinkan mereka bahwa

keluarga merawat mereka dengan dasar penghargaan cinta.

C. Berjuang dengan paradox, bertahan dengan perubahan dan mencari makna hidup dari hari ke hari

Berjuang dengan paradoks berasal dari kenyataan bahwa pasien hidup dan mati. Bagi anggota

keluarga yang sakit, perjuangan berfokus pada keinginan untuk percaya bahwa mereka akan bertahan

dan mengetahui bahwa mereka tidak akan selamat. Dalam hal ini keluarga dan anggota dapat

mendefinisikan bahwa penyembuhan tidak hanya penyembuhan fisik saja, melainkan emosional dan

spiritual serta berikan pemahaman bahwa makhluk yang hidup akan selalu menemui kematian.

Keluarga dapat mendampingi dan merawat anggota keuarga yang sakit saat ia mengalami perubahan

fisik, emosional dan spiritual adalah keluarga yang hebat walaupun memang tidak mudah. Proses

perjalanan saat ada sakit dirasakan oleh seluruh anggota keluarga.

D.Mempersiapkan kematian
Keluarga dapat memfasilitasi dengan mendatangkan dan membuat pertemuan dengan anggota
keluarga yang sakit. Tidak hanya untuk anggota yang sakit, keluarga juga dapat mempersiapkan diri
apabila melanjutkan hidup tanpanya. Persiapan yang dilakukan ini dapat membuat keluarga dan pasien
lebih siap ditinggalkan dan meninggalkan tanpa penyesalan nantinya.
2.Perawatan dalam aspek Fisik

A.Identifikasi ketidaknyamanan fisik dan penanganannya

Beberapa gejala yang disebabkan oleh penyakit yang membatasi hidup, yaitu breathlessness, fatigue,

stress and anxiety, sleeplessness, pain, memory, attention, and information processing, lymphoedema

and oedema management, dan skin care and comfort.(Hammill, 2018) Beberapa gejala yang dapat di

bantu oleh keluarga dalam penanganannya di rumah:

1)Terengah-engah (breathlessness): Keluarga dapat belajar tentang manajemen stres dan kecemasan,

strategi koping, penentuan posisi, dan teknik konservasi energi, Keluarga dapat mengurangi dampak

sesak napas yang dialami anggota keluarga yang sakit.

2)Kelelahan: Dalam hal ini berhubungan dengan fase “mendefinisikan kembali”, keluarga dan

anggotanya yang sakit berkerja sama dalam memilih aktivitas, pekerjaan dan hal lain yang memerlukan

energi sesuai dengan kemampuan anggota keluarga yag sakit.

3)Kurang Tidur: Keluarga rutin untuk mengajak anggota keluarga yang sakit tentang perilaku tidur

yang baik, mengubah lingkungan tempat tidur, atau memperkenalkan rutinitas tidur baru untuk

meningkatkan kebiasaan tidur anggotanya yang sakit.

4)Nyeri: keluarga membantu dan membimbing anggota yang sakit agar dapat meminimalkan tingkat

nyeri melalui latihan dan terapi, beberapa diantaranya relaksasi otot progresif dan Teknik napas dalam.

5)Memori, proses awal, dan pemrosesan informasi: Keluarga membantu mengurangi dampak gejala

kognitif dengan menerapkan berbagai strategi yang dirancang untuk mengkompensasi kehilangan atau

untuk melatih kembali memori dan perhatian anggota keluarga yang sakit, dalam hal ini kepada

anggota keluarga yang mengalami demensia. Salah satu yang dapat dilakukan adalah bercerita dengan

mengenang masa lalu yang indah dan memorable.

6)Perawatan kulit dan kenyamanan: Keluarga memerlukan segala bentuk kasur atau bantal perawatan

tekanan untuk membantu mengurangi atau mencegah sakit akibat tekanan atau membuat istirahat lebih
nyaman ketika anggota yang sakit hanya bisa beraktivitas di atas tempat tidur.

B.Pemanfaatan Teknologi Infoemasi untuk Pemberdayaan Keluarga

Teknologi informasi seperti aplikasi dapat dimaanfaatkan untuk memberdayakan keluarga. Dengan

membuat aplikasi yang ditujukan kepada keluarga dalam merawat anggota yang sakit dengan penyakit

yang mengancam jiwa dalam aspek perawatan secara fisik, psikologis, sosio, dan spiritual. Selain itu,

keluarga juga mengalami tekanan emosional yang tinggi saat melakukan perawatan, maka aplikasi ini

akan di lengkapi dengan edukasi koping yang dapat dilakukan oleh keluarga itu sendiri. Aplikasi yang

di maksudakan dapat membantu membimbing keluarga dapat mecakup fitur:

1.Fitur record, yang dapat diakses oleh perawat keluarga. Berupa perkembangan keadaan pasien dan

penanganan yang telah di lakukan keluarga.

2.Pemberian konten edukasi terkait penyakit dan penanganannya pada keluarga akan disesuaikan

sesuai kebutuhan keluarga terkait kondisi anggota yang sakit.

3.Konten dalam aplikasi tidak hanya berupa tulisan, namun juga berupa audio visual berupa video

edukasi dan juga konten suara yang bisa di akses, meliputi Q n A.

Hal ini sesuai dengan peran perawat sebagai pemberi layanan, edukator dan komunikator.

1.Pemberi Layanan

Sebagai pemberi layanan, perawat membantu klien memperoleh kembali kesehatan dan kehidupan

maandiri yang optimal melalui proses pemulihan. Pemulihan yang dimaksud meliputi unsur fisik,

kesejahteraan emosional, spiritual dan social.(Potter & Perry, 2009)

2.Edukator

Sebagai edukator, perawat dapat memberikan edukasi kesehatan terkait kondisi penyakit klien dengan

proses belajar. Perawat dapat menjelaskan fakta kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti

perawatan diri, memperbaiki perilaku, dan mengevaluasi kemajuan klien dan keluarga dalam belajar.

(Potter & Perry, 2009)

3.Komunikator
Komunikasi sangat penting antara perawat dan klien, ketika perawat mengenal klien, mengetahui

kelebihan kelemahannya, kebutuhan dan ketakutan mereka dalam menghadapi penyakit. Tanpa

komunikasi yang jelas, akan menjadi sulit untuk memberikan kenyamanan dan dukungan emosional

dan melayani dengan efektif.(Potter & Perry, 2009) Ketika perawat dapat menjalani perannya sebagai

komunikator dengan baik, maka perawat tersebut dalam menjadi orang yang nyaman di ajak

berkonsultasi oleh klien dalam menghadapi segala permasalahan penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai