Anda di halaman 1dari 30

Laporan

Kasus

RETENSIO PLASENTA
dr. Ayu Fitriani
Pendamping :
dr. Nunik Yuniati
Pembimbing :
dr. Meita Esthi Harumi, Sp.OG

RSUD Talang Ubi

Identitas

Nama
Nama Suami
Usia
No. RM
Pekerjaan
Agama
Alamat

:
:
:
:
:
:
:

Ny. Y
Tn. R
29 tahun
07 09 55
IRT
Islam
TUT

Pasien datang pada 20 Oktober 2016 pukul


07.20 WIB

Keluhan Utama
Autoanamnesis dan alloanamnesis :
Habis melahirkan dengan tembuni belum
lahir sejak 1 jam SMRS.

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat Penyakit Sekarang


Pada persalinan ini (P2A1) , pasien
mengaku usia kehamilan ini 9 bulan. HPHT
Januari 2016, namun pasien mengaku lupa
tanggal. Taksiran partus Oktober 2016.
Kontrol kehamilan biasa di Bidan, namun
tidak teratur. Dikatakan kondisi janin baik
dengan presentasi kepala.

Riwayat Menstruasi:
Menarche usia 13 th, siklus teratur 28 hari, durasi
5-7 hr,
pembalut 2-3/hr, dismenorrhea (-)

Riwayat kehamilan :
P2A1
Hamil pertama pasien mengaku keguguran, tahun 2015
usia kandungan 3-4 minggu

Riwayat KB : tidak pernah memakai KB


Riwayat menikah &n kehamilan :
Pasien menikah 1 kali, usia pernikahan 3 tahun.
Keguguran 1x, tahun 2015

Riwayat Penyakit
Dahulu
Perdarahan postpartum
sebelumnya (-)
Gangguan pembekuan
darah (-)
Hipertensi (-)
DM (-)
Asma (-)
Penyakit paru (-)
Penyakit jantung (-)
Alergi (-)

Riwayat Penyakit
keluarga
Hipertensi (-)
DM (-)
Asma (-)
Penyakit paru (-)
Penyakit jantung (-)
Alergi (-)

Primary Survey
Kesadaran compos mentis, tenang, lemas,
tampak sakit sedang
A : Bebas
B : Frekuensi napas 24 x/menit, teratur
C : TD 70/50 mmHg, Frek. Nadi 60x menit
teraba lemah, akral dingin CRT>2.
Terpasang infus pada lengan kanan, isi RL.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Sedang
Kesadaran
Tanda Vital

: Tampak Sakit
: Compos Mentis
GCS : E4 M6 V5
: TD : 70/50 mmHg
N : 60 x/menit, lemah
RR : 24 x/menit
T : 36,4 celcius

Status generalis
Mata
: konjungtiva pucat +/+, sklera
ikterik -/Jantung : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler +/+, rh -/-, wh -/Abdomen
: lemas, datar, fundus uteri
teraba
setinggi umbilikus, kontraksi uteri
(-)
Ekstremitas
: akral dingin, edema -/-, CRT
>2

Status Obstetrik
Status Lokalis Abdomen
Inspeksi : tampak datar, striae gravidarum (+),
linea nigra (+)
Palpasi : kontraksi (-), TFU teraba setinggi
umbilikus, nyeri tekan seluruh abdomen
Auskultasi : tidak dilakukan
Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher)
Terlihat tali pusat berukuran 5 cm terpasang klem
di depan vagina, teraba tali pusat keluar dari
ostium uteri externa, stolcel (+), robekan
perineum di vulva bagian depan.

Diagnosis
29 tahun, P2A1, post partus
spontan dengan HPP dini e.c
retensio plasenta dan laserasi
jalan lahir + syok hipovolemik
+ anemia sedang

Planning

Observasi KU dan Tanda Vital


Observasi perdarahan dan diuresis
Pasang IV line 2 jalur, jalur kanan RL kocor 3 kolf & jalur
kiri HES kocor 1 kolf Selanjutnya RL + drip oksitosin 1
amp
Oksigen nasal kanul 3 liter/menit
Pasang kateter urine
Pro Manual Plasenta
Check laboratorium darah rutin
Edukasi : Informasikan kepada keluarga dan pasien
tentang kemungkinan terjadi perdarahan hebat setelah
melahirkan plasenta

Laboratorium
20 Oktober 2016
Pemeriksaan

Hasil

Nilai normal

Hemoglobin

7,4

P 13-16 W 12-14 g/dL

Leukosit

17.700

5 10 ribu/uL

Trombosit

188.000

150 400 ribu/uL

Golongan Darah

B rh(+)

Observasi di Ponek

07.20

Dilakukan manual plasenta.


Plasenta lahir kesan lengkap, perdarahan 500 cc,
luka robekan pada vagina penjahitan
Kes : compos mentis
TD : 70/50 mmHg, N : 60x/menit lemah
Konjunctiva palpebra pucat +/+, Kontraksi uterus
tidak baik, gravidarum (+), linea nigra (+), TFU
teraba teraba setinggi umbilikus, CRT > 2 detik
Terapi : IVFD 2 line, IVFD I : Ringer laktat dikocor 3 kolf
dan IVFD II : HES dikocor 1 kolf (macro)
Misoprostol 2 suppositoria
Cefotaxime injeksi 2x1 gr IV (skin test)
Asam Tranexamat 1x1 amp
Lexavit 2x1 tab
Terpasang kateter

09.00

Kes : compos mentis


TD : 110/70 mmHg, N : 100x/menit
Kontraksi uterus baik, perdarahan minimal
Terapi : 1 line IVFD RL 1 kolf + drip 1 amp oksitosin gtt
XX x/menit (macro)

Follow Up
21
Oktober
2016

Kes : compos mentis


TD : 90/70 mmHg, HR : 88 x/mnt regular,RR : 22
x/menit,T : 36,5 oC
Abdomen tampak datar, striae gravidarum (+),
linea nigra (+), kontraksi (+), TFU teraba 2 jari di
bawah pusar, nyeri tekan (-),
Ekst : CRT < 2 detik
Hasil laboratorium, Hb : 10,7 g/dl
Observasi keadaan umum, tanda vital dan perdarahan
Istirahat
Diet
Mobiliasi
IVFD RL gtt XX x/menit
Cefadroxil 2x500 mg tab
Asam Mefenamat 3x 500 mg tab
Lexavit 2x1 tab
Kateter dilepas
Rencana pulang

TINJAUAN PUSTAKA

Hemmorrhagic Post Partum


Hemorrhagic Post Partum (HPP) atau
perdarahan postpartum didefinisikan
sebagai hilangnya 500 ml atau lebih
darah setelah kala tiga persalinan
pervaginam atau kehilangan darah lebih
dari 1000 ml pada seksio sesaria.

Hemmorrhagic Post
Partum
HPP

Tonus (Atonia
Uteri)
Tissue
(Retensio
plasenta, sisa
plasenta)
Trauma
Thrombin

Perdarahan postpartum
primer (early postpartum
hemorrhage)

Perdarahan postpartum
sekunder (late postpartum
hemorrhage)

RETENSIO
PLASENTA

RETENSIO PLASENTA

DEFINISI
Retensio plasenta adalah tertahannya
atau belum lahirnya plasenta hingga
atau lebih dari 30 menit setelah bayi
lahir pd manajemen ktif kala III /60
menit setelah persalinan kala III fisiologi

Klasifikasi
kausa

Etiologi
1. Fungsionil (His kurang kuat, Plasenta
sukar terlepas)
2. Patologi anatomis
3. Faktor uterus (lelainan bentuk uterus,
mioma uterus, riwayat tindakan pada
uterus)
4. Umur
5. Paritas
6. Graviditas

Manajemen Retensio
Plasenta

Monitor
Pasang IV line, kateter urine
Oksigen nasal 3-4 liter/menit
Cek Darah lengkap dan Golongan Darah

Berikan oksitoksin 10 ui bila belum diberikan pada


manajemen aktif kala III

Ulangi pemberian oksitoksin 10 iu IM, dan lakukan


pengendalian tali pusat terkendali. Ketika plasenta
telah lahir, diperiksa apakah plasenta lengkap.
(kotiledon dan selaput ketuban lengkap). Dieksplorasi
untuk memastikan tiada sisa plasenta atau selaput
ketuban.

Jika plasenta masih belum lahir juga, maka dapat


dilakukan pelepasan plasenta secara manual.
MANUAL
PLASENTA

Pelepasan Plasenta Manual

Sebelumnya dipastikan dahulu apakah


portio serviks terbuka. Jika masih tertutup,
teknik manual plasenta tidak dapat
dilakukan.
Sebelum dikerjakan penderita disiapkan
pada posisi litotomi. Operator berdiri atau
duduk dihadapan vulva, lakukan
desinfeksi pada genitalia eksterna begitu
pula tangan dan lengan bawah penolong
(setelah menggunakan sarung tangan).

Kemudian labia dilebarkan dan tangan kanan masuk secara obstetris ke dalam
vagina
Tangan luar menahan fundus uteri. Tangan dalam sekarang menyusuri tali pusat
yang sedapat-dapatnya diregangkan oleh asisten.
Setelah tangan dalam sampai ke plasenta, maka tangan pergi ke pinggir plasenta
dan sedapat-dapatnya mencari pinggir yang sudah terlepas.
Kemudian dengan sisi tangan sebelah kelingking, plasenta dilepaskan ialah antara
bagian plasenta yang sudah terlepas dengan dinding rahim dengan gerakan yang
sejajar dengan dinding rahim.
Setelah plasenta terlepas seluruhnya, plasenta dipegang dan dengan perlahanlahan ditarik keluar.
Diperiksa apakah plasenta dilahirkan lengkap. Lalu plasenta lahir lengkap, berat
kurang lebih 450 gram, ukuran 14 x 20 cm.

Jika perdarahan masih aktif, dilakukan massase uterus. Jika


tidak berhasil, palpasi bimanual untuk kompresi uterus
sehingga perdarahan berhenti.

Diperiksa lagi apakah terdapat penyebab lain perdarahan


masih tidak berhenti. Contohnya terdapat trauma pada
serviks atau vagina atau kontraksi yang masih belum baik.
Jika terdapat laserasi seperti pada kasus maka luka dijahit
dan jika kontraksi masih belum baik, dicoba dulu dengan
massase uterus, pemberian oksitosin, methylergometrin dan
misoprostol.

Jika pada pasien masih didapatkan sisa plasenta maka


direncanakan kuretasae, namun pada pasien tidak
didapatkan sisa plasenta.

RETENSIO PLASENTA

1. PTT

2. MENELUSURI TALI PUSAT

MENGELUARKAN PLASENTA

Post tindakan Pelepasan


Plasenta manual

Observasi TTV, perdarahan,dan kontraksi


uterus setiap 30 menit dlm 6 jam
pertama atau sampai keadaan stabil
Oksitoksin 20 iu dalam 1L RL/NaCL 0,9%
60 tpm
Massase fundus uteri
Apabila perdarahan masif (+)
ergometrine 0,2 mg IM atau prostaglandin
Tranfusi apabila dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai