Kelompok 13
Minhatus Sania
Norma Aulya
Keperawatan 1 G
C. Pembagian Thaharah
Jika dilihat dari sifat dan pembagiannya, thaharah (bersuci) dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu bersuci lahiriah dan batinia.
a. Bersuci Lahiriah
Beberapa contoh thaharah / bersuci yang bersifat lahiriah adalah membersihkan
badan, tempat tinggal, dan lingkungan darisegala bentuk kotoran atau najis. Bersuci
lahiriah meliputi kegiatan bersuci dari najis dan bersuci dari hadas.
1. Bersuci dari najis adalah berusaha untuk membersihkan segala bentuk kotoran
yang melekat pada badan atau tempat yang didiami. Cara membersihkannya
disesuaikan dengan bentuk atau jenis kotoran yang akan dihilangkan, seperti
dibasuh sampai hlang rasa, bau, dan warna.
2. Bersuci dari hadas adlah menghilangkan atau membersihkan hadas dengan cara
berwudu atau mandi. Cara membersihkannya disesuaikan dengan jenis hadas
yang akan di mersihkan.
b. Bersuci batiniah
Thaharah batiniah adalah membersihkan jiwa dari kotoran batin berupa dosa dan
perbuatan maksiat, seprti syirik, takabur, dan ria. Cara membersihkan sifat atau
perbuatan tercela ini adalah dengan bertobat kepada Allah SWT tidak mengulangi
perbuatan tercela tersebut, serta menggantinya dengan perbuatan terpuji.
D. Macam-macam thaharah
Thaharah (bersuci) dapat dilakukan dengan 3 macam yaitu:
1) Wudhu
Wudhu’ yaitu menyucikan sebagian anggota wudhu’ dengan air yang suci lagi
menyucikan dengan niat tertentu. Wudhu’ merupakan salah satu cara untuk bersuci dari
hadas kecil.
2) Mandi
Mandi yaitu mengalirkan air yang suci lagi menyucikan ke seluruh tubuh hingga rata
dengan niat tertentu. Mandi merupakan salah satu cara untuk bersuci dari hadas besar.
3) Tayamum
Tayamum yaitu mengusap debu tanah pada wajah dan kedua tangan dengan niat
tertentu. Tayamum ini dilakukan sebagai pengganti air atau karena sebab tertentu.
Tayamum ini merupakan salah satu cara menyucikan hadas besar/kecil apabila air tidak
ada.
E. Macam-macam Alat Thaharah
Macam-macam Alat untuk bersuci diantaranya air, jadi apabila disuatu tempat tidak
ada air atau sulit ditemukan air maka boleh bersuci dengan batu, daun atau dengan benda-
benda keras lain dengan syarat-syarat tertentu.
Macam-Macam Air
Air terbagi 5 (lima) yaitu:
1) air yang suci lagi menyucikan yaitu air yang halal untuk di minum dan sah digunakan
untuk bersuci. seperti air hujan, air laut, air salju, air embun, dan air sungai, air telaga
dan air mata air.
2) air suci tetapi tidak menyucikan yaitu air yang halal untuk diminum, tetapi tidak sah
untuk bersuci. seperti air kelapa, air teh, air kopi, dan air yang di keluarkan dari
pepohonan.
3) air mutanajis yaitu air yang terkena najis, seperti air yang sudah berubah warnanya,
baunya dan rasanya karena terkena najis. atau air yang kurang dari dua kulah sudah
terkena najis walaupun tidak berubah warna, rasa dan baunya maka iar tersebut tetap
dikatakan air yang mutanajis.
4) air musyammas yaitu air yang terjemur atau terkena panas matahari dalam bejana,
selain bejana emas dan perak. air ini makruh di pakai untuk bersuci.
5) air mustakmal yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci walaupun tidak berubah
warnanya. Air ini tidak boleh digunakan untuk bersuci karena dikhawatirkan telah
terkena najis sehingga dapat mengganggu kesehatan.
F. Macam-macam Najis
Najis terbagi 3 (tiga) yaitu:
1) Najis Mugallazah (berat)
Najis mughallazah yaitu najis yang berasal dari anjing dan babi. Cara menyucikannya
adalah menghilangkan terlebih dahulu wujud benda najis itu, kemudian dicuci dengan
air bersih sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan tanah.
2) Najis Mukhaffafah (ringan)
Najis mukhaffafah yaitu najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang belum
makan apa-apa, kecuali air susu ibunya dan umurnya kurang dari 2 tahun. Cara
menyucikan yaitu cukup dengan memercikkan air saja pada benda yang terkena najis
tersebut.
3) Najis Mutawassitah (sedang)
Najis murtawasithah yaitu semua najis yang tidak termasuk dalam dua macam najis di
atas (mugallazah dan mukhaffafah). Najis mutawassitah ada dua yaitu:
Pertama: Mutawassitah hukmiyyah (najis yang tidak nampak)
Yaitu najis yang diyakini adanya tetapi tidak ada bau, rasa, ataupun wujudnya, seperti
kencing yang sudah kering. Cara menyucikannya yaitu cukup disiram air diatasnya
saja.
Kedua: Mutawassitah ‘ainiyah (najis yang nampak)
Yaitu najis yang masih ada wujud, bau, atau pun rasanya. Cara menyucikannya yaitu
dibasuh sampai hilang wujud, bau, ataupun rasa (kecuali jika sangat susah untuk
dihilangkan).