Anda di halaman 1dari 35

FASCIITIS NECROTICA, CELLULITIS dan PENANGANANNYA

Oleh : Prima Zeny Putri Astria

FASCIITIS NECROTICA

umumnya dikenal sebagai penyakit pemakan daging atau sindrom bakteri makan daging, infeksi jarang dari lapisan kulit yang lebih dalam dan jaringan subkutan, mudah menyebar di fasia dalam jaringan subkutan.

PENDAHULUAN

Fasciitis necrotica adalah progresif, cepat menyebar, dan berat dari onset mendadak, biasanya segera diobati dengan antibotik dosis intravena, infeksi peradangan yang terletak di dalam fasia, dengan nekrosis sekunder dari jaringan subkutan.

DEFINISI

Banyak jenis menyebabkan antara lain :

bakteri yang dapat necrotizing fasciitis,

Grup A streptokokus; Streptococcus pyogenes Staphylococcus aureus Vibrio vulnificus Clostridium perfringens Bacteroides fragilis

ETIOLOGI

Infeksi dimulai secara lokal pada tempat trauma Pasien biasanya mengeluh sakit. Dengan perkembangan penyakit ini, sering dalam beberapa jam, jaringan menjadi bengkak. Tanda-tanda peradangan, seperti kemerahan dan kulit bengkak atau panas, berkembang dengan sangat cepat. Warna kulit dapat berkembang menjadi ungu, dan dapat terbentuk lecet, kemudian nekrosis dari jaringan subkutan

TANDA DAN GEJALA

Pasien dengan fasciitis necrotica biasanya memiliki demam dan tampak sangat sakit. Tanpa operasi dan bantuan medis, seperti antibiotik, infeksi dengan berkembang dengan cepat dan akhirnya akan menyebabkan kematian.

Pria Kaukasia dengan necrotizing fasciitis. Kaki kiri menunjukkan kemerahan luas dan nekrosis

fasciitis necrotica pada individu yang menggunakan obat-obatan terlarang. Biasaya tumbuh Streptococcus milleri dan anaerob (spesies Prevotella)

Fasciitis necrotica pada sisi yang biasa untuk injeksi insulin di bagian atas paha kiri pada wanita 50 tahun obesitas dengan diabetes.

Bakteri menyebabkan kerusakan kulit dan otot dengan melepaskan toksin (faktor virulensi), yang meliputi exotoxin streptococcus piogenic.
S pyogenes menghasilkan eksotoksin yang dikenal sebagai superantigen. Toxin ini mampu mengaktifkan T-sel non-spesifik, yang menyebabkan kelebihan produksi sitokin dan penyakit sistemik yang berat.

PATOFISIOLOGI

Penilaian The Laboratory Risk Indicator for Necrotizing Fasciitis (LRINEC) dapat dimanfaatkan untuk risiko stratifikasi pasien dengan tanda-tanda selulitis untuk menentukan kemungkinan nekrotikans yang ada.

DIAGNOSIS

Kriteria penilaian adalah sebagai berikut : CRP (mg/L) >150 - 4 points


WBC count (per mm3) <15 - 0 points 15-25 - 1 point >25 - 2 points

Hemoglobin (g/dL)
>13.5 - 0 points 11-13.5 - 1 point <11 - 2 points

Natrium (mmol / L) <135-2 poin Kreatinin (umol / L)> 141-2 poin Glukosa (mmol / L)> 10 - 1 poin

Agresif debridemen (pengangkatan jaringan yang terinfeksi) selalu diperlukan untuk menjaga dari penyebaran Pengobatan dini sering presumptif, antibiotik harus dimulai sesegera dimana kondisi ini dicurigai. Pengobatan awal sering kali berisi kombinasi antibiotik intravena termasuk penisilin, vankomisin, dan klindamisin.

TATALAKSANA

Terapi oksigen hiperbarik dapat menjadi terapi tambahan Amputasi dari organ yang terkena

CELLULITIS

Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya didahului oleh luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptococcus Beta hemolitikus dan Stafilokokus Aureus.

PENDAHULUAN

Selulitis adalah inflamasi sel pada kulit dan jaringan subkutan yang akut dan menyebar ke samping dan kebawah.
Biasa terjadi apabila sebelumnya terdapat gangguan yang menyebabkan kulit terbuka, seperti luka, terbakar, gigitan serangga atau luka operasi. Dapat terjadi di seluruh bagian tubuh, namun bagian yang sering terkena adalah kulit di wajah dan kaki.

DEFINISI

Tidak ada perbedaan statistik yang signifikan dalam kejadian selulitis pada pria dan wanita, dan tidak ada kecenderungan usia biasanya digambarkan.

EPIDEMIOLOGI

Bakteri Streptococcus grup A Streptococcus grup B hemolitikus Staphylococcus Aureus Bakteri batang gram negatif : Aeromonas hydrophyla Pneumococcus Haemophilus influenza tipe B.

ETIOLOGI

Selulitis biasanya mengikuti jalur di kulit, seperti fisura, dipotong, laserasi, gigitan serangga, atau luka tusukan.
Organisme pada kulit dan pelengkap yang mendapatkan pintu masuk ke dermis dan berkembang biak menyebabkan selulitis

PATOFISIOLOGI

Usia Immunodeficiency Diabetes mellitus Lymphedema Sirkulasi pembuluh darah yang tidak baik Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki

FAKTOR RISIKO

Penggunaan steroid kronik Gigitan dan sengat serangga Penyalahgunaan obat dan alkohol Malnutrisi Lingkungan tropis

Kulit merah, terasa lembut, bengkak, hangat, terasa nyeri, kulit menegang dan mengkilap. Demam Malaise Nyeri otot Eritema Lymphangitis

MANIFESTASI KLINIS

Selulitis

Selulitis ringan dengan pola lacelike dari eritema. Lesi ini hanya sedikit hangat dan menyebabkan rasa sakit yang minimal, yang khas untuk gambaran awal selulitis ringan.

Selulitis berat di kaki pada wanita berusia 80 tahun. Selulitis yang terdapat di bawah gips, menyakitkan dan hangat saat disentuh. Eritema signifikan jelas. Batasnya tidak teratur. Sebuah area ulserasi terlihat di tengah foto.

Pada pemeriksaan klinis : Makula eritematous, tepi tidak meninggi, batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas. Dapat disertai limfangitis. Demam dan dapat menjadi septikemi.

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Laboratorium : CBC (Complete Blood Count) BUN level Creatinin level Kultur darah Mengkultur dan membuat apusan Gram

Pemeriksaan Imaging : Plain-film Radiography CT (Computerized Tomography) MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Infeksi Luka Bakar Erysipelas Erysipeloid Erythema Multiforme Gas Gangrene Insect Bites Leukemia Cutis Lymphoma, Cutaneous T-Cell Mycosis Fungoides Necrotizing Fasciitis Nocardiosis Pyoderma Gangrenosum Stevens-Johnson Syndrome Wells Syndrome (Eosinophilic Cellulitis)

DIAGNOSIS BANDING

Pengobatan antimikrobal antara lain: Beta-lactam antibiotik Ciproflocaxin (750mg/12jam Moxiflocaxin (400mg/hari) Cephalexin (500mg 3kali/hari) Penisilin dosis tinggi (1,2-2,4 juta unit selama 14-21 hari) Eritromisin (4x1gram selama 14-21 hari) Antibiotik berspektrum luas lainnya seperti golongan sefalosporin dan golongan amoksisilin (4 kali sehari 250mg selama 5-7 hari)

PENATALAKSANAAN

Gangren, abses dan sepsis yang berat. Trombosis sinus kavernosum yang septik. Meningitis.

KOMPLIKASI

Selulitis dapat menjadi parah jika telah kronis dan memiliki potensi mudah terserang infeksi (immunosuppressed). Namun jika selulitisnya tidak memiliki komplikasi atau tidak begitu rumit maka prognosisinya baik. Dan antibiotik memiliki keefektifan lebih dari 90% pada pasien.

PROGNOSIS

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai