Anda di halaman 1dari 84

BAB I

LATAR BELAKANG
I.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan
Nasional. Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.
Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan
berbagai upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan Puskesmas
merupakan penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan
perorangan pada jenjang pertama.
Dalam era Globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di bidang
kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan-perubahan ini berdampak
terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi
dunia kesehatan untuk menghadapi hal tersebut.
Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan
sehingga derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat lebih ditingkatkan.
Diharapkan dengan penanganan yang tepat maka visi dari Departemen Kesehatan
yang disampaikan Menteri Kesehatan yaitu Menuju Indonesia Sehat 2025 dapat
segera tercapai.
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam
mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk semua.
Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta menetapkan syarat - syarat yang harus dicapai oleh jajarannya yaitu
melalui Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat acuan
dalam Surat Keputusan Gubernur No. 12 Tahun 2007.
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading sebagai salah satu unit pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK
Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik secara
Individu maupun Kesehatan Masyarakat yang mengacu kepada SPM tersebut.

Melalui Visi dan Misi yang telah dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading diharapkan pencapaian tersebut dapat dilakukan secara optimal.
I.1.1. Gambaran umum wilayah Kecamatan Kelapa Gading
1.1.1.1.

Keadaan geografis

Kecamatan Kelapa Gading dengan luas 14,867 Km2, terdiri atas tiga kelurahan,
yaitu Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, dan Pegangsaan Dua.
Berdasarkan laporan kelurahan terdapat 68 Rukun Warga ( RW ) dan Rukun
Tetangga ( RT ) sebanyak 706 di Kecamatan Kelapa Gading. Populasi warga
Kelapa Gading sekitar 5% dari jumlah penduduk Jakarta dan 20% penduduk
Jakarta Utara. Hampir 65 % penduduknya adalah warga keturunan Tionghoa.
Luas wilayah Kecamatan Gading terbagi menjadi 3 ( Tiga ) Kelurahan yaitu :
a

Kelurahan Kelapa Gading Timur

Kelurahan Kelapa Gading Barat

Kelurahan Pegangsaan Dua

1.1 Gambar peta wilayah kelapa gading


Batas wilayah Kecamatan Kelapa Gading

a. Sebelah utara

: Kali Bendungan Batik Kelurahan

Tugu Selatan dan Rawa Badak Kecamatan Koja.


b. Sebelah Timur

: Kali Cakung dan Kali Pertukangan

Kecamatan
Cakung.
c. Sebelah Selatan

: Jl Raya Bekasi Kecamatan Cakung

Jakarta Timur.
d. Sebelah Barat

: Jl Raya Yos Soedarso Kecamatan

Tanjung Priok.
1.1.1.2. Keadaan demografi
Jumlah seluruh penduduk di Kecamatan Kelapa Gading adalah 138.153
orang dengan tingkat kepadatan 26.804/Km2. Wilayah terpadat penduduknya di
kelurahan Kelapa Gading Timur dengan tingkat kepadatan penduduk 10,898/Km2.
Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di kecamatan Kelapa Gading periode
Januari Desember 2014.
Tabel 1.1. Luas wilayah, Jumlah Penduduk, dan kepadatan penduduk di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember
2014
No

Luas
Kelurahan

Wilayah

1.

Kelapa Gading Timur

(km2)
3.5513

2.

Kelapa Gading Barat

3.

Pegangsaan Dua

Jumlah

Jumlah
Penduduk

Kepadatan
Penduduk

38.507

(per km2)
10843,07

5.0312

44.155

8776,24

6.2845

27.746

8433,43

14.867

138.153

9.289

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil ecamatan


Kelapa Gading tahun 2014

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014
No
1
2

Keterangan
Jumlah
Laki-laki
69.274
Perempuan
68.879
Jumlah
138.153
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014

Tabel.1.3. Jumlah penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW),


dan Rukun Tetangga (RT) di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Periode
Januari Desember 2014
No

Kelurahan

Jumlah
Penduduk

Jumlah KK

Jumla

Jumla

h RW

h RT

1.

Kelapa Gading Timur

38.507

247

21

241

2.

Kelapa Gading Barat

44.155

204

21

217

3.

Pegangsaan Dua

27.746

124

25

248

138.153

575

67

706

Jumlah

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan


Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014

Berikut merupakan data demografi kecamatan Kelapa Gading :

A Data penduduk menurut Tingkat Pendidikan


Tabel 1.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014
No
1
2
No
3
4
5
6

Tingkat Pendidikan Laki-laki


Tidak sekolah
4.070
Tidak tamat sekolah 15.761
dasar
Tingkat Pendidikan
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat Akademi / Perguruan

Perempuan
7.571
4.240

Laki-laki
10.411
10.435
13.472
10.263

Perempuan
12.594
9.229
11.266
8703

tinggi
Sumber : Laporan Bulan Statistik Kependudukandan Catatan Sipil Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014
Berdasarkan tabel 1.4. dapat disimpulkan bahwa :
a) Tingkat pendidikan paling banyak adalah tamat Sekolah Dasar.
b) Tingkat pendidikan paling sedikit adalah tidak sekolah.

B Data Penduduk Menurut Pekerjaan


Tabel 1.5. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sumber

Pekerjaan
Laki-laki
Tani
416
Karyawan swasta/pemerintah/ABRI 23.430
Pedagang
6.867
Nelayan
442
Buruh tani
284
Pensiunan
4.793
Pertukangan
643
Pengangguran
4.449
Fakir miskin
2.406
Lain-lain
10.241
: Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan

Perempuan
342
23.140
6.321
252
195
4.279
0
4.354
1.918
10.613
Sipil Kecamatan

Kelapa Gading
Periode Januari Desember 2014
Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat bahwa :
a) Pekerjaan paling banyak adalah karyawan swasta/pemerintah/ABRI.
b) Pekerjaan paling sedikit adalah buruh tani.

C Data Sarana Peribadatan


Tabel 1.6. Sarana Peribadatan di Wilayah Kecamatan
Kelapa Gading Tahun 2014
No

Sarana peribadatan

Jumlah
6

1
Masjid
28
2
Mushola
43
3
Gereja
36
4
Wihara
2
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014
Berdasarkan tabel 1.6 dapat dilihat bahwa :
a) Sarana peribadatan paling banyak adalah mushola.
b) Sarana peribadatan paling sedikit adalah wihara.
D Data Sarana Kesehatan
Tabel 1.7. Sarana Kesehatan di Wilayah Kecamatan
Kelapa Gading Tahun 2014
No
Sarana kesehatan
Jumlah
1
Rumah sakit swasta
4
2
Puskesmas
5
3
RB.puskesmas
1
4
RB.swasta
4
5
Klinik 24 jam
3
6
Apotek
64
7
Praktek dokter umum
119
8
Praktek dokter gigi
79
9
Praktek dokter spesialis
241
10
Praktek bidan swasta
4
11
Laboratorium klinik
5
12
Posyandu
42
13
Balai pengobatan
24
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014
Berdasarkan tabel 1.7 dapat dilihat bahwa :
a) Sarana kesehatan paling banyak adalah praktek dokter spesialis.
b) Sarana kesehatan paling sedikit adalah Ruang Bersalin Puskesmas.
E Data Sarana Perdagangan dan Hiburan
Tabel 1.8. Sarana Perdagangan dan Hiburan di Wilayah Kecamatan Kelapa
Gading Tahun 2014
No

Sarana

perdagangan

1
2
3
4

hiburan
Hotel
Pasar tradisional
Pasar swalayan
Rumah makan

dan

Jumlah
5
7
9
72
7

5
Jasa boga
21
6
Salon
53
7
Konveksi
1
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014
Berdasarkan tabel 1.8 dapat dilihat bahwa :
a) Sarana perdagangan dan hiburan paling banyak adalah rumah makan.
b) Sarana perdagangan dan hiburan paling sedikit adalah konveksi.
1.1.2. Gambaran umum puskesmas
1.1.2.1. Definisi
Pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) ialah suatu unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan, yang
mempunyai misi :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Memberdayakan masyarakat & keluarga dalam pembangunan
kesehatan
3. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
bermutu secara menyeluruh dan terpadu.
Berdasarkan misi tersebut, Puskesmas mempunyai kewenangan dan tanggung
jawab memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat yang secara
administrative berdomisili di wilayah kerjanya.
Untuk dapat mencapai misi Puskesmas diatas digunakan strategi sebagai berikut :
a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
b. Mengembangkan dan menetapkan asas kemitraan serta
pemberdayaan masyarakat dan keluarga
c. Meningkatkan profesionalisme petugas
d. Mengembangkan

kemandirian

puskesmas

sesuai

degan

kewenangan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten /


Kota.

Mengacu kepada misi dan strategi di atas, maka fungsi puskesmas adalah sebagai
berikut :
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, artinya
puskesmas bertindak bertindak sebagai motivator, fasilitator
dan

memantau

terselenggaranya

proses

pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya.


b. Pusat

pemberdayaan

masyarakat

dan

keluarga

dalam

pembangunan kesehatan, artinya pemberdayaan masyarakat


yaitu masyarakat tahu, mau dan mampu menjaga serta
mengatasi masalah

kesehatannya secara mandiri ; arti

pemberdayaan keluarga yaitu menjaga keluarga sehat tetap


sehat dan keluarga sakit menjadi sehat.
c. Pusat

pelayanan

kesehatan

tingkat

pertama,

artinya

penyelenggaran pelayanan kesehatan dasar dalam upaya


meningkatkan status kesehatan masyarakat, meliputi upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan.
Sebagai suatu unuit organisasi yang melaksanakan berbagai usaha di
bidang kesehatan, puskesmas memiliki wewenang dan tanggung jawab di dalam
wilayah kerja tertentu, biasanya satu wilayah kecamatan atau sebagian wilayah
kecamatan. Penentuan luas wilayah kerja puskesmas di dasarkan atas beberapa
faktor yaitu :
a. Jumlah penduduk
b. Keadaan geografis
c. Keadaan saran perhubungan
d. Keadaan infra struktur masyarakat lainnya.
Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas dituntut untuk mandiri
dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan. Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan
mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi : kewenangan

merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan


menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas.
Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada

tiap puskesmas sesuai

kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun


puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi
kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan
nasional secara komprehensif. Tidak terbatas pada aspek kuratif dan rehabilitatif
saja seperti di Rumah Sakit.
Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh
masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka
banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya
perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi Paradigma Sehat.
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat
mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada
upaya kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus padaupaya
preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif,
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat
terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang
terpadu (integrated),
c. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah,

berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih

banyak dari masyarakat


d. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang
semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya,
e. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan
konsumtif menjadi investasi,

10

f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh


pemerintah, akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh
masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership),
g. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat
(centralization), menjadi otonomi daerah (decentralization),
h. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom
up seiring dengan era desentralisasi.
1.1.2.2. Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepada kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik, dan keadaan
infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja
puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Walikota/Bupati,
dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sasaran
penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 penduduk.
Untuk jangkauan yang lebih luas, dibantu oleh Puskesmas Pembantu dan
Puskesmas Keliling. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk
150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi
sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi
koordinasi.
1.1.2.3. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan)
3. Kuratif (pengobatan)
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan
jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.
1.1.2.4. Peran Puskesmas

11

Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital
sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan
wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran
tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi,
serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
1.1.2.5. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
1. Promosi kesehatan masyarakat
2. Kesehatan lingkungan
3. KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak)
4. KB (Keluarga Berencana)
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M (Pengendalian Penyakit Menular)
7. Pengobatan dasar
Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib dalam bentuk tabel, yaitu :
Tabel 1.9. Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas
No

Upaya

Kesehatan Kegiatan

Wajib
Promosi Kesehatan

Penyuluhan

Indikator
di Tatanan sehat

Dalam dan di Perbaikan perilaku sehat


2

Kesehatan Lingkungan

Luar Gedung
Penyehatan
pemukiman

Cakupan air bersih


Cakupan
jamban
keluarga
Cakupan SPAL
12

Kesejahteraan ibu dan ANC


Pertolongan
anak
persalinan
MTBS
Imunisasi
Keluarga Berencana
Pelayanan

Cakupan rumah sehat


Cakupan K1, K4
Cakupan linakes
Cakupan MTBS
Cakupan imunisasi
Cakupan MKET

Keluarga
5

Berencana
Pemberantasan penyakit Diare
ISPA
menular
Malaria
Tuberkulosis

Cakupan kasus diare


Cakupan kasus ISPA
Cakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisASI
Cakupan
penemuan
kasus
Angka penyembuhan

No

Upaya

Kesehatan Kegiatan

Wajib
Gizi

Distribusi

Indikator
vit Cakupan vit A / Fe / cap

A / Fe / cap yodium

Pengobatan

yodium
PSG

% gizi kurang / buruk,

Promosi

SKDN
% kadar gizi

Kesehatan
Medik dasar
UGD

Cakupan pelayanan
Jumlah
kasus
yang

Laboratorium

ditangani
Jumlah pemeriksaan

sederhana
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.
1.1.2.6. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

13

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan


dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :
1

Upaya Kesehatan Sekolah

Upaya Kesehatan Olahraga

Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

Upaya Kesehatan Kerja

Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya Kesehatan Jiwa

Upaya Kesehatan Mata

Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi


yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan
kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam
rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama
dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari
Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya
kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target
cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan
puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila

puskesmas

belum

mampu

menyelenggarakan

upaya

kesehatan

pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas


kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya.
Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
puskesmas kecamatan Kelapa Gading periode Januari Desember 2014 adalah :

14

A. Upaya Kesehatan Dasar


1

Upaya Promosi Kesehatan

Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak

Upaya Keluarga Berencana

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya Kesehatan Lingkungan

Upaya Pengendalian Penyakit Menular

Upaya Pengobatan

B. Upaya Kesehatan Pengembangan


1

Upaya Kesehatan Sekolah

Upaya Kesehatan Olah Raga

Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya Kesehatan Jiwa

Upaya Kesehatan Mata

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus


menerapkan

azas

penyelenggaraan

puskesmas

secara

terpadu.

Azas

penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar


pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaran
puskesmas yang dimaksud adalah :
1.1.2.7.

Azas pertanggungjawaban wilayah


Puskesmas

bertanggung

jawab

meningkatkan

derajat

kesehatan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini


Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai
berikut :

15

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat


kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau

dampak

berbagai

upaya

pembangunan

terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.


c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama
(primer) secara merata dan terjangkau di wilayah
kerjanya.
1

Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar


berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini,
berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
a

KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)

Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar


Gizi (Kadarzi)

Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air


(Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan
(DPKL)

UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos


Kesehatan Pesantren (Poskestren)

Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda

Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos


UKK)

Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa


Masyarakat (TPKJM)

16

Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat


Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional
(Battra).

Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal,
penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :
a

Keterpaduan Lintas Program

Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi


tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :
1

Manajemen

Terpadu

Balita

Sakit

(MTBS)

keterpaduan KIA dengan P2M, gizi, promosi


kesehatan & pengobatan.
2

UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan


promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi,
kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.

Puskesmas

keliling

keterpaduan

pengobatan

dengan KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, &


kesehatan gigi.
4

Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M,


kesehatan jiwa & promosi kesehatan.

Keterpaduan Lintas Sektor


Upaya

memadukan

penyelenggaraan

program

puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat


kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :
1

UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,


lurah/kepala desa, pendidikan & agama.

17

Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan


dengan

dengan

camat,

lurah/kepala

desa,

pendidikan, agama dan pertanian.


3

KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,


lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK dan PLKB.

Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan


dengan

camat,

lurah/kepala

desa,

pendidikan,

agama, pertanian, koperASI, dunia usaha dan


organisasi kemasyarakatan.
5

Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan


dengan dengan camat, lurah, kepala desa, tenaga
kerja dan dunia usaha.

Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,

kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal


puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program
puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara
timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana
pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan
kesehatan yang sama.

18

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :


a

Rujukan Medis

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit


tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan
upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :
1

Rujukan

Kasus

untuk

keperluan

diagnostik,

pengobatan tindakan medis (contoh : operasi) dan


lain-lain.
2

Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk


pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.

Rujukan

Ilmu

Pengetahuan

antara

lain

mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk


melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di
puskesmas.
b

Rujukan Kesehatan

Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :


1

Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman


peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium
kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan
obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.

Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk


penyidikan

kejadian

luar

biasa,

bantuan

penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan


kesehatan karena bencana alam.
3

Rujukan
sepenuhnya

operasional,

yakni

menyerahkan

kewenangan dan tanggung jawab

penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan


atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke

19

periode dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan


operasional diselenggarakan apabila puskesmas
tidak mampu.

Gambar 2. Sistem Rujukan Puskesmas


Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan evaluasi
untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu
dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :
1

Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan


Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat

dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan


kesehatan bagi institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur
melalui Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS). Ada tiga tatanan yang bisa
diukur yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan tempat kerja
c. Tatanan tempat-tempat umum
2.

Pusat pemberdayaan masyarakat


Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi

20

masalah, merencanakan & melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan


potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun
LSM dan tokoh mayarakat.
Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :
a.

Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

b.

Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan

c.

Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM


(Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun
Puskesmas).

3.

Pusat pelayanan kesehatan strata pertama


Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS
(Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas
program puskesmas. IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan
upaya kesehatan wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.

1.1.3. Gambaran umum Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading


Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang terletak di Jl. Pelepah Elok No.7
berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 4000 m. Berupa bangunan empat lantai
didirikan pada tahun 2000 dan siap dipergunakan awal tahun 2001. Puskesmas ini
merupakan pindahan dari Puskesmas Pegangsaan Dua. Puskesmas ini membawahi
empat Puskesmas yang tersebar di 3 (tiga) kelurahan :

21

Gambar 3. Peta Pembagian Wilayah Kerja


Keterangan :
1. Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading beralamat di jln. Pelepah
elok no.7 berlokasi pada Kelapa Gading Barat.
2. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat beralamat di jln. Merah
jambu no 20 berlokasi Kelurahan pada Kelapa Gading Barat.
3. Puskesmas Kelurahan pegangsaan dua A beralamat di jln. Kepu no
32 berlokasi pada Kelurahan Pegangsaan Dua.
4. Puskesmas kelurahan Pegangsaan dua B beralamat di jln. Gamelan
no 23 berlokasi pada Kelurahan Pegangsaan Dua.
5. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur beralamat di jln.
Puskesmas no 1 berlokasi pada Kelurahan Kelapa Gading Timur.

22

Gambar 4. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014


23

1.1.3.1. Visi Dan Misi


Visi
a

Terwujudnya

masyarakat

yang

sejahtera,

mandiri

melalui

penyelenggara pemeliharaan pelayanan kesehatan prima yang


profesional dan manusiawi sejajar dengan kota besar lainnya di dunia.
b

Dalam kaitannya dengan peran puskesmas sebagai suatu unit


organisasi kesehatan yang merupakan pusat pengembangan yamg
melaksanakan, pembinaan dan juga memberikan pelayanan para
kesehatan upaya kesehatan secara menyuluruh dan terpadu di wilayah
kerjanya.

Misi
a

Membina komitmen dan profesionalisme tenaga kesehatan.

Mengembangkan upaya sistem pelayanan kesehatan paripurna yang


bermutu prima dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan kemampuan
masyarakat DKI Jakarta.

Memberdayakan masyarakat menuju kemandirian dan berprilaku


hidup bersih dan sehat.

Menjalin kerukunan dengan organisasi kesehatan yang lain dan non


kesehatan, serta masyarakat.

1.1.3.1 Tugas
Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan
upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara
terpadu dengan upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) serta
melaksanakan pemberdayaan puskesmas keluruhan.
Fungsi
1

Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.

Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.

Penyelenggaraan pelayanan medis umum.

24

Penyelenggaraan asuhan keperawatan.

Penyelenggaraan pelayanan persalinan.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan,


kesehatan anak, penyakit dalam, mata dan telinga, hidung dan
tenggorokan.

Penyelenggaraan rawat inap terbatas.

10 Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, radiologi,


gizi, farmasi dan optik.
11 Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.
12 Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.
13 Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.
14 Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.
15 Penyelenggaraan pelayanan rujukan.
16 Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.
17 Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.
18 Penyelenggaraan pencatatan medis.
19 Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran,
peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis
lainnya.
20 Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.
21 Penyusunan Standar Operasional Prosedur.
22 Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat
dan kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.
23 Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.
24 Pemeriksaan Jenazah.
25 Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas
dan fungsi yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.
26 Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas
kecamatan.
27 Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan

25

kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku


Kepala Dinas Kesehatan.
1.1.3.3 Sumber Daya Manusia
Potensi tenaga kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari - Desember 2014 berjumlah 105 orang, dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 1.10. Jumlah Pegawai di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading Periode Januari Desember 2014
Paramedi

Medis
No

Puskesmas

PN
S

1
2

Kec. Kelapa Gading


Kel.KelapaGading

Timur
Kel.Kelapa.Gading

Barat
Kel.Pegangsaan Dua

s
Non
PN
S

PN
S

Non
PN
S

Umum

PN
S

Jumla
h

Non
PN
S

26

11

63

11

11

3
0
9
2
2
4
20
A dan B
Jumlah
13
4
45
12
12
19
105
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari
Desember 2014
1.1.3.4. Sarana dan Prasarana
Di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading juga dilengkapi fasilitas perlengkapan
medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah perlengkapan
dan alat-alat tidak habis pakai yang diberikan kepada puskesmas.
Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :

Basic Equipment
26

Public

Health

Nursing

and

Midwifery kit.
3

Diagnostic

13 USG
14 EKG

and

Surgical

15 Treadmill

Equipment.

16 Slitlam

Physician ki.

17 Optotip

Health Education Equipment.

Laboratory Equipment.

18 Optik kaca mata

Nebulizer.

19 Alat-alat KB

Screening

kit

bagi

UKS

snellen/snellen chart

di

20 Bangku ginekologi

Puskesmas.

21 Rontgen

Alat-alat Imunisasi.

22 Klinik jiwa

10 Alat-alat penyuluhan

23 Test Ishihara

11 Perangkat peralatan gigi.

24 Akupunktur

12 Perlengkapan/alat-alat

25 Inkubator neonatus

pertolongan persalinan
Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading adalah:
1. Meubel
a.

b. Mesin

Meja periksa 16 buah

ketik

(portable,

elektronik)

b. Meja rapat 2 buah

c. Mesin hitung

c. Meja kerja 40 buah

d. Brankas

d. Kursi 60 buah

e. Personal komputer 3 (tiga)

e.

Bangku tunggu 60 buah

unit

2. Kendaraan/transportasi
a. Mobil puskesmas keliling 2

f. LCD
4

buah
b. Sepeda motor 9 buah

(formulir,kertas,map,dll)

komunikasi

Telepon,

intercom
5

3. Perlengkapan kantor
a. Administrasi

Alat

Alat penerangan : PLN dan


generator diesel

Alat Rumah Tangga Kantor :


a

Televisi

Radio kaset/radio

27

Kulkas

Peralatan dapur

Kasur, bantal, gorden, taplak

Alat-alat kebersihan

4.

5.
6. 1.2. Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)
7. Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di
puskesmas se-kecamatan Kelapa Gading, yaitu :
8. 1.2.1 Pengendalian Penyakit TB Paru
9. TBC adalah satu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberkulosis dengan sumber penularan sputum yang
mengandung kuman TBC.
10. Kemajuan di bidang farmakologi memungkinkan beberapa macam obat (untuk
pengobatan TBC) dikombinasi dalam satu tablet dengan tidak menganggu bio
availability dari obat-obatan tersebut artinya OAT kombipak telah
disederhanakan menjadi OAT FDC yang akan membantu dalam pelaksanaan
DOTS. Indikator kinerja dalam P2TB adalah sebagai berikut :
11.
1. Angka Penemuan Kasus (CDR/ Case Detection Rate)

= >90 %

12. CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB BTA positif
pada penduduk suatu wilayah
Jumlah penemuan BTA ()
100%
Jumlah perkiraan BTA () pada penduduk w ilayah ter tentu

13. =
2. Angka Konversi Rate CVR (Conversion Rate )

= >85 %

14. CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA positif menjadi
BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara penderita TB
paru yang diobati.
Jumlah BTA ( ) menjadi BTA (-) setelah fase intensif
Jumlah BTA ( )

100%

15. =
28

3. Angka Kesembuha CR (Cure Rate)

= >85 %

16. CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif menjadi BTA
negatif setelah pengobatan selesai
Jumlah BTA ( ) menjadi BTA (-) setelah pengobatan selesai
Jumlah BTA ()

100%

17. =
18.
19. Pencapaian pengobatan program P2TB periode Januari Mei 2015 adalah
sbb :
1. Angka Penemuan Kasus (CDR/ Case Detection Rate)
2. Angka Konversi
3. Angka Kesembuhan

= >90 %
= >85 %
= >85 %

20.
21. Tabel 1.11 Angka Penemuan Penderita (CDR) TBC
22. Per Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Januari - Mei 2015
23. Puskesmas

24. Perkiraan

Kelurahan

BTA

25. Penemuan

Pos

26. CDR (%)

Penderita BTA

27. PKC Kelapa Gading

(+)
28. 32

Pos (+)
29. 11

30. 34

31. PKL Kelapa Gading

32. 5

33. 2

34. 40

36. 7

37. 3

38. 42,8

Pegangsaan

40. 28

41. 7

42. 25

Pegangsaan

44. 24

45. 3

46. 12,5

48. 96

49. 26

50. 27,1

Barat
35. PKL Kelapa Gading
Timur
39. PKL
Dua A
43. PKL
Dua B
47. Jumlah
51.
55.

52.

53.

54.

56.
29

57. Tabel 1.12 Angka Konversi Penderita (CVR) TBC


58. Per Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Januari - Mei 2015
59. Puskesmas

60. Penemuan

61. Penemua 62. Angka

BTA Pos (+)

Konversi

Penderit

(%)

63. PKC Kelapa Gading

64. 11

a
65. 4

66. 36,4

67. PKL Kelapa Gading

68. 2

69. 1

70. 50

72. 3

73. 1

74. 33,3

Pegangsaan

76. 7

77. 7

78. 100

Pegangsaan

80. 3

81. 1

82. 33,3

84. 26

85. 14

86. 53,8

Barat
71. PKL Kelapa Gading
Timur
75. PKL
Dua A
79. PKL
Dua B
83. Jumlah
87.
88. Dari

24 penderita

yang menyelesaikan fase awal pengobatan yang

mengalami konversi 14 penderita (53,8 % - target 90%)


89. Tabel 1.13 Angka Kesembuhan (CR) TBC
90. Per Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Januari - Mei 2015
91. Puskesmas

92. Penemua
n

95. PKC Kelapa Gading

BTA

Pos (+)
96. 11

93. Penemuan

94. Cure Rate (%)

Penderita
Sembuh
97. 2

98. 18,2

99. PKL Kelapa Gading Barat 100.

101.

102.

50,0

103.

105.

106.

33,3

PKL Pegangsaan Dua 108.

109.

110.

57,1

PKL Pegangsaan Dua 112.

113.

114.

33,3

PKL Kelapa Gading 104.

Timur
107.
A
111.

30

B
115.

Jumlah

116.

26

117.

118.

34,6

119.
120.
121.

Penyebab masih rendahnya angka kesembuhan penderita TB di puskesmas

kecamatan kelapa gading dikarenakan :


1. Masih ada penderita TB yang tidak rutin meminum obat karena berbagai
alasan
2. Ada beberapa penderita TB mangkir yang tidak melakukan pengobatan.
3. Kurangnya tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan rumah jika
pasien tidak datang untuk mengambil obat.
4. Kurangnya tingkat pendidikan pasien/keluarga bagaimana pola hidup
sebagai penderita TB
122.
123.
124.

1.2.2. Pengendalian Penyakit Diare


Penyakit diare masih merupakan penyaki potensial KLB, bila ada bencana

banjir atau air PAM mati dalam waktu relative lama.


125.
Kunjungan penderita di unit-unit pelayanan kesehatanpun masih
tetap tinggi maka perlu pemantauan harian. Pelaporan mingguan (w2) dalam
rangka antisipasi terjadinya KLB. Tujuan progam P2 Diare adalah menurukan
angka kematian akibat diare, tatalaksana diare standar dan meningkatkan
penggunaan oralit di tingkat rumah tangga.
126.
Indikator kinerja P2 diare adalah angka kesakitan,5%. Tahun 2015
(periode januari mei ) berdasarkan laporan STP & LB 1 Puskesmas jumlah
kasus Diare di Kecamatan Kelapa Gading kasus
127.
128.
129. IR( insiden rate) : jumlah penyakit baru x k : 923 orang
130.
populasi berisiko
131.
132.
133.
134.
135.
136.

x 100% =1.13%
Jumlah

81631 orang

Tabel 1.14 Angka

Insidens (IR/Incidence Rate)Kasus Diare pada Balita di Wilayah


31

3. Ju
10. IR

ml
ah

7. JumlahBalita

1. N

Penderita
2. Puskesmas

4. Bal
8. Diare

ita

9. (b)

5.

(Incidenc
e Rate)
11. (< 5 %)
b

12. a

100%

6. (a)
13. 1 14. PKC

Gading

18. 2 19. PKL

16. 169

Kelapa 20. 834

Gading Barat

23. 3 24. PKL

Kelapa 15. 883

21. 41

Kelapa 25. 678

Gading Timur

26. 28

17. 1,97

22. 0,991

27. 0,41

30. 7
28. 4

. 29. PKL

Pegangsaan

Dua A

33. 5 34. PKL Pegangsaan 35.

.
38.

Dua B
39. Jumlah

32. 0,58

7
31. 44

5
713

40. 37.

257

36. 33
41. 315

37. 0,57

42. 0,847

Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Mei Tahun


2015
137.
138.

Keterangan : Dari tabel 1.14 di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence

Rate kasus diare pada balita di wilayah seKecamatan Kelapa Gading periode
Januari Mei 2015 0.847%sehingga sesuai dengan target yang di tetapkan
yaitu <5 %
139.
32

140.
141.

1.2.3. Pengendalian Penyakit ISPA/Pneumonia


ISPA atau infeksi Saluran Pernapasan Akut ini merupakan kasus

terbanyak kunjungan pasien ke puskesmas. Tujuan progam pemberantasan


penyaki ISPA adalah penemuan pneumonia pada balita tatalaksana pneumonia
dan menurunkan angka kematian peneumonia balita. Indikator kinerja P2
ISPA adalah angka kesakitan pneumonia balita <10%.
142. Kegiatan yang dilaksanakan pada progam pemberantasan penyakit ISPA/
pneumonia adalah pengolahan data ISPA/Peneumonia serta penyebarluasan
informasi penyakit peneumonia melalui leafet.
143.
Pada tahun 2015 (januari mei) kasus pneumonia di Kecamatan
Kelapa Gading . kasus dengan jumlah penderita pneumonia balita 40 orang.
144.
IR( insiden rate) : jumlah penyakit baru x k : 253 balita x 100% = 0.4%
145.
Jumla
h populasi berisiko
146.
147.

64526 balita

Tabel 1.15 Jumlah Penderita Pneumonia pada Puskesmas di Wilayah


se-Kecamatan Kelapa Gading Januari Mei Tahun 2015
151.

148.
No.

150.
149.

Puskesmas

Ju

mlah
balita

Ju

mlah

1.
160.
2.
165.
3.
170.
4.

156.

PKC

Kelapa

Gading
161.

PKL

Kelapa

Gading Barat
166.

PKL

Kelapa

Gading Timur
171.

PKL Pegangsaan

Dua A

IR

(Incidence Rate)

Penderit
153.

a
Pneumo

154.

nia
155.

152.

157.

8837

158.

231

162.

8346

163.

167.

6788

168.

16

172.

7573

173.

159.

(<10 %)
b
100%
a

2,61

164.

0,04

169.

0,23

174.

0,02

33

175.

176.

5.

PKL Pegangsaan

Dua B

180.

181.

Jumlah

177.

5713

178.

182.

37.25

183.

253

179.

184.

0,68

7
185.

Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas se-Kecamatan

Cempaka Putih Periode Januari Mei 2015


186.

Keterangan : Dari tabel di atas persentase kasus Pneumonia pada balita di

wilayah Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015 di daerah


tersebut sesuai target yaitu 0.68% dimana target yang ditentukan <10%.
1.3.

Identifikasi Masalah

187.

Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML)

merupakan suatu subsistem Puskesmas, untuk mendukung prasarana tersebut


dibutuhkan beberapa fungsi yaitu:
188.
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru Puskesmas se- Kecamatan
Kelapa Gading periode Januari mei 2015 sebesar 27,1%
2. Angka konversi TB di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading periode Januari
mei 2015 sebesar 36,4%
3. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode
Januari mei 2015 sebesar 50%
4. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode
Januari mei 2015 sebesar 33,3%
5. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua B periode
Januari mei 2015 sebesar 33,3%
6. Angka kesembuhan TB di Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading periode
Januari mei 2015 sebesar 34,6%
189.
190.
191.
192.

1.4. Rumusan Masalah


Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas

se-Kecamatan Kelapa Gading maka dipilih program yang menjadi masalah,


dengan cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa
yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed),

34

selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang


baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.
193.
194.
195.
196. Rumusan masalah dari Program P2ML di puskesmas adalah sebagai
berikut :
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru Puskesmas se- Kecamatan
Kelapa Gading periode Januari mei 2015 sebesar 25,8% dengan target 90%,
dikatakan tidak mencapai target.
2. Angka konversi TB di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading periode Januari
mei 2015 sebesar 36,4% dengan target 85%, dikatakan tidak mencapai
target.
3. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode
Januari mei 2015 sebesar 50% dengan target 85%, dikatakan tidak mencapai
target.
4. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode
Januari mei 2015 sebesar 33,3% dengan target 85%, dikatakan tidak
mencapai target.
5. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua B periode
Januari mei 2015 sebesar 33,3% dengan target 85%, dikatakan tidak
mencapai target.
6. Angka kesembuhan TB di Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading periode
Januari mei 2015 sebesar 34,6% dengan target 85%, dikatakan tidak
mencapai target.

35

197.
198.

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB


MASALAH

Penetapan Prioritas Masalah

199.

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)

dengan apa yang aktual terjadi (observed). Setelah pada tahap awal
merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah
yang harus dipecahkan.Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang
ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan
yang cukup.
200.

Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan

pembobotan.Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring, perlu


dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara
menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang
dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah
201.

Berdasarkan hasil analisis program P2ML Puskesmas Kecamatan

Kelapa Gading yang diangkat, maka didapatkan 6 permasalahan. Adapun


masalah tersebut meliputi:
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru Puskesmas se- Kecamatan
Kelapa Gading periode Januari mei 2015 sebesar 25,8%
2. Angka konversi TB di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading periode Januari
mei 2015 sebesar 36,4%
3. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode
Januari mei 2015 sebesar 50%
4. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode
Januari mei 2015 sebesar 33,3%
5. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua B periode
Januari mei 2015 sebesar 33,3%
36

6. Angka kesembuhan TB di Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading periode


Januari mei 2015 sebesar 34,6%
202.
203.

2.1.1 Non-Scoring Technique

204.

Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah

yang lazim digunakan adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan


teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga
disebut Nominal Group Technique (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu :
a. Metode Delbecq
205.

Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik

ini dilakukan melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun


yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas
masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan
pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta
diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
b.

Metode Delphi
206.

Yaitu

masalah

masalah

didiskusikan

oleh

sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan


khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat
mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak dikemukakan
pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.
207.
208.

2.1.2 Scoring Technique

209.

Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan

teknik skoring antara lain:


a.

Metode Bryant
210.

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu :

a.

Prevalence : besarnya
masalah yang dihadapi.

b.

Seriousness : pengaruh
buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam

masyarakat dan

37

dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah
kesehatan tersebut.
c.

Manageability

kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya.


d.

Community concern :
sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut.
211.

Parameter diletakkan pada baris, dan masalah-masalah

yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang
diberikan adalah 1 - 5 yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk
tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai
kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah
dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi
metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap
masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas
masalah yang akan diambil.
212.
b. Metode Matematik PAHO (Pan America Health Organization)
213.

Dalam metode ini parameter diletakkan pada

kolom,sedangkan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan


pada baris, dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan
dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah :
a.

Magnitude

Berapa

banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan


dengan angka prevalensi.
b.

Severity

Besarnya

kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate masingmasing penyakit.
c.

Vulnerability : Sejauh
mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi
masalah tersebut.

38

d.

Community

and

political concern : Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi


concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi.
e.

Affordability

Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.


214.
c.

Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)


215.

Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria

penilaian untuk menentukan prioritas masalah adalah :


1.

Emergency : menunjukkan seberapa fatal


suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan.
Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality
Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang
dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat
ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.

2.

Greetest Member : kriteria ini digunakan


untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah
kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit,
maka parameter yang digunakan adalah

prevalence rate. Sedangkan

untuk masalah lain, maka greetest member ditentukan dengan cara


melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program
kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
3.

Expanding Scope : menunjukkan seberapa


luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar sektor
kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas
wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di
wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan
yang berkepentingan dengan masalah tersebut.

4.

Feasibility : kriteria lain yang harus dinilai


dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah tersebut
diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya

39

manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan


kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya
anggaran untuk kegiatan tersebut.
5.

Policy

berhubungan dengan

orientasi

masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan masyarakat,


maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki
kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah
mendukung terselesaikannya masalah tersebut.
216.
217.

Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk

penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian


untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang
didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai
kriteria dan bobot yang akan digunakan.
218.

Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang

satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai
bobot yang lebih tinggi.Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana
yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu
sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai
bobot lima, yaitu sebagai berikut :
a.

Bobot

paling

Bobot

sangat

Bobot

sangat

penting
b.
penting sekali
c.
penting
d.

Bobot 2 : penting

e.

Bobot

cukup

penting
219.
1. Emergency

40

220.

Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan

sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan


dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai
berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,maka
digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka
kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Nilai proxy
CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.

Tabel 2.1 Skala Score Emergency


233.

Sco

27,1-29,39
29,4-31,69
31,7-33,99
34-36,29
36,3-38,59

re
235.
237.
239.
241.
248.

10
9
8
7
6

243.

38,6-40,89

249.

244.

40.90-43,17

250.

245.

43,20-45,49

251.

246.

45,50-47,79

252.

247.
254.

47,80-50

253.
255.

232.

Range (%)

234.
236.
238.
240.
242.

41

256.

Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah P2 TB Paru


di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Mei Tahun 2015

257. 258.

Daftar Masalah

259.

No

akup

261. 262.
1

an
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru Puskesmas se- 263. 2

Kecamatan Kelapa Gading periode Januari mei 2015 sebesar

7,1%

27,1%
265. 266. Angka konversi TB di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading 267.

260.
Skor
264.
10

268.

2
periode Januari mei 2015 sebesar 36,4%
6,4%
269. 270. Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading 271. 5

6
272.

Barat periode Januari mei 2015 sebesar 50%

273. 274.
4

0%

Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading 275.

Timur periode Januari mei 2015 sebesar 33,3%

277. 278.

3,3%

280.

5
B periode Januari mei 2015 sebesar 33,3%
3,3%
281. 282. Angka kesembuhan TB di Puskesmas se- Kecamatan Kelapa 283. 3

8
284.

Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua 279.

276.

Gading periode Januari mei 2015 sebesar 34,6%


4,6% 7
285. Keterangan : Skor Emergency terbesar yaitu didapatkan pada masalah
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru Puskesmas se- Kecamatan
Kelapa Gading periode Januari mei 2015 sebesar 27,1%yaitu 10.
2

Greatest Member
286.

Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang

terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi.


Semakin besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar skor
yang didapatkan.
287.
288.

Tabel 2.3 Skala pada Score Greatest Member


289.
Scor

290.

Ran

ge (%)
42

e
291.

292.

1
293.

37,8
294. 37,9-

2
295.

40,7
296. 40,8-

3
297.

43,6
298. 43,7-

4
299.

46,5
300. 46,6-

5
301.

49,4
302. 49,5-

6
303.

52,3
304. 52,4-

7
305.

55,2
306. 55,3-

8
307.

58,1
309. 58,2-

9
308.
10

35-

61
310.

61,1-

63,9

311.
312.

Keterangan : Untuk menentukan skor pada greatest member digunakan

range. Range didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap
masalah. Diberikan skor dari 1 10 dengan jarak tiap range sebesar 2,8 agar
mendapatkan nilai greatest member yang bervariasi.
313.
314.
315.
316.
317. 319.
318. 320. Program
No
Kegiatan

Tabel 2.4 Daftar Masalah Program P2ML


321. Cak 323. T 325. S 327.
dan
upan
arget
elisi Score
322. (a)
324. (
h
b)
326. (
43

328. 329. Angka


penemuan
1
kasus baru (CDR) TB Paru
Puskesmas se- Kecamatan
Kelapa Gading periode
Januari mei 2015 sebesar
27,1%
330.
335. 336. Angka konversi TB di
2
Puskesmas
Kecamatan
Kelapa Gading periode
Januari mei 2015 sebesar
36,4%
337.
342. 343. Angka konversi TB di
3
Puskesmas
Kelurahan
Kelapa
Gading
Barat
periode Januari mei 2015
sebesar 50%
344.
349. 350. Angka konversi TB di
4
Puskesmas
Kelurahan
Kelapa Gading Timur
periode Januari mei 2015
sebesar 33,3%
351.
356. 357. Angka konversi TB di
5
Puskesmas
Kelurahan
Pegangsaan Dua B periode
Januari mei 2015 sebesar
33,3%
358.
363.
364. Angka kesembuhan TB
6
di
Puskesmas
seKecamatan Kelapa Gading
periode Januari mei 2015
sebesar 34,6%

b-a)
333. 6 334.
2,9 10
%

331. 27,1
%

332. 9
0%

338. 36,4
%

339. 8
5%

340. 4 341.
8,6 5
%

345.

50%

346. 8
5%

347. 3 348.
5% 1

352. 33,3
%

353. 8
5%

354. 5 355.
1,7 6
%

359. 33,3
%

360. 8
5%

361. 5 362.
1,7 6
%

365. 34,6
%

366. 8
5%

367. 5 368.
0,4 6
%
369.
370.

371.

44

372.

Pada Greetest Member daftar masalah program P2ML didapatkan

Score terbesar adalah 10 , yaitu Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru
Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading periode Januari mei 2015
3

Expanding Scope

373.

Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu

permasalahan terhadap sektor lain di luar kesehatan, berapa banyak jumlah


penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut. Untuk Jumlah
penduduk diurut berdasarkan kelurahan yang memiliki penduduk terkecil
sampai yang terbanyak.
374.

Tabel 2.5 Range pada Jumlah Penduduk

375.
Range (Jiwa)
377.
11.098-

376.

Score
378.
1

379.

23.803,5
23.803,6-

380.

381.

36.509,1
36.509,1-

382.

49.214,7
383.
49.214,8-

384.

61.920,3
61.920,4-

386.

74.625,8
387.
74.625,9-

388.

389.

87.331,4
87.331,5-

390.

391.

100.037
100.037.1-

392.

112.742,5
393.
112.742,6-

394.

125.448
125.448,1-

396.

10

385.

395.

138.153,6
397.
398.

Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah


Penduduk Periode Januari Mei 2015
45

399.
No
403.
1
407.
2
411.
3
415.
4
419.
5
423.

400.

Wilayah Kerja

404. Kelurahan Pegansaan


Dua B
408. Kelurahan Pegangsaan
Dua A
412. Kelurahan
Kelapa
Gading Timur
416. Kelurahan
Kelapa
Gading Barat
420. Kecamatan
Kelapa
Gading
424.

401. Jumlah
Penduduk
405. 11.098
Jiwa
409. 16.647
Jiwa
413. 38.507
Jiwa
417. 44.155
Jiwa
421. 138.153
Jiwa
425.

402. Sco
re
406. 1
410.

414.

418.

422.

10

426.

427.
428.
429.

Tabel 2.7 Range pada Luas Wilayah

430.

Luas Wilayah

431.

(km2)
432.

2.513,8-

Score
433.

3.749,1
434.

3.749,2-

1
435.

4.984,4
436.

4.984,4-

2
437.

6.219,8
438.

6.219,9-

3
439.

7.455,3-

4
441.

8.490,6
442.

8.690,7-9926

5
443.

444.

9.926,1-

6
445.

7.455,2
440.

11.161,4
446.
11.161,5-

7
447.

12.396,8
448.
12.396,9-

8
449.

13.632
450.

9
451.

14.867

13.632,1-

10

452.

46

453.
454.
455.

Tabel 2.8 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas


Wilayah Periode Januari Mei 2015
458.

456.

457.

No.

Wilayah Kerja

Luas

Wilayah

459.

Nil

ai

460.

461.

Pegangsaan Dua B

(km2)
462. 2.813

1.
464.

465.

Pegangsaan Dua A

,8
466. 3.470

467.

471.

463.

2.
468.

469.

Kelapa Gading Timur

,7
470. 3.551

3.
472.

473.

Kelapa Gading Barat

,3
474. 5.031

475. 3

Kelapa Gading

,2
478. 14.86

479.10

7
482.

483.

4
476.

477.

5
480.

481.

484.
485.
486.

Tabel 2.9 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan


Keterpaduan Lintas Sektoral Periode Januari Mei 2015
487.

N 488.

Lintas Sektor

ilai
489.
491.

490.

Tidak ada keterpaduan lintas

sektor
2 492. Ada keterpaduan lintas setor
493.

494.

Untuk keterpaduan lintas sektoral, dalam hal ini puskesmas kecamatan

menjalankan keterpaduan lintas sektoral


495.
496.

Tabel 2.10 Penentuan Nilai Expanding Scope Program


Kesehatan Lingkungan di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari Mei 2015
47

499.
497.

498.

No.

mlah

uas

Pendu

Wila

duk

yah

501.

inta 502.

uml

Sek

ah

508.

(CDR) TB Paru Puskesmas se- 506.

509.

512.

515.

513.

2 516.

10

Januari mei 2015 sebesar 27,1%

510.

Angka penemuan kasus baru 505.

Kecamatan Kelapa Gading periode 507.

1.

500.

tor
511.

504.
503.

Daftar Masalah

Ju

514.
2

dengan target 90%, dikatakan tidak


mencapai target
518. Angka
konversi
Puskesmas

TB

Kecamatan

di 520.

523.

526.

529.

Kelapa 521.

524.

527.

530.

528.

2 531.

517.

Gading periode Januari mei 2015 522.

2.

sebesar 36,4% dengan target 85%,

10

525.

dikatakan tidak mencapai target.


519.
533. Angka
Puskesmas

konversi

TB

Kelurahan

di

Kelapa

Gading Barat periode Januari


mei 2015 sebesar 50% dengan
532.

target

3.

mencapai target.

85%,

dikatakan

tidak 537.

538.

539.

2 540.

534.
535.
536.
541.

Tabel 2.10 Penentuan Nilai Expanding Scope Program Kesehatan Lingkungan

di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Mei 2015


542.
No.

543.

Daftar Masalah

544.

Ju

545.

546.

L 547.

mlah

uas

inta

uml

Pendu

Wila

ah

duk

yah

Sek

48

tor
549. Angka

konversi

TB

di

Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading


548.

Timur periode Januari mei 2015

sebesar 33,3% dengan target 85%,

551.

552.

553.

2 554.

558.

559.

560.

2 561.

566.

567.

568.

dikatakan tidak mencapai target.


550.
556. Angka

konversi

TB

di

Puskesmas Kelurahan Pegangsaan


555.

Dua B periode Januari mei 2015

sebesar 33,3% dengan target 85%,


dikatakan tidak mencapai target.
557.
563. Angka kesembuhan TB di
Puskesmas se- Kecamatan Kelapa
Gading

562.

periode Januari mei

2015 sebesar 34,6% dengan target 565.

85%, dikatakan tidak mencapai

10

target.
564.
569.
570. Expanding scope tertinggi terdapat pada Angka penemuan kasus
baru (CDR) TB Paru Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading, Angka
konversi TB di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, dan Angka
kesembuhan TB di Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading periode
Januari mei 2015 yaitu dengan nilai 22.
571.
572.
4

FEASIBILITY

49

573.

Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk

menilai seberapa mungkin suatu

masalah dapat diselesaikan. Pada

dasarnya, kriteria ini adalah kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat
parameter kuantitatif sehingga penilaian terhadap kriteria ini menjadi
obyektif.
574.

Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah

suatu masalah dapat diselesaikan meliputi:


575.
1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk.
Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah
penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan
akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio
tenaga kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap jumlah
penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masing
masing wilayah Puskesmas.
576.
577.
578.
579.

Tabel 2.11 Range pada Scoring Rasio Tenaga Kesehatan

43. Range
45. 1: 1000 1: 1300

44. Score
46. 10

47. 1: 1301 1: 1600

48. 9

49. 1: 1601 1: 2100

50. 8

51. 1: 2101 1: 2400

52. 7

53. 1: 2401 1: 2700

54. 6

55. 1: 2701 1: 3100

56. 5

57. Tabel 2.11 Range pada Scoring

Rasio Tenaga Kesehatan


58. Range
59. Score
60. 1: 3401 - 1: 3700
61. 3
62. 1: 3701 1: 4000

63. 2

64. 1: 4001 1: 4300

65. 1

50

580.
581.

Tabel 2.12 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk


Sasaran Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading Periode Januari Mei 2015

582.
585.

Ju

mlah
583.
No.

584.

Puskesmas

Tenag
a

586.

Jumlah

Penduduk

588.
587.

Rasio

Scor
e

Keseh
589.

590.

Kecamatan

1.
595.

Kelapa Gading
598. Kelurahan

2.

Kelapa

596.

Barat

597.

599.

3.

138.153

593.

: 594.

600.

603.

44.155

2193
606. 1

7
: 609.

11

Gading 601.
602.

604.
11

605.

4014
38.507

A
619. Kelurahan

5.

610.
1

: 611.

3500
614.

13

615.

16.647

Pegangsaan Dua

618.

607.
608.

Gading

Timur
613. Kelurahan

4.

592.

Kelurahan

Kelapa

612.

atan
591. 63

616.

3
: 617.

1280
620.

621.

11.098

622.

10

1: 1585 623.

Pegangsaan Dua

B
624.
625.
2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang
dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu
masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan
oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk
fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.
626.
627.

Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan

alat/obat dan ketersediaan tempat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah


51

mencukupi, ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali.
Digolongkan cukup bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah
yaitu selalu tersedia dan diberi nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun
jumlah kurang, atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi
nilai satu. Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.
628.
629.

Tabel 2.13

Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Mei 2015


630.

Kategori

633.

Tempat

642.

Alat/ Obat

631.
634.
637.
640.
643.
646.
649.

Ketersediaan
Tidak ada
Ada tetapi kurang
Ada dan cukup
Tidak ada
Ada tetapi kurang
Ada dan cukup

632.
635.
638.
641.
644.
647.
650.

Score
0
1
2
0
1
2

651.
3. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan
Puskesmas penilaian dibagi tiga yaitu tidak ada, cukup dan kurang.
Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program dan kepala
Puskesmas terkait.
652.
653.
654.

Tabel 2.14

Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah

Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Mei 2015


655.
656.
658.
660.
662.

Dana
Tidak ada
Ada tetapi kurang
Ada dan cukup

657.
659.
661.
663.

Score
0
1
2

664.
665.
666.
667.
668.
669.
670.
52

671.
672.
673.

Tabel 2.15

Penentuan Score Feasibility Program P2ML Terhadap Kegiatan di

Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Mei


2015
674.

675.

DAFTAR MASALAH

676.

NO

SDM

677.
683.

FASILITAS
Alat 684. T

/Obat
687.
1.

688.

Angka penemuan kasus baru 689.

691.

(CDR) TB Paru Puskesmas se- 690.

692.

Kecamatan

Kelapa

Gading 7

679.

DANA

emp
at
693.

678.

694.

JU

MLA
H

696.

698.

697.

699.

695.

706.

708.

710.

709.

711.

11

periode Januari Mei 2015


sebesar 27,1% kurang dari target
700.
2.

90%
701. Angka

konversi

TB

di 702.

704.

Puskesmas Kecamatan Kelapa 703.

705.

707.

Gading periode Januari mei 7

11

2015 sebesar 36,4% kurang dari


712.

target 85%
713. Angka

3.

Puskesmas

konversi
Kelurahan

TB

di 714.

716.

Kelapa 715.

717.

718.
1

719.

Gading Barat periode Januari mei 1

720.

722.

721.

723.

2015 sebesar 50% kurang dari


724.

target 85%
725. Angka

konversi

4.

Puskesmas

Kelurahan

TB

di 726.

728.

Kelapa 727.

729.

Gading Timur periode Januari 3

730.
1

731.

732.

734.

733.

735.

mei 2015 sebesar 33,3% kurang


dari target 85%

53

736.

737. Angka konversi TB

di 738.

741.

5.

Puskesmas Kelurahan Pegangsaan 739.

742.

743.
1

744.

Dua B periode Januari mei 2015 9

745.

747.

746.

748.

13

sebesar 33,3% kurang dari target 740.


749.

85%
750. Angka kesembuhan TB di 751.

753.

Puskesmas se- Kecamatan Kelapa 752.

754.

755.
1

756.

Gading periode Januari Mei 2015 7

757.

759.

758.

760.

sebesar 34,6% kurang dari target


85%
761.
762.

Feasibility tertinggi pada program P2ML periode Januari Mei

2015 adalah Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua B


periode Januari Mei 2015 dengan jumlah 13.
763.
5

POLICY

764.

Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan

dari suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern


terhadap masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa
concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap
permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai
media.
765.

Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang

paling mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media


cetak memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan.
Maka skor untuk penyuluhan diberikan 5, sedangkan untuk iklan di media cetak
diberikan nilai 10. Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan
yang lebih luas dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi
masalah kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 15.
766.
767.
768.

Tabel 2.16

Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program P2ML di Wilayah


Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Mei 2015

54

11

769.

Parameter

770.

Score

771.

Tidak ada kebijakan

772.

773.

Ada kebijakan

774.

775.
776.
777.

Tabel 2.17

Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan Puskesmas di Kecamatan


Kelapa Gading Periode Januari Mei 2015
778.

Parameter

779.

Score

780.
782.

Penyuluhan
Media Cetak (Poster,

781.

783.

10

785.

15

Koran)
784. Media

Elektronik

Majalah,

(TV,

radio,

internet)
786.
787.

Tabel 2.18

Penentuan Score Policy Program P2ML pada Puskesmas di Wilayah


Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Mei 2015

788. 789.

Masalah

790.

No

Kebi

jakan

791.

Peny

uluhan

Pemerin
796. 797.
1.

tah
Angka penemuan kasus baru 798. 5

799.

(CDR) TB Paru Puskesmas seKecamatan

Kelapa

792.

794.

Me

Media

dia

793.

Elektro

Cetak
800.

nik
801. 0

10

Gading

periode Januari Mei 2015


sebesar 27,1% kurang dari target
90%
803. 804. Angka
2.

konversi

TB

di 805.

806.

Puskesmas Kecamatan Kelapa

807.

808.

815.

10

Gading periode Januari mei


2015 sebesar 36,4% kurang dari
target 85%
810. 811. Angka

konversi

3.

Kelurahan

Puskesmas

TB

di 812.

Kelapa

813.

814.
10

Gading Barat periode Januari


55

mei 2015 sebesar 50% kurang


dari target 85%
817. 818. Angka konversi
4.

Puskesmas

TB

Kelurahan

di 819.

820.

Kelapa

821.

822.

829.

836.

10

Gading Timur periode Januari mei


2015 sebesar 33,3% kurang dari
target 85%
824. 825. Angka konversi TB
5.

di 826.

827.

Puskesmas Kelurahan Pegangsaan

828.
10

Dua B periode Januari mei 2015


sebesar 33,3% kurang dari target
85%
831. 832.
6.

Angka kesembuhan TB di 833.

834.

Puskesmas se- Kecamatan Kelapa

835.
10

Gading periode Januari Mei 2015


sebesar 34,6% kurang dari target
85%
838.
839.

Skor policy terbesar adalah sama untuk semua area masalah yaitu

skornya 20.
840.

Setelah diklasifikasikan berdasarkan lima kriteria di atas,

keseluruhan hasil penghitungan dari kriteria-kriteria tersebut dimasukan kedalam


tabel penentuan masalah program P2ML menurut metode MCUA untuk dikalikan
dengan bobot masing-masing kriteria. Kemudian hasil perkaliannya dijumlahkan.
841.
842.
843.

Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA

844.

MS 1-MS 6 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading


845.
849.

846. 847.
No

ria

Tabel 2.19

Krite

848.
Bobot

Periode Januari - Mei 2015


850.

851.

852.

853.

854.

MS1
S2
S3
MS4
S5
S6
858. 859. 860. 861. 862. 863. 864. 865. 866. 867. 868. 869.
N

BN

BN

BN

BN

BN

56

BN

870. 871.

872.

873. 874. 875. 876. 877. 878. 879. 880. 881. 882. 883. 884.

10

member
885. 887. Emer

889.

890. 891. 892. 893. 894. 895. 896. 897. 898. 899. 900. 901.

10

Great

es

gency

886. 888.
902. 904.

Expan 906.

ding

903.

Scope

905.
919. 921.
4

Feasi

bility

920.
935. 936.
950.

40

25

24

30

32

30

32

907. 908. 909. 910. 911. 912. 913. 914. 915. 916. 917. 918.

922.

923. 924. 925. 926. 927. 928. 929. 930. 931. 932. 933. 934.

11

Jumlah

66

22

22

66

11

24

14

13

18

26

11

12

22

22

22

20

20
198

20

20

952.
142

20

20

953.
66

20

20

954.

20

20

10

20

955.

111

20

956.

116

154

957.
MS 1 Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru Puskesmas se-

Kecamatan
959.

Kelapa Gading periode Januari Mei 2015 sebesar 27,1% kurang

960.

target 90%

dari
MS 2 Angka konversi TB di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

periode
962.

66

938. 939. 940. 941. 942. 943. 944. 945. 946. 947. 948. 949.
951.

961.

28

22

958.

30

Policy 937.

50

Januari mei 2015 sebesar 36,4% kurang dari target 85%

963.

MS 3 Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading

964.

Barat periode Januari mei 2015 sebesar 50% kurang dari target 85%
MS 4 Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading

965.

Timur periode Januari mei 2015 sebesar 33,3% kurang dari target 85%
MS 5 Angka konversi TB di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua B

966.

periode Januari mei 2015 sebesar 33,3% kurang dari target 85%
MS 6 Angka kesembuhan TB di Puskesmas se- Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari Mei 2015 sebesar 34,6% kurang dari target
85%
57

967.
968.

2.2 MENENTUKAN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

969.

Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada,

selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan


penyelesaian yang ada terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba
mencari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang
merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan diagram sebab-akibat yang
disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau diagram ishikawa.
Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang tersedia,
dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.
970.

Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses.

Input, yaitu sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain
man (sumber daya manusia), money (dana), material (sarana), method (cara).
Sedangkan proses merupakan kegiatan sistem. Melalui proses, input akan diubah
menjadi output, yang terdiri dari:
a Planning (perencanaan)
971.

Sebuah proses yang dimulai dengan

merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan


untuk mencapainya.
b Organizing (pengorganisasian)
972.
Rangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan
memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi.
c Actuating (pelaksanaan)
973.

Proses bimbingan kepada staf agar mereka

mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai


dengan keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang
tersedia.
974.
d Controlling (monitoring)
975.

Proses untuk mengamati secara terus-

menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah


disusun dan mengadakan koreksi (evaluating) jika terjadi penyimpangan.
976.
58

977.

Berikut ini adalah prioritas masalah yang

akan ditetapkan penyebab masalahnya dengan menggunakan diagram fishbone:


978.
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan
periode Januari Mei 2015 sebesar 27,1% kurang dari target >90%
979.
2. Angka kesembuhan TB di Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading periode
Januari Mei 2015 sebesar 34,6% kurang dari target >85%
980.
981.
982.
983.
984.
985.
986.
987.
988.
989.
990.
991.
992.
993.

59

994.

Gambar 1.5 FISHBONE Angka kesembuhan TB di Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015 sebesar

34,6% kurang dari target 85%

60

995.
996. Gambar 6. FISHBONE Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan periode Januari Mei 2015 sebesar
27,1% kurang dari target >90%

61

997.

62

4. Tidak adanya format yang tepat untuk menjadi acuan bagi penyusunan laporan
evaluasi program TB (Controlling)
1006.
1007. Akar penyebab masalah pada lingkungan (Environment) adalah :
1. Koordinasi lintas program dan sektoral yang kurang (Environment)
1008.
1009. Dari sembilan penyebab yang paling mungkin diperoleh tiga penyebab yang
paling dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut :
1. Koordinasi lintas program dan sektoral yang kurang (Environment)
2. Tidak ada pelatihan khusus bagi petugas untuk penyampaian materi edukasi bagi
warga (Actuating)
3.

Pembagian dana tidak sesuai dan tidak transparan (Money).


1010.
1011. 2.3.2 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone
(Diagram Tulang Ikan) pada

Angka kesembuhan TB di Puskesmas se-

Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015 sebesar 34,6% kurang
dari target >85%
1012. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
a. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
1. Man
1013. Untuk menjadi petugas kesehatan di puskesmas terlalu banyak
syarat
2. Money
1014. Pendistribusian dana yang tidak tepat sasaran
3. Material
1015. Tidak tersedianya dana untuk pemeliharaan alat dan bahan
4. Method
1016. Tidak adanya pembinaan khusus terhadap kader tentang materi
penyuluhan
b. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
1. Planning
64

1017. Jadwal pembinaan terhadap kader yang belum teratur dan


terkoordinasi tentang program TB
2. Organizing
1018. Tidak semua puskesmas memiliki petugas untuk menjalankan
program
1019. TB
3. Actuating
1020. Pengobatan TB yang terlalu lama dan banyak.
4. Controlling
1021. Tidak ada format yang tepat untuk menjadi acuan bagi penyusun
laporan evaluasi program
c. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:
1. Environment :
1022. Tidak di berikan informasi yang jelas dan benar
1023.
1024.

Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar

penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi


langsung juga pemahaman yang cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling
dominan tersebut adalah :
1. Pendistribusian dana yang tidak tepat sasaran (Money)
2. Pengobatan TB yang terlalu lama dan banyak (Actuating)
3. Tidak diberikan informasi yang jelas dan benar (Environment)
1025.
1026.

65

1027. BAB III


1028.

MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

1029.
1030. 3.1

Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah

1031. Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk


mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan
tersebut maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif
pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA (Multiple Criteria Utility
Assesment), yaitu dengan memberikan skoring 1 3 pada bobot berdasarkan hasil
diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok.
1032. Parameter diletakkan pada baris, sedangkan alternatif diletakkan pada
kolom. Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan
sehingga hasil yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot kriteria dengan skor
dari setiap alternatif masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut setiap kriteria
berdasarkan masing masing alternatif masalah tersebut.
1033.
1034. Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah :
1.

Mudah dilaksanakan.

1035.

Diberi nilai terbesar jika alternatif masalah tersebut paling mudah

dilaksanakan dan diberi nilai terkecil jika masalah yang paling sulit dilaksanakan.
2.

Murah biayanya.

1036.

Diberi nilai terbesar jika alternatif masalah paling murahbiayanya

dan diberinilai terkecil jika biaya yang paling mahal untuk pelaksanaan.
3.

Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.

1037.

Diberi nilai terbesar jika alternatif masalah tersebut waktu

penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama untuk dilaksanakan dan diberi
nilai terkecil jika waktu penerapan sampai masalah terpecahkan lama.
4.

Dapat memecahkan masalah dengan sempurna


1038. Diberi nilai terbesar jika alternatif masalah dapat memecahkan masalah
dengan sempurna dan diberi nilai terkecil jika masalah tidak dapat memecahkan
masalah dengan sempurna.
1039.
66

1040. 3.1.1 Alternatif Pemecahan Masalah Pada Angka penemuan kasus baru
(CDR) TB Paru

Puskesmas

se- Kecamatan Kelapa Gading periode

Januari Mei 2015


1041. Dari tiga akar penyebab masalah

yang paling dominan, ditetapkan

alternatif pemecahan masalah sebagai berikut :


1.

2.

3.

Koordinasi lintas program dan sektoral yang kurang (Environment)


1042. Alternatif pemecahan masalah : Memperbaiki koordinasi lintas
program sektoral agar berjalan sesuai tujuan program
Tidak ada pelatihan khusus bagi petugas untuk penyampaian materi
1043. edukasi bagi warga (Actuating)
1044. Alternatif pemecahan masalah : Mengadakan pelatihan untuk
petugas tentang penyampaian edukasi bagi warga.
Pembagian dana tidak sesuai dan tidak transparan (Money).
1045. Alternatif pemecahan masalah : Melakukan transparansi
mengenai dana yang akan dibutuhkan.

1046.
1047. Tabel 3.1 MCUA Penetapan Alternatif Pemecahan Masalah Angka
penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se Kecamatan Kelapa
Gading
1048. periode Januari Mei 2015
1052. A 1053. A 1054. A
1049.
N

1050. Parameter

1051.

Bob

o
t

1064.1065. Dapat
1

memecahkan

dengan sempurna

penerapannya

1075. 1076.1077.1078.1079. 1080.1081.


1
3
3 9
1
3
3
sampai 1084. 1085.1086.1087.1088. 1089.1090.

masalah terpecahkan tidak lama

1091.
1092. Murah biayanya
4

1059.
1062.1063.
1058.
1060.1061.
B
N B
N
N BN

masalah 1066. 1067.1068.1069.1070. 1071.1072.


3
12 3 12 3
12
4

1073.
1074. Mudah dilaksanakan
2
1082.1083. Waktu

L -3

2
4
2 8
2
4
1093. 1094.1095.1096.1097. 1098.1099.
2
2
2 2
2
2
1

67

1103.
1105.
1107.
1101. 1102.21 1104.31 1106.21

1100. Jumlah
1108.
1109.
1110. Keterangan :

1111. AL 1 : Memperbaiki koordinasi lintas program sektoral agar berjalan sesuai


tujuan
1112.

program

1113. AL 2 : Mengadakan pelatihan untuk petugas tentang penyampaian edukasi


bagi
1114.

warga.

1115.AL 3 : Melakukan transparansi mengenai dana yang akan dibutuhkan.


1116.
3.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah Pada Angka kesembuhan TB di Puskesmas
se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Mei 2015
1117. Dari tiga akar penyebab masalah

yang paling dominan, ditetapkan

alternatif pemecahan masalah sebagai berikut :


1.

Pendistribusian dana yang tidak tepat sasaran (Money)


1118. Alternatif pemecahan masalah : Pengkajian ulang pendistribusian dana
oleh pemerintah

Pengobatan TB yang terlalu lama dan banyak (actuating)


1119. Alternatif pemecahan masalah : Memberikan semangat dan motivasi
kepada pasien tentang pentingnya pengobatan TB sampai tuntas
Tidak diberikan informasi yang jelas dan benar (environment)
1120. Alternatif pemecahan masalah : memberi edukasi tentang bahayanya
tidak mengontrol penyakit TB .
1121. Tabel 3.2 Angka kesembuhan TB di Puskesmas se-Kecamatan
Kelapa Gading periode Januari - Mei 2015
1125. A 1126. A 1127. A
1122.
N

1123. Parameter

1124.

Bob

o
t

L -3

2
1132.
1135.1136.
1131.
1133.1134.
B
N B
N
N BN

68

1137.1138. Dapat
1

memecahkan

dengan sempurna

masalah 1139. 1140.1141.1142.1143. 1144.1145.


2
8
3 12 3
12
4
1148. 1149.1150.1151.1152. 1153.1154.
1
3
3 9
3
9
3

1146.
1147. Mudah dilaksanakan
2
1155.1156. Waktu
3

penerapannya

sampai 1157. 1158.1159.1160.1161. 1162.1163.

masalah terpecahkan tidak lama

1164.
1165. Murah biayanya
4

1
2
2 4
3
6
1166. 1167.1168.1169.1170. 1171.1172.
1
1
3 3
3
3
1

1173. Jumlah

1176.
1178.
1180.
1175.
1177.
1179.
1174.
14
28
30

1181.
1182. Keterangan :
1183. AL-1 : Pengkajian ulang pendistribusian dana oleh pemerintah
1184.

AL-2 :Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien pentingnya


pengobatan TB sampai tuntas

1185. AL-3 : Memberi edukasi tentang bahayanya tidak mengontrol penyakit


TB .
1186.
1187. Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan
metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Memberi edukasi tentang bahayanya tidak mengontrol penyakit TB
Menambah jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas
2. Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien tentang pentingnya
pengobatan TB sampai tuntas
3. Pengkajian ulang pendistribusian dana oleh pemerintah

69

1188. BAB IV
1189. RENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAAN
1190. KEGIATAN PEMECAHAN MASALAH
1191.
4.1 MENYUSUN RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1192.

Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah

pada tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan
dapat mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang
dianggap paling dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan
yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan akan dilakukan menurut
urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang
menjelaskan rencana memecahkan masalah.
1193.
1194.
1195.
1196.
1197.
1198.
1199.
1200.
1201.
1202.
1203.
1204.
1205.
1206.
70

1207. 4.1.1 TB Paru di Wilayah Puskesmas se Kecamatan Kelapa Gading


1208. Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan menurunkan CDR TB Paru di Wilayah Puskesmas se
Kecamatan Kelapa Gading, yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut :
1209.
1210. Tabel 4.1. Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se
Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015
1215. VOL
1211. 1212. KEPU
No

TUSAN

1213. RENCANA

UME

1214. TARGET

KEGIATAN

KEGIAT

1216. BIAYA

1217. KETERANGAN

1225.

1. Dilaksanakan pada bulan

AN

1218. 1220.

1222. Mengadakan

rapat

1224. 2x/ta

1219. 1221. Memp

dan pertemuan antar lintas

1. Koordinasi yang jelas dan

1.

erbaiki

sektoral membahas masalah

kuat antar lintas sektoral

koordinasi

TB.

2. Peningkatan

lintas

hun

1226. Biaya
operasional

angka

1227. Rp.

penemuan kasus baru TB

200.000

program
sektoral
agar
berjalan
sesuai
tujuan
program

1232. Menemukan
pemecahan

masalah

program tentang TB
1233.

1235. 2x/ta
lintas

hun

1236. Biaya
operasional
1237. Rp.
200.000

Agustus 2015 Minggu IV


1228.
2. Dilaksanakan pada bulan
Desember 2015 Minggu I
1229.
1. Dilaksanakan pada bulan
September 2015 Minggu I
1238.
2. Dilaksanakan pada bulan
desember 2015 Minggu II
1239.
71

1242.
1240. 1241.

Evaluasi

hasil 1243.

1244. 1x/ta

kegiatan

hun

dakan

tenaga

kesehatan

sesuai

pelatihan

dengan

keahlian

yang

untuk

dibutuhkan
2. Masyarakat mengerti dengan
1257. Melakukan pelatihan
1259. 2x/ta
materi yang di berikan
dengan narasumber yang
hun
petugas kesehatan
berkompeten
1260.

petugas
tentang
penyampa

operasional

1247.

Dilaksanakan

pada

bulan Desember minggu III

1246. Rp.

1248. 1249. Menga 1250. Melakukan pendataan 1. Tenaga kesehatan yang baru 1251. 1x/ta
2.

1245. Biaya

mempunyai

kompetensi

hun

sesuai yang dibutuhkan

200.000
1252. Biaya
operasional
1253. Rp.
100.000
1261. Biaya
operasional
1262. Rp.
100.000

ian

1254. Dilaksanakan
bulan

pada

September

2015

Minggu II
1263. Dilaksanakan
bulan

pada

September

2015

Minggu III dan November


IV
1264.

edukasi
bagi
warga.
1265. 1266.
M
3.

1267. Membuat

laporan 1. Jelasnya laporan keuangan 1272. 1X/T 1273. Biaya

elakukan

keuangan

secara

jelas

transparan

dan bertanggung jawab

si
mengenai
dana yang
akan

yang dipergunakan
2. Tidak

terdapatnya

penyimpangan dana
1278. Mensosialisasikan
dana yang masuk dan
keluar
program.

dari

setiap

1268.
1269.
1270.

ahun

operasional

1275. Dilaksanakan

pada

bulan Oktober 2015 Minggu II

1274. Rp.
100.000
1280. 1X/T 1281. Biaya
ahun

operasional
1282. Rp.

1283. Dilaksanakan
bulan

pada

November

Minggu I

100.000
72

2015

dibutuhka
n.

1286. Diadakan
pengauditan
keuangan
tahun

1292. 1293. TOTAL

1271.
tentang

tiap

akhir

1288. 1X/T 1289. Biaya


ahun

1291. Dilaksanakan

operasional
1290. Rp.

bulan

pada

Desember

Minggu III

100.000
1294.

Rp 1.100.000

1295.

73

2015

1296. 4.1.2 TB Paru di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading


1297. Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan menurunkan TB Paru di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading
1298. , yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut :
1299.
1300. Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka kesembuhan TB di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading
1301. periode Januari - Mei 2015
1302. 1303. KEPU
TUSAN

No

1304. RENCANA

1305. TARGET

1306.

VOL

1307. BIAYA

1308. KETERANGAN

1313. Biaya

1) Dilaksanakan pada bulan Juli

UME

KEGIATAN

KEGIAT
AN

1309. 1310. Memb


1.

eri

1311. Melakukan

1.Mengumpulkan

edukasi pendataan pasien TB

tentang

yang ada di puskesmas

anggota

untuk

pendataan

tidak

TB

penyakit TB

pasien

2.Penyetujuan proposal
kepada
permohonan
dana

pasein TB

dan

500.000,1319. 2x/ta
hun

hasil3.Mengumpulkan

kegiatan
Evaluasi

pasien TB untuk
hasil

penyuluhan

1320. Biaya
operasional
1321. Rp.

persetujuan

500.000,-

dana
1324. Evaluasi

operasional
1314. Rp.

1318. Memberikan
Penyuluhan

hun

melakukan

bahayanya
mengontrol

1312. 2x/ta

1326. 1x/ta
hun

1327. Biaya
operasional
1328. Rp.

2015 Minggu IV
2) Dilaksanakan

pada

bulan

Agustus 2015 Minggu I


1315.
1) Dilaksanakan

pada

bulan

Agustus 2015 Minggu III


2) Dilaksanakan

pada

bulan

Agustus 2015 Minggu IV


1329.

Dilaksanakan

pada bulan Oktober

2015

minggu IV
74

kegiatan
1330.

1338.

Me 1339.

100.000,-

Memberikan
ketika

pasien

1. Pasien
akan

mengerti

1340.

pentingnya

2.

mberikan

motivasi

1331.

semangat

kontrol ke puskesmas

1332.

dan

1333.

motivasi

semangat

1334.

kepada

untuk sembuh

1335.

pasien

1336.

tentang

kepatuhan

1337.

pentingnya

obat

minum obat

Setia

n
pasien

Biaya

operasional

kunjunga

2. Timbulnya

1342.
1343.

Rp 0,-

1360.

Biaya

1344.

Dilaksanakan setiap pasien

datang ke puskesmas

ke

puskesm
as

3. Tercapainya

1341.
minum

pengobatan
TB sampai
tuntas
1345. 1352. Pengka 1. Menyusun
3.

jian

ulang

1346. pendistribusian
1347.
1348.
1349.
1350.

dana
pemerintah.
1353.
1354.

oleh

rapat
proposal

jadwal 1. Penyetujuan
penyusunan
pengkajian

anggaran dana untuk

2. Melaksanakan

proposal
permohonan

rapat

1X/T

ahun
dana

dari pemerintah

dana

1367.

1X/T

ahun

pengkajian 1357.

anggaran dana untuk 1358.


program TB

100.000
1368. Biaya

Dilaksanakan pada bulan

November 2015 Minggu III

1375.

1X/T

ahun

1370.

operasional
1369.

penyusunan proposal 1356.


untuk

operasional

1362.

1361. Rp.

tambahan
2. Mendapatkan

program TB

1359.

Rp.

100.000
1376. Biaya
operasional
1377.

Rp.

1378.
1379.

Dilaksanakan pada bulan

Desember 2015 Minggu II


75

1351.

1355.

1380. 1381.

100.000

TOTAL

1382.

Rp. 1.400.000

1383.
1384. 4.2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan
1385.

Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun

berdasarkan rencana usulan kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gan chart berikut ini.
1386.
1387. Tabel 4.3 Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015
1388.
1390.

1393.

1391. Kegiatan
No

1392.
1400.
1401.

Jul

1394.

Ag

ustus

1395.

Se

ptemb
er

2
1479.
3

program
1427. Mengadakan rapat dan pertemuan antar lintas sektoral membahas
masalah TB.
1453. Menemukan pemecahan masalah lintas program tentang TB
1454.
1480.

1397. Nove

1398. Des

ktober

mber

ember

Memper 1402.
1403.
1404.
1405.
1406.
1407.
1408.
1409.
1410.
1411.
1412.
1413.
1414.
1415.
1416.
1417.
1418.1419.
1420.
1421.
1422.
1423.
1424.
1425.

baiki koordinasi lintas program sektoral agar berjalan sesuai tujuan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1396. O

Evaluasi hasil kegiatan

1 2 3

4 1 2 3 4 1

2 3 4

1435.
1448.
1428.
1429.
1430.
1431.
1432.
1433.
1434. 1436.
1437.
1438.
1439.
1440.
1441.
1442.
1443.
1444.
1445.
1446.
1447. 1449.
1450.
1451.
X
X
1463.
1476.
1462.
1455.
1456.
1457.
1458.
1459.
1460.
1461.
1464.
1465.
1466.
1467.
1468.
1469.
1470.
1471.
1472.
1473.
1474.
1475. 1477.
1478.
X
X
1503.
1481.
1482.
1483.
1484.
1485.
1486.
1487.
1488.
1489.
1490.
1491.
1492.
1493.
1494.
1495.
1496.
1497.
1498.
1499.
1500.
1501.
1502. 1504.
X
76

1506. Mengadakan pelatihan untuk petugas tentang penyampaian

1
2

edukasi bagi warga.


1532. Melakukan pendataan tenaga kesehatan sesuai dengan keahlian yang
dibutuhkan
1558.

Melakukan pelatihan dengan narasumber yang berkompeten

1584.

Melakukan transparansi mengenai dana yang akan

1507.
1508.
1509.
1510.
1511.
1512.
1513.
1514.
1515.
1516.
1517.
1518.
1519.
1520.
1521.
1522.
1523.
1524.
1525.
1526.
1527.
1528.
1529.
1530.
X
X

dibutuhkan.
1610. Membuat laporan keuangan secara jelas dan bertanggung jawab

1636. Mensosialisasikan dana yang masuk dan keluar dari setiap program. 1637.
1638.
1639.
1640.
1641.

1662. Diadakan pengauditan tentang keuangan tiap akhir tahun

1611.
1612.
1613.
1614.
1615.

1663.
1664.
1665.
1666.
1667.

1628.
1629.
1630.
1631.
1632.
1633.
1634.
X 1654.
1655.
1656.
1657.
1658.
1659.
1660.
1685.
1680.
1681.
1682.
1683.
1684. 1686.
X

1687.
1688.
1689.
1690.
1691.
1692.

77

1693.
1694. Tabel 4.4 Angka kesembuhan TB di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015
1696.
1697. Kegiatan
No

1698.
1706.
Memberi edukasi tentang bahayanya tidak mengontrol

penyakit TB
1732. Melakukan pendataan pasien TB yang ada di puskesmas

1757. 1758. Memberikan Penyuluhan kepada pasein TB


2
1783. 1784. Evaluasi hasil kegiatan
3

Evaluasi hasil kegiata


1811. Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien
tentang pentingnya pengobatan TB sampai tuntas
1837. Memberikan motivasi ketika pasien kontrol ke puskesmas
1863.

1
2

1699.
i

Jul

1700.

Ag

ustus

1701.

Se

ptemb
er

1702. Ok
tober

1703.

No

1704.

De

vembe

sembe

1707.
1708.
1709.
1710.
1711.
1712.
1713.
1714.
1715.
1716.
1717.
1718.
1719.
1720.
1721.
1722.
1723.
1724.
1725.
1726.
1727.
1728.
1729.
1730.
1 2 3 4 1 2 3 4 1

2 3 4

1 2 3

4 1

2 3

4 1

2 3

1736.
1737.
1733.
1734.
1735.
1738.
1739.
1740.
1741.
1742.
1743.
1744.
1745.
1746.
1747.
1748.
1749.
1750.
1751.
1752.
1753.
1754.
1755.
1756.
X X
1765.
1766.
1759.
1760.
1761.
1762.
1763.
1764.
1767.
1768.
1769.
1770.
1771.
1772.
1773.
1774.
1775.
1776.
1777.
1778.
1779.
1780.
1781.
1782.
X X
1801.
1786.
1787.
1788.
1789.
1790.
1791.
1792.
1793.
1794.
1795.
1796.
1797.
1798.
1799.
1800. 1802.
1803.
1804.
1805.
1806.
1807.
1808.
1809.
X
1812.
1813.
1814.
1815.
1816.
1817.
1818.
1819.
1820.
1821.
1822.
1823.
1824.
1825.
1826.
1827.
1828.
1829.
1830.
1831.
1832.
1833.
1834.
1835.
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Pengkajian ulang pendistribusian dana oleh

pemerintah.
1889. Menyusun jadwal rapat penyusunan proposal pengkajian
anggaran dana untuk program TB
1915. Melaksanakan rapat penyusunan proposal untuk pengkajian
anggaran dana untuk program TB
1940.

X
1932.

1941.
78

1942. BAB V
1943. SIMPULAN DAN SARAN
1944.
1945. 5.1 SIMPULAN
1946.
1947. Ada dua program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
yang dievaluasi, yaitu: P2ML (Pemberantasan Penyakit Menular Langsung). Dan
didapatkan 6 masalah yang teridentifikasi sehingga didapatkan dua prioritas masalah
selama periode Januari s/d Mei 2015, antara lain :
1. Angka Penemuan kasus baru TB di Puskesmas se Kecamatan Kelapa Gading
periode Januari Mei 2015 sebesar 27,1% kurang dari target >90%
2. Angka kesembuhan TB di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode
Januari - Mei 2015 sebesar 34,6% kurang dari target >85%
1948.
1949. Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab
akibat dari Ishikawa atau fishbone di dapatkan akar-akar masalah dari setiap program di
atas, seperti yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar
masalah setiap program, didapatkan

akar

penyebab masalah yang dominan serta

alternatif cara pemecahan masalah, yaitu:


1950.
1951.

5.1.1. Hasil penyebab masalah angka penemuan kasus baru (CDR) TB


Paru Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei
2015 sebesar 27,1% kurang dari target >90%

1952.

Akar penyebab masalah yang paling dominan yaitu :

1. Koordinasi lintas program dan sektoral yang kurang (Environment)


4. Tidak ada pelatihan khusus bagi petugas untuk penyampaian materi edukasi bagi
warga (Actuating)
5.

Pembagian dana tidak sesuai dan tidak transparan (Money).


1953.
1954.
1955.

79

5.1.2. Hasil penyebab masalah angka kesembuhan TB di Puskesmas seKecamatan Kelapa Gading

periode Januari Mei 2015 sebesar

34,6% kurang dari target >85%


1956.

Akar penyebab masalah yang paling dominan yaitu :

1. Memberi edukasi tentang bahayanya tidak mengontrol penyakit TB Menambah


jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas
2. Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien tentang pentingnya
pengobatan TB sampai tuntas
3. Pengkajian ulang pendistribusian dana oleh pemerintah
1957.
1958.
1959.

80

1960. 5.2

SARAN

1961.
1962.

Berdasarkan

permasalahan

program

kesehatan dasar tersebut

disarankan atau direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Kelapa


Gading sebagai berikut:
1963.
5.2.1.

Alternatif pemecahan masalah angka penemuan kasus baru (CDR) TB


Paru Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei
2015 sebesar 27,1% kurang dari target >90%
1. Memperbaiki koordinasi lintas program sektoral agar berjalan sesuai tujuan
program

a.

Mengadakan rapat dan pertemuan antar lintas sektoral membahas masalah TB.

b.

Menemukan pemecahan masalah lintas program tentang TB

c.

Evaluasi hasil kegiatan


1964.
2. Mengadakan pelatihan untuk petugas tentang penyampaian edukasi bagi
warga.
a. Melakukan pendataan tenaga kesehatan sesuai dengan keahlian yang
dibutuhkan
b. Melakukan pelatihan dengan narasumber yang berkompeten
1965.
3. Melakukan transparansi mengenai dana yang akan dibutuhkan.
a. Melakukan pendataan tenaga kesehatan sesuai dengan keahlian yang
dibutuhkan
b. Melakukan pelatihan dengan narasumber yang berkompeten
c. Membuat laporan keuangan secara jelas dan bertanggung jawab
d. Mensosialisasikan dana yang masuk dan keluar dari setiap program.
e. Diadakan pengauditan tentang keuangan tiap akhir tahun
1966.
1967. 5.2.2. Alternatif pemecahan masalah angka kesembuhan TB di Puskesmas
se-Kecamatan Kelapa Gading

periode Januari Mei 2015 sebesar 34,6%

kurang dari target 85%


1968.
81

1. Pengkajian ulang pendistribusian dana oleh pemerintah.


a. Menyusun jadwal rapat penyusunan proposal pengkajian anggaran dana
untuk program TB
b. Melaksanakan rapat penyusunan proposal untuk pengkajian anggaran
dana untuk program TB
2. Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien tentang pentingnya
pengobatan TB sampai tuntas
a.

Memberikan motivasi kepada pasien TB ketika control di puskesmas


3. Memberi edukasi tentang bahayanya tidak mengontrol penyakit TB
Menambah jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas
a. Melakukan pendataan pasien TB yang ada di puskesmas
b. Memberikan penyuluhan terhadap pasien TB
c. Melakukan evaluasi

1969.
1970.
1971.
1972.
1973.
1974.
1975.
1976.
1977.
1978.

82

1979.

DAFTAR
PUSTAKA
1980.

Puskesmas

Kecamatan Kelapa Gading. 2014. Profil Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading


Tahun 2014. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.
1981.
1982.

Puskesmas

Kecamatan Kelapa Gading. 2015. Laporan Bulanan Tuberkulosis Paru Periode


Januari-Mei 2015. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.
1983.
1984.

Puskesmas

Kecamatan Kelapa Gading. 2015. Laporan Bulanan ISPA Periode Januari-Mei


2015. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.
1985.
1986.

Puskesmas

Kecamatan Kelapa Gading .2015. Laporan Bulanan Diare Periode Januari-Mei


2014. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.
1987.
1988.

Trihono.

2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : Sagung Seto.


1989.
1990.

83

Anda mungkin juga menyukai