Anda di halaman 1dari 21

Manajemen infeksi

Infeksi luka
 Menghambat penyembuhan & penyebab utama
morbiditas & mortalitas baik di komunitas atau
rumah sakit

 Merupakan hasil interaksi dinamik antara


penjamu, potensial patogen & lingkungan

 Berisiko infeksi karena respon imun yang tidak


optimal & memicu “high bacterial load”

(Mangram AJ, et.al, 1999 , Cantor A,2004 )


Infeksi luka
 Gangguan pada jamu karena toksin mikrobial

 Bakteri menginfeksi, perubahan struktur,


produksi enzim dan metabolik yang
mengkontribusi virulensi dan patogenik

 Baik bakteri aerob dan anaerob berkoloni hampir


pada semua luka

(Mangram AJ, et.al, 1999 & Cooper RA, 2005)


Interaksi antara penjamu dan
mikroorganisme pada luka

Terminologi
 Contamination

 Colonization

 Critical colonization

 Infection

(Landis SJ, 2008)


Contamination
 Keberadaan bakteri dalam luka
 Semua luka kronik terkontaminasi
 Bakteri tidak mengalami replikasi
 Tidak merusak jaringan dan
penyembuhan berlangsung
Colonazation
 Tahap berikut melibatkan hubungan pada
mikrobial dengan penjamu
 Bakteri mengalami replikasi
 Luka dapat sembuh
 Sumber potensial :
- organisme lokal kulit: carynebacteria spp,
prapianibacteria spp, coagulase-negative
staphylococci dan viridans streptococci.
- lingkungan ekternal: multi-resistant organisms
(MROs): MRSA
- Sumber endogenous; streptococcus spp,
coliforms dan anaerobes
Crtitical colonization
 Tahap krusial dimana konfrontasi antara
bakteri dan penjamu menghasilkan fisura
dan pelindung pada kompartemen
permukaan luka
 Gambaran klinik: lambatnya
penyembuhan, nyeri, exudat>>,
perubahan warna pada dasar luka,
jaringan granulasi mudah rapuh,
normal/abnormal jaringan granulasi, bau
yang tidak sedap
Infection
 Adanya replikasi dari mikroorganisme
dalam luka dan respon yang menghambat
penyembuhan
 Gambaran klinik: erytema, hangat, bengkak,
nyeri, hilang fungsi
 Dapat menimbulkan sepsis
Infeksi pada luka, kulit & jaringan
lunak
 Dapat disebabkan
oleh:staphylococcus aureus &
kelompok streptococci (GAS),
pseudomonas aeruginosa,
enterococci & kelompok streptococci,
anaerobic microbial; fusobacterium
necrophorum & bacteroides fragillis.

 Mikroorganise; virulensi tinggi:


streptococcus pyogenes atau
psudomonas aeruginosa
(Lazzarini L, 2004 & Ljung A, Yanagisawa N, Wadstrom T, 2006)
Contamination

Colonization

Critical
colonozation

Infection
Luka kronik persisten
 Resistan terhadap antiseptik &
antibiotik
 Adanya biofilm yang menempel di
permukaan luka
 Biofilm: sel mikroorganisme yang
melekat erat pada permukaan
luka, sesil, dan irreversible
Efek luka kronik
 Gagal menstimulasi proliferasi
fibroblast, sel endotelial &
keratinocytes
 Cairan yang berlebihan merusak
jaringan
Faktor peningkatan
infeksi
 Penyakit vascular
 Tarafi radiasi
 Edema
 DM
 Kortikosteroid
 Nutrisi yang buruk
 Periode pembedahan
Gambaran klinik luka
kronik
 Ada nekrotik & jaringan tidak sehat
 Kurang adekuat suplai darah
 Jaringan granulasi normal tidak
ada
 Kurangnya epitelialisasi
 Luka yang mudah rusak (saluran
sinus)
Prinsif pencegahan infeksi &
terhambatnya penyembuhan
 Identifikasi penyebab luka
 Cegah faktor intrinsik & ekstrinsik; hipertensi
venous & gesekan
 Cegah faktor penghambat : malnutrisi,
hiperglikemia, anemia
 Cegah infeksi nosokomial
 Angkat nekrotik/benda asing
 Drainage yang bereksudat dari sinus
 Obersevasi kondisi luka
 Buat panduan untuk penatalaksanaan
(White JR, 2008)
Strategi menurunkan
infeksi /beban mikrobial
 Pembersihan dan irigasi
 Kontrol penyebab & faktor
risiko reversible
 Pertahankan “ wound bed
clean”
 Dressing spesial untuk
epitelialisasi dan granulasi
 Debridement nekrotik& callus
 Pengobatan infeksi jika ada
gejala dan tanda
Pembersihan
 Air steril
 Normal salin
 Irigasi /pembersihan dengan
tekanan
Pengangkatan jaringan
nekrotik/slough
 Bedah
 Autolotik
 Mekanik
 Enzimatik
 Biologi
Antibiotik
Antibiotik Sistemik:
 Perannya kurang untuk kronik kecuali
ada celulitis
 Pemeriksaan kultur
 Tidak efektif pada jaringan granulasi
kronik
 Tidak menurunkan jumlah bakteri pada
luka yang bergranulasi
 Atb. oral/sistemik dihentikan bila tidak
ada tanda infeksi
(Robson M, 2004, Landis SJ, 2008)
Alternatif dressing
Antimicrobial
 Acticoat

 Iodosorb

 Baxigras

 Ribound

 Aquacell

Anda mungkin juga menyukai